PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
DANIEL SEVALA
NIM. 1407112344
DANIEL SEVALA
NIM. 1407112344
Program Studi Teknik Elektro S1 Fakultas Teknik Universitas Riau
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa., karena
atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Proposal Skripsi dengan judul : Pengaruh Induksi Magnet Permanen pada
Dielectric Barrier Discharge yang Dicatu oleh Inverter Setengah Jembatan
Resonansi, ini dengan baik. Penulisan Proposal skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Elektro S1 pada Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru, 20 Februari
(Daniel Sevala)
iii
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... i
iv
2.7 Tafo flyback ......................................................................................... 112
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6. Rangkaian IC CD
4047.......................................................................Error! Bookmark not defined.2
Gambar 7. Trafo
flyback.......................................................................................Error! Bookmark
not defined.3
vi
DAFTAR TABEL
vii
Outline Proposal
C. Latar Belakang
Pada saat ini, dielectric bariier discharge (DBD) dikenal sebagai metode
efektif untuk pembangkitan ozon. Pembangkitan ozon dengan metode DBD ini
disebut juga sebagai teknologi plasma tegangan tinggi. Teknologi plasma banyak
diterapkan dalam berbagai bidang, seperti industri, kedokteran, biomedis,
kecantikan dan pertanian. Teknologi ini meliputi peralatan pembangkit tegangan
tinggi, elektroda, dan dielektrik. Untuk menginisiasi plasma tegangan tinggi, perlu
dilakukan pemodelan dielektrik dari bahan-bahan seperti keramik, gelas, kayu, dan
sebagainya.
DBD merupan jenis plasma nonthermal yang umumnya terdiri atas dua
elektroda yang dipisahkan oleh celah beberapa milimeter dan ditutupi dengan
lapisan dielektrik. Dimana elektroda dihubungkan dengan tegangan tinggi AC
(alternative current). Dielekrik berfungsi sebagai pembatas arus, mencegah
pembentuk spark dan mendistribusikan discharge secara merata di seluruh daerah
elektroda. Adapun penghalang dielektrik, digunakan bahan sebagai lapisan isolasi
adalah kaca, kuarsa, keramik, dan lapisan polimer sebagai lapisan isolasi. Jenis
bahan, ketebalan dan struktur permukaan dari bahan dielektrik dapat
mempengaruhi discharge plasma. DBD pada umunya digunakan sebagai metode
pembangkitan ozon.
Ozon merupakan senyawa penting yang terdiri dari molekul oksigen yang
bisa mengantikan kloron. Ozon dapat menyaring radiasi ultraviolet berbahaya dari
matahari dan juga dapat digunakan untuk sentrilisasi alat medis, penghilang bau,
1
polusi udara, dapat menghilangkan kuman, dan mengolah air limbah. Pembentukan
ozon dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi ultrviolet reaksi opiomical dan
manggunakan reaktor plasma atau teknologi pasma untuk kebutuhan tertentu.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ozon dapat
dicapai dengan dua cara, pertama dengan mengoptimalkan peralatan discharge dan
kedua dengan mengkombinasikan peralatan discharge dengan catalyst,
photocatalyst, atau dengan menambahkan medan tambahan seperti ultrasound dan
medan magnet
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi lebih terstruktur, maka pembahasan penelitian ini
dibatasi dengan pembahasan masalah dalam proposal ini dibatasi oleh:
1. Membahas alat pembangkit ozon dengan metode DBD yang dicatu oleh
inverter setengah jembatan reonansi.
2
2. Membahas tentang pengaruh induksi magnet permanen pada DBD yang
dicatu oleh inverter setengah jembatan resonansi dengan posisi magnet
permanen satu diatas dan satu magnet permanen dibawah
3. Transformator yang digunakan berupa Transformator Flyback yang sudah
ada, tidak membahas cara konstruksi atau pembuatan transformator
Flyback.
4. Catu daya yang digunakan pada rangkaian inverter adalah switch mode
power supply (SMPS) yang sudah ada, tidak membahas cara konstruksi
atau pembuatan SMPS.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Tugas Akhir ini adalah:
1. Membuat alat pembangkit ozon dengan metode DBD yang dicatu inverter
setengah jembatan resonansi.
2. Mendapatkan hasil dari pengaruh induksi magnet permanen pada DBD
yang dicatu oleh inverter setengah jembatan resonansi.
H. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
3
2. Untuk mengetahui pengaruh magnet permanen terhadap karakteristik
plasma dan listrik dari metode DBD yang dictu oleh inverter setengah
jembatan resonansi
I. Landasan Teori
1. Literatur Review
Penelitian Fri M., Febrizal. dan Amun A., 2017 dengan judul “the
perfomance of surface barrier discharge in magnetik field driven by half bridge
series resonance converter”. Jurusan teknik elektro, fakultas teknik universitas
riau, pekanbaru, 2017. Penelitian ini menggunakan tegangan tinggi sekitar 5 kv
dengan frekuensi 25 kHz terhubung ke linkaran pelat alumunium sebagai elektroda
anoda dan pelat alumunium persegi panjang sebagai elektroda katoda. Elektroda-
elektroda ini adalah dipisahkan oleh dielektrik kaca sebagai penghalang. Hasil dari
percobaan ini adalah bahwa arus keluar dengan medan magnet lebih rendah dari
pada tnpa medan magnet. Plasma pada penghalang permukaan dengan magnet lebih
bercahaya dari pada tanpa medan magnet. Jadi pada penelitian dapat disimpulkan
bahwa medan magnet mempengaruhi kemajuan plasma pada penghalang
pemukaan. [1]
Pada penelitian Yidi liu ., Hujie Y. ., Yun W. dan Chunsheng Ren., 2018
dengan judul “effect of parallel magnetic field on repetitively unipolar nanosecond
pulsed dielectric barrier discharge under different pulse repitition frequencies”.
Penelitian ini membahas tentang efek pararel medan magnet pada plasma yang
dihasilkan antara dua elektroda pararel-piring diudara diam. Pada penelitian ini
didapatkan hasih bahwa parallel medan magnet dapat menaikan tegangan dan arus
pada frekuensi pengulangan pulsa yang berbeda. [3]
Pada penelitian Mingqiang P., Furong Y. dan Jizhu L., 2018 dengan penelitan
yang berjudul “effect of magnetic field on activation perfomance of silicon/glass
dielectric barrier discharge”. Penelitian ini membahas tentang pengaruh medan
magnet terhadap sudut kontak dan energi bebas dipermukaan bahan dielektrik
kaca/silkon dengan pengujian tanpa medan magnet dan dengan medan magnet.
4
Hasil dari penelitian adalah bahwa kontak sudut dan energi bebas yang di hasilkan
dengan medan magnet lebik baik dari pada tanpa medan magnet. [2]
Pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan dari
penelitian sebelumnya berupa, peneletian ini menggunakan magnet permanen
dengan posisi magnet yang digunakan satu diatas dan satu di bawah, dielektrik
penghalang permukaan yang digunakan beserta pengukuran-pengukuran yang
dilakukan. Pada penelitian sebelumnya membahas tentang aplikasi konverter
resonansi seri sebagai generator tegangan tinggi untuk menggerakan penghalang
permukaan debit dengan medan magnet. Sedangkan penelitian terfokus kepada
melihat pengaruh induksi magnet permanen pada DBD yang dicatu oleh inverter
setengah jembatan resonansi.
2. Teori Dasar
Dielectric barrier discharge (DBD) atau dikenal juga sebagai lucutan plasma
senyap adalah lucutan plasma yang memiliki karakteristik celah lucutan sempit
dengan jarak neberapa milimeter ddan salah satu elektrodanya ditutup oleh isolator.
Lucutan plasma ini dapat di aplikasikan pada tekanan atmosfer yaitu digunakan
sebagai alat pembangkitan ozon dengan sumber gas berupa udara bebas atau
oksigen.
DBD dihasilkan pada celah antara dua elektroda yaitu elektroda aktif dan
elektroda pasif. Elektroda aktifnya yaitu berupa kawat dan elektroda pasifnya yaitu
lembaran alumunium dengan kaca atau keramik sebagai penghalang. Jika kedua
elektroda diberi tegangan listrik maka akan menghasilkan medan listrik yang tidak
homogen, maka gas masukan akan terionisasi dang menhasilkan ozon. Berikut
gambar sistem DBD :[13]
5
Gambar 1. Sistem Dielectric Barrier Discharge
6
daerah tersebut. Gambar 1.10 menunjukkan elektron-elektron yang bergerak
menuju elektroda aktif akan menumbuk atom atau partikel di antara celah elektroda
dan mengakibatkan atom menjadi ion bermuatan positif. Jika ionisasi terjadi di
udara, karena medan listrik yang cukup kuat antar elektroda, ion nitrogen akan
dipercepat bergerak menuju elektroda pasif. Pergerakan ion ini mengalir melalui
daerah aliran. Bila di dalam gas (udara bebas) terdapat atomatom atau partikel
elektronegatif (O2), maka molekul ini akan mudah menangkap elektron sehingga
bermuatan negatif dan akan dipercepat menuju elektroda aktif. Atom atau partikel
elektronegatif (O2) tidak akan terdeposisi pada elektroda aktif, karena mempunyai
muatan yang sama. Pada tekanan atmosfer, breakdown listrik di dalam konfigurasi
elektroda terjadi dalam jumlah besar dari aliran arus yang mempunyai waktu hidup
pendek, dikenal sebagai lucutan mikro (microdischarge).
Plasma
Konsep tentang plasma pertama kali dikemukakan oleh Langmuir dan Tonks pada
tahun 1928. Mereka mendefinisikan plasma sebagai gas yang terionisasi dalam
lucutan listrik, jadi plasma dapat juga didefinisikan sebagai percampuran
kuasinetral dari elektron, radikal, ion positif dan negatif. Percampuran antara ion-
ion yang bermuatan positif dengan elektron-elektron yang bermuatan negatif
memiliki sifat-sifat yang sangat berbeda dengan gas pada umumnya dan materi
pada fase ini disebut fase plasma. Maka secara sederhana plasma didefinisikan
sebagai gas terionisasi dan dikenal sebagai fase materi ke empat setelah fase padat,
cair, dan fase gas.
7
Gambar ilustrasi terbentuknya plasma
Ilustrasi pada gambar 2.2 menunjukkan terbentuknya plasma dari proses perubahan
melalui urutan padat, cair, gas dan akhirnya plasma. Melalui logika urutan materi
tersebut maka plasma selalu disebut dengan “materi fase ke empat” setelah fase
padat, fase cair dan gas. Gambar tersebut menunjukkan bahwa jika es (merupakan
materi padat) mendapat energi, maka ia akan mencair O pada suhu di atas 0 C
menjadi air. Jika air diberikan energi, setelah melewati suhu O 100 C akan menjadi
uap air dengan molekul H2O. Pemberian energi terusmenerus pada uap air akan
memecahkan molekul air menjadi H2 dan O2 dan akhirnya molekul-molekul ini
akan terionisasi menjadi ion-ion positif dan elektron yang dalam keadaan tertentu
dan ruang tertentu (microspace) terjadi keseimbangan antara ion dan elektron. Pada
keadaan ini disebut plasma.
Ionisasi didefinisikan sebagai proses terlepasnya elektron suatu atom atau molekul
dari ikatannya. Energi yang dibutuhkan untuk melepas satu atau lebih elektron dari
orbitnya pada sebuah atom atau molekul dapat didefinisikan sebagai energi ionisasi
Ei. Besarnya energi ionisasi dinyatakan dalam satuan elektron-volt (eV). Ion adalah
atom atau molekul yang memiliki jumlah elektron yang tidak sama dengan jumlah
protonnya, sehingga atom atau molekul tersebut bermuatan listrik. Atom atau
8
molekul yang memiliki kelebihan muatan positif dinamakan ion positif sedangkan
atom atau molekul yang memiliki kelebihan muatan negatif dinamakan ion negatif.
Plasma dapat terbentuk karena adanya ionisasi partikel-partikel gas. Apabila atom
atau molekul pada gas menyerap energi yang cukup maka dapat menyebabkan
elektron lepas dari atom atau molekul tersebut. Atom atau molekul tersebut menjadi
bermuatan atau disebut juga terionisasi. Hasil ionisasi adalah sebuah elektron dan
ion bermuatan positif. Ion positif dapat kehilangan elektron-elektron yang lainnya
sehingga menjadi muatannya menjadi lebih positif. Muatan ion positif dapat
diberikan dengan (+Ne), dengan e adalah muatan elektron dan N adalah bilangan
bulat.
2.3 Inverter
Inverter dapat juga didefinisikan sebagai suatu alat pengubah tegangan bolak-
balik menjadi tegangan searah dengan frekuensi dan tingkat tegangan yang dapat
diatur. Rangkaian inverter terdiri dari tiga bagian, bagian pertama sebuah rangkaian
yang terbentuk dari rangkaian konverter yang mengubah sumber tegangan
bolakbalik menjadi tegangan searah dan menghilangkan riak pada keluaran
tegangan searah ini. Bagian kedua adalah rangkaian inverter yang mengubah
tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik satu fasa dengan frekuensi beragam.
Kedua rangkaian ini disebut rangkaian utama. Bagian yang ketiga adalah sebuah
rangkaian kontrol berfungsi sebagai pengendali rangkaian utama. Gabungan
keseluruhan rangkaian ini disebut unit inverter.
Inverter dapat diklasifikasaikan dalam dua jenis , yaitu: inverter satu fasa dan
inverter tiga fasa. Jika ditinjau dari proses konversi , inverter dapat dibedakan dalam
tiga jenis yaitu: seri, paralel, dan jembatan. Inverter jembatan dapat dibedakan
menjadi inverter setengah jembatan dan inverter jembatan. [4]
9
Gambar 2 inverter setengah jembatan
gambar diatas adalah skema rangkaian dasar Inverter setengah jembatan yang
menggunakan diibaratkan menggunakan 2 buah MOSFET sebagai saklar dan 2
buah kapasitor sebagai DC blocking, yang diberi label S1 dan S2, yang bekerja
secara bergantian. Inverter setengah jembatan memiliki karakteristik, tegangan
keluaran yang dihasilkan adalah separuh dari tegangan masukanya. [14]
Inverter jembatan penuh adalah dua kali lipat dari inverter setengah jembatan.
Ini berarti bahwa untuk kekuatan yang sama, arus keluaran dan arus saklar adalah
satu setengah dari untuk inverter setengah jembatan.
Dengan mengubah arah arus yang mengalir ke beban (pada ½ periode pertama
arus mengalir dari titik A ke titik B dan pada ½ periode kedua arus mengalir dari B
ke A) maka akan didapatkan bentuk gelombang arus bolak-balik. Inverter mengatur
10
frekuensi keluarnnya dengan cara mengatur waktu ON-OFF saklar-saklarnya.
Sebagai contoh apabila S1 dan S4 ON selama 0,5 detik begitu juga dengan S2 dan
S3 secara berganti-gantian maka akan dihasilkan gelombang bolak-balik dengan
frekunsi 1 Hz. Pada dasarnya saklar S1-S4 dan S2-S3 dihidupkan dengan jangka
waktu yang sama. Jadi apabila dalam satu periode To = 1 detik, maka S1-S4 ON
selama 0,5 detik dan S2-S3 ON selam 0,5 detik dan didapatkan frekuensi sebesar 1
Hz. [6]
1 𝑇
𝑃𝐴𝑣 = ∫ 𝑈(𝑡). 𝐼(𝑡). 𝑑𝑡..............................................5
𝑇 0
J. Metode Pelaksanaan
Untuk menyelesaikan proyek akhir ini, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Penentuan Judul
2. Studi literatur
Berisikan pembahasan teoritis melalui studi literatur dari buku-buku atau
jurnal ilmiah yang berkaitan dengan dielectric barrier discharge dan inverter
setengah jembatan resonansi.
3. Studi bimbingan,
11
yaitu melakukan diskusi dengan dosen pembimbing mengenai masalah-
masalah yang timbul selama pelaksanaan penelitian ini berlangsung.
4. Metode observasi dan parameter yang diteliti
Penulis menentukan objek yang akan diteliti, meliputi arus discharge,
tegangan discharge, bemtuk plasma dan konstruksi ozon pada dielectric
barrier discharge dengan menggunakan magnet. Kemudian dengan
parameter ini akan dilakukan analisa untuk menarik kesimpulan
5. Pembuatan alat
Berisikan proses pembuatan inverter setengah jembatan resonansi dan
generator ozon.
6. Melakukan pengujian alat dan melakukan analisa
Berisikan tentang pengujian alat terhadap parameter berupa arus discharge,
tegangan discharge, konstruksi ozon dan bentuk plasma.
7. Membuat kesimpulan dari pengujian
Hasil dari analisa pengujian makan akan didapatkan kesimpulan dari
pengujian ini
8. Menyusun skripsi
Berisikan penyusunan hasil dari penelitian dalam bentuk skripsi.
K. Data Sementara
Skema penelitian diberikan pada gambar berikut ini. Pembangkit plasma
tegangan tinggi telah didisain dengan menggunakan magnet permanen yang
ditempatkan diatas dan dibawah elektroda anoda dan katoda. Posisi magnet
permanen diberikan pada gambar 4.2 berikut ini. Posisi magnetnya adalah
pembangkit plasma tegangan tinggi dengan posisi magnet diatas elektroda anoda
dan dibawah elektroda katoda.
12
Gambar skema penelitian
Untuk menginisiasi plasma antara elektroda anoda dan dielektrik, celah telah diatur
dengan jarak 4 mm. Catu daya tegangan tinggi yang digunakan adalah inverter
setengah jembatan resonansi . Untuk pengukuran tegangan tinggi dilakukan dengan
menggunakan pembagi tegangan SEW buatan Taiwan yang dihubungkan ke
terminal anoda dan pentanahan dan kemudian dihubungkan dengan sebuah digital
osiloskop Hantek 6204 BC. Rasio pembagi tegangan ini adalah 1000:1. Arus
peluahan diukur dengan menggunakan sebuah probe arus Hantek CC65. Posisi
magnet yang digunakan pada skema ini terdapat pada gambar berikut ini:
Gambar diatas menunjukan posisi magnet yang akan digunakan pada pengujian ini. posisi
magnet yang digunakan adalah satu magnet pemanen diatas dan satu magnet permanen
dibawah.
13
Pengukuran Tegangan Dan Arus Keluaran
Dalam pengukuran tegangan tinggi diperlukan probe tegangan tinggi yang
berfungsi menurunkan tegangan tanpa merubah bentuk gelombang keluaran,
sebagai penghubung tegangan tinggi ke alat ukur, pada pengukuran probe yang
dipakai adalah tipe SEW PD-28 dengan Attenuation Ratio 1000 : 1 yang artinya 1
KV sebenarya dirubah menjadi 1 V untuk alat ukur.
Dalam pengaplikasiannya probe tersebut harus dihubungkan ke bumi untuk meng-
Groundkan tegangan tinggi agar terhindar dari Shock atau segatan listrik dan
menjaga agar peralatan alat ukur tetap aman.
14
pembacaan arus ke PC-Oscilloscope dengan spesifikasi perbandigan 1mv / 10mA
dan 1mv / 100mA
Pada sistem rangkaian daya sumber dari PLN tegangan 220 VAC diturunkan
dan disearahkan switch mode power supply (SMPS) menjadi 12 VDC sebagai
tegangan kerja rangakaian PWM ( IC CD4047). kemudian PWM memberi signal
switching di frekuensi 2 KHz – 250 KHz yang kemudian diterima oleh rangkaian
Half Bridge Inverter ( Mosfet IRFZ44N ). Berikut adalah spesifikasi mosfet
IRFZ44N :
15
Drain - source breakdown voltage : 55 Volt
Gate - source breakdown voltage : 20 Volt
Gate - threshold voltage : 4 Volt
Rangkaian ini akan diatur pada frekuensi 2-250kHz dan nantinya diharapkan
akan menghasilkan tegangan diatas 10 KV, hal ini dikarenakan kemampuan kerja
dari alat generator ozon berkisar pada 10 KV ke atas. Berikut gambar generaor ozon
yang akan digunakan pada penelitian ini.
16
L. Flowchart Penelitian
Mulai
Study
literatur
Ya
kesimpulan
Selesai
17
M. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Studi
1
Literatur
Perancangan
2 alat dan
bahan
Pengujian
3
alat
Analisa hasil
4
pengujian
Penulisan
5 laporan akhir
penelitian.
18
Tempat
Pelaksanaan dan perancangan serta pembuatan alat catu Inverter Setengah
Jembatan Resonansi Untuk Pembangkit Tegangan Tinggi plasma sebagai alat
pembankitan ozon, dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Industri Fakultas
Teknik Universitas Riau.
O. Rancangan Biaya
Tabel 2. Rancangan Biaya Penelitian
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Murdiya, Fri, dkk. (2017). “The Performance of Surface Barrier Discharge
in Magnetic Field Driven by Half Bridge Series Resonance Converter”,
Journal of Mechatrinics, Electrical Power and Vehicular Technology, vol.
8, pp.95-102, December 2017
[2] Pan, Mingqiang, dkk. (2018). “Effect of Magnetic field on Activation
Performance of Silicon/Glass Dielectric Barrier Discharge”, Internatinonal
Conference on Electronic Packaging Technology, pp.908-912, 2018.
[3] Liu, Yidi, dkk (2018). “Effect Of Parallel Magnetic Field On Repetitively
Unipolar Nanosecond Pulsed Dielectric Barrier Discharge Under Different
Pulse Repetition Frequencies” physics of plasma 25, pp.033519-1- 033519-
10, 2018.
[4] Antares, Ahmad, Adam, dkk (2015). “Rangkaian Inverter Satu Fasa
Berdasarkan Perubahan Frequensi untuk Pengendalian Kecepatan Motor
Kapasitor”, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadukalo,
Palu, vol. 14, pp.44-59, juni 2015.
[5] Sandi, Pandu, Pratama, dkk (2011). “Perancangan Inverter Resonan Seri
Frekuensi Tinggi Sebagai Suplai Pemanas Induksi Pada Alat Pemanas
Bearing”,Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
vol.2, pp.1-6, januari 2011.
[6] Syukron, Ibnu. (2013) “Pembuatan Inverter untuk Air Condisioner” Teknik
Elektro Universitas Negeri Semarang, vol.5, pp. 75-82, desember 2013.
[7] Tampubolon, Friedolin, Haisn. (2010) “perancangan switching power
supply untuk mencatu sistem pensklaran IGBT pada inverter. Jurusan teknik
elektro fakultas tekni universitas indonesia, juli 2010.
[8] Yunus, Yudi dkk. (2016) “analisis transformator flyback sebagai
pembangkit tegangan tinggi untuk pesawat sinar R-X medik”,sekolah tinggi
teknologo nuklir, pp. 367-374, 2016.
20
[9] Pek’arek, Stanislav. (2018). “Experimental Study of Pulse Polarity and
Magnetic on Ozone Production of the Dielectric Barrier Discharge in Air”,
Springer Science, June 2018
[10] Nur, Muhammad. (2011). “Fisika Plasma dan Aplikasinya”. Semarang:
Universitas Diponegoro
[11] Suraidin dan Nur. (2016). “Kajian Experimental Efisiensi dan Karakteridtik
Produksi Ozon Berdasarkan Variasi Panjang dan Laju Alir Reaktor
Dielectric Barrier Discharge Plasma (DBDP) Berbahan Baju Anti Karat”,
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), vol. 6, pp. 18-25, Juni
2016
[12] Istiqomah, Nur M, Arianto F. (2017). “Karakteristik reaktor plasma lucutan
berpenghalang dielektrik berkonfigurasi elektroda spiral-silinder dengan
sumber udara bebas”. Youngter Physics Journal, vol.6, pp.235-241, juli
2017.
[13] Saraslifah, Nur M, Arianto F.( 2016). “Pengaruh ozon yang dibangkitkan
melalui reaktor plasma berpenghalang dielektrik elektroda silinder spiral
terhadap pengawetan cabai”, Youngter Physics Journal, vol.5, pp. 319-326,
oktober 2016.
[14] Wibowo LL, Facta M, Nugroho A, (2014) “Analisis kerja inverter setengah
jembatan dengan rangkaian resonan LC seri”, Transient, vol.3, pp.77-82,
maret 2014.
21