Anda di halaman 1dari 29

PENGONTROL

TEGANGAN BOLAK BALIK (AC)

ELEKTRONIKA DAYA
KONSEP
AC REGULATOR
INPUT OUTPUT

AC ~ Rangkaian AC ~ Variabel
AC Regulator
PENDAHULUAN
AC Regulator merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk
mengubah sumber listrik AC menjadi listrik AC dengan tegangan dan
frekuensi yang berbeda.
Pengubahan listrik AC menjadi AC dengan tegangan dan frekuensi yang
berbeda digunakan untuk mengatur aplikasi peralatan listrik.
Contoh aplikasi dari rangkaian ini yaitu Automatic Voltage Regulator (AVR)
di generator, rangkaian peredup lampu (dimmer), stabiliser tegangan pada
peralatan elektronik, dan Variabel Speed Drive (VSD) pada peralatan kontrol
kecepatan motor di industri.
Sumber tegangan AC yang digunakan dapat berupa sumber Listrik AC 1
phasa maupun 3 phasa.
Parameter yang diubah adalah tegangan
KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:


 Menguasai karakteristik ac regulator unidirectional dan bidirectional satu
fasa dan tiga fasa
 Menguasai dasar prinsip kerja ac regulator unidirectional dan bidirectional
satu fasa dan tiga fasa.
 Menguasai dasar prinsip kerja rangkaian cycloconverter satu fasa dan tiga
fasa.
Jika sebuah saklar thyristor dihubungkan antara sumber AC dan
beban, aliran energi dapat dikontrol oleh variasi nilai rms dari
tegangan AC yang dipakai oleh beban; dan jenis rangkaian
energi ini disebut sebagai Pengontrol tegangan AC (AC voltage
controller)
6

Aplikasi yang sering digunakan dari pengontrol AC adalah


pemanas industry, pengubah tap pada trafo beban, control
lampu, pengontrol kecepatan pada motor induksi banyak fasa
dan pengontrol magnet AC.
A. JENIS RANGKAIAN PENGATUR TEGANGAN AC

Ada dua jenis rangkaian pengaturan tegangan tegangan


bolak- balik, yaitu:

a. Kontrol on - off
b. Kontrol sudut fasa
a. Kontrol on – off
Saklar thyristor menghubungkan beban dengan sumber AC selama
beberapa putaran tegangan masukan dan diputus selama beberapa
putaran yang lain.

b. Kontrol sudut fasa


Saklar thyristor menghubungkan beban dengan sumber AC untuk setiap
bagian dari putaran tegangan masukan.
Pengontrol tegangan AC dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis :
1. Pengontrol 1 phasa
2. Pengontrol 3 phasa

Tiap Jenis dapat dibagi lagi menjadi :


a. Kontrol setengah gelombang atau satu arah
b. Kontrol gelombang penuh atau dua arah
PRINSIP KONTROL ON - OFF
Pengontrol gelombang penuh satu phasa seperti yang ditunjukkan
pada gambar 6-1a.

Saklar thyristor menghubungkan sumber AC dengan beban untuk


waktu tn : saklar ditutup dengan gerbang penghambat pulsa untuk
waktu t0.
Waktu on, tn, biasanya terdiri dari sejumlah integral siklus.
Thyristor akan on pada tegangan nol melalui tegangan masukan AC.
Pulsa-pulsa gerbang untuk thyristor T1 dan T2 dan bentuk gelombang
untuk masukan dan keluaran ditunjukkan pada Gambar 6-1b.
(a) Rangkaian

(b) Bentuk Gelombang

(c) Faktor Daya Gambar 6-1 Kontrol On-Off


Jenis control ini diterapkan pada aplikasi yang memiliki
inersia mekanis yang tinggi dan konstanta waktu termal
yang tinggi (contohnya industry pemanas dan control
kecepatan motor). Karena tegangan nol dan arus nol,
harmonic yang ditimbulkan oleh saklar dikurangi.
Untuk sebuah tegangan masukan sinusoidal,  
Jika tegangan masukan dihubungkan pada beban untuk siklus n dan diputus untuk
siklus m, tegangan keluaran rms (atau beban) dapat ditemukan melalui

 

dengan k = n/(m+n) dan k disebut duty cicle.


Vs adalah tegangan phasa rms
Konfigurasi rangkaian untuk control on – off mirip dengan yang ada pada
control phasa dan demikian pula dengan analisa kinerjanya.
Contoh soal (6-1):
Sebuah pengontrol tegangan AC pada gambar 6-1a memiliki sebuah beban
resistif R = 10  dan tegangan masukan rms Vs adalah 120 V, 60 Hz.
Saklar thyristor on pada siklus n = 25 dan off untuk siklus m = 75.
Tentukan (a) tegangan keluaran rms V0; (b) Faktor daya masukan PF; dan (c)
arus rata-rata dan rms thyristor.
Penyelesaian :
R = 10 ; Vs = 120 V; Vm = x 120 = 169,7 V; dan
k = n/(n + m) = 25/100 = 0,25

(a)Dari persamaan (6-1), nilai tegangan keluaran rms adalah

Dan arus beban rms adalah


(b) Beban daya adalah
karena arus masukan sama dengan arus beban, maka volt-ampere
masukan adalah

Faktor daya masukan adalah

(tertunda) (6-2)
(c) Arus puncak thyristor adalah
,

Arus rata-rata thyristor adalah


  (6-3)
( ) ( )

Arus rms thyristor adalah

  (6-4)
( )
Catatan :

1. Factor daya dan tegangan keluaran beragam denvgan akar kuadrat dari duty
cycle. Faktor daya kecil pada saat nilai duty cycle kecil, k, dan ditunjukkan pada
Gambar 6-1c.
2. Jika T adalaf periode dari tegangan masukan, (m + n) T adalah periode dari
control on-off; (m + n) T seharusnya lebih kecil dari konstanta mekanis atau
konstanta waktu termal beban, dan biasanya lebih kecil dari 1 detik, tapi tidak
dalam jam atau hari. Jumlah dari m dan n pada umumnya sekitar 100.
3. Jika Persamaan (6-2) digunakan untuk menentukan factor daya dengan m dan
n dalam hari, persamaan ini akan memberikan hasil yang salah. Misalnya, jika
m = 3 hari dan n = 3 hari, Persamaan (6-2) memberikan PF = [3/(3+3)]1/2 =
0,707, yang secara fisik tidak mungkin. Karena jika Pengontrol on 3 hari dan
off 3 hari, factor daya akan bergatung pada impedansi beban sudut θ.
19

PRINSIP KONTROL PHASA

Prinsip dari control phasa dapat dijelaskan berdasarkan pada Gambar 6-2a.
Energi mengalir ke beban dokontrol dengan menunda sudut tembak
thyristor T.

Gambar 6-2b mengilustrasikan pulsa-pulsa gerbang thyristor T, dan bentuk


gelombang tegangan masukan dan keluaran. Dengan adanya diode D1,
daerah control terbatas dan rms efektif tegangan keluaran hanya dapat
bervariasi antara 70,7 dan 100%.
Tegangan keluaran dan arus masuk tidak simetris dan mengandung
komponen DC. Jika ada sebuah trafo masukan akan dapat menyebabkan
problem kejenuhan.
Rangkaian ini adalah pengontrol setengah gelombang satu phasa dan cocok
hanya untuk beban resistif berdaya rendah, seperti pemanas dan
pencahayaan. Karena aliran daya dikontrol oleh setengah gelombang positif
tegangan masukan, jenis pengontrol type ini disebut juga dengan
pengontrol satu arah (uni directional).
Jika   adalah tegangan masukan dan sudut
tunda thyristor T1 adalah t = α, tegangan keluaran rms ditentukan melalui

   

    (6-5)
Nilai tegangan keluaran rata-rata adalah

    (6-6)

Jika α bervariasi dari 0 sampai π, V0 bervariasi dari Vs sampai Vs/ dan


Vdc bervariasi dari 0 sampai - Vs/π.
Contoh soal (6-2):
Sebuah pengontrol tegangan AC satu phasa seperti pada Gambar 6-2a
memiliki beban resistif R = 10  dan tegangan masukan Vs = 120 V, 60 Hz.
Sudut tunda dari thyristor T1 adalah α = π/ 2.
Tentukan (a) nilai rms tegangan keluaran V0, (b) masukan factor daya PF, dan
(c) arus masukan rata-rata.
Penyelesaian :
R = 10 , V = 120 V, α = π/ 2, dan Vm = 2
x 120 = 169,7 V
(a) Dari persamaan )(6-5), nilai rms tegangan keluaran

(b) Arus beban rms


,

Daya beban

Karena arus masukan sama dengan arus beban, maka rating masukan
volt-ampere adalah
Masukan factor daya adalah

. ,
lagging
. ,

(c) Dari persamaan (6-6), tegangan keluaran rata-rata

Dan arus masukan rata-rata


Catatan :
Tanda negative pada nilai ID menunjukkan bahwa arus masukan selama
setengah gelombang positif kurang dibandingkan arus masukan selama
setengah gelombang negatif. Jika ada sebuah masukan trafo, inti trafo
dapat terjadi sarasi. Pada pralteknya control unidirectional ini tidak biasa
digunakan.
PENGONTROL DUA ARAH SATU PHASA
DENGAN BEBAN RESISTIF
Masalah arus masukan dc dapat dicegah dengan menggunakan control dua
arah (atau gelombang penuh), dan pengontrol gelombang penuh satu phasa
dengan beban resistif yang ditunjukkan pada Gambar 6-3a. Selama tegangan
masukan seyengah siklus positif daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa
sudut tunda dari thyristor T1 dan tgyristor T2 mengontrol daya selama
tegangan masukan setengah siklus negatif.
Pulsa-pulsa yang dihasilkan pada T1 dan T2 terpisah 1800. Bentuk gelombang
untuk tegangan masukan, tegangan keluaran, dan sinyal gerbang untuk T1 dan
T2 ditunjukkan pada Gambar 6-3b.

Anda mungkin juga menyukai