+ + +
=
t
ek
I
Sin I Sin I Sin I Sin I
Sin
4 4 3 3 2 2 1 1
+ + +
=
4) Rugi tegangan total:
AVt = It ( RCG. Cos ek + XCG. Sin ek )
15
1) Beban Simetris.
Digunakan perhitungan pendekatan per fasa, sebagai berikut:
Arus dan tegangan dinyatakan per fasa.
Rumus untuk menghitung daya satu fasa:
P = V.I. Cos (Watt)
dimana:
P = daya per fasa (Watt)
V = tegangan per fasa (Volt)
I = arus saluran (Ampere)
Cos = faktor daya beban
Untuk mendapatkan daya tiga fasa, hasil perhitungan satu fasa dikalikan tiga.
Rumus untuk menghitung daya tiga fasa (simetri):
dimana:
P = daya tiga fasa (Watt)
Vf-f = tegangan antara fasa dengan fasa
I = arus saluran (Ampere)
Cos = faktor daya beban,
P = \3 . V
f-f
. I . Cos (Watt)
16
dimana:
P = daya tiga fasa (Watt)
Vf-N = tegangan antara fasa dengan Netral (Volt)
I = arus saluran (Ampere)
Cos = faktor daya beban
P = 3 . V
f-N
. I . Cos (Watt)
atau gunakan rumus:
Perhitungan menggunakan pendekatan masing-masing fasa.
Untuk mendapatkan daya tiga fasa, jumlahkan daya dari masing-masing
fasa.
2) Beban Tidak Simetris
Suatu saluran distribusi AC satu fasa, panjangnya 500m mempunyai
impedansi saluran (0,02 + j 0,04) O dan disuplai dari satu titik ujungnya
bertegangan 250 V. Pembebanannya diatur sebagai berikut:
Arus beban 50 amp, 200m dari ujung titik suplai, p.f. beban = 1; Arus beban
100 amp, p.f. = 0,8 lagging, 300m dari titik ujung suplai; arus beban 50 amp,
p.f. = 0,6 lagging, pada titik ujung akhir.
Tentukan besarnya rugi tegangan total dan besar tegangan di titik ujung
akhir.
Penyelesaian:
Contoh Soal 2-1:
17
Mengikuti ketiga kriteria tersebut, untuk menyelesaikan soal ini dapat
dilakukan berdasarkan 3 cara pula:
I1 = 50 ( 1 j 0 ) = 50 Ampere
I2 = 100 (0,8 j 0,6) = (80 j 60) Ampere
I3 = 50 (0,6 j 0,8) = (30 j 40) Ampere
Cara (a):
IAD = 50 + 80 j60) + 30 j40)
= (160 j100) Ampere
Selanjutnya arus pada seksi saluran DC:
IDC = 80 j60 + 30 j40 = (110 - j100) Ampere.
Impedansi saluran DC = (0,004 + j0,008) ohm.
Rugi tegangan pada saluran DC ,
AVDC = (110 j100) (0,004 + j0,008) = (1,24 + j0,48) Volt.
Impedansi saluran AD = (0,02 + j0,04)
= (0,008 + j0,016) Ohm.
Rugi tegangan pada saluran AD:
AVAD = (160 - j100) x (0,008 + j0,016) = (2,88 + j1,76) Volt
|
.
|
\
|
500
200
Berikutnya arus di saluran CB = 50(0,6 j0,8) = (30 j40) A.
Impedansi saluran CB = (0,008 + j0,016) ohm.
Rugi tegangan di saluran CB,
AVCB = (30 j40) (0,008 + j0,016) = (0,88 + j0,016) Volt.
18
Total rugi tegangan sepanjang saluran AB,
= (2,88 + j 1,76) + (1,24 + j0,48) + (0,88 + j0,16)
= (5 + j2,4) Volt.
A 200m D 100m C 200m B
50A 100A 50A
p.f. = 1 p.f. = 0,8 lag. p.f. = 0,6 lag.
Gambar 2-11. Sistem distribusi satu fasa dengan Cos berbeda
160 - j100 110 - j100 30 - j40
Cara (b):
Tegangan pada titik ujung (terjauh),
= (250+j0) (5 + j2,4)
= (245 j2,4) Volt = ~ 245 Volt.
2 2
4 , 2 245 +
Arus komponen aktif:
50 x 1 = 50 Amp
100 x 0,8 = 80 Amp
50 x 0,6 = 30 Amp
(Lihat gambar 2-12a)
0,02
0,012
0,008
A D C B
50A 80A 30A
(a)
Rugi tegangan oleh arus komponen aktif :
= 50 x 0, 008 + 80 x 0,012 + 30 x 0,02 = 1,96 Volt.
Rugi tegangan pada komponen reaktif
= 60 x 0,024 + 40 x 0,04 = 3,04 Volt.
Total rugi tegangan yang terjadi = 1,96 + 3,04 = 5 Volt.
Tegangan di titik B = 250 5 = 245 Volt. 19
Pada cara ini, arus-arus beban yang ada dipisahkan dalam kelompok
komponen aktif dan reaktif:
Gambar 2-12 Sistem Distribusi dengan Pengelompokan Jenis Beban
Arus komponen reaktif:
50 x 0 = 0
100 x 0,6 = 60 Amp
50 x 0,8 = 40 Amp
(Lihat gambar 2-12b)
0,04
0,024
A C B
60A 40A
(b)
20
Diperoleh: Cos ekivalen = 0,8
Sin ekivalen = 0,6
Rugi tegangan yang terjadi = 200 (0,013x0,8 + 0,026x0,6) = 5,08 Volt.
Tegangan pada titik ujung, VB = 250 - 5,08 = 244,92 ~ 245 Volt
Cara (c):
Cara ini menggunakan teori pusat grafitasi (centre of grafity), yaitu mencari jarak
pusat grafitasi beban terhadap titik catu daya (feeding end).
Letak pusat grafitasi beban,
Besar resistansi sampai pada CG, RCG = 325x0,02 / 500 = 0,013 ohm.
Besar reaktansi sampai pada CG, XCG = 325 x 0,04 / 500 = 0,026 ohm.
Besar faktor daya ekivalen, Cos ek = = 0,8
200
6 , 0 50 8 , 0 100 1 50 x x x + +
LCG = = 325 m.
200
500 50 300 100 200 50 x x x + +
Contoh Soal 2-2:
Sistem distribusi tiga fasa tiga kawat 240 Volt, sisi sekundernya dibebani simetri
seperti terlihat pada gambar 2-13, tentukan: a) Rugi tegangan, pengaturan
tegangan pada salah satu fasanya dengan menggunakan rumus metode
pendekatan (CG), (b) Daya aktif per fasa pada masing-masing beban, (c)
Daya reaktif per fasa pada masing-masing beban, (d) kVA output dan faktor
daya beban pada sisi trafo distribusinya.
Penyelesaian:
(a) Dengan menggunakan rumus pendekatan, rugi tegangan:
AV = I(R cos + X Sin )
Rugi tegangan oleh masing-masing arus beban pada saluran adalah:
AVOA = 30(0,05 x 1.0 + 0,01 x 0) = 1,5 Volt
AVOB = 20(0,15 x 0.5 + 0,03 x 0,866) = 2,02 Volt
AVOC = 50(0,20 x 0.9 + 0,08 x 0,436) = 10,477 Volt
Total rugi tegangan adalah:
E AV = AVOA + AVOB + AVOC
= 1,5 + 2,092 + 10,744 = 14,264 Volt
O 0,05 + j 0,01O/| A 0,1 + j 0,02O/| B 0,05 + j 0,05O/| C
TD
30 A 20 A 50 A
cos = 1 cos = 0,5 cos = 0,9
lagging lagging
Gambar 2-13. Diagram garis tunggal sistem tiga fasa, soal 2-2
(b) Daya aktif per fasa pada masing-masing beban dapat dihitung dengan
rumus: P = V. I. Cos
Dengan menggunakan metode pendekatan di atas, dan menganggap
tegangan pada masing-masing titik beban adalah sama, maka:
PA = 240 x 30 x 1,0 = 7,2 kWatt
PB = 240 x 20 x 0,5 = 2,4 kWatt
PC = 240 x 50 x 0,9 = 10,8 kWatt
21
Total daya aktif per fasa adalah:
E P = PA + PB + PC
= 7,2 + 2,4 + 10,8
= 20,4 kWatt
(d) KVA output dan faktor daya beban pada sisi trafo distribusinya.
S = (P
2
+ Q
2
)
1/2
= ( 20,42 + 9,3892)
= 22,457 kVA/fasa
Total KVA out put = 3 x 22,457 = 67,37 kVA
Dengan demikian Cos pada sisi trafo distribusinya adalah:
(c) Daya reaktif per fasa pada masing-masing beban dapat dihitung dengan rumus:
Q = V. I. Sin
Dengan menggunakan metode pendekatan di atas, dan menganggap
tegangan pada masing-masing titik beban adalah sama, maka:
QA = 240 x 30 x 0 = 0 kVAR
QB = 240 x 20 x 0,866 = 4,156 kVAR
QC = 240 x 50 x 0,436 = 5,232 kVAR
Total daya reaktif per fasa adalah:
E Q = QA + QB + QC
= 0 + 4,156 + 5,232
= 9,389 kVAR
lagging
kVA
kW
S
P
Cos 908 , 0
457 , 22
4 , 20
= = =
22
Contoh-contoh diatas adalah perhitungan untuk rangkaian radial dan berikut
ini adalah contoh-contoh soal untuk rangkaian (jaringan) berbentuk ring.
Untuk menyelesaikan soal ini, digunakan Teorema Thevenin. Misalkan pertama-
tama saluran BC tidak ada (dilepas, perhatikan gambar 2-14b):
Contoh Soal 2-3:
Sistem distribusi AC satu fasa, susunan saluran berbentuk ring ABC,
disuplai di titik A. Arus beban di B = 20 A, Cos = 0,8 lagging, dan arus beban di
C = 15 A, Cos = 0,6 lagging dengan referensi terhadap tegangan di A.
Impedansi total masing-masing saluran adalah: AB = (1 + j1), BC = (1 + j2) dan
CA = (1 + j3) Ohm. Tentukan: arus beban total di A, dan arus pada tiap-tiap seksi
saluran.
Penyelesaian:
Arus pada saluran AB = 20 (0,8 j0,6) = (16 j12) A.
Arus pada saluran AC = 15 (0,6 j0,8) = ( 9 j12) A.
Rugi tegangan pada AB = (16 j12).(1 + j1) = (28 + j4) volt.
Rugi tegangan pada AC = (9 j12).(1 + j3) = (45 + j15) volt.
23
(a) ( b)
Gambar 2-14. Sistem Distribusi Loop
A A
(1+j1) (1+j3) (1+j1) (1+j3)
B (1+j2) C B C
20A, pf = 0,8 15A, pf = 0,6 20A, pf = 0,8 15A, pf = 0,6
Ternyata tegangan di C lebih rendah daripada tegangan di B (karena rugi
tegangan lebih besar).
Perbedaan tegangan antara B dan C :
VBC = (45 + j15) (28 + j4) = (17 + j11) volt.
Impedansi jaringan diukur dari B dan C (sumber dimatikan),
Zinput = (1+ j1) + (1 + j3) = ( 2 + j4) ohm.
Rangkaian sumber dengan penyulang BC dalam bentuk ekivalen Thevenin dapat
dilihat pada gambar 2-15.
24
Arus pada BC = __(17+j11)___
(2 + j4)+(1 + j2)
= (2,6 j1,53)
= 3,01 Z- 30Ampere
Setelah bagian BC disambung lagi:
Arus pada AB = (16 j12) + (2,6 j1,53)
= 18,6 j13,53 = 23Z-36 Ampere
Arus pada AC = (9j12) (2,6j1,53)
= 6,4 j10,47 = 12,27Z- 65 A.
Arus total yang disalurkan dari A
= ( 18,6 j13,53) + (6,4 j10,47)
= 25 j24 = 34,6Z-43,8
~
(2+j4)O
(17+j11)V
B
C
Gambar 2-15.
Rangkaian Ekivalen
Thevenin
Penyelesaian:
Dalam bentuk diagram garis tunggal, sistem distribusi ring tersebut
digambarkan sebagai berikut:
Contoh Soal 2-4:
Sebuah jaringan distribusi ring, ABCD, 3 fasa, disuplai dari titik A dengan
pembebanan simetris, masing-masing di titik B = 50 amp, cos 0,8 lagging, di
titik C = 120 amp cos = 1, dan di D = 70 amp cos = 0,866 lagging, dengan
referensi tegangan di titik A. Impedansi per fasa dari masing-masing saluran
adalah: Seksi saluran AB = (1 + j0,6) ohm; Seksi saluran BC = (1,2 + j0,9) ohm;
Seksi saluran CD = (0,8 + j0,5) ohm; Seksi saluran DA = (3 + j2) ohm. Tentukan:
Besar arus pada tiap-tiap seksi saluran.
50A, pf = 0,8
B
(1+j0,6) (1,2+j0,9)
C 120A, pf = 1
A
(3+j2)
D (0,8 + j0,5)
70A, Pf = 0,866
Gambar 2-16. Sistem Distribusi Lup
25
Selanjutnya: Arus pada AB = (139,14 j42,8) Ampere.
Arus pada BC = (139,14 40) + j(-42,8 + 30)
= (99,14 j12,8) Ampere.
Arus pada CD = (139,14 160) + j(-42,8 + 30)
= (- 20,3 j12,8) Ampere.
Arus pada DA = (139,14 220,6) + j(-42,8 + 65)
= (- 80,9 + j22,2) Ampere.
Misalkan arus pada saluran AB = (x + jy) Ampere.
Arus pada seksi saluran BC = (x + jy) 50(0,8 j0,6)
= (x 40) + j(y + 30) Amp.
Arus pada seksi saluran CD = (x 40) + j(y + 30) (120 + j0)
= (x 160) + j(y + 30) A.
Arus pada seksi saluran DA = (x 160) + j(y + 30) 70(0,866 j0,5)
= (x 220,6) + j(y + 65) A.
26
Aplikasikan hukum Kirchoff untuk rangkaian tertutup ABCDA, diperoleh:
(1 + j0,6)(x + jy) + (1,2 + j0,9){(x 40) + j(y + 30)} + (0,8 + j0,5){(x 160) +
j(y + 30)} + (3 + j2) {(x 220,61 + j(y + 65)} = 0
atau: (6x 4y 1009,8) + j(4x + 6y 302,2) = 0.
Bila bilangan nyata (=komponen aktif) dan bilangan imaginer
(komponen reaktif) pada persamaan tersebut dipisahkan dan dibuat
sama dengan nol, maka:
6x 4y 1009,8 = 0 Dari persamaan ini diperoleh:
4x + 6y 302,2 = 0 X = 139,14, dan Y = - 42,8
1. Sistem distribusi AC satu fasa dua kawat panjang salurannya 400m. Impedansi total(loop
impedance) Z = (0,02 + j0,05)O. Pada ujung saluran dibebani motor 20 Ampere, cos =
0,70. Di tengah saluran dibebani pompa 10 Ampere, cos = 0,80. Jika tegangan di ujung
saluran minimal 220 Volt, tentukanlah: a). Besar tegangan yang harus dicatu pada
sumber? b). Sudut fasa antara tegangan sumber dan tegangan beban. c) Gambar vektor
arus dan tegangan pada sumber.
2. Sistem distribusi ring satu fasa XYZ disuplai dari titik X. Beban di titik Y dan Z 20 A cos =
0,80 mengikut dan 15 Ampere cos = 0,60 mengikut, kedua faktor daya direferensikan
pada titik X. Impedansi XY = (1 + j 1) Ohm, YZ = (1 + j 2) Ohm, dan ZX = (1 + j 3) Ohm.
Hitung arus yang dikeluarkan oleh sumber X dan arus pada masing-masing cabang
saluran. Jawab: ( 34,6 Z- 43,8
o
; XY= 23,1 Z- 32
o
; XZ=13,1 Z- 60,8
o
; YZ=3,01 Z- 30,5
o
).
3. Sistem distribusi tiga fasa mensuplai tegangan di titik A 11 kV fasa-fasa. Beban
simetri(seimbang) 50 Ampere per fasa cos = 0,80 mengikut dan 70 Ampere per fasa cos
= 0,90 mengikut ditempatkan di titik B dan C. Impedansi dari sumber AB = (5 + j 9,0)
Ohm, BC = (6 + j10,0) Ohm, dan CA = (4 + j8,0) Ohm. Hitung tegangan di titik B, di titik C
dan arus pada masing-masing cabang saluran, faktor daya direferensikan pada titik A.
4. Jaringan distribusi AC 3 fasa 20 KV berbentuk ring ABCDEF di catu daya di titik A, dan
distribusi bebannya seperti berikut: di B=75 Amp, pf=0,8 lagging; di C=175 Amp, pf=1; di
D=250 Amp, pf=0,866 lagging; di E=60 Amp, pf=1; dan di F=350 Amp, pf=0,8 lagging
dengan referensi tegangan di A. Beban 3 fasa dianggap simetris. Impedansi saluran per
fasa tiap seksi saluran diketahui: AB = (1 + j0,6) Ohm; BC = (1,2 + j0,7) Ohm; CD = (1 +
j0,6) Ohm; DE = (0,3 + j0,5) Ohm; EF = (1 + j1) Ohm dan FA = (1 + j0,5) Ohm. Tentukan: a)
Besarnya arus tiap seksi saluran. b) Efisiensi total dari sistem ini
Latihan 2-1
27