Anda di halaman 1dari 29

PERCOBAAN 7

JEMBATAN ARUS SEARAH (JEMBATAN WHEATSTONE)

A. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melaksanakan percobaan, praktikan diharapkan dapat :


 Menentukan kondisi tak seimbang maupun seimbang dari suatu jembatan
Wheatstone.
 Menentukan rangkaian Ekivalen Thevenin suatu jembatan Wheatstone.
 Mengukur bermacam-macam besaran tahanan dengan menggunakan cara
jembatan Wheatstone.
 Menghitung kesalahan pengukuran dari suatu percobaan jembatan Wheatstone.

B. TEORI DASAR
1. UMUM

Rangkaian jembatan dipakai untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti


tahanan, induktansi, kapasitansi atau komponen lainnya yang merupakan fungsi dari
frekuensi sudut-fasa dan suhu.

Rangkaian jembatan dapat dikelompokkan atas 2 bagian besar yaitu jembatan


arus searah (dc) dan jembatan arus bolak balik (ac). Contoh dari jembatan dc adalah :
jembatan Wheatstone, jembatan kelvin, jembatan ganda Kelvin. Contoh dari
jembatan acadalah : jembatan induktansi Maxwell, jembatan Maxwell-Wien,
jembatan Anderson, jembatan Hay, jembatan Owen, jembatan de Sauty dan
jembatan Schering.

Gambar 6.1 memperlihatkanrangkaian jembatan Wheatstone dan


rangkaianekivalenTheveninnya.

7-1
(a)

(b)

Gambar 7.1 Jembatan Wheatstone. (a) Diagram rangkaian. (b) Rangkaian ekivalen
Theveninnya.

Jembatan Wheatstone terdiri dari empat buah tahanan, sebuah sumber teganan
dan sebuah galvanometer atau detector nol (null detector). Galvanometer sebenarnya
tidak lain dari amperemeter dc yang sangat sensitive. Jadi merupakan alat ukur
berasas kumparan-putar.Bedanya adalah bahwa galvanometer dapat menyimpangkan
jarumnya kekiri atau kekanan sesuai dengan arah arus di dalam kumparannya.
Cabang rangkaian AC dan AD dari jembatan pada Gambar 7.1 (a) disebut “ lengan-
lengan pembanding ” (comparing arms); cabang CB disebut “lengan standar”
(standart arms) dan pada cabang DB biasanya ditempatkan komponen yang tidak
7-2
diketahui besarnya sehingga lengan tersebut di namakan “lengan yang tak diketahui”
(unknown arms).

2. RANGKAIAN JEMBATAN DALAM KEADAAN TIDAK SEIMBANG

a. Tahanan-dalam Sumber Tidak Diabaikan

Dalam keadaan yang tidak seimbang, arus yang lewat dalam galvanometer (Ig)
dapat dihitung misalnya dengan bantuan metode Thevenin.Tahanan Thevenin (Rth)
adalah tahanan yang dilihat dari terminal CD setelah menghubung-singkatkan sumber
tegangan E (atau mengganti dengan tahanan-dalamnya kalau ada).

Gambar 7.2 Rangkaian ekivalen untuk tahanan Thevenin (Rth) dari


rangkaianjembatan pada Gambar 7.1.

Dengan menggunakan metode “transformasi Y-∆/∆-Y” pada tahanan maka


didapatkan tahanan ekivalen antara terminal C dan D sebagai berikut.

………..…(7-1)

7-3
dalam hal ini :

r = tahanan-dalam sumber

R1, R2, R3, R4 = tahanan pada lengan-lengan jembatan.

Dalam keadaan terminal C dan D terbuka, maka tahanan ekivalen dari jembatan
adalah :

Arus yang disuplai oleh sumber adalah I, yang mana :

...........……………………….…...……………………(7-3)

dalam hal ini :

E = GGL dari sumber

Tegangan pada terminal A-B (yaitu tergangan jepit dari sumber) adalah :

VAB = E- I r ……………………………………..……………………(7-4)

Dengan mensubstitusikan persamaan (7-2) dan (7-3) kedalam persamaan (7-4),


diperoleh :

…………..………..……..(7-5)

7-4
Selanjutnya tegangan pada setiap lengan dapat dihitung :

…………………………….………………………...(7-6)

……………………………………………………...(7-7)

...………………………………………………...(7-8)

....…………………………………………….…(7-9)

Tegangan Thevenin (Vth) adalah tegangan pada terminal C-D jika terminal tersebut
terbuka.Jadi :

Vth = VCD(OC) = VAD - VAC ……………….…………………………….(7-10)

Dengan mensubstitusikan persamaan (7-5) sampai (7-7) ke dalam persamaan (7-10),


diperoleh :

Tegangan Thevenin (Vth) dapat pula dihitung dengan rumus Vth = V CD(OC) = VCB -
VDBkemudian mensubstitusikan persamaan (7-5), (7-8) dan (7-9). Selanjutnya
berdasarkan Gambar 7.1 (b), maka arus dalam galvanometer dapat dihitung.

7-5
dalam hal ini :

Ig = arus dalam galvanometer.

Rg = tahanan dalam galvanometer.

b. Tahanan-dalam Sumber Diabaikan

Tahanan-dalam sumber diabaikan berarti r = 0. Dengan demikian persamaan (7-


1) akan menjadi :

Hal ini sesuai dengan kenyataan baha ketika tahanan-dalam sumber diabaikan (r = 0)
maka titik A dan B pada Gambar 7.2 terhubung-singkat. Dengan demikian tahanan
antara terminal Cdan D adalah R1 paralel dengan R3 , juga R2 paralel dengan R4, lalu
kedua pasang tahanan diserikan.

7-6
Implikasi yang lain adalah terhadap persamaan (7-5) yang dalam hal ini
diperoleh :

VAB = E ……………………….…………………………………… (7-14)

Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa tegangan jepit suatu sumber nilainya sama
dengan GGL apabila tahanan-dalam sumber tersebut sama dengan nol. Selanjutnya
tegangan Thevenin dalam persamaan (7-11) berubah menjadi :

Akhirnya arus dalam galvanometer dalam persamaan (7-12) berubah menjadi :

3. RANGKAIAN JEMBATAN DALAM KEADAAN SEIMBANG

Suatu rangkaian jembatan seperti dalam Gambar 7.1 dikatakan seimbang jika
dan hanya jika VAC = VAD dan VCB = VDB; yang mengakibatkan VCD = 0. Hal ini
mengakibatkan :

atau :

yang menghasilkan :

7-7
..….…………………………………………………….(7-17)

Boleh juga :

atau :

yang juga menghasilkan R1 R4 = R2 R3 seperti yang sudah dinyatakan dalam


persamaan (7-17) di atas. Dengan dicapainya syarat seperti dalam persamaan (7-17)

Maka akan mengakibatkan pula :

Vth = 0 dan Ig = 0 …………………………….………………………(7-18)

4. MENENTUKAN TAHANAN YANG TIDAK DIKETAHUI BESARNYA

Jika di salah satu lengan dalam Gambar 7.1 dipasang tahanan yang tidak diketahui
besarnya, sementara di ketiga lengan lainnya dipasang tahanan yang diketahui
besarnya, maka dapat dihitung besar tahanan yang tidak diketahui itu asalkan
jembatan dalam keadaan seimbang.

Misalkan R4 = RX adalah tahanan yang tidak diketahui besarnya, maka dalam


keadaan rangkaian jembatan seimbang :

R1 R4 = R 2 R3

atau :

R1 RX = R 2 R3

Sehingga :
7-8
R 2R 3
Rx  .………………………………………………………(7-19)
R1

Biasanya R1 dan R2 telah diketahui besarnya.Tahanan R3 biasanya berupa tahanan


variabel, dan dilakukan penyetelan sampai rangkaian jembatan seimbang.Kemudian
R3 diukur.Dengan demikian RX dalam persamaan (7-19) dapat dihitung.

C. DIAGRAM RANGKAIAN

(a)

7-9
(b)
Gambar 7.3 Diagram rangkaian percobaan jembatan Wheatstone.(a) Pembuktian
ketidakseimbangan maupun keseimbangan rangkaian jembatan (b)
Penentuan tahanan yang tidak diketahui nilainya.

D. ALAT DAN BAHAN

 Sumber tegangan dc variabel


 Beberapa buah resistor dengan tahanan yang berbeda
 Beberapa buah tahanan geser dengan tahanan maksimum yang berbeda
 Voltmeter
 Amperemeter
 Papan rangkaian
 Kabel-kabel penghubung

E. PROSEDUR PERCOBAAN

7-10
Rangkaian Jembatan Tidak Seimbang
 Meneliti semua alat dan komponen sebelum digunakan.

 Mengukur tahanan-dalam semua alat ukur dan tahanan-dalam sumber sebelum dipakai.
Mencantumkan data yang diperoleh ke dalam tabel yang disediakan.
 Membuat rangkaian seperti pada Gambar 7.3 (a) R 2 adalah resistansi variabel yang dapat
berupa tahanan geser atau potensiometer.
 Menghidupkan sumber tegangan.

 Dalam keadaan penunjukkan voltmeter V1 minimum, kemudian menaikkan tegangan


sumber sampai pada suatu nilai yang ditentukan.
 Mengatur R2 pada suatu posisi nilai sehingga penunjukan pada amperemeter tidak sama
dengan nol.
 Dengan mengusahakan penunjukan amperemeter positif, mencatat penunjukan
amperemeter A1, voltmeter V1 dan ukurlah tegangan pada terminal-terminal A-C, A-D,
C-B, dan C-D dengan menggunakan voltmeter V2. Kemudian mencantumkan data yang
diperoleh ke dalam tabel yang disediakan.
 Melepaskan amperemeter A1 dari rangkaian dan mengukur tegangan pada terminal C-D,
lalu mencantumkan datanya ke dalam tabel yang telah disediakan.
 Meminimumkan tegangan sumber

 Dalam keadaan R2 dilepas dari rangkaian , menukur tahanan pada terminal-terminal A-


D, D-B dan A-B lalu memasukkan data ke dalam tabel yang disediakan .
 Melakukan prosedur seperti dalam langkah keenam sampai kesepuluh diatas untuk
posisi lainnya dari R2.

Rangkaian Jembatan Seimbang


 Melakukan prosedur seperti dalam langkah pertama sampai kelima di atas.

 Mengatur R2 pada suatu posisi nilai sehingga penunjukan pada amperemeter sama
dengan nol.
 Mencatat penunjukan voltmeter V1 dan mengukur tegangan pada terminal-terminal A-
C, A-D, C-B, D-B dan C-D dengan menggunakan voltmeter V2.
 Meminimumkan tegangan sumber.

 Mengukur tahanan pada terminal-terminal A-D, D-B, dan A-B dalam keadaan R 2 dilepas
dari rangkaian lau memasukkan data ke dalam tabel yang telah disediakan.

7-11
 Melakukan prosedur seperti dalam langlah ketigabelas sampai di atas untuk R2 yang
lainnya.

Penentuan Tahanan yang Tidak Diketahui Besarnya


 Melakukan prosedur seperti dalam langkah pertama dan kedua di atas.
 Membuat rangkaian seperti pada Gambar 7.3(b). R3 adalah resistansi variabel
yang dapat berupa tahanan geser, sedangkan RX dianggap tahanan yang tidak
diketahui nilainya. [Tetapi RX dapat diukur atau dicatat datanya dari name-plate-
nya].
 Melakukan prosedur seperti dalam langkah keempat dan kelima di atas.
 Mengatur R3 pada suatu posisi nilai sehingga penunjukan pada amperemeter
sama dengan nol.
 Mengukur R1, R2, R3 dan RX kemudian mencantumkan data ke dalam tabel yang
telah disediakan.
 Melakukan prosedur seperti langkah kedelapanbelas sampai duapuluhdua di atas
untuk variasi lainnya atau untuk nilai-nilai tahanan yang lainnya.

F. HASIL PERCOBAAN

Tabel 7.1 Hasil percobaan jembatan Wheatstone untuk pembuktian


ketidakseimbangan jembatan.

No 1 2

R1 [Ω] 10

DATA R2 [Ω] 75

R3 [Ω] 1

7-12
r [Ω] 30

RA1 [Ω] 0,5

RV1 [KΩ] 75

RV2 [KΩ] 75

V1 [V] 10

VAC [V] 9 8,8


Rv2 =75 kΩ
VAD [V] 9,1 Rv2 =75 kΩ 8,4

VCB [V] 0,88 1.02

VDB [V] 0,7 Rv2 =15 kΩ 1,38


Rv2 =15 kΩ
VCD [V] 0,14 -0,26

VCD (oc) = Vth [V] 0,26 Rv2 =75 kΩ -3,2

ICD [A] Amperemeter 0,026 -0,15 A

RAD [Ω] 65 40

RDB [Ω] 5 30

RAB[Ω] 70 70

Tabel 7.2 Hasil percobaan jembatan Wheatstone untuk pembuktian


keseimbangan jembatan

No 1 2

R1 [Ω] 10

DATA R2 [Ω] 75

R3 [Ω] 42

r [Ω] 30

7-13
RA1 [Ω] 3,5

RV1 [KΩ] 75

RV2 [KΩ] 75

V1 [V] 10

VAC [V] 1,92 1,82


Rv2 =15 kΩ
VAD [V] 1,92 Rv2 =15 kΩ 1,82

VCB [V] 7,7 7,9

VDB [V] Rv2 =75 kΩ 7,7 Rv2 =75 kΩ 7,9

VCD [V] 0 0

ICD [A] Amperemeter 0 0

RAD [Ω] 14 3,5

RDB [Ω] 65 9

RAB[Ω] 70 11

Tabel 7.3 Hasil percobaan jembatan Wheatstone untuk pembuktian


keseimbangan jembatan

No 1 2 3 4

Rg atau RA[Ω] 3,5

7-14
RV1[Ω] 75

R1[Ω] 10 42 11 75

R2[Ω] 42 75 10 10

R3 terukur [Ω] 17,5 5 70 7,5

RX terukur [Ω] 70 10 60 1

R2R3[Ω2] 735 375 700 75

RX terhitung[Ω] 73,5 8,93 63,64 1

7-15
G. ANALISIS HASIL PERCOBAAN
1. PEMBUKTIAN KETIDAKSEIMBANGAN JEMBATAN

a. Perhitungan Secara TeoritisTahanan Thevenin dalam Keadaan Jembatan


Tidak Seimbang.

Dengan menggunakan persamaan (7-1) maka dapat dihitung tahanan Thevenin (R th).

Dari Tabel 7.1 untuk data pertama diperoleh :


R2 = RAD = 65 Ω
R4 = RBD = 5 Ω
Maka tahanan Theveninnya (Rth) adalah :

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.4

b. Perhitungan Tegangan Thevenin


Tegangan terminal CD dalam keadaan terminal tersebut terbuka
Data percobaan pertama:

= 0,05 V

7-16
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.4

c. Perhitungan Arus Amperemeter


Dengan menggunakan persamaan (7-12) maka dapat dihitung arus yang lewat
pada Amperemeter.
Data percobaan pertama:

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.4

d. Perhitungan Tegangan pada setiap Lengan

= V

7-17
e. Perhitungan Persentase Error

1) Pada Arus Amperemeter


IA1 (teori) = 0,01 A
IA1 (act)= 0,03 A

2) Pada Tegangan pada setiap lengan


V
9V

9,29 V
9,1 V

7-18
0,91 V
0,88 V

0,71 V
0,7 V

3) Pada Tegangan Thevenin (Vth)


0,05 V
0,26 V

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.4

7-19
Tabel 7.4Tabel perbandingan hasil percobaan jembatan Wheatstone untuk
pembuktian ketidakseimbangan jembatan.

No
1 2

R1 (Ω) 10

R3 (Ω) 1

Rth (Ω) 5,55 15,13

Terukur 0,26 -3,2

Vth [V] Terhitung 0,05 -0,81

Error (%) 420 74,69

Terukur 0,03 -0,15

IA1 (A) Terhitung 0,01 -0,05

Error (%) 200 66,67

Terukur 9 8,8

Terhitung 9,09 9,09

Error (%) 0,99 3,3

Terukur 9,1 8,4

Terhitung 9,29 5,71

Error (%) 2,05 32,02

Terukur 0,88 1,02

Terhitung 0,91 0,91

Error (%) 3,3 10,78

Terukur 0,7 1,38

Terhitung 0,71 4,29

Error (%) 1,41 210,87

7-20
2. PEMBUKTIAN KESEIMBANGAN JEMBATAN

a. Perhitungan Secara Teoritis Tahanan Lengan-lengan, Arus Amperemeter


dan Tahanan Thevenin dalam Keadaan Jembatan Seimbang.

Gambar 7.4 Rangkaian pada gambar 7.2 (a) dalam keadaan seimbang.

Jembatan berada dalam keadaan seimbang apabila perkalian tahanan dalam lengan-
lengan yang beseberangan adalah sama.

Disini diumpamakan R2 = xadalah RAD dan Rx=70-xadalah RBD, sedangkan


RAB = 70 Ω
Dalam keadaan jembatan seimbang:

R1.RX = R3.R2

Maka:
10 (70 - x ) = 42.x
700 – 10x = 42x
700 = 52x

x = 13,46 Ω
Jadi,
RAD = 13,46 Ω

RBD = 70 – x
7-21
= 56,54 Ω

Dengan menggunakan persamaan (7-13) maka dapat dihitung tahanan Thevenin (R th) untuk
data pertama:

Karena perhitungan RAD = R2 dan RBD = R4 adalah dalam keadaan jembatan seimbang maka
jelas Eth = 0 sehingga menurut persamaan (7-18) I A1 = ICD = 0

b. Perhitungan Tahanan-tahanan Lengan, Arus Amperemeter dan Tahanan


Thevenin Berdasarkan Hasil Pengukuran.

Dari tabel 7.2 untuk data pertama diperoleh :


R2 = RAD = 14 Ω
R4 = RBD = 65Ω
Maka tahanan Theveninnya (Rth) adalah :

7-22
Dengan demikian tegangan Thevenin (Vth) dapat dihitung:

= -0,15 V

Maka arus yang lewat pada amperemeter (IA1) adalah:

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.5

7-23
c. Perhitungan Persentase Error untuk Tahanan-tahanan Lengan, Arus
Amperemeter dan Tahanan Thevenin.

1) Arus Amperemeter
IA1 (teori) = 0 A
IA1 (act) = -0,01 A

2) Tahanan Thevenin
Rth (teori) = 18,95 Ω
Rth (act) = 19,6 Ω

3) Tahanan-tahanan Lengan
RAD (teori)= 13,46 Ω
RAD (act) = 14 Ω

RBD (teori)= 56,54 Ω


RBD (act) = 65 Ω

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.5

7-24
Tabel 7.5 Tabel perbandingan hasil percobaan jembatan Wheatstone untuk
pembuktian keseimbangan jembatan.

No 1 2

R1 (Ω) 10

R3 (Ω) 42

Terukur 0 0
IA1 (A)
Terhitung 0,01 0,07

Terukur 14 3,5

RAD (Ω) Terhitung 13,46 2,12

Error (%) 4,01 39,43

Terukur 65 9

RBD (Ω) Terhitung 56,54 8,88

Error (%) 14,96 1,33

Praktikum 19,6 9,79

Rth (Ω) Teori 18,95 10,6

Error (%) 3,43 8,27

Vth (V) 0,15 0,9

7-25
3. PENENTUAN TAHANAN YANG TIDAK DIKETAHUI BESARNYA DAN
TAHANAN-TAHANAN LENGAN

a. Secara Teoritis
Dari tabel 7.3 data pertama diketahui:
R1RX(teori) = 700 Ω2
R2R3(teori) = 735 Ω2
R1 = 10 Ω
R2 = 42 Ω
Maka dari persamaan (7-19) dapat dihitung:

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.6

b. Hasil Pengukuran
Dari tabel 7.3 data pertama diketahui:
R3(act) = 17,5
Rx(act) = 70

c. Perhitungan Error

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.6

7-26
Error keseimbangan lengan:

= 4,88 %

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.6

Tabel 7.6 Tabel perbandingan dan hasil perhitungan Rx dengan nilai yang dicapai
dalam percobaan

No 1 2 3 4

R1 (Ω) 10 42 11 75
R2 (Ω) 42 75 10 10
Rx(Ω) 70 10 60 1
Terukur 17,5 5 70 7,5

R3(Ω) Teori 16,67 2,8 66 7,5

Error (%) 4,98 78,57 6,06 0


Error keseimbangan
4,88 11,32 5,88 0
lengan (%)

7-27
H. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum dan analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa :

 Terdapat perbedaan antara arus yang di dapat secara teoritis dengan arus yang di
dapat pada praktikum. Perbedaan ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu
tahanan dalam pada alat ukur yang pada saat itu digunakan serta ketelitian alat
ukur/ pembaca alat ukur yang tidak akurat.
 Tidak ada pengaruh sumber tegangan terhadap hasil percobaan, karena dalam
percobaan tahanan dalam sumber tegangan diabaikan.
 Tahanan dalam alat ukur mempengaruhi hasil pengukuran dalam rangkaian.

7-28
DAFTAR PUSTAKA

Tandioga, Remigius. 2014. “Penuntun Praktikum Pengukuran Listrik”. Program Studi


Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Makassar( Tidak Diterbitkan).

7-29

Anda mungkin juga menyukai