Anda di halaman 1dari 22

ARUS BOLAK-

BALIK KELOMPOK
1. ALIA RIZKY
2. NAURAH NAZIFAH
3. INDRI ANGGRAINI S
4. SILMI HIDAYATULLAH
Kompetensi dasar
• 3.5.Menganalisis rangkaian arus
bolak balik (AC) serta penerapannya
• 4.5.Mempresentasikan prinsip kerja
penerapan rangkaian arus bolak
balik (AC) dalam kehidupan sehari-
hari
Tujuan Pembelajaran

 Menjelaskan tentang arus dan tegangan bolak balik


dengan benar
 Menggambarkan grafik arus dengan benar
 Menggambarkan grafik tegangan bolak-balik dengan benar
 Menggambarkan diagram fasor arus bolak balik dengan
benar
 Menggambarkan diagram fasor tegangan bolak-balik
dengan benar
 Menerapkan persamaan arus dan tegangan bolak-balik
untuk menyelesaikan soal yang relevan dengan benar
Pengertian Arus dan Tegangan Bolak
Balik

 Arus dan tegangan bolak-balik yaitu arus dan tegangan listrik


yang arahnya selalu berubah-ubah secara kontinu/periodik
 Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik
 Generator arus bolak-balik terdiri dari sebuah kumparan
persegi panjang yang diputar dalam medan magnetik homogen
 Gaya gerak listrik yang dihasilkan oleh generator berubah
secara periodik menurut fungsi sinus atau cosinus
 GGL sinusoidal ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang
berputar dengan laju sudut tetap
Fase, Sudut Fase, dan Beda Fase

Beda potensial di antara dua titik pada


sumber gaya gerak listrik bolak balik disebut
dengan tegangan bolak balik yang
dilambangkan dengan V.
Karena itu, tegangan bolak balik (V) juga
berubah terhadap waktu dengan
persamaan:

V = Vm sin ωt

grafik sinusoidal dari tegangan


listrik bolak balik
Oleh karena itu, arus bolak balik yang
dihasilkan dapat dituliskan sebagai berikut:

I = Im sin ωt

Ket:
I = arus sesaat (A)
Im = arus maksimum (A)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
grafik sinusoidal dari arus
listrik bolak balik T = periode
Fase, Sudut Fase, dan Beda Fase

Kedua persamaan tegangan dan arus bolak balik, yaitu V = Vm


sin ωt dan I = Im sin ωt tidak mempunyai beda fase. Pada
umumnya, tegangan bolak balik dan arus bolak balik
mempunyai beda fase sebesar ϕ. Dalam hal ini, bila terdapat
beda fase antara tegangan dan arus, misalnya sebesar ϕ, maka
persamaan arus bolak balik itu dapat dinyatakan menjadi:
I = Im sin (ωt + ϕ)

Jika arus dan tegangan mempunyai beda fase ϕ = , maka arus


bolak balik dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Diagram Fasor

Diagram fasor digunakan untuk


Perhatikan diagram fasor
untuk arus bolak balik I=Im
memudahkan analisis arus dan tegangan
sin ωt berikut ini ! bolak balik.
Diagram fasor digambarkan dengan
anak panah seperti diagram vektor, dan
panjang anak panah tersebut menyatakan
nilai maksimum tegangan (Vm) atau arus
(Im).
Diagram fasor dapat diputar, dan sudut
putarannya menyatakan sudut fase (θ)
dari arus atau tegangan pada saat t dan
proyeksi fasor pada garis lurus yang
tegak lurus terhadap garis yang digunakn
Diagram fasor untuk arus untuk menetapkan sudut θ, dan
bolak balik menyatakan nilai sesaat I atau V.
Nilai Efektif Arus dan Tegangan Bolak-
Balik
 Untuk mengukur besarnya tegangan dan kuat arus listrik bolak balik
(AC = Alternating Current) digunakan nilai efektif.
Nilai efektif arus dan tegangan bolak balik yaitu nilai arus dan
tegangan bolak-balik yang setara dengan arus searah yang dalam
waktu yang sama jika mengalir dalam hambatan yang sama akan
menghasilkan kalor yang sama
Hubungan antara nilai efektif dan nilai maksimum dapat dinyatakan
dalam persamaan :

Keterangan:
Vef = tegangan efektif (volt)
Ief = kuat arus efektif (A)
Vm = tegangan maksimum (volt)
Im = kuat arus maksimum (A)
Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak-Balik

Pada dasarnya alat ukur lisrik arus bolak-balik tidak


menunjukkan nilai yang sesungguhnya, melainkan nilai
efektifnya.
Misalkan pada alat ukur amperemeter AC dan
voltmeter AC, dari hasil pembacaan pada skala alat
tersebut bukan merupakan nilai yang sesungguhnya,
akan tetapi merupakan nilai efektifnya.
untuk melihat nilai yang sesungguhnya, misalkan nilai
maksimumnya atau untuk mengetahui tegangan puncak
ke puncak yang sering disebut Vp-p dapat digunakan
alat ukur yang disebut dengan CRO yaitu singkatan dari
Cathoda Rays Osciloskop.
Pada layar CRO dapat terlihat
bentuk grafik dari arus atau tegangan
bolak-balik terhadap waktu.
Pada prinsipnya pada sebuah CRO
terdapat tombol pengatur vertikal
(penguat tegangan) yang sering
disebut Volt/Dive dan tombol
pengatur horizontal yang sering
Gambar osiloskop disebut sweeptime yang menyatakan
lamanya waktu sapuan ke arah
horizontal.
Rangkaian Resistif

Rangkaian Induktif

Rangkaian Kapasitif
Rangkaian Hambatan Murni

Gambar Rangkaian

Persamaan

V  Vm sin t
i  im sin t
Rangkaian Hambatan Induktif

Gambar Rangkaian
Persamaan

X L  .L  2f .L V  Vm sin t


i  im sin(t  12  )
di
  L
dt
Hambatan induktif XL mempunyai harga :
XL = hambatan induktif (Ohm)
Rangkaian Hambatan Kapasitif

Gambar Rangkaian
Persamaan

Q 1 1
V XC  
C .C 2f .C

Besar hambatan kapasitif XC : V  Vm sin t


i  im sin(t  12  )
Rangkaian RL Seri

Hambatan seri R dan XL dihubungkan dg teg. bolak-balik V.


Hukum Ohm I :
VR  iR VR = Tegangan pada R VL =
VLTegangan
 iX L pada XL
Besar tegangan total V ditulis secara vektor :
2 2
V  VR  VL

Hambatan R dan XL juga dijumlahkan secara vektor :


Z  R2  X L
2 Z = impedansi (Ohm)

Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah :


V V
i 
Z R2  X L
2
Rangkaian RC Seri

Hambatan seri R dan XC dihubungkan dg teg. AC


Hukum Ohm I :
VR  iR
VR = Tegangan pada R
VC  iX C
VC = Tegangan pada XC
Besar tegangan total V ditulis secara vektor :
2 2
V  VR  VC

Hambatan R dan XC juga dijumlahkan secara vektor :


2
Z  R2  X C Z = impedansi (Ohm)

Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah :


V V
i 
Z R2  X C
2
Rangkaian RLC Seri

Hambatan seri R, XL dan XC dihubungkan dg teg. AC.


Hukum Ohm I :
VR  iR VR = Tegangan pada R
VL  iX L VC = Tegangan pada XC
VC  iX C
VL = Tegangan pada XL
Besar tegangan total V
2
V  VR  (VL  VC ) 2

Hambatan total Z = R+ XL+ XC


Z  R 2  ( X L ZX=
C)
impedansi
2 (Ohm)
V V
i 
Z R 2  ( X L  X C )2
Kuat arus yg mengalir pada rangkaian
Rangkaian Resonansi

Jika dalam rangkaian RLC seri XL = XC maka

Z  R2  0  R

Arus efektif pada rangkaian akan mencapai harga terbesar yaitu pada
V
i
R
Dikatakan rangkaian dalam keadaan resonansi. Dalam hal ini berlaku
X L  XC
1
L 
C

Jadi frekuensi resonansinya adalah 1


f 
2 LC
• Hubungan antara harga maksimum dan efektif
i Vef = tegangan efektif (V)
ief  m

2 Vm = tegangan maksimum (V)


Vm ief = arus efektif (A)
Vef 
2 im = arus maksimum (A)

• Hubungan antara harga maksimum dan rata-rata


2im Vr = tegangan rata-rata (V)
ir 
 Vm = tegangan maksimum (V)
2V i = arus rata-rata (A)
Vr  m r
 im = arus maksimum (A)
Daya Arus Bolak-balik

Daya dalam arus searah dirumuskan P = V.i, dengan V dan i harganya selalu
tetap.
Tetapi untuk arus bolak-balik daya listriknya dinyatakan sebagai : perkalian antara
tegangan, kuat arus dan faktor daya.

P  Vi cos  atau P  i 2 Z cos 


Dengan :
P = daya listrik bolak-balik (Watt)
V = tegangan efektif (V)
i = kuat arus efektif (A)
Z = impedansi rangkaian (Ohm)
Cos θ = faktor daya = cos  
R
Z

Anda mungkin juga menyukai