TUJUAN
1. Merangkai beban simetris tiga fasa dalam hubungan bintang atau segitiga pada unit
pengaturannya,
2. Membedakan antara 2 tipe rangkaian tersebut, berdasarkan rangkaian unit
pengaturannya,
3. Menyebutkan perbedaan – perbedaan dari hasil, antara operasi unit regulasi satu fasa
dan tiga fasa semi terkendali,
4. Menimbang antara keuntungan sederhananya rangkaian regulasi arus tiga fasa semi
terkendali, dengan kerugian dihasilkannya tegangan yang tidak simetris,
5. Memilih secara benar tegangan sinkron untuk rangkaian beban yang sesuai (bintang
atau segitiga).
BAB II
TEORI DASAR
Pada rangkaian tiga jalur bolak-balik, dioda-diosda yang dihubungkan kesetiap jalur,
sehingga satu rangkaian bolak-balik tiga jalur tersebut, dapat dioperasikan secara lepas dari 2
jalur yang lainnya. Hal ini menunjukan operasi murni unit regulasi arus AC satu fasa semi
terkendali dan disebut mode A pada percobaan ini. Gambar 14.1 memperlihatkan rangkaian
bintang dan segitiga menggunakan tiga rangkaian unit regulasi arus AC satu fasa semi
terkendali mode A.
Pada kasus ditempat kendali penyalaan dioda dipilih, sedemikian rupa sehingga setiap
rangkaian unit regulasi arus AC satu fasa semi terkendali itu dapat dioperasikan sendiri-
sendiri (bebas), tipe rangkaian terbuka ini dikenalkan sebagai unit regulasi arus AC tiga fasa
semi terkendali.
Sebaliknya, pada sistim mode B, setiap rangkaian unit regulasi arus AC satu fasa semi
terkendali hanya dapat dioperasikan dalam hubungan dengan setidak-tidaknya satu dari
rangkaian W satu yang lain. Gambar 14.2 memperlihatkan rangkaian bintang dan segitiga
dengan beban simetris, menggunakan tiga pengatur unit regulasi arus AC satu fasa semi
terkendali pada mode B.
Gambar 14.2. Rangkaian Bintang dan Segitiga dengan Beban Simetris
Karena tipe-tipe pengatur arus 3 fasa yang hingga sekarang dipakai pada sebagian
besar unit-unit pengaturan, kususnya tipe terkandali penuh seperti unit regulasi AC tiga fasa
terkendali penuh dan unit regulasi AC semi terkendali.
Di mode A daya dari pengatur unit regulasi arus tiga fasa semi terkendali sebagaimana
dalam rangkaian unit regulasi arus AC satu fasa semi terkendali, hanya dapat diberikan ke
beban lewat dioda yang bersangkutan, dengan batasan-batasan 0,5 Pmak - 1,0 Pmak, Selama
satu kali setengah periode dari sumber utama. Sebaliknya, pada mode B, jika pulsa diletakan
pada 180o, tidak akan ada arus yang mengalir. Gambar berikut memperjelas keadaan
tersebut.
0 ≤ P ≤ 1,0 Pmaks
0 ≤ U ≤ Uo
Arus maju dari tiristor, Umpanya V1 dari jalur L1, tergantung pada besar dan polaritas
2 tegangan yang lain. Hal ini menyebabkan dihasilkan hal yang tidak simetris dibeban 3 fasa,
yaitu tegangan ½ periode positif berbeda bentuk dengan tegangan ½ periode negatif. Sebagai
contoh, pada pengoperasian motor , tingkat kebisingan dari operasi akan naik.
BAB III
1. Osiloskop 1 unit
2. Trafo isolasi 3 fasa 1 unit
3. Transformator percobaan 3 fasa 1 unit
4. Meter R.M.S 1 unit
5. Meter daya 1 unit
6. Indikator untuk arus tegangan 1 unit
7. Potensiometer 1 unit
8. Sumber tegangan ganda + dan -15 Volt 1 unit
9. Unit pengendali, 6 pulsa 1 unit
10. Thyristor 3 unit
11. Dioda 3 unit
12. Sekring (fuse) pemutus cepat 3 unit
13. Beban ohm 3 x 100 ohm/2,3 A 1 unit
BAB IV
GAMBAR PERCOBAAN
LANGKAH PERCOBAAN
1. Membuat rangkaian seperti diagram rangkaian yan ditunjukan pada gambar 19.2
dengan 3 buah tahanan masing-masing 100 ohm/2,3 A, sebagai beban untuk
rangkaian segitiga, beban tahanan harus dinaikan atau tegangannya dapat dikurangi.
2. Untuk sudut penyalaan seperti pada gambar 14.3 mengukur daya dijalur L1 dan
tegangan beban, Uα = UU1U2 ,serta memasukan kedalam tabel.
3. Mengubah hubungan dari N ke W2dan mengulangi pengukuran di langkah 2.
4. Menghitung untuk mode A (langkah 2) dan mode B (langkah 3), daya total dan nilai
normalnya :
Ptot Uα
dan
Ptot maks U0
Soket L1 N1 L2 N2 L3 N3
Penghanta L1 L2 L2 L3 L3 N1
r
6. Menghubungkan dalam rangkaian segitiga, Pada mode A (gambar 19. 1a), lalu mode
B (gambar 19. 1b). Memperhatikan harga rating dari beban tahanan.
7. Mengukur daya pada sedikitnya 1 tahanan beban pada α = 0̊ dan α = 180̊ dan
membuktikan bahwa pada rangkaian segitiga tersebut, daerah pengaturan daya
tergantunga dari mode operasinya.
8. Mengukur tegangan UU1V1 dengan osiloskop pada α = 0̊ dan α = 90̊ untuk mode B.
BAB VI
ANALISA
Pada percobaan kontrol tegangan AC tiga fasa semi terkendali ini kita
menggunakan 3 buah resistor (100 Ohm) sebagai beban. Berdasarkan gambar
rangkaian tersebut digunakan dioda dan SCR yang memiliki peranannya masing-
masing. Dioda disini berfungsi sebagai pengatur tegangan dan arus pada rangkaian
dimana penggunaan dioda ini akan memberikan kontrol terhadap tingkat tegangan
yang diberikan ke beban. Sedangkan SCR sebagai pengatur aliran arus DC yang
masuk ke beban. Penggunaan beban R disini akan menghasilkan bentuk gelombang
tegangan luaran yang menyearahkan setengah dari siklus positif dengan penundaan
untuk membentuk satu gelombang siklus positif tersebut.
Terlihat seperti pada hasil gelombang diatas, bahwa regulator ac semi terkendali
melakukan penundaan penyalaan pada hanya pada setengah siklus yaitu pada gelombang
positif. Dari hasil simulasi sudah tampak jelas bahwa terdapat persamaan yang hampir tidak
ada bedanya dari tegangan Vrms dan Irms yang dihasilkan dengan menggunakan beban R.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :