Anda di halaman 1dari 18

Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

PERCOBAAN
PENGUKURAN DAYA LISTRIK DENGAN WATTMETER

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setalah melakukan percobaan ini, praktikan diharapkan dapat :
 Melakukan penyambungan wattmeter dengan benar
 Menentukan kesalahan pengukuran daya akibat penyambungan wattmeter
yang berbeda.

B. TEORI DASAR
Wattmeter mempunyai 2 macam kumparan yaitu kumparan arus
(bertahanan kecil) dan kumparan tegangan (bertahanan besar). Ada dua tipe
wattmeter, yaitu :
 Tipe elektrodinamis untuk mengukur besaran dc maupun besaran ac.
 Tipe induksi untuk mengukur besaran ac saja.
Prinsip penunjukan wattmeter adalah memperkalikan 3 buah besaran
yaitu tegangan yang terukur, arus terukur dan factor daya pada besaran ac,
atau memperkalikan besaran tegangan terukur dan arus terukur pada besaran
dc.

CC CC

VC VC

Sumber Beban Sumber


listrik listrik Beban

(a) (b)

Gambar 8.1. Diagram penyambungan wattmeter untuk pengukuran


daya dc atau daya ac 1 fasa. (a) Metode tahanan tinggi.
(b) Metodetahanan rendah. (CC = kumparan arus;
VC = kumparan tegangan).

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-1


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

Adapun prinsip penyambungan pada wattmeter adalah : kumparan


tegangan terhubung secara paralel ke objek atau ke sumber listrik dan
kumparan arus terhubung secara seri dengan objek atau dengan sumber
listrik. Oleh karena itu dikenal dua macam cara penyambungan yang terlihat
pada gambar 8.1.

1. Pengukuran Daya dc

Gambar 8.2 Diagram penyambungan wattmeter untuk pengukuran


daya dc (a) metode tahanan tinggi. (b) metode tahanan
rendah.

Terminologi :
P = Daya sebenarnya pada beban = VI
V = Tegangan yang dialami oleh beban
I = arus yang lewat pada beban
Pa = Daya aktual yang terukur (didefinisikan sebagai perkalian antara
tegangan dikumparan tegangan dengan arus yang lewat dalam
kumparan arus)

Ia = arus yang diukur oleh kumparan arus wattmeter


Va = Tegangan yang diukur oleh kumparan tegangan wattmeter
rA = Tahanan dalam amperemeter
rV = Tahanan dalam voltmeter
Rs = Tahanan dalam kumparan arus wattmeter
Rp = Tahanan dalam kumparan tegangan wattmeter

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-2


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

 P = Pa – P = kesalahan penunjukan/pembacaan alat ukur


E= x 100 % = persen kesalahan terhadap daya sebenarnya
P
Ea = x 100 % = persen kesalahan terhadap daya aktual
Pa

a. Rangkaian dengan metode pengukuran tahanan tinggi


P = V . I .…………………………………………………………… (8-1)
Pa = Va . Ia …..…………………..…………………………………… (8-2)
Dalam hal ini :
Va = V + I (Rs + rA) Ia = I …….……………………………… (8-3)
Maka :
Pa = [V + I (Rs + rA) ] . I
= V . I + I2 (Rs + rA)
= P + I2 (Rs + rA) .. ………………………………………………… (8-4)
Pa – P = I2 (Rs + rA) …………………………………………………… (8-5)
 P = I2 (Rs+ rA) ..………………………………..…………………… (8-6)

P = Pa -  P …………………………………………….…………… (8-7)
∆𝑃
E = x 100 % ………………………………….….…………… (8-8)
𝑃
P
Ea = x 100 % … …………………………………………….……. (8-9)
Pa

b. Rangkaian dengan metode pengukuran tahanan rendah


P = V . I ………………………………………………………………. (8-10)
Pa = Va . Ia Va = V …………………………………………….... (8-11)
Dalam hal ini :
V V
Ia = I + Ip + Iv = I + + …………………..……………..…… (8-12)
Rp rV
Maka :

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-3


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

 V V 
Pa = V  I   
 R P rV 

V2 V2
=V.I+ +
RP rV

 1 1 
= P + V2    ………………………………….………… (8-13)
R 
 p rv 

 1 1 
Pa – P = V2    …………………….……………………… (8-14)
 RP rV 

 1 1 
 P = V2    ……………………………………………… (8-15)
 RP rV 
P = Pa -  P ………………………………………………………… (8-16)
E= x 100 % ………………………………………… (8-17)
P
Ea = x 100 % …………………………………………….…… (8-18)
Pa
2. Pengukuran Daya ac

Gambar 8.3 Diagram penyambungan wattmeter untuk pengukuran daya


ac. (a) metode tahanan tinggi. (b) metode tahanan rendah

Terminologi :
P = Daya sebenarnya pada beban = V . I cos 
V = Tegangan yang dialami oleh beban
I = arus yang lewat pada beban

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-4


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

Pa = Daya aktual yang terukur (didefinisikan sebagai perkalian antara


tegangan dikumparan tegangan dengan arus yang lewat dalam
kumparan arus dengan cosinus sudut antara tegangan arus tersebut)
Ia = arus yang diukur oleh kumparan arus wattmeter
Va = Tegangan yang diukur oleh kumparan tegangan wattmeter
rA = Tahanan dalam amperemeter
rV = Tahanan dalam voltmeter
Rs = Tahanan dalam kumparan arus wattmeter
Rp = Tahanan dalam kumparan tegangan wattmeter
 P = Pa – P = kesalahan penunjukan/pembacaan alat ukur

E = x 100 % = persen kesalahan terhadap daya sebenarnya


P
Ea = x 100 % = persen kesalahan terhadap daya aktual
Pa
a. Rangkaian dengan metode pengukuran tahanan tinggi

V I (rA + Rs) Va

Ѳ I = Ia

I (rA + Rs)

Va cos 
Gambar 8.4 Diagram Vektor untuk rangkaian metode pengukuran
tahanan tinggi untuk pengukuran daya ac.

Pa = Va Ia cos  = I . Va cos  Ia = I ……………………. (8-19)

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-5


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

Dari gambar diketahui :


Va cos  = V cos  + I (rA+Rs)……………………………………. (8-20)
Maka :
Pa = I [V cos  + I (rA+Rs)]

= V . I cos  + I2 (rA+Rs)
= P + I2 (rA+Rs) ………………………………………………… (8-21)
Pa - P = I2 (rA+Rs) ………………………………………………… (8-22)
 P = I2 (Rs + rA) …………………………..……………………… (8-23)
P = Pa -  P …………………………………...…………………… (8-24)
E= x 100 % …………………………………………………… (8-25)
P
Ea = x 100 % ………………………………………………… (8-26)
Pa

b. Rangkaian dengan metode pengukuran tahanan rendah


Ia cos 

Iv + Ip

Va = v

Ia
Iv + Ip

Gambar 8.5 Diagram Vektor untuk rangkaian metode pengukuran


tahanan rendah untuk pengukuran daya ac.

Pa = Va. Ia cos  = V. Ia cos  ……..…………………………… (8-27)


Dalam hal ini :
Ia cos  = I cos  + Iv + Ip

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-6


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

 1 1
= I cos  + V    …………………………………. (8-28)
R 
 p rv 

  1 1 
Pa = V  I Cos V   
 R 
  p rv  
 1 1
= V. I Cos  + V 2   
R 
 p rv 

= ………………….…………………………. (8-29)

 1 1 
P a – P = V2    ……………………..………………………. (8-30)
R rv 
 p

 1 1 
 P = V2    ………………..…………………………… (8-31)
R 
 p rv 
P = Pa −  P …………………………………….………………… (8-32)

E = x 100 % ………………………………………………… (8-33)

P
Ea = x 100 % ………………………..………………………… (8-34)
Pa

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-7


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

C. DIAGRAM RANGKAIAN

Wattmeter

Sumber
listrik V Beban
variabel

(a)
Wattmeter

Sumber
listrik V
variabel
Beban

(b)
Gambar 8.6 Diagram rangkaian pengukuran daya dc atau ac 1-fasa.
Metode penyambungan tahanan-tinggi. (b)Metode
penyambungan tahanan-rendah

D. ALAT DAN BAHAN


 Sumber tegangan dc variabel
 Sumber tegangan ac variabel
 Wattmeter 1-fasa
 Tahanan geser (variabel)
 Induktor
 Voltmeter
 Amperemeter
 Papan rangkaian
 Kabel-kabel penghubung.
 Lampu pijar
 Laptop

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-8


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

E. PROSEDUR PERCOBAAN
 Meneliti semua alat sebelum digunakan
 Mengukur semua tahanan kumparan wattmeter
 Menggunakan sumber listrik dc sebagai sumbernya, serta menggunakan
resisitor atau tahanan geser sebagai bebannya.
 Membuat rangkaian seperti pada gambar rangkaian, kemudian
menghidupkan sumber listrik dc-nya. Mengatur wattmeter sampai
menunjuk pada suatu nilai. Mencatat penunjukan wattmeter, amperemeter
dan voltmeter. Mencantumkan data yang anda peroleh kedalam table.
 Melakukan langkah nomor 4 di atas untuk gambar rangkaian (b). pada
langkah ini penunjukan wattmeter harus sama dengan penunjukan
wattmeter pada langkah kerja nomor 4 di atas.
 Mengganti bebannya dengan ballast, jangan lupa mencatat data pada
papan namanya.
 Mengulangi langkah kerja nomor (4) dan (5), dengan menggunakan
sumber listrik ac.
 Jika percobaan telah selesai, minimumkan lalu off-kan sumber tegangan

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-9


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

F. HASIL PERCOBAAN
Tabel 8.1 Hasil pengamatan pengukuran daya dengan wattmeter
Metode Penyambungan
Jenis
Jenis
No Sumber Tahanan Tinggi Tahanan Rendah
Beban
Listrik
Va Ia
I (A) Pa (W) V (V) Pa (W)
(V) (A)
Tahanan
1 dc 15 0,74 11 14,2 0,78 11,5
Geser
Tahanan
2 dc 20 1,05 22 18,6 1,05 20,5
Geser
Lampu
3 ac 216 0,44 95 216 0,44 95
Pijar

4 ac Laptop 216 0,25 30 216 0,25 30

Tabel 8.2 Hasil pengamatan pengukuran nilai tahanan dalam

Jenis Nilai Tahanan Dalam


No Sumber
Listrik rA (Ω) Rs (Ω) rV (kΩ) RP (kΩ)

1 dc 0,6 0,4 180 16

2 ac 0,6 0,4 2000 85

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-10


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

G. ANALISA HASIL PERCOBAAN


1. Menghitung kesalahan (∆P), persen kesalahan (Et dan Ea) dan daya
sebenarnya pada beban (Pt) untuk sumber listrik dc.
a. Metode Tahanan Tinggi,
 Pengukuran dengan wattmeter
I = 0,74 Ampere
Va = 15 Volt

Pa = 11 Watt
rA = 0,6 Ω
Rs = 0,4 Ω

 P = I2 (Rs + rA)
= (0,74)2 (0,4 + 0,6)
= 0,5476 (1,0)
= 0,5476 Watt

Pt = Pa -  P
= 11 – 0,5476
= 10,4524 Watt

P
E = x 100 %
P
0,5476
= x100%
10,4524

= 5,23 %

P
Ea = x 100 %
Pa

0,5476
= x 100 % = 4,97 %
11

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-11


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

 Menghitung daya aktual P lewat data pengukuran selain


wattmeter
Pa = Va . I
= 15 . 0,74
= 11,1 Watt

∆P = Pa – P
= 11,1 – 10,4524
= 0,6476 Watt

P
Et = x 100 %
P
0,6476
= x 100 %
10,4524
= 6,19 %

∆𝑃
Ea = 𝑃 𝑥 100 %
𝑎

0,6476
= x 100 %
11,1
= 5,83 %

b. Metode Tahanan Rendah


 Pengukuran dengan wattmeter
V = 14,2 Volt
rV = 180 kΩ
Rp = 16 kΩ
Pa = 11,5 Watt

Ia = 0,78 Ampere

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-12


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

 1 1 
 P = V2   
 RP rV 

= (14,2)2 (0,0000625 + 0,0000055)

= 201,64 (0,000068)

= 0,013 Watt

∆𝑃
Ea = x 100 %
𝑃𝑎

0,013
= x 100 %
11,5

= 0,1 %

Pt = Pa - ∆P
= 11,5 – 0,013
= 11,487 Watt

∆𝑃
𝐸𝑡 = × 100 %
𝑃𝑡
0,013
= × 100 %
11,487

= 0,11 %

 Menghitung daya aktual P lewat data pengukuran selain


wattmeter
Pa = V . Ia
= 14,2 . 0,78
= 11,076 Watt

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-13


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

∆P = Pt – Pa
= 11,487 – 11,076
= 0,411 Watt

P
E  x 100 %
Pt
0,411
= x 100 %
11,487
= 3,57 %

∆𝑃
𝐸𝑎 = × 100 %
𝑃𝑎
1,041
= × 100 %
15,996
= 6,51 %

2. Menghitung kesalahan (∆P), persen kesalahan (Et dan Ea) dan daya
sebenarnya pada beban (Pt) untuk sumber listrik ac.

 Metode Tahanan Tinggi


I = 0,59 Ampere
rA = 0,6 Ω
Rs = 0,4 Ω
Pa = 20 Watt

 P = I2 (Rs + rA)
= (0,59)2 (0,4 + 0,6)
= 0,3481 (1,0)
= 0,3481 Watt

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-14


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

∆𝑃
Ea = x 100 %
𝑃𝑎

0,3481
= x 100 %
20
= 1,7405 %

P = Pa - ∆P
= 20 – 0,3481
= 19,6519 Watt

∆𝑃
E = x 100 %
𝑃
0,3481
= x 100 %
19,6519
= 1,77 %

 Metode Tahanan Rendah


V = 219 Volt
rv = 2000 kΩ = 2000000 Ω
Rp = 85 kΩ = 85000 Ω
Pa = 20 Watt

 1 1 
 P = V2   
R rv 
 p

1 1
= (219)2 ( + )
85 𝑥 103 2000000
= 47961 (0,0000117 + 0,0000005)
= 0,588 Watt

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-15


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

∆𝑃
Ea = x 100 %
𝑃𝑎
0,588
= x 100 %
20
= 2,94 %

P = Pa - ∆P
= 20 – 0,588
= 19,412 Watt

P
E= x 100 %
P
0,588
= x 100 %
19,412
= 3,03 %

Untuk hasil selengkapnya, dapat dilihat pada tabel 8.3, 8.4, 8.5 dan tabel 8.6

Tabel 8.3 Hasil analisa data untuk metode penyambungan Tahanan Tinggi
Wattmeter
Jenis Metode penyambungan
No Sumber
Tahanan tinggi
Listrik

Va(V) I(A) Pa(W) ∆P(W) P(W) E(%) Ea(%)


1 dc 26,6 0,62 15 0,3844 14,6156 2,63 2,56

2 ac 225 0,59 20 0,3481 19,6519 1,77 1,7405

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-16


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

Tabel 8.4 Hasil analisa data untuk metode penyambungan Tahanan Tinggi
untuk pengukuran selain wattmeter
Selain Wattmeter

Jenis Metode Penyambungan


No Sumber
Tahanan Tinggi
Listrik

Va(V) I(A) P(W) Pa(W) ∆P(W) E(%) Ea(%)


1 dc 26,6 0,62 14,6156 16,492 1,8764 12,84 11,38

Tabel 8.5 Hasil analisa data untuk metode penyambungan Tahanan


Rendah
Wattmeter
Jenis Metode penyambungan
No Sumber
Tahanan Rendah
Listrik
V(V) Ia(A) Pa(W) ∆P(W) P(W) E(%) Ea(%)
1 dc 25,8 0,62 15 0,045 14,955 0,301 0,3
2 ac 219 0,38 20 0,588 19,412 3,03 2,94

Tabel 8.6 Hasil analisa data untuk metode penyambungan Tahanan


Rendah untuk pengukuran selain Wattmeter
Selain Wattmeter

Jenis Metode Penyambungan


No Sumber
Tahanan Rendah
Listrik

V(V) Ia(A) ∆P(W) Pa(W) P(W) E(%) Ea(%)


1 dc 25,8 0,62 1,041 15,996 14,955 6,96 6,51

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-17


Praktikum Pengukuran Listrik 342 12 034

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dan hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
 Persentase kesalahan (E) pada metode tahanan tinggi, jenis sumber listrik
ac lebih kecil daripada dc. Dimana hasil persentasenya yaitu dc = 2,63 %
dan ac = 1,77 %
 Persentase kesalahan (Ea) pada metode tahanan tinggi, jenis sumber ac
lebih kecil daripada dc. Dimana hasil persentasenya yaitu dc = 2,56 % dan
ac = 1,7405 %

Pengukuran Daya Listrik dengan Wattmeter 8-18

Anda mungkin juga menyukai