Mizan Al Aqaid
10311710003019
No.
Tanggal Bab/Sub-Bab Uraian Perubahan
Rev
1 28-01- 2021 Judul Pada bagian judul terdapat
perubahan yaitu dengan
menambahkan metode kendali
yang rencananya digunakan dalam
penelitian.
2 29-01-2021 Ringkasan Pada bagian ringkasan terdapat
perubahan yaitu dengan
menambahkan uraian cara kerja
sistem secara ringkas.
3 29-01-2021 Bab I – Pada bagian latar belakang
Latar Belakang terdapat perubahan yaitu dengan
memperjelas hal yang
melatarbelakangi diangkatnya
topik proyek akhir.
4 29-01-2021 Bab III – Pada bagian perancangan dan
Perancangan dan realisasi alat terdapat perubahan
Realisasi Alat yaitu dengan menambahkan
diagram blok sistem generator
ozon dan subsistem high voltage
power supply secara detail, untuk
mempermudah penjelasan
mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian. Kemudian
menambahkan rencana
pengambilan data, pengujian dan
analisa.
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Ciptian Weried Priananda, S.ST., M.T Lucky Putri Rahayu, S.Si., M.Si.
NPP. 1990201711060 NPP. 1991201712058
i
DAFTAR ISI
ii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 28
BIODATA MAHASISWA ................................................................................. 36
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
Departemen Teknik Elektro Otomasi
Fakultas Vokasi – ITS
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Pembimbing 1, Pembimbing 2, Kepala Laboratorium
Electric Drive and Power
Electronics System,
Mengetahui,
Kepala Departemen,
vi
RINGKASAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana merancang flyback converter sebagai pembangkit dielectric-
barrier discharge (DBD) pada generator ozon.
2. Bagaimana performa penggunaan PI controller pada konfigurasi closed-
loop control system untuk mengendalikan tegangan keluaran flyback.
3. Bagaimana pengaruh tegangan flyback terhadap produk yang dihasilkan
(kadar ozon).
4. Bagaimana efisiensi ozon yang dihasilkan dari generator ozon yang telah
dirancang bangun.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan proyek akhir ini diantaranya adalah:
1. Merancang flyback converter sebagai pembangkit dielectric-barrier
discharge (DBD) pada generator ozon.
2. Mengetahui performa penggunaan PI controller pada konfigurasi closed-
loop control system untuk mengendalikan tegangan keluaran flyback.
3. Mengetahui pengaruh tegangan flyback terhadap flyback terhadap produk
yang dihasilkan (kadar ozon).
4. Menguji efisiensi ozon yang dihasilkan dari generator ozon yang telah
dirancang bangun.
1.4 Target
Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan proyek akhir ini adalah dapat
merancang generator ozon yang memiliki efisiensi tinggi, sehingga mampu
dilakukan optimalisasi produksi ozon yang nantinya dapat diaplikasikan pada
berbagai bidang, sesuai dengan standar dan regulasi yang telah ditetapkan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ozon
Ozon yang keberadaannya pada bagian atas dan bawah dari lapisan
stratosfer melindungi bumi dari radiasi berlebihan oleh ultraviolet, namun pada
lapisan troposfer ozon merupakan polutan dan sangat berbahaya bagi makhluk
hidup. Karena toksisitasnya, Occupational Safety and Health Administration
(OSHA) telah menetapkan paparan batasan maksimum untuk manusia terhadap
ozon, yaitu sebanyak 0,06 ppm dalam periode delapan jam, lima hari seminggu, dan
untuk dosis maksimum 0,30 ppm dalam 15 menit.
Ketertarikan terhadap ozon sebagai alternatif terhadap klor dan disinfektan
kimia lainnya dalam operasi pembersihan dan disinfeksi berdasarkan pada
tingginya kemampuan biosida, spektrum antimikroba yang luas, ketiadaan produk
samping yang merugikan kesehatan dan kemampuan untuk menghasilkan ozon atas
permintaan, in-situ, tanpa perlu menyimpannya untuk penggunaan berikutnya. [2]
3
Densitas relatif (di udara) 1,667 kg/m3
Energi 142,3 kJ/mol (34,15 kkal/kmol)
Potensial oksidasi 2,07 volt
Waktu paruh dalam larutan cair (20C) 20 – 30 menit
Waktu paruh (pada udara kering) 12 jam
Ozon terbentuk dalam stratosfer, kabut dan asap fotokimia dan pada lampu
sterilisasi UV, pancaran listrik tegangan tinggi, dan radiasi gamma. [4] Pada
temperatur ruang, ozon terdekomposisi dengan cepat dan, dengan begitu, tidak
terakumulasi tanpa pembuatan ozon yang berkesinambungan. [5] Ozon ditemukan
dalam konsentrasi rendah di alam. Ozon mempunyai waktu paruh yang lebih lama
ketika berupa gas dibandingkan dalam larutan yang mengandung air. Ozon dalam
air murni cukup cepat terurai menjadi oksigen, dan bahkan lebih cepat dalam
larutan tidak murni. Kelarutan ozon dalam air 13 kali daripada oksigen pada 0 oC
dan semakin lebih cepat larut dalam air dingin (Tabel 2.3.). Dekomposisi ozon lebih
cepat dalam temperatur air lebih tinggi. [6]
Tiga atom oksigen pada molekul ozon tersusun pada suatu sudut tumpul di
mana atom oksigen pusat terikat dengan dua atom oksigen dengan jarak yang
ekuivalen; sudutnya berkisar 116o 49’ dan panjang ikatannya adalah 1,278 Ǻ.
Empat struktur ozon ditunjukkan pada Gambar 2.1. [7]
4
Ozon berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal. Seperti halnya oksigen,
kelarutan ozon dalam air juga bergantung pada temperatur dan tekanan parsial ozon
pada fasa gas disamping adanya pengaruh pH cairan. Kelarutan ozon dan oksigen
pada air disajikan pada tabel di bawah ini
5
memutuskan ikatan karbon-nitrogen sehingga terjadi depolimerisasi.
Ozon yang digunakan sebagai disinfektan biasanya terdiri dari preparasi
feed-gas, penghasil ozon (ozone generation), kontaktor ozon, dan penghancur ozon.
Di bawah ini merupakan diagram sistematis dari proses disinfeksi dengan
menggunakan ozon. [10]
Selain untuk mengolah air, ozon juga dapat digunakan sebagai pemutih
dalam industri pengolahan gula dan pemutihan bahan linen karena sifatnya yang
dapat memutihkan. Ozon juga dapat digunakan untuk mengkonversi campuran
minyak-batubara sehingga menghasilkan produk yang cocok untuk digunakan
dalam cat, pembuatan minyak pernis dan oil-cloth. Ozon juga banyak digunakan
dalam industri pengawetan makanan, seperti pengawetan susu, daging, gelatin,
casein dan albumin. Ozon juga digunakan untuk mempurifikasi dan menambahkan
umur dari minuman beralkohol seperti anggur sehingga anggur yang baru
diproduksi akan terasa seperti anggur yang sudah berumur beberapa tahun. Ozon
juga berguna untuk mengeraskan makanan. [8]
Dalam bidang kedokteran gigi, ozon digunakan untuk menjaga agar mulut
yang sedang dioperasi tetap steril. Dalam terapi medis, ozon digunakan untuk
mengobati kanker (menggabungkan ozon dengan terapi radiasi), gangguan
peredaran darah, dalam bidang ginekologi, dan dalam terapi oksidasi hematogenik
(menginjeksi campuran ozon dan oksigen ke dalam aliran darah). Selain itu, ozon
juga dapat digunakan untuk membuat asam azelat dan pelargonat melalui ozonolisis
asam oleat. [8]
6
2.3 Pembentukan Ozon
Dalam rangka untuk menghasilkan ozon, satu molekul oksigen diatomik
harus dipisah. Oksigen radikal bebas tadi kemudian bebas untuk bereaksi dengan
oksigen diatomik yang lain untuk membentuk molekul ozon triatomik.
Bagaimanapun, supaya dapat mematahkan ikatan O–O memerlukan banyak energi.
Metoda radiasi ultraviolet (panjang gelombang 188 nm), pelepasan korona (corona
discharge), dan elektrokimia dapat digunakan untuk menginisiasi pembentukan
oksigen radikal bebas, sehingga menghasilkan ozon.
7
2.3.2 Radiasi Ultraviolet
Pembentukan ozon pada teknologi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan lampu UV. Pada Gambar 2.4., oksigen berubah menjadi ozon setelah
dilewatkan pada sinar ultraviolet dari lampu UV.
Pada teknologi pembentukan ozon dengan sinar ultra violet (UV), reaksi
endotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1, 5O2 O3 H 34 kkal (1)
Reaksi di atas berlangsung apabila cahaya yang diabsorbsi oleh oksigen berada
pada rentang panjang gelombang yang lebih pendek dari 842 nm. [13]
Pembentukan ozon juga dapat terjadi melalui reaksi berikut:
O2 O2 O3 O H 93 kkal (2)
Reaksi tersebut berlangsung apabila cahaya yang diabsorbsi oksigen berada pada
panjang gelombang 307 nm. [13] Keuntungan penggunaan teknologi ini adalah,
konstruksinya yang lebih sederhana dibanding teknologi corona discharge.
Biayanya pun lebih ekonomis. Tetapi konsentrasi ozon yang dihasilkan lebih sedikit
dari corona discharge.
8
dan larutan anion dengan keelektronegatifan tinggi. Ozon secara oksidasi
elektrokimia akan terbentuk dari air.
Pada proses elektokimia, terjadi reaksi setengah sel di anoda dan katoda. Di anoda:
3H O O 6H+ + 6e V 0 = +1, 51 V (3)
dan pada saat yang bersamaan juga terjadi reaksi:
2H O O 4H+ 4e V 0 1, 23 V (4)
Sedangkan untuk di katoda:
O 4H+ 4e 2H O V 0 1, 23 V (5)
𝑦ozon 𝑘𝑜 𝑓𝑉𝑝
𝐴𝑒𝑙 = 𝑡𝑚𝑑 (6)
dimana:
9
𝑦ozon/ 𝐴𝑒𝑙 = perolehan (yield) ozon per satuan luas permukaan elektroda (pada kondisi
optimal)
𝑘𝑜 = konstanta produktivitas
𝑓 = frekuensi arus bolak-balik, hertz
Vp = tegangan (puncak) antara 2 elektroda (discharge gap), volt
𝑡𝑚𝑑= ketebalan media dielektrik, m
di mana:
kv = konstanta perubahan tegangan akibat perubahan tekanan gas
p = tekanan gas di antara 2 elektroda, bar
g = lebar/jarak antar elektroda
Jika ozon dihasilkan dari umpan gas masukan yang berasal dari udara
lingkungan maka produktivitas pembentukan ozon akan berkurang secara berarti,
karena akan terjadi:
1. Pengurangan perolehan (yield) ozon per kWh dari pemakaian listrik
2. Pembentukan asam nitrat yang akan menyebabkan timbulnya korosi
pada komponen alat pembangkit ozon.
Hal ini berarti bahwa udara yang menjadi umpan harus dikeringkan dan
dibersihkan dari beberapa macam pengotor terlebih dahulu. Pada ozonator modern,
udara dikeringkan sampai menjadi titik embun (dew point), yaitu sekitar – 40
sampai – 60°C. Parameter-parameter penting yang harus diperhatikan untuk
menghasilkan ozon dari ozonator agar pengeluaran akan tenaga listrik tidak terlalu
besar (optimal) adalah:
1. Laju alir
Penambahan laju alir dari gas masukan (umpan) akan mengakibatkan
kenaikan jumlah ozon yang dihasilkan ozonator per satuan waktu dan
per satuan dari listrik yang dibutuhkan
2. Suhu
Suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan ozon yang dihasilkan
dalam ozonator akan mudah terdekomposisi.
3. Gas masukan (umpan)
Penggunaan oksigen sebagai gas masukan lebih baik dibandingkan
dengan udara, juga akan mengurangi kebutuhan akan gas kering.
10
Efisiensi dari alat pembangkit ozon ini semakin lama semakin meningkat, hal ini
dapat dilihat ketika pada tahun 1906 ozonator dapat mengonsumsi energy sebesar
33 kWh/lb O3, sedangkan pada tahun 1990 terdapat paten ozonator yang hanya
mengonsumsi energi sebesar 10,63 kWh/lb O3.
11
tinggi untuk menyebabkan kerusakan pada gas. Dalam kebanyakan aplikasi,
dielektrik membatasi kerapatan arus rata-rata di ruang gas.
Dengan demikian ia bertindak sebagai pemberat yang, dalam kasus ideal,
tidak mengonsumsi energi. Bahan yang disukai untuk pembatas dielektrik adalah
kaca atau kaca silika, dalam kasus khusus juga bahan keramik, dan lapisan enamel
atau polimer tipis. Dalam beberapa aplikasi, lapisan pelindung atau fungsional
tambahan diterapkan. Pada frekuensi yang sangat tinggi, pembatasan arus oleh
dielektrik menjadi kurang efektif. Untuk alasan ini DBD biasanya dioperasikan
antara frekuensi jalur dan sekitar 10 MHz. Saat medan listrik berada di celah
pelepasan
cukup tinggi untuk menyebabkan kerusakan, di sebagian besar gas, sejumlah besar
muatan mikro diamati ketika tekanan berada di urutan 105 Pa. Ini adalah kisaran
tekanan yang lebih disukai untuk pembentukan ozon, pembentukan excimer, serta
vakum untuk pengolahan gas buang dan pengendalian polusi. Gambar 2.8
menunjukkan muatan mikro dalam celah 1 mm yang berisi udara bertekanan
atmosfer, difoto melalui elektroda transparan.
Dalam formasi plasma mode filamen ini menghasilkan konduktivitas listrik
yang dibatasi pada muatan mikro. Gas di antaranya tidak terionisasi dan berfungsi
sebagai reservoir latar belakang untuk menyerap energi yang dihamburkan dalam
muatan mikro dan untuk mengumpulkan serta mengangkut spesies yang berumur
panjang. dibuat. Dalam sebagian besar aplikasi berdaya tinggi, pendingin cair dari
setidaknya satu elektroda digunakan.
Selain konfigurasi planar yang digambarkan pada Gambar 2.7, juga celah
pelepasan annular antara elektroda silinder dan dielektrik digunakan dalam banyak
aplikasi teknis. Celah pembuangan itu sendiri memiliki lebar tipikal mulai dari
kurang dari 0,1 mm hingga beberapa sentimeter, tergantung pada aplikasinya.
Untuk memulai pelepasan dalam celah pelepasan yang diisi dengan gas pada sekitar
tekanan atmosfir, diperlukan tegangan dalam kisaran beberapa ratus V hingga
beberapa kV. Gas dapat mengalir melalui DBD (generasi ozon, perawatan
permukaan, pengendalian polusi) atau dapat disirkulasi ulang (laser CO2) atau
12
dienkapsulasi sepenuhnya (lampu excimer, lampu fluorescent berbasis excimer dan
panel lampu, panel display plasma).
13
rendah ini memiliki sifat yang berbeda dan bukan subjek artikel ini. Penampakan
yang paling umum dari pelepasan dielektrik barrier pada tekanan tinggi,
bagaimanapun, adalah yang ditunjukkan pada Gambar 2.8. Hal ini ditandai dengan
sejumlah besar muatan mikro berumur pendek. Setiap microdischarge memiliki
saluran plasma hampir silinder, biasanya dengan radius sekitar 100 µm, dan
menyebar ke debit permukaan yang lebih besar pada permukaan dielektrik. Gambar
2.9 menunjukkan diagram skema mikrodischarge tunggal dan rangkaian ekivalen
sederhana.
Dengan mengaplikasikan medan listrik yang lebih besar dari medan
breakdown local breakdown gap dimulai. Dalam rangkaian ekivalen ini
dilambangkan dengan menutup sakelar dan memaksa sebagian arus melalui filamen
plasma, yang resistansi R (t) berubah dengan cepat seiring waktu. Pada
kenyataannya, longsoran elektron yang berkembang dengan cepat menghasilkan
muatan ruang yang tinggi sehingga terbentuk pita yang merambat sendiri. [30]
Peningkatan medan yang diinduksi muatan ruang pada kepala pita, bergerak jauh
lebih cepat daripada kecepatan penyimpangan elektron, adalah dipantulkan di
anoda dan berjalan kembali ke katoda dimana, dalam sepersekian dari 1 ns, lapisan
jatuh katoda yang sangat tipis terbentuk.
saat ini arus mengalir melalui saluran konduktif yang menjembatani puncak celah
elektroda. Akumulasi muatan selanjutnya pada permukaan dielektrik mengurangi
medan listrik lokal sedemikian rupa sehingga ionisasi berhenti dalam beberapa
nanodetik dan muatan mikro tersedak.
Tiga tahap pengembangan microdischarge ditunjukkan pada Gambar 2.10.
The katoda logam ada di bagian atas, dan anoda di bagian bawah ditutup dengan
lapisan dielektrik (εG3, ketebalan: 0.8 mm). Kerapatan elektron ditunjukkan oleh
14
Gambar 2. 10 2-Dimensi Simulasi Numerik pada Perkembangan Microdischarge di
atmosfer udara bertekanan
(Sumber: Kogelschatz, 2002)
garis kontur. Garis medan listrik ditumpangkan. Kita melihat longsoran elektron
awal berjalan menuju anoda pada 5 ns, distribusi elektron pada arus puncak,
bertepatan dengan pembentukan daerah jatuhnya katoda, dan tahap yang sangat
terlambat pada 100 ns, lama setelah arus berhenti. Pada tahap ini elektron masih
ada tetapi arusnya tersumbat karena medan di lokasi ini telah runtuh. Beberapa
milimeter dari lokasi microdischarge masih ditemukan medan homogen awal yang
tidak terusik yaitu 34 kV/Cm. Perpanjangan lateral muatan permukaan (bawah)
jauh lebih besar dari diameter muatan mikro asli saluran. Efek tersedak yang
dijelaskan lebih terlihat pada gas elektronegatif karena keterikatan elektron yang
cepat.
15
absorber choke. Bagian keluaran dari rangkaian penyearah terdiri dari resistor,
dioda dan kapasitor.[32]
Buck-boost converter adalah konverter tegangan DC yang bekerja dengan
memadukan prinsip buck-converter dan boost converter. Buck-boost converter
pada umumnya diperlukan manakala tegangan keluaran yang diinginkan tetap
berada pada level yang telah ditentukan meskipun tegangan masukan (misalnya dari
baterai) telah merosot hingga ke level yang tidak efektif lagi untuk kinerja sebuah
rangkaian konverter. Dengan diterapkannya buck-boost converter berkurangnya
level tegangan masukan menjadi dapat lebih ditolerir atau (dengan kata lain) range
tegangan input menjadi lebih lebar lagi dari sebelumnya. Dengan begitu efisiensi
penggunaan baterai sebagai sumber tegangan masukan menjadi lebih baik.
Rangkaian dasar dari flyback converter dengan menempatkan belitan kedua
pada induktor, dimungkinkan untuk mencapai isolasi listrik, yang ditunjukkan pada
Gambar 2.11
16
BAB III
METODOLOGI
17
Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Generator Ozon
18
Mode Power Supply (LMPS) ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
adalah:
1. Pada kebutuhan daya tinggi, efisiensi SMPS lebih tinggi dari pada
LMPS. Efisiensi SMPS berkisar antara 70% - 90%, sedangkan LMPS
hanya 30% - 60%.
2. Power loss atau disipasi daya SMPS lebih rendah dari pada LMPS,
karena perangkat atau komponen daya tidak perlu beroperasi pada
wilayah aktifnya.
3. Beberapa komponen SMPS seperti trafo dan komponen filter yang
dioperasikan pada frekuensi tinggi, ukurannya lebih kecil serta beratnya
lebih ringan dari pada komponen LMPS.
4. SMPS lebih fleksibel untuk diatur tegangan keluarannya, bisa
menggunakan analog atau digital controller.
Voutput 1 – 10 kiloVolt DC
Main Supply 220 VAC 220 VDC
(Regulated)
Rectifier and Flyback Ozone
220 VAC
Filter Circuit Converter Reactor
(PLN)
Feedback
Signal
Feed
(Oxygen)
Control Signal Measurement
(PWM Switching)
Error
5 VDC Signal Voutput
Controller
Error
Supply Controller
Amplifier
5 VDC
Vreference
19
kontroler proportional-integral (PI). Kemudian kontroler PI yang diprogram
pada software dengan menggunakan mikrokontroler, akan memanipulasi
sinyal kontrol sehingga didapatkan sinyal PWM switching dengan duty ratio
tertentu untuk mengendalikan Voutput agar sesuai atau mendekati Vreference
(toleransi ± 2%). Berikut merupakan mekanisme umpan balik (closed-loop
control system) pada subsistem HVPS yang di representasikan dalam diagram
blok pada Gambar 3.3
20
untuk dapat mengendalikan temperature reaktor ozon. Jika temperature pada
reaktor ozon melebihi batas yang telah ditentukan sesuai spesifikasi, maka
terdapat aksi untuk menginjeksi coolant.
Selain data tersebut di tampilkan dalam bentuk tabel, rencananya beberapa data
akan di representasikan dalam bentuk grafik untuk memudahkan proses analisa.
Setelah dilakukan pengambilan data, maka dilakukan tahap pengujian dan analisa.
Rencana pengujian pada sistem ini diantaranya adalah:
21
BAB IV
JADWAL DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
4. Penyusunan Laporan
Penulisan laporan dari tahap awal sampai akhir penelitian
22
4.2 Rencana Anggaran Biaya
23
c. Perjalanan
d. Penyusunan Laporan
24
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Suksri, Amnart & Karnchanalekha, K. & Tonmitra, K. & Apiratikul, Promsak.
(2009). A comparative study on suitable high voltage sources for ozone
generation. 10.1109/ECTICON.2009.5137012.
[2]. Suslow, T.V. (2004). Ozone Applicatios for Postharvest Disinfection of Edible
Horticultural Crops. ANR Publication 8133.
[3]. Kogelschatz, U. (1988). Advanced Ozone Generation. In S. Stucki (Ed.).
Process Technologies for Water Treatment. New York: Plenum Publishers.
[4]. Mustafa, M.G. (1990). Biochemical Basis of Ozone Toxicity. Free Radical
Biology and Medicine, 9, 245 – 265.
[5]. Peleg, M. (1976). Review paper: The Chemistry of Ozone in The Treatment of
Water. Water Research, 10, 361 – 365.
[6]. Rice, R.G. (1986). Application of Ozone in Water and Waste Water Treatment.
In R.G. Rice, dan M.J. Browning (Ed.). Analytical Aspects of Ozone Treatment
of Water and Waste Water. Syracuse: The Institute.
[7]. Oehlschlaeger, H.F. (1978). Reactions of Ozone with Organic Compounds. In
R.G. Rice dan J.A. Cotruvo (Ed.). Ozone/Chlorine Dioxide Oxidation Products
of Organic Material. Cleveland: Ozone Press International.
[8]. Rice, R.G. dan Browning, M.E. (1981). Ozone Treatment of Industrial Waste
Water. Pork Ridyl.
[9]. de la Coux, H. (1904). l'Ozone et ses Applications Industrielles. Paris: Vve. Ch.
Dunod.
[10]. Cheremisinoff, Nicholas P. (2002). Handbook of Water and Wastewater
Treatment Technologies. Boston: Butterworth-Heinemann.
[11]. Salomon, Clement. (1998). Ozone Disinfection. West Virginia: National
Small House Clearinghouse.
[12]. Manley, T.C. dan Niegowski, S.J. (1967). Ozone. In Encyclopedia of
Chemical Technology (2nd ed.) (vol. 14, pp. 410 – 432). New York: Wiley.
[13]. Volman, D.H. (1963). Photochemical Gas Phase Reactions. In Advances in
Photochemistry (vol. I, pp. 43). New York: Interscience Publishers.
[14]. W. Siemens, Poggendorff ’s Ann. Phys. Chem. 102, 66 (1857)
[15]. T. Andrews and P. G. Tait, Phil. Trans. Roy. Soc. (London) 150, 113 (1860).
[16]. P. Hautefeuille and J. Chappuis, Compt. Rend. Acad. Sce´. (Paris) 92, 80
(1881).
25
[17]. E. Warburg and G. Leitha¨user, Ann. Physik (4) 28, 313 (1909).
[18]. E. Warburg, Ann. Physik (4) 13, 464 (1904)
[19]. E. Warburg, Z. Tech. Phys. 6, 625 (1925).
[20]. H. Becker, Wiss. Vero¨ff. Siemens-Konzern 1, 76 (1920).
[21]. H. Becker, Wiss. Vero¨ff. Siemens-Konzern 3, 243 (1923).
[22]. M.-P. Otto, Bull. Soc. Franc¸. Electr. 9, 129 (1929).
[23]. K. G. Donohoe and T. Wydeven, J. Appl. Polymer Sci. 23, 2591 (1979).
[24]. S. Kanazawa, M. Kogoma, T. Moriwaki, and S. Okazaki, J. Phys. D: Appl.
Phys. 21, 838 (1988).
[25]. F. Massines, A. Rabehi, P. Decomps, R. B. Gadri, P. Se´gur, and C. Mayoux,
J. Appl. Phys. 83, 2950 (1998)
[26]. D. G. Boyers and W. A. Tiller, Appl. Phys. Lett. 41, 28 (1982)
[27]. E. Ammelt, D. Schweng, and H.-G. Purwins, Phys. Lett. A 179, 348 (1993).
[28]. W. Breazeal, K. M. Flynn, and E. G. Gwinn, Phys. Reû. E 52, 1503 (1995).
[29]. U. Kogelschatz, Filamentary, patterned and diffuse barrier discharges, IEEE
Trans. Plasma Sci. 30 (2002), accepted for publication.
[30]. B. Eliasson and U. Kogelschatz, IEEE Trans. Plasma Sci. 19, 309 (1991).
[31]. Mohan, N., Undeland, T. M., & Robbins, W. P. (2003). Power electronics:
converters, applications, and design. John wiley & sons.
[32]. Singhasathein, A. & Kesi, W. & Boonyayut, S. & Suwanpingkarl, Pasist &
Poungsri, Piyapat & Pruksanubal, Apibal & Tanthanuch, Nutthaphong.
(2015). Design and Construction of 30 kV High Voltage Generator Using
Fly-Back Converter.
[33]. P. Davari, F. Zare, A. Ghosh, and H. Akiyama, “High-voltage modular power
supply using parallel and series configurations of flyback converter for
pulsed power applications,” IEEE Trans. Plasma Sci., vol. 40, no. 10 PART
1, pp. 2578–2587, 2012.
[34]. J. R. Dreher, F. Marangoni, J. L. R. Ortiz, M. L. S. Martins, and H. T. Câmara,
“Integrated DC / DC Converters for High Step-up Voltage Gain
Applications,” 3rd IEEE International Symposium on Power Electronics for
distributed Generation system (PEDG), 2012, hal. 1–8.
[35]. M. C. Taneri, N. Genc and A. Mamizadeh, "Analyzing and Comparing of
Variable and Constant Switching Frequency Flyback DC-DC Converter,"
2019 4th International Conference on Power Electronics and their
26
Applications (ICPEA), Elazig, Turkey, 2019, pp. 1-5, doi:
10.1109/ICPEA1.2019.8911196.
27
LAMPIRAN
A-1. Referensi mengenai pembangkitan ozon dengan tegangan tinggi dan metode
analisa efisiensi generator ozon terhadap ozon yang dihasilkan
28
29
30
31
A-2. Referensi untuk mempelajari konsep dasar Dielectric-barrier Discharge
32
33
34
35
BIODATA MAHASISWA
36