Anda di halaman 1dari 41

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Distribusi dan kelimpahan sumber daya hayati disuatu perairan tidak

terlepas dari kondisi dan variasi parameter-parameter oseanografi. Oleh karena

itu,informasi yang lengkap dan akurat tentang karakteroseanografi suatu perairan

sangat diperlukan untuktujuan pengelolaan sumber daya perairan

secaraberkelanjutan.Penelitian oseanografi di Laut Jawa telahdilakukan 90 tahun

yang lewat, hal ini terlihat dariposisi-posisi stasiun pengukuran suhu dan salinitas

diLaut Jawa yang terdapat dalam basis data wordocean data-2001. Sadhotomo

( 2006 ), telah mensintesis dan menggabungkan hasil-hasil survey hidrografi

selama tahun 1950 sampai dengan 1970dan juga dari pengamatan terbaru saat

ini. Beberapastudi oseanografi yang lain juga telah dilakukan diLaut Jawa (Potier

et al., 1990; Durand & Petit, 1995).

SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi

geografis. Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi

tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang

letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-

keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah

diketahui (Zainuddin, 2006).

Sistem Informasi Perikanan merupakan ilmu pengetahuan yang sangat

penting untuk diketahui, sebagai mahasiswa jurusan Perikanan yang bergerak

pada bidang penangkapan karena adanya pengetahuan Sistem informasi

perikanan maka kita dapat menentukan daerah fishing ground atau daerah

penangkapan. Selain itu, kita dapat mengetahui kondisi cuaca yang akan terjadi,

sehingga dapat suatu tindakan. Sistem informasi perikanan dapat


2

memprediksikan daerah atau lokasi perairan yang memiliki parameter

oseanografi yang berpengaruh terhadap keberadaan ikan seperti, suhu

permukaan laut, salinitas, klorofil-a, kedalaman dan kecepatan arus pada

permukaan perairan.

Dalam praktek kerja lapang Sistem Informasi Perikanan dan Geospasial

Kelautan ada beberapa hal yang dikerjakan seperti mengetahui data suhu,

klorofil, klorofil dengan menggunakan aplikasi ARCGIS yang sebelumnya telah

diekstrak datanya pada aplikasi SEADAS.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dan kegunaan pada praktik kerja lapang sistem informasi

perikanan tangkap ini adalah :

1. Mampu mengetahui dan mendapatkan keterampilan dalam mengolah data

citra satelit menjadi suatu informasi.

2. Mampu mendownload data Ocean Color

3. Mampu mengestrak data citra suhu dan klorofil-a dengan menggunakan

perangkat lunak SEADAS

4. Mampu menentukan daerah penangkapan ikan maupun memetakan

persebaran suhu dan klorofil –a dengan menggunakan perangkat lunak Arcgis

10.2
3

II. METODOLOGI PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapang Sistem Informasi Perikanan Tangkap dilaksanakan

pada tanggal 6 Agustus sampai 6 September 2018 di Laboratorium Sistem

Informasi Perikanan dan Geospasial Kelautan.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktik Kerja Lapang

Sistem Informasi Perikanan Tangkap dapat dilihat pada (Tabel 1).

Tabel 1. Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Kegunaan


1. Laptop Sebagai sarana pengolahan dan analisisdata

2. Perangkat Lunak Untuk Ekstraksi citra suhu permukaan laut dan


SEADAS 7.2 klorofil-a

3. Perangkat Lunak Analisis DPI danLayout hasil Prkatik Kerja Lapang


Arcgis10.2

4. Microsoft Excel Untuk mengolah data


5. Alat Tulis Untuk mencatat data yang diperlukan.

C.Prosedur Kerja

ProsedurkerjapadaPraktikKerjaLapangSistemInformasiPerikanan

Tangkapterdiri dariLimacarapengolahandatayaitu:

1. Ocean Color

a. Men-download Data Peta Level 1-2

Data parameter oceanografi didownload pada website NASA Ocean color

milik NASA yang menyediakan data citra satelit wilayah perairan secara global

data tersebut berupa informasi kondisi geografis seperti suhu permukaan laut

(SST), sebaran Klorofil-a.


4

Langkah-langkah mendownload data level 1-2 sebagai berikut :

 Ketik NasaOcean Color sebagai kata kunci untuk memasuki google, dan

akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.

 Setelah itu akan muncul tampilan ocean color , pilih level 1-2 browser

 Arahkan kursor pada pada bulan dan tahun yang diingikan, kemudian

centang Terra Modis, lalu masukkan data ordinat Laut Jawa yang telah di

peroleh kemudian tekan find swath.


5

 Pilih tampilan peta yang memiliki beragam warna untuk menampilkan peta

yang bagus, kemudian klik dua kali

 Klik LAC_OC.nc untuk mendownload data klorofil dan LAC_SST.nc untuk

mendownload data suhu.


6

b. Men-download Data Peta Level 3

Datadiperolehsecaralangsungdarihttp://oceancolor.gsfc.nasa.gov.Data

yang digunakan merupakan data citra satelit Terra Modislevel3.Langkah-

langkah mengunduh data citra satelit sebagai berikut :

 Masuk kegoole kemudian ketik Nasa Ocean Color seperti gambar berikut

 Ketika telah masuk pilih data , kemudian pilih level 3 browser. Level3 di

pilih karena data tersebut yang bisa diolah lebih lanjut dengan

menggunakan aplikasi SEADAS7.2


7

 Ketikamuncultampilansepertidibawahini,pilihTerraModisseasurface

temperature (11 µdaytime) untuk data suhu. Pilih monthly untuk data

bulanan,dan resolusi 4km.Untuk mengambil dataklorofil,makadigunakan

Terra Modis ocx Algorithm.

 Kemudian pilih dan download data pada bulan yang diinginkan,dengan cara

mengklik SIM I pada sudut kiri bawah dan data akan otomatis terdownload.

2. AVISO +

Aviso+ merupakan sebuah website menyediakan data citra berupa pola

pergerakan dan kecepatan arus yang diperoleh dari penginderaan satelit dimana

data tersebut dapat diolah dan outputnya dapat dimanfaatkan dalam bidang

perikanan tangkap. sama halnya dengan Ocean Color, terlebih dahulu sebelum

proses pengunduhan, kita harus terlebih dahulu meng-crop data yang serta

waktu pengambilan data. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam

pengunduhan data kecepatan arus pada website Aviso+.

 Masuk ke google kemudian klik Aviso+, kemudian pilih My Aviso+


8

 Kemudian pilih data, lalu data accses, kemudian pilih Live Acses Servise

(LAS)

 Setelah itu akan muncul kotak dialog Select a dataset category pilih

NRT- real time Data, lalu NRT-Global, Lalu NRT- GLOBAL –( Maps of

) Geotrophic velocity Anomalies, kemudian pilih U dan V.

 Setelah itu akan muncul tampilan data yang diinginkan, kemudian isi Date

sesuai tanggal, bulan dan tahun yang diinginkan kemudian klik save as pada

tampilan layar.
9

 Setelah itu akan muncul kotak dialog dan data yang diinginkan akan tampil

kemudian tekan ok, lalu data akan terdownload secara otomatis.

3. SEA DAS

Pada praktik kerja lapang Sistem Informasi Perikanan Tangkap ini, software

SeaDAS 7.2 digunakan untuk mengolah data yang telah diunduh dari

Oceancolor, yang selanjutnya data tersebut diexport kedalam ms.excel lalu

kemudian disimpan dalam format *csv agar dapat diolah kedalam software

ArcGIS. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yakni sebagai berikut :

 Buka aplikasi SeaDas untuk mengolah data yang telah di download


10

 Klik open untuk membuka data yang telah di download di Ocean Color, ,

kemudian pilih file yang akan diolah ,kemudian klik open product dan akan

muncul seperti tampilan berikut.

 klik bands pada jendela file manager, pilih SST

 pilih prosesing pada menu utama klik reproject untuk menormalkan data.
11

 selanjutnya akan muncul kotak dialog reproject lalu klik run

 setelah itu data akan kembali normal, klik bands, pilih sst, lalu klik kanan

pada bagian tengah gambar pilih crop.


12

 selanjutnya akanmuncul kota dialog crop, pilih geo coordinates, lalu isi data

koordinat Laut Jawa, kemudian tekan ok .

 Klik bands, kemudian akan muncul tampilan peta Laut Jawa, lalu klik kanan

pada bagian tengah gambar tersebut, lalu pilih export mask pixels.

 proses mengolah data di SeaDas telah selesai, selanjutnya buka ms.excel

untuk melanjutkan mengolah data untuk di save csv, dan selanjutnya akan

dimasukkan di Arc Gis.

 klik file, lalu open dan buka data yang telah diolah di SeaDas.
13

 selanjutnya akan muncul kotak dialog text import wizard, next, next

sampai muncul tampilan finish.

 setelah itu akan muncul data-data dalam bentuk excel, urutkan dan hapus

yang tidak dibutuhkan.

 Urutkan data dari terbesar ke terkecil, selanjutnya save file tersebut dalam

bentuk csv untuk selanjutnya diolah dalam Arc Gis.


14

4. ARC GIS 10.2

Data yang diolah pada ArcGIS yaitu data yang sudah diexport sebelumnya

pada SeaDas dan Microsoft Excel sebagai output peta yang menunjukkan

SST,Klorofil-a, dan kecepatan arus.

 Buka aplikasi Arc Gis untuk mengolah semua data yang telah di download.

 Akan muncul tampilan Arc Gis yang kosong, pilih file kemudian add

data,laluadd XY data.
15

 Kemudian akan muncul kotak dialog add XY data, kemudian ubah z flied

menjadi sst, chl atau kec.arus, kemudian tekan ok.


16

 Masukkan semua data yang telah di save dalam bentuk csv seperti di atas.

 Pilih arc toolbox, akan muncul kotak dialog arc toolbox, selanjutnya pilih

spatial analist tolls, lalu interpolation, kemudian pilih IDW.

 Selanjutnya akan muncul kotak dialog IDW, ubah longituted menjadi sst,

chl, atau arus, kemudian klik ok.


17

 Tunggu sampai proses krigging selesai, sampai terdapat tampilan seperti di

bawah ini.

 Ubah warna semua parameter yang telah dimasukkan di arc gis, dengan

mengklik dua kali pada hasil IDW dan selanjutnya akan muncul kotak dialog

untuk mengubah warna.

 Setelah muncul kotak dialog, ubah warna sesuai dengan parameter yang

akan di ubah.
18

 Arahkan kursor pada bagian labels, kemudian klik kanan pilih format label

dan akan muncul kotak dialog labels.

 Akan muncul kotak dialog number format kemudian pilih numeric, dan ubah

rounding pada numberic of decimal menjadi 4 angka, selanjutnya tekan ok.


19

 selanjutnya merubah bentuk peta dari portrait ke landscape dengan cara

sebagai berikut

 pilih menu file klik page and print setup maka tampilan akan berubah

menjadi sebagai berikut

 pilih landscape lalu klik ok

 Setelah semua proses memasukkan data telah selesai, selanjutnya kita

perlu membuat bagian-bagian dari peta untuk menyempurnakan peta yang

telah dibuat.
20

A. Membuat Atribut Peta

Setelah data citra satelit dimasukkan kedalan ArcGIS dan telah dilakukan

interpolasi, maka tahapan selanjutnya adalah memasukkan beberapa atribut

peta seperti arah mata angin, skala, legenda dan lain-lain.

 Pertama yang kita buat yakni arah mata angin (north arrow ), klik menu

insert kemudian pilih nort arrow, dan pilih nort arrow yang diinginkan

kemudian tekan ok.

 Kedua scale bar, pilih menu insert pilih scale bar, dan pilih scale bar yang

diinginkan kemudian tekan ok.

 Kedua scale text, pilih menu insert pilih scale text, dan pilih scale text

yang diinginkan kemudian tekan ok.


21

 Terakhir menambahkan grid, klik kanan pada bagian tengah gambar,

kemudian new grid, dan next sampai finish kemudian ok.

B. Membuat Histogram

Histogram merupakan hasil akhir dalam membuat peta, histogram di buat

untuk memudahkan pembaca dalam memahami hubungan berbagai parameter

oseanografi dengan hasill tangkapan. Langkah langkah membuat histogram

adalah sebagai berikut.

 Pertama buka aplikasi ms. Excel

 Pilih file yang telah di extract, kemudian tekan next, next sampai finish

kemudian ok.
22

 Hapus yang dianggap tidak perlu dalam pembuatan histogram, kemudian

urutkan data dari yang terbesar ke yang terkecil.

 Lalu tekan ok.

 Buat interval kelas, dan frekuensi serat persen dari data yang akan di

olah, setelah itu pilihinsert, kemudian column.


23

 Pilih select data, kemudian akan muncul kotak dialog select data source,

masukkan data persen pada add dan edit untuk data interval kelas

kemudian tekan ok.


24

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Laut Jawa

Laut jawa adalah laut yang berada di antara pulau Jawa , Kalimantan,

dan Sumatera, Indonesia. Batas-batas Laut Jawa untuk bagian utara berbatasan

dengan  laut Jawa, bagian timur berbatasan dengan selat Bali, bagian selatan

berbatasan dengan samudera Hindia, bagian barat berbatasan dengan Selat

Sunda .

B. Database

Hasil Tangkapan
Bujur Lintang Klorofil-a SPL
(ekor)
120.4749 -0.1750 312.0000 0.1719 29.4645
120.4719 -0.2375 342.0000 0.1639 29.5313
120.5373 -0.2166 367.0000 0.1871 29.0660
122.4349 0.1938 390.0000 0.1366 29.2569
120.5343 -0.2077 421.0000 0.1824 29.0605
120.5343 -0.2077 455.0000 0.1824 29.0605
122.3635 0.1879 544.0000 0.1375 29.4708
122.4944 0.1700 570.0000 0.1339 29.4599
120.5492 -0.2404 676.0000 0.1881 29.0136
120.5909 -0.2642 687.0000 0.1884 28.9676
120.6920 -0.2880 690.0000 0.1929 29.2288
120.5016 -0.3535 720.0000 0.1493 29.3812
120.5552 -0.3564 750.0000 0.1665 29.6334
122.3279 0.1343 760.0000 0.1302 29.2581
120.5730 -0.3207 840.0000 0.1868 29.2471
120.6146 -0.3416 890.0000 0.1284 29.3219
122.5390 0.0986 890.0000 0.1784 29.3788
121.1649 0.0332 900.0000 0.1883 30.3776
122.3219 0.0927 980.0000 0.1250 29.2804
122.3873 0.1314 999.0000 0.1311 29.1144
121.3523 0.0005 1098.0000 0.2087 30.0323
121.2601 -0.0322 1100.0000 0.2267 30.3526
121.2095 -0.0739 1235.0000 0.1656 29.8589
121.2868 0.0005 1245.0000 0.2211 30.2591
122.4022 0.1195 1380.0000 0.1290 28.8726
121.1827 -0.0858 1450.0000 0.1585 29.7472
121.1589 -0.0531 1455.0000 0.1703 29.5093
121.2809 -0.0769 1455.0000 0.1819 29.9025
25

122.4468 0.1462 1460.0000 0.1308 29.1469


121.2512 0.0867 1550.0000 0.1904 30.1048
122.3695 0.0600 1570.0000 0.1241 29.0634
122.4349 0.0689 1890.0000 0.1213 28.9987
122.4600 0.0600 1996.0000 0.1193 29.0756
121.2541 0.0481 2200.0000 0.2012 30.3960
121.2274 0.0183 2440.0000 0.1939 30.6631
121.1976 -0.0293 2500.0000 0.1766 30.3297

C. Penginderaan Jauh

Remote sensing memberikan gambaran tampakan permukaan bumi dan

perubahan-perubahan yang terjadisepanjang waktu. SIG dapat

merepresentasikan real world (dunia nyata) di atas monitor komputer

sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas

kertas. dengan SIG kita dapat mengetahui kondisi cuaca yang akan terjadi,

sehingga ada suatu tindakan pencegahan yang dilakukan terhadap situasi yang

akan datang (Zainuddin, 2009).

Kemampuan teknologi inderaja untuk mendeteksi area yang cukup luas

akan memudahkan pengambilan data parameter oseanografi yang dibutuhkan.

Teknologi inderaja dalam hal ini adalah teknologi yang tepat untuk mengukur

parameter oseanografi dalam melihat dan memantau dinamika massa air

permukaan yang ada di Perairan Selat Makassar berdasarkan skala ruang

(spasial) maupun waktu (temporal).

D. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem berbasis komputer

yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi

geografis. Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan,

menyimpan, serta menganalisis objek -objek dan fenomena- fenomena yang


26

mengetengahkan lokasi geografis sebagai karakteristik yang penting atau

kritis untuk dianalisis (Prahasta, 2002).

Geographic information system (GIS) merupakan sistem kompleks yang,

biasanya, terintegrasi dengan lingkungan sistem. SIG dapat mengumpulkan dan

menyimpan data dan informasi yang diperlukan dengan cara mengimportnya dari

perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara

mendijitasi data spasialnya dari peta (Zainuddin, 2010).

Dalam praktik kerja lapang ini hanya ada 3 parameter oceanografi yang

diolah yakni suhu permukaan laut (SPL), konsentrasi klorofil-a dan kecepatan

arus, pemilihan parameter ini disebabkan karena 3 data citra ini memiliki resolusi

yang sama.

E. Suhu Permukaan Laut Jawa (SPL)

1. Peta sebaran SST bulan Februari 2017

Peta sebaran SST atau suhu permukaan Perairan Laut jawa pada bulan

Februari 2017 dapat di lihat pada (Gambar 1).

Gambar 1. Sebaran SST Laut Jawa Bulan Februari 2017

Pada peta sebaran SST di atas terlihat bahwa pada bulan Februari tahun

2017 kisaran suhu di Laut Jawa berkisar antara 250 C- 310C. Laut Jawa bagian
27

barat dan utara cenderung lebih dingin dibandingkan wilayah lainnya, sedangkan

pada timur cenderung lebih panas dibandingkan wilayah lainnya.

2. Peta sebaran SST bulan Februari 2018

Peta sebaran SST atau suhu permukaan Perairan Laut Jawa pada bulan

Februari 2018 dapat di lihat pada (Gambar2).

Gambar 2. Sebaran SST Laut Jawa Bulan Februari tahun 2018

Pada bulan Februari 2018 suhu di Laut Jawa tidak terjadi perubahan yang

signifikan dengan tahun 2017 dengan kisaran suhu 25 0 C- 310C.Laut Jawa

bagian barat dan selatan cenderung lebih dingin dibandingkan wilayah lainnya,

sedangkan pada timur dan utara cenderung lebih panas dibandingkan wilayah

lainnya.

3. Peta sebaran SST bulan FEBRUARI 2017

Peta sebaran SST atau suhu permukaan Perairan Laut Jawa pada bulan

Februari 2017 dapat di lihat pada (Gambar3).


28

Gambar 3. Sebaran SST Laut Jawa Bulan Februari 2017

Pada peta sebaran SST di atas terlihat bahwa pada bulan Februari tahun

2017 kisaran suhu di Laut Jawa berkisar antara 250 C- 330C. Laut Jawa bagian

barat dan utara cenderung lebih dingin dibandingkan wilayah lainnya, sedangkan

pada bagian timur dan selatan cenderung lebih panas dibandingkan wilayah

lainnya.

4. Peta sebaran SST bulan Februari 2018

Peta sebaran SST atau suhu permukaan Laut Jawa pada bulan Februari

2018 dapat di lihat pada (Gambar4).

Gambar 4. Sebaran SST Laut Jawa bulan Februari


tahun 2018
29

Pada peta sebaran SST di atas terlihat bahwa pada bulan Februari tahun

2018 kisaran suhu di Laut Jawa berkisar antara 250 C- 330C. Laut Jawa bagian

timur dan utara cenderung lebih panas dibandingkan wilayah lainnya, sedangkan

pada bagian barat cenderung lebih dingin dibandingkan wilayah lainnya.

F. Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Laut Jawa

1. Peta sebaran CHL bulan Februari 2017

Peta sebaran CHL atau klorofil-a Perairan Laut Jawa pada bulan Februari

2017 dapat di lihat pada (Gambar 5).

Gambar 5. Sebaran Klorofil di Luat Jawa bulan Februari


tahun 2017

Pada gambar di atas terlihat bahawa konsentrasi klorofil-a berkisar antara

0.1277mg/m3 – 1.4891/m3. Pada daerah barat cukup tinggi , sedang pada daerah

utara dan cukup rendah berada pada daerah timur.

2. Peta sebaran CHL bulan Februari 2018

Peta sebaran CHL atau klorofil-a Perairan Laut Jawa pada bulan Februari

2018 dapat di lihat pada (Gambar 6).


30

Gambar 6. Sebaran Klorofil di Luat jawa bulan Februari


tahun 2018

Pada gambar di atas terlihat bahawa konsentrasi klorofil-a berkisar antara

0.155 mg/m3 – 1.4898 mg/m3, sebaran klorofil –a di Laut Jawa cenderung rendah

dan merata pada bulan Desember.

3. Peta sebaran CHL bulan Februari 2017

Peta sebaran CHL atau klorofil-a Perairan Laut Jawa pada bulan Februari

2017 dapat di lihat pada (Gambar 7).

Gambar 7. Sebaran Klorofil di Laut Jawa bulan Februari


tahun 2017
31

Pada gambar di atas terlihat bahwa konsentrasi klorofil-a berkisar antara

0,0128 mg/m3 – 1.455 mg/m3, sebaran klorofil –a di Laut Jawa cenderung tidak

merata pada bulan Februari.

4. Peta sebaran CHL bulan Februari 2018

Peta sebaran CHL atau klorofil-a Perairan Laut Jawa pada bulan Februari

2018 dapat di lihat pada (Gambar 8).

Gambar 8. Sebaran Klorofil di Laut Jawa bulan Februari


tahun 2018

Pada gambar di atas terlihat bahwa konsentrasi klorofil-a berkisar antara

0.1031 mg/m3 – 1.4955 mg/m3, sebaran klorofil –a di Laut Jawa cenderung lebih

tinggi dibandingkan bulan Februari 2017.

G. Pola dan Kecepatan Arus di Laut Jawa

1. Peta Pola & Kecepatan Arus Laut Jawa Bulan Februari 2017

Peta pola dan kecepatan arus Perairan Laut Jawa pada bulan

Februari 2017 dapat di lihat pada (Gambar 9).


32

Gambar 9. Kecepatan Arus di Laut Jawa Bulan Februri 2017

Gambar di atas memperlihatkan bahwa kisaran kecepatan arus untuk

daerah di Laut Jawa 0.0252 – 1.285 m/s. ikan selalu mencari daerah yang

memiliki kecepatan arus yang tidak terlalu tinggi hal ini diakibatkan oleh

beberapa hal yakni, pada musim pemijahan ikan tidak melakukan pemijahan

pada daerah yang memilki arus kencang karena dapat mempengaruhi daya tetas

telur mereka.

2. Peta Pola & Kecepatan Arus Laut Jawa Bulan Februari 2018

Peta pola dan kecepatan arus Perairan Laut Jawa pada bulan

Februari 2018 dapat di lihat pada (Gambar 10).

Gambar 10. Kecepatan Arus di Laut Jawa Bulan Februri 2018


33

Gambar di atas memperlihatkan bahwa kisaran kecepatan arus untuk

daerah di Laut Jawa 0,0091 – 1.7224 m/s. ikan selalu mencari daerah yang

memiliki kecepatan arus yang tidak terlalu tinggi hal ini diakibatkan oleh

beberapa hal yakni, pada musim pemijahan ikan tidak melakukan pemijahan

pada daerah yang memilki arus kencang karena dapat mempengaruhi daya tetas

telur mereka.

H. Histogram Hubungan Parameter Oceanografi dengan Hasil Tangkapan

Histogram merupakan grafik yang menunjukkan hubungan dari hasil

tangkapan dengan parameter oseanografi di Laut Selatan Jawa.Sumber data

untuk hasil tangkapan dibuat oleh masing-masing praktikkan dengan

memasukkan nilai Longitude dan Latitude serta jumlah hasil tangkapan. Untuk

mendapatkan korelasi tersebut, hal yang dilakukan sebelum dibuatkan histogram

adalah mengolah data citra satelit dan data hasil tangkapan di software ArcGIS,

kemudian di ekstrak lalu diolah di Ms. Excel yang kemudian akan menghasilkan

output berupa histogram. Berikut adalah histogram hasil ekstrak kedua

parameter oseanografi.

1. Hubungan Suhu dengan Hasil Tangkapan

Suhu permukaan laut (SPL) merupakan salah satu parameter oseanografi

yang mencirikan massa air di lautan dan berhubungan dengan keadaan lapisan

air laut yang terdapat dibawahnya, sehingga dapat digunakan dalam

menganalisis fenomena-fenomena yang terjadi dilautan seperti arus, upwelling

dan front (pertemuan dua massa air yang berbeda). Suhu perairan di Indonesia

memperlihatkan adanya gerakan matahari yang melintasi ekuator memiliki

pengaruh terhadap variasi musiman (Kurniawaty, dkk, 2015).


34

Suhu permukaan laut dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk

menduga keberadaan organisme di suatu perairan, khususnya ikan. Hal ini

karena sebagian besar organisme bersifat poikilotermik. Tinggi rendahnya SPL

pada suatu perairan terutama dipengaruhi oleh radiasi matahari. Perubahan

intensitas cahaya akan mengakibatkan terjadinya perubahan suhu air laut baik

secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan (Hela dan Laevastu, 1970).

Hubungan suhu dengan hasil tangkapan Perairan Laut Jawa pada bulan

Februari 2018 dapat di lihat pada (Gambar 10).

50
SST 2018
40
Persen ( % )

30
20
10
0
27.49-27.87 27.87-28.25 28.25-28.65
Interval kelas

Gambar 10. Grafik hubungan suhu dengan hasil tangkapan pada bulan
Februari 2018

Grafik di atas menunjukkan hubungan SPL dengan hasil tangkapan di

Laut Jawa pada Bulan Februari tahun 2018, di mana hasil tangkapan tertinggi

berada pada perairan dengan kisaran suhu 27.49 – 27.87 0C dengan persentase

hasil tangkapan 37.5%. Sedangakan hasil tangakapan terendah pada perairan

dengan kisaran suhu 28.25 – 28.650C dengan persentase hasil tangkapan yakni

30 %.

2. Hubungan Klorofil-a dengan Hasil Tangkapan

Konsentrasi klorofil-a di perairan Indonesia rata-rata 0,19 mg/m 3 selama

musim Barat dan 0,21 mg/m3 selama musim Timur. Konsentrasi terbesar

produktivitas primer berada di perairan pantai melebihi 60% dari produktivitas


35

primer yang ada di laut (Nontji, 2007). Klorofil-a berkaitan erat dengan

produktivitas primer yang ditunjukkan dengan besarnya biomassa fitoplankton

yang menjadi rantai pertama makanan ikan pelagis. Produktivitas primer

lingkungan perairan pantai umumnya lebih tinggi dari produktivitas primer

perairan laut terbuka.

Fitoplankton sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil-a

mampu melaksanakan reaksi fotosintesis dimana air dan karbon dioksida dengan

adanya sinar surya dan garam – garam hara dapat menghasilkan senyawa

seperti karbohidrat. Kemampuan membentuk zat organik dari zat anorganik

maka fitoplankton disebut sebagai produsen primer (Nontji, 2007). Oleh karena

itu kandungan klorofil-a dalam perairan merupakan salah satu indikator tinggi

rendahnya kelimpahan fitoplankton atau tingkat kesuburan suatu perairan.

Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan

kondisi oseanografi suatu perairan.

Hubungan klorofil dengan hasil tangkapan Perairan Laut Jawa pada bulan

Februari 2018 dapat di lihat pada (Gambar 11).

HISTOGRAM CHL FEBRUARI 2018


50
40
Persen ( % )

30
20
10
0
0.2291-0.3728 0.3728-0.5165 0.5165 - 0.6603
Interval Kelas

Gambar 11. Grafik hubungan klorofil dengan hasil tangkapan pada bulan
Februari 2018.
36

Grafik di atas menunjukkan hubungan klorofil-a dengan hasil tangkapan

di Teluk Tomini pada Bulan Desember 2014 dan 2015, di mana hasil tangkapan

tertinggi berada pada perairan dengan kisaran klorofil-a 0,17 – 0,19 mg/m 3

dengan persentase hasil tangkapan 34%. Sedangakan hasil tangkapan terendah

pada perairan dengan kisaran klorofil-a 0,21 – 0,23 mg/m 3 dengan persentase

hasil tangkapan yang sama yakni 5%.

IV. PENUTUP

Praktik Kerja Lapang Sistem Informasi Perikanan Tangkap merupakan

praktik lapang mengenai bagaimana cara mengolah data citra satelit menjadi

suatu informasi kemudian mahasiswa diharapkan mampu mendownload data

ocean color, mengestrak data citra suhu, klorofil-a dengan menggunakan

perangkat lunak Seadasdan mampu menentukan daerah penangkapan ikan

maupun memetakan persebaran suhu dan klorofil-a dengan menggunakan

perangkat lunak ArcGis 10.2.

Pada pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapang ini, mahasiswa telah

mampu mengaplikasikan teori yang ada di bangku perkuliahan yang kemudian


37

mengaplikasikannya di praktik kerja lapang ini dan memberi keterampilan dalam

mengolah data citra satelit menjadi suatu informasi.

DAFTAR PUSTAKA

DepartemenKelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi


Tengah.2008.DepartemenKelautan dan Perikanan Sulawesi
Tengah.2008.Buku Tahunan StatistikPerikanan ProvinsiSulawesi
Tengah.

Kurniawati dan Sanjoto, 2015. Pendugaan Zona Potensi Penangkapan Ikan


Pelagis Kecil di Perairan Laut Jawa pada Musim Barat dan Musim Timur
dengan Menggunakan Citra Aqua Modis. Universitas Negeri Semarang.
Indonesia.

Laevastu T., Hela. 1970. Fisheries Oceanography New Ocean Environmental


Services. London: Fishing News (Book) Ltd. 238 p.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara [edisi revisi]. Djambatan. Jakarta.


38

Prahasta, E.2002.Sistem Informasi Geografis :Konsep-konsep Dasar. Bandung :


Informatika.

Zainuddin Mukti. 2009. Sistem Informasi Manajemen Perikanan Tangkap. Modul


pembelajaran berbasis SCL. Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan Universitas Hasauddin. Makassar.
39

LAMPIRAN

Review Jurnal :

KONDISI ARUS DAN SUHU PERMUKAAN LAUT PADA MUSIM BARAT DAN
KAITANNYA DENGAN IKAN TUNA SIRIP KUNING (THUNNUS ALBACARES)
DI PERAIRAN SELATAN JAWA BARAT

Febrry A. Putra, Zahidah Hasan, Noir P. Purba

Untuk mempertimbangkan sebuah lokasi di laut cocok dijadikan lokasi

penangkapan ikan, beberapa parameter oseanografis yang biasanya

diperhatikan, yaitu karakteristik fisik, kimiawi dan biologis dari lokasi tersebut,
40

diantaranya suhu permukaan laut, kedalaman termoklin,salinitas, produktivitas

primer, pola arus musiman dan juga karakteristik ikan target.

Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan

tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.

Kecepatan Arus Pantai Jawa berkisar antara 3-75 cm/s dan mengangkut massa

air sekitar 1-6 SV (1 SV = 106 m3/s) dengan puncak pada bulan Februari-Maret,

pada bulan tersebut berkembang angin muson barat laut-barat.

Pola distribusi suhu permukaan laut dapat digunakan untuk

mengidentifikasi parameter-parameter laut seperti arus laut, upwelling dan

front.Proses upwelling inilah yang menyebabkan peningkatan zat hara pada

lapisan permukaan laut dan mendukung proses-proses kehidupan di laut.

Kondisi arus pada laut selatan Jawa Barat pada musim barat selama 2009-

2013 menunjukan kondisi yang bervariasi. Arus permukaan di lokasi penempatan

alat bantu rumpon menunjukan nilai paling tinggi yaitu 0,67 m/s pada musim

barat tahun 2013, sedangkan pada musim barat tahun 2011 menunjukan nilai

terendah yaitu 0,03 m/s. Kondisi suhu permukaan laut di lokasi rumpon selama

musim barat pada tahun 2009 – 2013 menunjukan nilai tertinggi 30,04 oC pada

tahun 2013 dan memiliki nilai terendah 27,78oC pada musim barat di tahun 2011.

Hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning yang terbanyak didapatkan pada

musim barat 2012 yaitu pada bulan Desember 2011 (209,923 kg).Hasil

tangkapan kedua terbanyak adalah pada musim barat 2013 yaitu pada bulan

Desember 2012 (168,594 kg).Sedangkan jumlah hasil tangkapan terendah

terjadi pada musim barat 2009 yaitu pada bulan Februari 2009 (16,876 kg).Jika

dirata-ratakan jumlah hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning pada musim barat

2009-2013 adalah sejumlah 96,080 kg.

Hasil tangkapan pada bulan Desember setiap tahunnya memiliki hasil

tangkapan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan Januari dan Februari
41

pada tahun yang sama. Bulan Desember merupakan awal dari musim barat

sehingga kondisi perairan masih belum banyak berubah jika dibandingkan

dengan musim peralihan II.

Dilihat dari nilai korelasi yang didapatkan (r_xy= 0.332697) bahwa

hubungan antara fluktuasi arus terhadap suhu permukaan laut maka hubungan

antara keduanya termasuk kedalam kategori hubungan yang lemah. Hal ini

menunjukan bahwa arus yang memiliki kecepatan yang tinggi pada musim barat

di selatan Jawa Barat membawa suhu yang hangat, karakteristik ini termasuk

salah satu karakteristik dari Arus Pantai Jawa yang biasanya terjadi pada musim

barat di perairan selatan Jawa Barat, dimana Arus Pantai Jawa memiliki

kecepatan arus yang tinggi (0,48 m/s) dengan suhu yang tinggi (>28oC).

Nilai Suhu permukaan laut perairan selatan Jawa Barat pada musim barat

bervariasi setiap tahunnya yang penyebarannya dipengaruhi oleh pergerakan

Arus permukaan.Arus permukaan walaupun lemah hubungannya terhadap suhu

memiliki pengaruh terhadap penyebaran suhu permukaan. Hal ini juga

dipengaruhi oleh pergerakan arus pantai Jawa yang memiliki karakteristik massa

air yang lebih hangat.

Anda mungkin juga menyukai