DISUSUN OLEH:
SYAIFUL BAKHRI, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D.
iv
PERTEMUAN 1:
KONSEP DASAR ANALISA SISTEM TENAGA
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah analisa sistem tenaga membahas tentang konsep-konsep dasar
sistem energi listrik, Model sistem, Diagram segaris, Diagram impedansi,
Diagram reaktans, Matrik jaringan, Satuan p.u. (per unit) dan
implementasinya, Pengaturan aliran beban (iterasi Gauss-Jacobi, Gauss-
Seidel, Newthon-Raphson), Pengenalan komputer dalam perhitungan
aliran beban, Komponen simetris dan analisa gangguan (gangguan 3 fasa
ketanah, satu fase ketanah, dua fasa ketanah, antar fasa), Pengiriman
ekonomis (tanpa rugi-rugi saluran dan batasan pembangkitan, tanpa rugi-
rugi pembangkitan dengan batasan pembangkitan, pemerhitungkan rugi-
rugi saluran, distribusi beban antar pembangkit), Kestabilan sistem energi
listrik (dinamika rotor dan persamaan ayunan, persamaan sudut daya,
stabilisasi keadaan tunak dan transien).
B. Rumusan Pencapaian
Pada pertemuan 1 dijelaskan mengenai konsep-konsep dasar dalam analisa
sistem tenaga, diharapkan mahasiswa/i mampu:
1) Membedakan konsep sistem 1-fasa dan 3-fasa
2) Membedakan sistem pengasutan 3-fasa dan Y.
C. Pembahasan
Materi konsep dasar analisa sistem tenaga disampaikan dengan cakupan dan
urutan sebagai berikut:
1) Perbedaan Antara Sistem 1-Fasa dan 3-Fasa
2) Perbedaan Sistem Pengasutan 3-Fasa Y dan ∆
D. Petunjuk Pembelajaran
Untuk dapat memahami materi tentang konsep dasar analisa sistem tenaga
dengan efesien, maka diperlukan langkah pembelajaran berikut.
1) Cermati dengan seksama materi yang disajikan dalam bahan ajar pertemuan
5
1.
2) Diskusikan bersama teman sejawat dalam menyelesaikan masalah yang
disajikan.
3) Selesaikan latihan soal.
6
Besar arus sesaat:
I(t) = Im sin t
Bila kumparan berputar 90 atau =t=90, maka sin t = 1 dan GGL adalah
maksimum. Berdasarkan rumus V(t) = Vm sin t, berikut perubahan besaran V
akibat perubahan/putaran sudut kumparan:
Saat t = 0 sin 0 = 0 GGL nol.
Saat t = /2 = 90 sin 90 = 1 GGL maksimum.
Saat t = = 180 sin 180 = 0 GGL nol.
Saat t = 3/2 = 270 sin 270 = 1 GGL minimum.
Saat t = 2 = 360 sin 360 = 0 GGL nol.
Sehingga jika dibentuk gelombangnya, akan didapat bentuk gelombang
sinusoidal.
Fasa dari listrik arus bolak-balik artinya pergeseran periode waktu arus
bolak- balik dari posisi baris nol.
Gambar 1.3 Tiga Kumparan yang Ditempatkan Sejauh Sudut Listrik dan
Tiga kumparan dapat ditempatkan pada medan yang sama, dan dengan
7
kecepatan sudut yang sama. Namun pada sudut fasa yang berbeda. Besar
tegangan induksi (GGL) ketiganya sama. Tetapi harga nol, maksimum, dan
minimum masing-masing kumparan tidak dacapai dalam waktu bersamaan.
Itu berarti beda fasa antara kumparan 1 dan kumparan 2 adalah sebesar ;
beda fasa antara kumparan 2 dan kumparan 3 adalah sebesar ; dan beda
fasa antara kumparan 1 dan kumparan 3 adalah (+).
Besarnya tegangan sesaat:
V1 = Vm sin t
V2 = Vm sin (t-)
V3 = Vm sin (t-(+))
Beda fasa dalam rangkaian listrik dikenal dengan istilah Lag atau Lead.
Lag artinya harga maksimum atau nol yang dicapai satu siklus lebih lambat
atau ketinggalan dari siklus lainnya. Lead artinya harga maksimum atau
nol yang dicapai satu siklus lebih cepat atau mendahului dari siklus
lainnya.
Secara umum pembangkit, transmisi, dan distribusi daya dari tenaga listrik
menggunakan sistem berbasis 3-fasa. Sebuah sumber 3-fasa adalah sumber
yang mempunyai tiga tegangan yang sama, tetapi berbeda fasa 120
terhadap satu sama lain.
Tiga kumparan yang tersebar secara sama di sekitar lingkaran rotor, dan
terpisah satu sama lain sejauh 120, maka ketiga kumparan tersebut
membentuk sistem 3-fasa. Jika masing-masing fasa dinamai fasa A, fasa B,
dan fasa C, maka tegangan fasa yang mencapai tegangan maksimum
8
terlebih dahulu adalah fasa A, kemudian tegangan fasa B, dan terakhir
tegangan fasa A, jika menyangkut arusnya, maka dinamai arus fasa.
9
Gambar 1.6 Diagram Fasor Tegangan Hubung Y
C. Soal Latihan/Tugas
D. Rangkuman
Beda fasa dalam rangkaian listrik dikenal dengan istilah Lag atau Lead.
Lag artinya harga maksimum atau nol yang dicapai satu siklus lebih lambat
atau ketinggalan dari siklus lainnya. Lead artinya harga maksimum atau
nol yang dicapai satu siklus lebih cepat atau mendahului dari siklus
lainnya.
Tiga kumparan yang tersebar secara sama di sekitar lingkaran rotor, dan
terpisah satu sama lain sejauh 120, maka ketiga kumparan tersebut
membentuk sistem 3-fasa.
Hubungan Y
Hubung
III. PENUTUP
A. Daftar Pustaka
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Kelima, PT Gramedia
Pustaka Utama, 1995.
Djoko Santoso, M.Pd, H; Rahmadi Heru Setianto, Mma, Pd, Teori Dasar
Rangkaian Listrik, Cetakan Kedua, Laksbang Mediata, 2009.
12
B. Kunci Jawaban
1.
Vca = 208‚0° V Vcn = 120‚-30° V Ic = Vcn/Z = 12‚-15°
Vbc = 208‚120° V Vbn = 120‚ 90° V Ib =Vbn/Z = 12‚105°
Vab = 208‚240° V Van = 120‚210° V Ia =Van/Z = 12‚225°
2.
Vbc = 416‚90° V ==> Tegangan fasa = 416/√3 = 240 V
Vcn = 240‚-60° ==> Icn =(240‚-60° )/( 10‚- 30°) = 24‚- 90° A
13
PERTEMUAN 2:
KONSEP DASAR ANALISA SISTEM TENAGA LANJUTAN
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah analisa sistem tenaga membahas tentang konsep-konsep dasar
sistem energi listrik, Model sistem, Diagram segaris, Diagram impedansi,
Diagram reaktans, Matrik jaringan, Satuan p.u. (per unit) dan
implementasinya, Pengaturan aliran beban (iterasi Gauss-Jacobi, Gauss-
Seidel, Newthon-Raphson), Pengenalan komputer dalam perhitungan
aliran beban, Komponen simetris dan analisa gangguan (gangguan 3 fasa
ketanah, satu fase ketanah, dua fasa ketanah, antar fasa), Pengiriman
ekonomis (tanpa rugi-rugi saluran dan batasan pembangkitan, tanpa rugi-
rugi pembangkitan dengan batasan pembangkitan, pemerhitungkan rugi-
rugi saluran, distribusi beban antar pembangkit), Kestabilan sistem energi
listrik (dinamika rotor dan persamaan ayunan, persamaan sudut daya,
stabilisasi keadaan tunak dan transien).
B. Rumusan Pencapaian
Pada pertemuan 2 dijelaskan mengenai konsep-konsep dasar dalam analisa
sistem tenaga, diharapkan mahasiswa/i mampu:
1) Membedakan S, P dan Q.
2) Membedakan Sistem Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi pada
Sistem Penyaluran Tenaga Listrik.
C. Pembahasan
Materi konsep dasar analisa sistem tenaga disampaikan dengan cakupan
dan urutan sebagai berikut:
1) Daya Semu (S), Daya Aktif (P), Daya Reaktif (Q).
2) Sistem Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi Tenaga Listrik.
D. Petunjuk Pembelajaran
Untuk dapat memahami materi tentang konsep dasar analisa sistem tenaga
14
dengan efesien, maka diperlukan langkah pembelajaran berikut.
1) Cermati dengan seksama materi yang disajikan dalam bahan ajar
pertemuan 2.
2) Diskusikan bersama teman sejawat dalam menyelesaikan masalah yang
disajikan.
3) Selesaikan latihan soal.
Daya listrik rata-rata bukan fungsi rms dari arus dan tegangan saja, tetapi
ada unsur perbedaan sudut fasa arus dan tegangan. Jika arus dan tegangan
sefasa dan = 0, maka persamaan daya menjadi:
P = V I cos = V I cos 0 = V I (Watt)
Untuk:
= 60 P = V I cos 60 = 0.3 V I (W)
= 90 P = V I cos 90 = 0 (W)
Arus yang mengalir pada sebuah tahanan, akan menimbulkan tegangan
pada tahanan tersebut sebesar:
Sehingga:
V r = Ir R
P = Vr Im cos
Karena tidak adanya beda fasa antara arus dan tegangan pada tahanan R,
maka sudut = 0, sehingga:
P=VI
Untuk induktor dan kapasitor, arus yang mengalir pada elemen-elemen ini
masing-masing akan tertinggal dan mendahului sebesar 90 terhadap
tegangan:
VL = IL jL
VC = IC [-j/(C)]
Dimana VL, VC, IL, IC adalah besaran-besaran fasor. Daya rata-rata elemen
ini adalah nol.
Tegangan dikalikan dengan arus disebut Daya Semu, S. Daya Nyata P
dibagi Daya Semu S disebut Faktor Daya, untuk arus dan tegangan
15
sinusoid:
Faktor Daya = Power Factor = P/S = (V I cos )/(V I) = cos = cos phi
dinamakan sudut faktor daya. Sudut ini menentukan kondisi
mendahuluinya atau tertinggalnya arus terhadap tegangan.
Bila sebuah beban diberi tegangan, impedansi dari beban tersebut akan
menentukan besar arus dan sudut fasa yang mengalir pada beban tersebut.
Faktor daya merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu beban.
Misalnya: faktor daya beban pertama = 1 dan faktor daya beban kedua =
0.5, mka beban kedua akan membutuhkan 2 kali besar arus beban pertma.
Untuk efisiensi dan operasi, diusahakan faktordaya mendekati satu.
Persamaan bilangan kompleks daya adalah:
S = Va Ia* (VA)
Dimana:
S = bilangan daya
kompleks Va dan Ia =
besaran fasor
Ia = konjugasi kompleks dari Ia
Jika Va dan Ia dinyatakan
sebagai: Va = V 1
Ia = V 2
Persamaan S menjadi:
S = V I (1 - 2) + jVI sin (1 - 2)
1 - 2 adalah sudut yang menyatakan besarnya sudut tegangan yang
mendahului arus. Bilangan nyata dari bilangan kompleks S didefinisikan
sebagai daya rata-rata. Oleh karena itu, daya rata-rata ini sering disebut
Daya Nyata P atau cukup disebut Daya.
16
daya reaktif negatif terdapat pula pada sebuah kapasitor.
Salah satu cara paling ekonomis, mudah, dan aman untuk mengirimkan
energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit,
sumberdaya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan
batubara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi energi listrik.
Generator sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros
turbin menjadi energi listrik tiga fasa.
17
mencakup:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
4. Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD)
5. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
6. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
18
Gambar 2.2 Contoh Saluran Transmisi dan Distribusi Contoh
soal 1:
Penyelesaian:
solusi dari kedua wattmeter adalah:
W1=VLIL cos (30+) dan W2=VLIL cos (30-)
untuk kasus dimana faktor daya 1, maka =0, sehingga:
W1=W2=VLIL cos 30=400V x 20A x 0.6866=6928W
jika faktor daya 0.5 (lagging), maka =60, sehingga:
W1=VLIL cos (30+60)=0
Dan
W2=VLIL cos (30 - 60)=6928W
untuk kasus dimana faktor daya 0, maka =90, sehingga:
W1=VLIL cos (120)= -4000W
W2=VLIL cos (-60)= 4000W
jika pembacaan dari wattmeter masing-masing adalah:
W1=1kW dan W2=2kW
maka jumlah daya yang tertarik =2kW – 1kW=1kW
dan
=(W1-W2)/(W1+W2)=1/3
cos = 0.949
Contoh soal 2:
Sistem 3-fasa 400V (antar kawat) 50Hz, mensuplai daya untuk beban yang
19
seimbang dengan besarnya tahanan dan reaktansi berturut-turut 0Ω dan
6Ω. Hitung daya keseluruhan yang disuplai dan faktor daya dari arus yang
ditarik dari sumber.
Penyelesaian:
Pada keadaan seimbang, tegangan fasa dari beban sama dengan: VLL/√3
Oleh karena itu, tegangan per fasa:
400V√3 = 231V
Arus per fasa:
VLN/Zper fasa = Vper fasa/Zper fasa
Zper fasa = 8 + j6 Ω = 10Ω
Iper fasa = 231V/10 Ω = 23.1A
Maka besarnya arus dari tiap saluran 23.1A. Daya yang ditarik oleh beban:
√3 VLIL cos cos = 8/10 = 0.8
Daya total = √3 x 400V x 23.1A x 0.8 = 12800W = 12.8kW
C. Soal Latihan/Tugas
a. Daya aktif,
b. Daya semu,
D. Rangkuman
Daya listrik rata-rata bukan fungsi rms dari arus dan tegangan saja, tetapi
ada unsur perbedaan sudut fasa arus dan tegangan. Jika arus dan tegangan
sefasa dan = 0, maka persamaan daya menjadi:
P = V I cos = V I cos 0 = V I (Watt)
Untuk:
= 60 P = V I cos 60 = 0.3 V I (W)
= 90 P = V I cos 90 = 0 (W)
Arus yang mengalir pada sebuah tahanan, akan menimbulkan tegangan
20
pada tahanan tersebut sebesar:
Sehingga:
Vr = Ir R
P = Vr Im cos
Karena tidak adanya beda fasa antara arus dan tegangan pada tahanan R,
maka sudut = 0, sehingga:
P=VI
Untuk induktor dan kapasitor, arus yang mengalir pada elemen-elemen ini
masing-masing akan tertinggal dan mendahului sebesar 90 terhadap
tegangan:
VL = IL jL VC = IC [-j/(C)]
Dimana VL, VC, IL, IC adalah besaran-besaran fasor. Daya rata-rata elemen
ini adalah nol.
Tegangan dikalikan dengan arus disebut Daya Semu, S. Daya Nyata P
dibagi Daya Semu S disebut Faktor Daya, untuk arus dan tegangan
sinusoid:
Faktor Daya = Power Factor = P/S = (V I cos )/(V I) = cos = cos phi
dinamakan sudut faktor daya. Sudut ini menentukan kondisi
mendahuluinya atau tertinggalnya arus terhadap tegangan.
III. PENUTUP
A. Daftar Pustaka
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Kelima, PT Gramedia
Pustaka Utama, 1995.
B. Kunci Jawaban
Diketahui :
V = 500 V
I = 10 A
cos α = cos φ = 0,83
sin φ = 0,56
Ditanya :
P=?
S=?
Q=?
21
Jawab :
Daya aktif :
Daya semu :
Daya reaktif :
22
PERTEMUAN 3:
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Matakuliah
Mata kuliah analisa sistem tenaga membahas tentang konsep-konsep dasar
sistem energi listrik, Model sistem, Diagram segaris, Diagram impedansi,
Diagram reaktans, Matrik jaringan, Satuan p.u. (per unit) dan
implementasinya, Pengaturan aliran beban (iterasi Gauss-Jacobi, Gauss-
Seidel, Newthon-Raphson), Pengenalan komputer dalam perhitungan
aliran beban, Komponen simetris dan analisa gangguan (gangguan 3 fasa
ketanah, satu fase ketanah, dua fasa ketanah, antar fasa), Pengiriman
ekonomis (tanpa rugi-rugi saluran dan batasan pembangkitan, tanpa rugi-
rugi pembangkitan dengan batasan pembangkitan, pemerhitungkan rugi-
rugi saluran, distribusi beban antar pembangkit), Kestabilan sistem energi
listrik (dinamika rotor dan persamaan ayunan, persamaan sudut daya,
stabilisasi keadaan tunak dan transien).
B. Rumusan Pencapaian
Pada pertemuan 3 dijelaskan mengenai konsep-konsep dasar dalam analisa
sistem tenaga, diharapkan mahasiswa/i mampu memahami saluran
transmisi, induktansi saluran, kapasitansi saluran dan tahanan saluran.
C. Pembahasan
Materi karakteristik saluran transmisi disampaikan dengan cakupan dan
urutan sebagai berikut:
1) Saluran Transmisi.
2) Induktansi Saluran.
3) Kapasitansi Saluran.
4) Tahanan Saluran.
D. Petunjuk Pembelajaran
Untuk dapat memahami materi tentang karakteristik saluran transmisi
23
dengan efesien, maka diperlukan langkah pembelajaran berikut.
1) Cermati dengan seksama materi yang disajikan dalam bahan ajar
pertemuan 2.
2) Diskusikan bersama teman sejawat dalam menyelesaikan masalah yang
disajikan.
3) Selesaikan latihan soal.
Meskipun saluran bawah tanah lebih aman dan sesuai dengan persyaratan
estetika, namun biaya pembangunannya jauh lebih mahal dibandingkan
dengan saluran udara, di samping itu bila terjadi gangguan hubung singkat
dan lain sebagainya, perbaikannya juga lebih sulit dilakukan. Energi listrik
bolak balik dapat disalurkan dengan cara-cara 1-fasa, 3-fasa 3-kawat, dan
3-fasa 4- kawat.
25
sederhana, efisiensi tinggi (karena cos phi = 1) serta tidal ada masalah
stabilitas, namun persoalan ekonominya masih perlu diperhitungkan.
Mahalnya sistem saluran arus searah terutama disebabkan karena pada
sistem ini diperlukan biaya peralatan pengubah arus konverter yang cukup
tinggi.
B. Induktansi Saluran
Garis- garis fluks untuk cincin kecil dengan lebar dx pada radius x,
26
untuk suatu unit panjang konduktor tertentu adalah:
Fluks total:
27
Jadi fluks linkage untuk masing-masing konduktor dapat dituliskan:
C. Kapasitansi Saluran
Bila pada dua konduktor yang terpisah oleh jarak tertentu, dialirkan arus
listrik, maka akan terbentuk fluks elektrostatik dan dua konduktor tersebut
berfungsi sebagai kapasitor Nilai kapasitansinya semata-mata tergantung
dari jari-jari konduktor dan jarak antara kedua konduktor tersebut serta
tidak dipengaruhi oleh besarnya medan magnet.
Bila pada gambar di atas titik P berjarak x meter dari konduktor A, dan
berjarak (D – x) dari konduktor B, maka intensitas listrik di titik P yang
diakibatkan oleh muatan +q pada konduktor A adalah:
Dengan cara yang sama dapat ditentukan intensitas listrik pada titik P yang
dipengaruhi oleh muatan –q pada konduktor B:
29
Beda potensial antara kedua konduktor tersebut:
Jadi:
Jadi:
Bila letak konduktor tidak simetris, nilai kapasitansi antara fasa-netral dapat
dihitung dengan persamaan:
Dimana D12, D23, D31 menunjukkan jarak letak konduktor satu sama lain.
30
D. Tahanan Saluran
Dimana:
Rdc = tahanan arus searah (Ω)
= tahanan jenis (Ωm)
l = panjang konduktor (m)
A = luas penampang konduktor (m2)
Nilai tahanan ini berubah dengan suhu menurut rumus:
Rt1 = Rt0 [l + (t1 – to)]
Dimana:
Rt1 = tahanan pada suhu t1
(Ω) Rt0 = tahanan pada
suhu t0 (Ω) t0 = suhu awal
(C)
t1= suhu akhir (C)
= koefisien suhu massa konstan
31
arus searah.
E. Soal Latihan/Tugas
F. Rangkuman
Bila pada dua konduktor yang terpisah oleh jarak tertentu, dialirkan arus
listrik, maka akan terbentuk fluks elektrostatik dan dua konduktor tersebut
berfungsi sebagai kapasitor Nilai kapasitansinya semata-mata tergantung
dari jari-jari konduktor dan jarak antara kedua konduktor tersebut serta
tidak dipengaruhi oleh besarnya medan magnet.
Bila pada gambar di atas titik P berjarak x meter dari konduktor A, dan
berjarak (D – x) dari konduktor B, maka intensitas listrik di titik P yang
diakibatkan oleh muatan +q pada konduktor A adalah:
III. PENUTUP
A. Daftar Pustaka
B. Kunci Jawaban
Dari Daftar A1 untuk penghantar Partridge,
Resistansi ac 60-Hz pada 50 °C = 0.3792 Ω/mi.
Untuk panjang saluran 18 km ( 1 mi = 1.609 km )
jadi R = 0.3792 x (18/1.609) = 4.242 Ω.
Dari Daftar A1 untuk penghantar Partridge,
Reaktansi Induktif Xa = 0.465 Ω/mi.
Dari Daftar A2 Faktor pemisah reaktansi induktif Xd, dengan jarak pemisah
1.6 m (1ft=0.3048m)
Jadi jarak pemisah = (1.6/0.3048) = 5.25 ft,
ambil jarak pemisah 5 ft 3 Inci.
Sehingga dari Daftar A2 didapat Xd = 0.2012 Ω/mi.
Jadi X = Xa + Xd = 0.465 + 0.2012 = 0.666 Ω/mi.
VR = 11000/√3 = 6350 V
34
(a) jika faktor daya 80% tertinggal => Cos θ = 0.8 => θ = 36.87 °
│IR│= [ 2500/(√3 x 11 x 0.8) ] = 164 A
VS = VR + (IR x Z) = (11000/√3) + (164 A-36.87° x 8.57 A60.35°)
VS = 6350 + 1404.5 A23.48° = 6350 + 1289 + j 559.99 ≈ 7639 + j 560
VS = 7659.5 A4.19 °
Jadi tegangan pada ujung pengirim = √3 x 7659.5 = 13267 V = 13.267 kV
(c) jika faktor daya 90% mendahului => Cos 0.9 => θ = 25.84 °
│IR│= [ 2500/(√3 x 11 x 0.9) ] = 145.8 A
VS = VR + (IR x Z) = (11000/√3) + (145.8 A25.84° x 8.57 A60.35°)
VS = 6350 + 1249.5 A86.19° = 6350 + 83 + j 1246.74 ≈ 6433 + j 1247
VS = 6533 A10.97 °
Jadi tegangan pada ujung pengirim = √3 x 6533 = 11350 V = 11.350 kV
35