Anda di halaman 1dari 33

JUDUL

Disusun oleh:

Nama : HARPINANDAR

Nim : 321 14 007

Kelas / semester : 1A / semester I

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2014
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil latihan praktek bengkel mekanik semester I Politeknik

Negeri Ujung Pandang

Nama : DASMAWATI

Nim : 321 15 023

Kelas : 1A TEKNIK LISTRIK

Judul : PRAKTEKBENGKEL MEKANIK

Benar telah melakukan praktek semester 1 di bengkel listrik, jurusan Teknik

Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan laporan ini telah diperiksa dan

disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.

Makassar, -10-2014

Penanggung jawab,

PURWITO ST. MT

NIP.196607191990031001
ABSTRAK

Penulis : HARPINANDAR

Judul : Laporan Bengkel Mekanik

Hal : Laporan Bengkel

Kegiatan bengkel mekanik yang telah praktikan laksanakan selama tiga minggu

memberikan pengetahuan sebagai wujud dari tujuan yang hendak di capai, antara

lain:mengenai penggunaan Jangka sorong dengan benar,melakukan kerja bangku,memasang

berbagai ukuran kabel pada terminal secara tepat, dan memasang berbagai jenis kabel melalui

saluran kabel untuk line up terminal secara tepat.

Rangkaian latihan kerja yang pertama adalah penggunaan Jangka sorongataupun

sering juga disebut dengan istilah “Mistar Ingsut” yang merupakan latihan pertama dalam

bengkel mekanik.Jangka sorong adalah sebuah alat yang berbeda dengan alat ukur yang

lainnya.Oleh karena itu, jangka sorong mempunyai satu keistimewaan tersendiri yaitu dapat

mengukur suatu benda dengan sangat teliti.karena itu, Jangka sorong sangat penting untuk

diketahui dan dipelajari karena dalam praktek-praktek selanjutnya penggunaan jangka sorong

akan sering kita jumpai dan dipergunakan. Maka, agar dapat mendukung kegiatan peraktek

selanjutnya, peraktek membaca jangka sorong ini dirasa sangat penting untuk dilaksanakan.

Selanjutnya melakukan kerja bangku, seperti menitik, menggores ,mengecap,

mengikir, menggergaji, dan mengebor. Keuntungan dalam mempelajari dan mempraktekkan

materi ini yaitu karena materi ini masih akan terus digunakan dalam praktek – praktek
selanjutnya. Dalam penggoresan harus cukup kemiringannya dari jalan pembantu penggores,

seperti penggaris, penyiku atau sebagainya.Agar garis yang dihasilkan tidak kabur dan tidak

terjadinya kesalahan ketepatan ukuran. Tekan alat bantu penggores agak kuat dengan benda

kerja serta dalam menarik garis dengan satu kali tarikan, agar garis yang dihasilkan tidak

berbayang dan tidak terjadinya double.

Urutan kerja selanjutnya dari bengkel mekanik ini adalah pengecapan.pengecapan

berupa nama dan nim praktikan pada benda kerja. Biasannya pengecapan dilakukan dari

kanan ke kiri, sebelum melakukanpemukulan, stam/cap di tegakkan di atas benda kerja

sehingga bagian bawah stam menyentuh permukaan benda kerja.Yang perlu di perhatikan

pada saat pemukulan dilakukan sekali saja agar dihasilkan cap yang sesuai dengan yang

diinginkan. Selain itu, pengecapan sangat penting dilakukan diatas landasan yang halus dan

kuat karena jika dilakukan diatas landasan yang kasar dan lembek, maka benda kerja akan

rusak.

Selain itu, praktikan juga melakukan pengikiran, yang bertujuan mengurangi ukuran

benda kerja tanpa menggunakan gergaji,baik dari panjang, lebar, maupun ketebalannya.

Selain itu pengikir juga digunakan sebagai pembersih, pemerata dan penghalus benda kerja

sehingga terlihat lebih licin dan rapi.Bila tahapan pengikiran selesai, kemudian melakukan

pengeboran.Mengebor dalam hal ini adalah untuk pemasangan baut. Pada titik-titik tertentu

yang mengacu pada ukuran yang di tentukan,dibuat 6 titik pengeboran, dimana 2 titik

menggunakan mata bor 5, 3 titik menggunakan mata bor 3. Sebagai penyelesaian dari lubang

hasil pengeboran, dilakukan ulir sebanyak 3 kali sehinggaterbentuk pola baut untuk baut

kecil di dalam lubang tersebut, juga countersink untuk baut yang agak besar.

Rangkaian kerja kedua ialah penyimpanan kabel atau plat kabel. Pada rangkaian

kerja ini, praktikan harus teliti dalam proses pengerjaannya. Ketelitian pada ukuran benda

yang akan dikerjakan sama seperti pada contoh yang di berikan.


Rangkaian kerja yang terakhir dalam bengkel mekanik adalah latihan mata itik dimana mata
itik itu sendiri mengajarkan pada praktikan arti kesabaran dan ketelitian dalam mengerjakan
sesuatu. Dalam pemasangan kawat pada dudukan yang disediakan memerlukan kejelian,
yakni pemasangan ujung kawat dengan ujung melingkar (dipuntir) ke mur. Pemasangan
ujung kawat ini harus searah dengan arah jarum jam.

Dari seluruh Kegiatan bengkel yang dilakukan selama kurang dari tiga minggu
mengajarkan kepada para praktikan akan ketelitian, kesabaran, keuletan, dan ketekunan
dalam mengerjakan segala sesuatu. Dan melatih mental serta emosi dalam bekerja.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat

dan Hidayah_Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, adapun judul laporan ini yaitu

“PRAKTEK BENGKEL MEKANIK”.

Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek

yang telah dilakukan. Praktikan laporan ini selain mengacu pada mata pelajaran juga

terkait dengan kegiatan pembimbingan antara mahasiswa dengan dosen

pembimbing.Agar yang membaca laporan hasil peraktek ini dapat dengan mudah

mengerti dan memahami isi serta maksud dari laporan ini.

Penulis juga menyadari tanpa bantuan dari pihak lain, maka laporan bengkel ini tidak
dapat diselesaikan, oleh karena itulah penulis mengucapkan banyak terima kasih, terutama
kepada dosen pembimbing.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan
dan kekeliruan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna memperbaiki kesalahan agar dalam penyusunan laporan selanjutnya bisa
lebih baik kedepannya.

Penulis,

HARPINANDAR

DAFTAR ISI

Halaman sampul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

Lembar pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

Daftar gambar …………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN. . . . . .. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .

BAB III PERALATAN YANG DIGUNAKAN . . . . . . . . . . . . . .

BAB IV LANGKAH KERJA . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB V GAMBAR RANGKAIAN . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .

BAB VI PENUTUP . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

LAMPIRAN ………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jangka sorong. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.2 penitik dan penggores . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.3 Stamping . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.4 Jangka pegas. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Gambar 2.5Mistar Siku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.6Kikir . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.7 Palu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.8 gergaji. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.9 Mesin bor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.10 pengetap . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.11 Countersink . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.12 Siku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.13 Obeng . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.14 Tang . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.15 Jenis kabel . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Gambar 2.16 profil u ……………………………….

Gambar 2.17 penyimpanan kabel …………….

Gambar 2.18 mata itik…………………….

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan tinggi sebagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu
pengetahuan atau teknologi dan kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah untuk meningkatkan potensi

kerja, keterampilan, kreatifitas mahasiswa.Sehingga terciptanya tenaga-tenaga yang

profesional di bidang kelistrikan. Mengingat pentingnya praktek ini, maka secara tidak

langsung mahasiswa dapat mengambil suatu pelajaran yang sangat berarti yang nantinya

dapat di jadikan bekal dan merupakan dasar dalam meningkatkan kreatifitasnya di industri.

Dan untuk melihat hasil-hasil percobaan yang telah dilakukan maka disusunlah
laporan ini yang merupakan laporan kegiatan dalam praktek bengkel mekanik.Dalam suatu
industri, keterampilan teknik bagi seorang alumni SMU/SMK belum cukup untuk
mendukung proses suatu industri. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut banyak hal
yang harus dilakukan untuk mengantisipasinya, salah satunya adalah membekali ilmu
keteknikan mekanik yaitu praktek bengkel.

Teori yang diperoleh selama perkuliahan jika tidak didukung dengan praktek akan
menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, bagi orang yang tertarik akan ilmu keteknikan akan
berusaha mencari tempat untuk menyalurkan kreasinya.

Salah satu sarana pendidikan yang bergerak dalam bidang keteknikan adalah
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Teknik elektro program studi teknik listrik merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga professional, karena
keberadaannya merupakan sarana dalam memenuhi kebutuhan tenaga ahli yang professional,
sehingga sangat dibutuhkan saat ini dan juga saat yang akan datang.

1.2. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

 Praktikan dapat menerapkan materi yang diberikan berupa teori, yang praktikan

aplikasikan langsung dengan praktek, yang mana praktikan dapat membandingkan,

menyelaraskan antara teori dan praktek,

 praktikan dapat disiplin waktu dan kritis dalam berpikir, dan


 banyak pengetahuan dan pengalaman, yang praktikan peroleh secara langsung
saat mengikuti praktek, sehingga praktikan dapat mengambil pelajaran dari
pengalaman.Mengetahui fungsi, prinsip kerja, karakteristik dan penggunaan alat-
alat listrik.
 Mengaplikasikan teori kedalam bentuk praktek.
 Menghitung bahan yang diperlukan dalam suatu pekerjaan.
 Mengerjakan latihan kerja pengikiran, penggeragajian, dan pengeboran serta
 Melakukan kerja profil U, mata itik, dan plat kabeldengan metode dan langkah
kerja yang benar, sesuai dengan job sheet.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Umum

Pekerja harus waspada pada waktu bekerja karena tidak seorangpun yang akan celaka

atau mesin-mesin dan alat-alat kerja yang rusak tanpa sebab. Oleh karenanya pekerja harus

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:


 Mentaati peraturan dan instruksi untuk bekerja dengan persis dan aman,

 bertindak dengan baik dan benar serta tepat jika terjadi suatu kecelakaan dan segera

melaporkan kepada instruktur,

 menerangkan sebab terjadinya kecelakaan,

 melakukan pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan,

 menempatkan benda-benda kerja pada tempat yang aman, dan

 melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup.

2.2. Kesadaran dan keselamatan kerja

Istilah keselamatan kerja disini sama halnya dengan keselamatan pada waktu kita

mengendarai sebuah kendaraan dijalan.

Segala perlengkapan peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel sudah

direncanakan untuk memotong, membentuk, mengukur, mengikir, dan lain sebagainya sesuai

dengan bidang pekerjaan yang dikehendaki.

Penyebab kecelakaan yang terbesar dengan mudah dapat diambil kesimpulan:

 Ujung sisi yang tajam memotong bagian tubuh yang tidak terlindungi,

 benda-benda berputar menjepit tangan dan menjambret pakaian, dan

 kecelakaan dan suatu yang tidak disangka, jatuh dan terluka.

Perlengkapan diri sendiri

 Pakaian kerja yang sesuai,rapi, dan terkancing,

 jangan menyimpan benda tajam,


 rambut yang panjang harus diikat,

 lepas semua perhiasan yang ada ditangan,

 gunakan sepatu yang sesuai, dan

 menggunakan sarung tangan bila perlu.

Kebersihan

 Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja,

 gunakan pakaian kerja sebersih mungkin, dan

 meja tempat kerja dalam keadaan bersih.

2.3. Keselamatan kerja di bangku kerja

Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja yang tajam.

Pencegahannya:

 Bekerja dengan hati-hati,

 pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya, kondisi yang baik dan dengan baik dan

benar,

 menggunakan alat pengaman yang telah ditentukan oleh peraturan keselamatan kerja,

 jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja,

 lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya,

 membuat tanda peringatan yang jelas dan nampak dibaca ditempat-tempat yang

berbahaya dalam bengkel,

 ambillah alat-alat dengan hati-hati,


 tidak boleh bergurau/bercanda pada waktu sedang bekerja atau melamun, dan

 bersihkan alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

BAB III

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

 Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan oleh praktikan dalam mengukur

benda kerja. Jangka sorong memiliki tingkat ketelitian 0,1 sampai 0,02 mm. Jangka sorong

memiliki fungsi sebagai alat dengan tingkat ketelitian dan ketepatan dalam mengukur

diameter benda-benda bulat,diameter dalam dan luar,serta mengukur kedalaman suatu benda.

2.5.Menitik dan menggores

Menitik dan menggores merupakan praktek yang bertujuan untuk melatih

keterampilan praktikan agar dapat membuat goresan pada benda kerja dan membuat lubang

pada benda kerja dengan cara menitik.

2.6.Stamping

Stamping adalah alat yang digunakan untuk melakukan praktek pengecapan.

Stamping pada praktek kali ini menggunakan dua macam, yaitu :


 Stamping Huruf, dan

 stamping Angka

2.7.Jangka pegas

Alat ini terdiri dari sepasang kaki dari baja, yang berujung tajam.Yang diatur oleh

sebuah mur dan baut,serta disatukan oleh sebuah pegas bulat pada satu ujung. Penggunaan

alat ini adalah pada:

 Penggoresan lingkaran atau garis lengkung pada besi,

 penandaan jarak, atau pemindahan suatu ukuran dari Satu tempat ke tempat lain, dan

 untuk mengukur suatu jarak antara titik-titik dan membandingkannya dengan skala

penggaris sebagai batasan ukuran.

Agar hasil kerja dari jangka pegas dapat efektif maka ujung dari kaki-kaki jangka

harus sama tajam dengan ujung dari penitik, dan pada saat penggunaannya jangka harus

dimiringkan pada arah putaran.


2.8. Mistar siku

Mistar siku merupakan alat yang mampu mengukur panjang suatu benda. Mistar

tersebut terbuat dari baja, sehingga dapat mengukur diatas benda kerja yang keras, juga

sebagai penopang (penahan) jika melakukan goresan pada benda kerja. Bahan yang

digunakan dalam pembuatan mistar siku adalah besi yang keras, tipis dan mudah

dilenturkan,adapun alasan mengapa dibuat agak lentur adalah agar dapat digunakan untuk

mengukur permukaan lengkung.

2.9. Kikir

Kikir adalah alat yang terbuat dari baja tempa yang memiliki kandungan karbon yang

tinggi. Kikir sengaja dibuat agak melengkung pada satu sisinya dan dibuat agak tumpul,

dikarenakan cara kerja dari kikir itu sendiri, yaitu tekanan dan keseimbangannya yang tidak

dapat dihindari pada saat kikir sedang bergerak.Pada peraktek ini dalam mengikir kami
disarankan untuk mengunakan dua tahapan dalam mengikir, yaitu pertama menggunakan

kikir yang kasar terlebih dahulu, dan yang kedua menggunakan kikir halus untuk tahap

terahirnya agar lebih rapih. Ada beberapa bentuk-bentuk dari kikir antara lain kikir bulat,

kikir setengah bulat, kikir persegi, kikir segi tiga, dan lain sebagainya.

2.10 Palu

Palu atau martil adalah alat yang dipakai untuk memukul benda kerja, misalnya

paku.Palu terdiri dari dua bagian pokok, yaitu kepala dan tangkai.Kepala dibuat dari baja,

plastik, karet, kayu, aluminium, atau tembaga.Sedangkan tangkai umumnya terbuat dari

kayu, ada juga yang terbuat dari logam tetapi tidak banyak.

2.11. Menggergaji

Menggergaji adalah suatu proses pemotongan terhadap benda kerja yang sebelumnya

telah ditandai dengan menggunakan penggores. Penandaan ini dilakukan sebagai tanda agar

pada saat menggergaji tidak miring.Gergaji besi digunakan untuk memotong logam.Gergaji

besi terdiri dari rangka yang pada ujungnya terdapat pasak, yang berfungsi sebagai pegangan
daun gergaji. Salah satu pegangannya berulir dan terdapat mur kupu-kupu untuk

mengeraskan dan mengatur kedudukan daun gergaji. Daun gergaji dibuat dari baja

wolfram.Rangkanya dibuat dari besi dan tangkai dilapisi karet.

Tebal daun gergaji 0,27”, lebar 0,5” dan panjangnya berkisar antara 6” sampai 12”.

Jumlah gigi tiap inci antara 14 sampai 32, ( gergaji halus bergigi antara 20 sampai 32,

sedangkan kasar antara 14 dan 18).

2.12. Mengebor

Mengebor adalah proses melubangi lubang kerja dengan menggunakan mesin bor.

Adapun macam-macam bor yang digunakan yaitu bor listrik dan bor tangan. Ukuran-ukuran

mata bor yang digunakan juga bermacam-macam mulai dari 4 mm, 5 mm, 6 mm, sampai 10

mm.

Dalam melakukan pengeboran sebaiknya menggunakan kacamata pelindung agar percikan

benda kerja yang di bor tidak mengenai mata. Benda kerja sebaiknya diberikan cairan untuk

memudahkan proses pengeboran dan hasilnya memiliki kualitas yang baik. Sebelum

pengeboran terlebih dahulu dilakukan penandaan pada benda kerja dengan menggunakan

penitik.Penandaan ini bertujuan agar pengeborannya tidak goyang sehingga menghasilkan

lubang yang baik.


2.13. Mengetap

Mengetap atau mengulir adalah proses membuat uliran pada benda kerja yang

sebelumnya telah dilubangi dengan bor. Tujuan dari pengetapan ini adalah agar lubang yang

ada dipasangkan baut. Tahap-tahap dalam pengetapan yaitu menggunakan alat ulir mulai dari

yang paling renggang sampai yang paling rapat.

2.14. Countersink

Countersink adalah alat yang digunakan untuk membuat tempat sekrup / baut.

Countersink dilakukan pada benda kerja yang telah dilubangi dengan menggunakan bor.

Tujuan dari countersink yaitu untuk menghilangkan ketajaman pada lubang yang telah di

bor. Dengan countersink maka ujung dari sekrup tersebut rata dengan lubang pada bidang.

Countersink juga dilakukan dengan cara pengeboran tetapi countersinknya tidak sampai
menembus benda kerja. Countersink yang digunakan dalam praktek ini yaitu countersink 90

derajat.

2.15. Siku

Siku adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sudut-sudut 90 pada benda kerja

agar menjadi persegi.

 Obeng

Obeng adalah alat yang digunakan untuk memutarkan suatu benda kerja (mur) pada

alat kerja (terminal).

 Tang

Tang adalah alat yang digunakan untuk mengupas kulit kabel yang disebut dengan

tang pemotong. Tang kombinasi adalah tang yang digunakan untuk meluruskan kabel
yang akan digunakan pada ragum. Serta tang pembulat adalah tang yang digunakan

untuk membuat bulat alat kerja (kabel).

2.18. Jenis kabel

Ada beberapa macam jenis kabel yang digunakan dalam praktek bengkel mekanik

khususnya dalam proses pengerjaan latihan kedua yaitu mata itik dan latihan terakhir yaitu

pengawatan. Jenis-jenis kabel yang digunakan adalah jenis kabel NYAF dan NYA.Jenis

kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode

warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.Kabel tipe ini umum dipergunakan di

perumahan karena harganya yang relatif murah. Dan jenis kabel NYAF merupakan jenis

kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk

instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.


BAB III

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

NO MATERIAL JUMLAH / UNIT SATUAN KET


1 Gergaji Besi 2 Buah Lokal
2 Penitik 1 Buah Lokal
3 Penggores 2 Buah Lokal
4 Mistar Siku 1 Buah Lokal
5 Siku Blok 1 Buah Lokal
6 Jangka Sorong 2 Buah Lokal
7 Mesin Bor 3 Buah Lokal
8 Pengetap 1 Buah Lokal
9 Countersink 1 Buah Lokal
10 Tang Kombinasi 1 Buah Lokal
11 Tang Pembulat 2 Buah Lokal
12 Tang Pemotong 2 Buah Lokal
13 Palu 2 Buah Lokal
14 Ragum 2 Buah Lokal
15 Kabel NYA dan NYAF 2 Buah Lokal
16 Obeng (+), (-) 2 Buah Lokal
17 Kikir 4 Buah Lokal
18 Mata Bor 2 Buah Lokal
19 Stamping 2 Buah Lokal

BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1. Profil U
4.1.1. Latihan Menggergaji

Tahap-tahap dalam latihan menggergaji profil U yang berdimensi 65 x 43 x 100 untuk

dijadikan berdimensi 65 x 30 x 80 adalah sebagai berikut :

 Menandai profil U dengan garis Bantu,

 menandai jarak garis ( dari garis bantu ),

 menandai dengan penitik pada garis jarak,

 pencekaman benda kerja ( tidak sampai membengkokkan benda kerja ),

 menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal penggergajian,

 potong garis pertama dengan gergaji tangan,

 potong garis kedua dengan gergaji, dan

 meratakan permukaan yang telah di gergaji.

4.1.2. Pembuatan profil U

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan profil U adalah sebagai berikut :


 Setelah proses penggergajian selesai maka sisi luar profil U tadi kita bersihkan

dengan cara mengikirnya dan juga setiap sudut profil U ini kita kikir sehingga

menghasilkan sudut yang siku dan rata,

 kikir radius dalam yang membentuk setengah lingkaran,

 kikir radius luar yang membentuk seperempat lingkaran,

 gunakan penggaris baja untuk penandaan garis, dan untuk garis radius gunakan

jangka pegas dan penitik,

 lakukan penandaan untuk pengeboran, gunakan jangka pegas untuk penandaan

lingkaran,

 siapkan mesin bor, cekam benda kerja dengan ragum tangan. Lakukan pengeboran

dengan bertahap, gunakan countersink untuk menghilangkan ketajaman,

 hubungkan lubang yang telah di bor secara bertahap dengan gergaji dan kikir,

 setelah pengeboran selesai, kita lakukan penandaan untuk menggergaji,

 awal penggergajian dengan kikir segitiga, jaraknya sekitar 3 mm, harus lurus dan

sesuai dengan ukurannya,

 lakukan penggergajian 10 x 15 secara bertahap. Kemudian selesaikan dengan kikir,

 hubungkan lubang Ø 16 dan Ø 8 dengan menggunakan gergaji dan kikir.

4.2 PLAT KABEL ( PENYIMPANAN KABEL)


4.2.1 latihan menandai

 menyamakan ukuran plat dengan lebar 150 mm dan panjang 255 mm jika
kepanjangan, potong plat.

 Menandai ukuran lebar 52,5 mm( garis panjang dengan penggores).

 Menandai lebar 10 mm dari 150 mm menjadi 140 mm

4.2.2 pembuatan plat kabel

 Setelah proses menandai garis-garis penting tadi, kita mulai membuat 9 persegi
panjang (seperti jari-jari)

 Persegi panjang sebelah sudut kiri kanan ukurannya 20 mm dan 7 yang lainnya
ukurannya 2,5 mm.

 Lebar celah antar persegi panjangnya 5 mm

 Buat garis memakai penggores

 Titik beberapa dicelah titik tersebut agar memudahkan pengeboran

 Bor titik-titik yang telah ditandai

 Lalu gergaji dan kikir hingga halus dan rata (pakai kikir kotak gepeng kecil)

 Bengkokkan lebar 10 mm tersebut dengan sudut 45ᵒ


 Bengkokkan pula plat sebaliknya dengan ukuran 40 mm berjarak 50 mm dri titik
batas plat dengan sudut 90

4.3. Mata itik

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

 Latihan 1 :

 Ambil kawat yang tersedia ( NYA 1,5 mm ) kemudian kupas ujungnya sekitar 10 mm.

setelah itu pulir ujung kabel yang telah dikupas dengan bentuk bundar dan cara

memulirnya harus searah jarum jam,

 selesai dipulir masukkan kabel di dalam baut, dan

 setelah kabel 1,5 selesai dipasang semua, lalu pasangan kabel ( NYA 2,5 mm )

caranya sama dengan kabel sebelumnya, begitu pula pada cara kerja kabel-kabel

berikutnya.

 Latihan 2 :

 Kabel-kabel dibuat siku sama dengan gambar,

 membuat siku yang bervariasi dari setiap kabel sesuai dengan gambar.

 Latihan 3 :
- Tahap berikutnya membuat kabel siku, tapi posisi sikunya menghadap

keatas,setelah selesai rapikan pekerjaan dan pasang baut pada mur yang

dipasangi kawat. Kemudian periksa pekerjaan.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan selesainya penulisan laporan ini dapat kami simpulkan hal-hal selama

melakukan kegiatan praktek bengkel sebagai berikut:

 Praktikan lebih kreatif, disiplin, dan dapat berpikir kritis dalam melakukan dan

mengaplikasikan praktek bengkel mekanik,

 praktikan dapat menerapkan materi yang diberikan berupa teori, yang praktikan

aplikasikan langsung dengan praktek, yang mana praktikan dapat membandingkan,

menyelaraskan antara teori dan praktek,

 banyak pengetahuan dan pengalaman, yang praktikan peroleh secara langsung saat

mengikuti praktek, sehingga praktikan dapat mengambil pelajaran dari pengalaman,

 pada pengalaman kerja praktek sangat berarti dan besar manfaatnya, khususnya pada

praktikan karena dapat membantu atau membuka pola pikir praktikan untuk lebih

memantapkan ilmu dan teknologi sesuai jurusan berdasarkan pengalaman di praktek,

terutama untuk melangkah ke dunia usaha nantinya, dan

 dengan adanya penulisan laporan ini praktikan lebih banyak memperoleh teori dan

praktek dari berbagai jenis kegiatan yang telah praktikan lakukan,juga bertujuan agar
praktikan mengingat-ingat kembali, memahami dan dapat menyampaikannya

menjadi suatu laporan.

B. Saran dan Kritik

Selama praktek praktikan banyak mendapat pengalaman dan manfaat yang sangat

berarti.Namun manfaat tersebut belum cukup untuk dijadikan pedoman. Karena penulis

mengharapkan saran-saran sebagai berikut:

 Praktikan harus bekerja sesuai dengan tata tertib bengkel mekanik dan mendengarkan

intruksi untuk bekerja sesuai dengan aturan,

 bagi praktikan-praktikan yang nantinya akan melaksanakan kegiatan praktek bengkel

agar lebih giat, berkonsentrasi, dan bersungguh-sungguh agar praktek dapat

terselesaikan dengan tepat waktu dan kongkrit,

 praktikan juga menyarankan kepada pembimbing agar lebih meningkatkan kerja

sama dan komunikasi yang jelas dan benar dengan peserta praktek, agar hasil praktek

dapat terselesaikan sesuai dengan yang diinginkan, semoga kedua belah pihak

mendapatkan hasil yang positif dengan diadakannya praktek kali ini, dan

 penulis juga menyarankan agar lebih banyak memberi teori pada peserta praktek agar

dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi kekeliruan pada peserta praktek dan dapat

memperoleh hasil yang lebih baik dari kakak-kakaknya yang telah melaksanakan

praktek ini.
Penulis mengharapkan laporan ini dapat bermanfaat guna meningkatkan mutu

pendidikan baik pada masa sekarang atau berguna menjadi jembatan untuk meningkatkan

mutu pendidikan di masa yang akan datang.

Penulis merasa cukup sekian, terima kasih kepada semua pihak yang memberi saran dan
kritik sehingga laporan Praktek bengkel mekanik ini dapat terselesaikan.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. PEDC BANDUNG,1982.MECANICAL WORKSHOP

2. Drs. Daryanto,2000.FISIKA MEKANIK

3. Drs. Alfonso, 2002. PME, Balai Latihan Pendidikan Teknik Makassar

4. Ir. Ahmad Chumaidi,1996. PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNIK

PEMELIHARAAN
BAB V111

LAMPIRAN

Dalam bab ini penulis akan melampirkan gambar alat dan bahan yang digunakan praktikn

selama tiga minggu di bengkel mekanik.

(jangka sorong) (penitik) (penggores)

(stamping) (jangka pegas) (mistar baja)


(palu/martil) (kikir) (gergaji)

(mesin bor) (pengetap) (countersink)


(siku) (obeng) (jenis-jenis tank)

(jenis-jenis kabel)

Hasil praktek bengkel mekanik selama kurang lebih 3 minngu:

(profil u)
(mata itik)

Anda mungkin juga menyukai