Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MODEL PERMUKAAN DIGITAL

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Model Permukaan Digital)

Disusun oleh :

Lia Novianti Ni’amah 21110117120017

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp.(024) 76480785, 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2020
Daftar Isi
Daftar Isi .................................................................................................................... i

BAB I Pendahuluan ............................................................................................. I-1

I.1 Latar Belakang.......................................................................................... I-1

I.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... I-1

I.3 Tujuan...................................................................................................... I-2

BAB II Pembahasan ............................................................................................ II-1

II.1 DEM SRTM ........................................................................................... II-1

II.2 DEMNAS............................................................................................... II-1

II.3 Resolusi Spasial ...................................................................................... II-2

II.3.1 Resolusi Spasial DEM SRTM ........................................................... II-2

II.3.2 Resolusi Spasial DEMNAS .............................................................. II-3

II.4 Perbandingan DEM SRTM dan DEM Nasional ......................................... II-3

II.4.1 Daerah Studi ................................................................................... II-3

II.4.2 Data yang Digunakan ....................................................................... II-4

II.4.3 Tinggi Maksimum Minimum pada DEM SRTM dan DEMNAS ......... II-4

II.4.4 Perbandingan Elevasi dan Standar deviasi antara titik-titik pada DEM
SRTM dan DEMNAS ..................................................................................... II-5

BAB III Kesimpulan ........................................................................................... III-1

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13

i
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman mendorong kita untuk selalu memperbarui kinerja
agar dapat memenuhi kebutuhan zaman, begitu pula dalam lingkup pemetaan.
Untuk mempermudah pekerjaan teknologi saja tidak cukup, dibutuhkan pemikiran
dan model untuk merepresentasikan objek yang akan dikerjakan. Model yang
diharapkan tentu dapat memenuhi kebutuhan pemetaan
Secara umum Model Permukaan Digital dapat didefinisikan sebagai
representasi statistic matematis bernilai dari permukaan tanah secara kontinyu dan
terbentuk dari sejumlah besar titik berposisi dengan sistem koordinat tertentu.
Data DTM merupakan data representasi topografi atau elevasi dari suatu area atau
wilayah dengan basis piksel demi piksel dalam format raster. Selanjutnya model
tersebut dapat dimanfaatkan dalam mempermudah visualisasi, mengidentifikasi
urutan masalah, dan menentukan solusi.
Terdapat beberapa metode dalam pembentukan Model Permukaan Digital.
Metode yang paling umum digunakan adalah DEM SRTM dan DEMNAS.
Keduanya tentu memiliki perbedaan seperti lembaga yang mengelola, sumber
data, akuisisi data, dan lain-lain. Ketinggian yang dihasilkan dari kedua data
tersebut belum tentu sama. Hal tersebut dikarenakan pengolahan kedua data
tersebut juga berbeda.
Pada laporan kali ini, penulis mengambil studi kasus Kabupaten Bantul
yang memiliki bentuk topografi variatif untuk membuktikan perbedaan kedua data
tersebut. Pengambilan studi kasus bertujuan untuk mempersempit luang lingkup.
I.2 Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang, didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan DEM SRTM dan DEMNAS?
2. Berapa nilai resolusi spasial dari DEM SRTM dan DEMNAS
3. Bagaimana perbedaan nilai elevasi serta standar deviasi dari DEM SRTM
dan DEMNAS setelah dilakukan identifikasi titik tertinggi dan titik
terendah?

I-1
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari analisis ini anatara lain:
1. Dapat meguraikan perbedaan umum DEM SRTM dan DEMNAS.
2. Dapat mengetahui masing-masing nilai resolusi spasial dari DEM SRTM
dan DEMNAS.
3. Dapat mengetahui perbedaan nilai elevasi serta standar deviasi dari DEM
SRTM dan DEMNAS dari identifikasi titik tertinggi dan terendah.

I-2
BAB II Pembahasan
II.1 DEM SRTM
Ada banyak cara untuk mendapatkan data DEM, interferometry SAR
merupakan salah satu algoritma untuk membuat data DEM dengan metode baru.
Data citra SAR yang digunakan dapat diperoleh dari wahana satelit. SRTM
(Shuttle Radar Topographic MissionI) merupakan misi untuk membuat data
topografi dengan menggunakan sistem radar dari wahana pesawat ulang alik
angkasa. Data DEM untuk dari misi tersebut sudah tersedia untuk seluruh dunia
dengan resolusi spasial 90x90 meter.
SRTM adalah data elevasi resolusi tinggi merepresentasikan topografi
bumi dengan cakupan global (80% luasan dunia). Data ini dapat digunakan untuk
melengkapi informasi ketinggian dari produk peta 2D, seperti kontur, profil.
Ketelitian bisa mencapai 15 m dan berguna untuk pemetaan skala menengah
sampai dengan skala tinggi.
Data SRTM adalah data elevasi muka bumi yang dihasilkan dari satelit
yang diluncurkan NASA (National Aeronautics and Space Administration). DEM
SRTM awalnya ditujukan untuk penggunaan pribadi negara Amerika Serikat,
namun Amerika Serikat melalui NASA membuka akses data DEM SRTM secara
global (Ramirez, 2020).
SRTM terdiri dari sistem radar yang dimodifikasi khusus yang terbang di
atas pesawat ulang-alik Endeavour selama misi STS-99 11 hari pada bulan
Februari 2000, berdasarkan pada Spaceborne Imaging Radar-C / X Radar
Aperture Sintetis -band (SIR-C / X-SAR), Untuk memperoleh data topografi ,
muatan SRTM dilengkapi dengan dua antena radar. Satu antena terletak di ruang
muatan Shuttle, yang lain - perubahan kritis dari SIR-C / X-SAR, yang
memungkinkan interferometri single-pass - di ujung tiang 60 meter (200 kaki)
yang diperpanjang dari bay payload begitu Shuttle berada di luar angkasa. Teknik
yang digunakan dikenal sebagai interferometric Sintetic aperture radar
(InSAR)(wikipedia, 2020).
II.2 DEMNAS
DEMNAS (Digital elevation model Nasional) merupakan bentuk
penyajian ketinggian permukaan bumi secara digital yang dikhususkan untuk

II-1
wilayah Indonesia. DEMNAS dibangun dan dikelola oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG) yang dirilis pada tahun 2018 dan bisa diakses serta di download
secara gratis melalui website http://tides.big.go.id/. Data DEMNAS yang dirilis
oleh BIG dipotong sesuai dengan Nomor Lembar Peta (NLP) skala 1:50.000 atau
1:25.000. DEMNAS mengacu pada sistem koordinat geografis, dan menggunakan
datum vertikal EGM 2008 (BIG, 2018).
DEM Nasional merupakan data yang dibangun dari beberapa sumber data.
Mereka adalah data IFSAR (resolusi 5m), TERRASAR-X (resolusi 5m) dan
ALOS PALSAR (resolusi 11.25m). Selain itu, ditambahkan pula data Masspoint
hasil stereo-plotting. Resolusi spasial DEMNAS adalah 0.27-arcsecond, dengan
menggunakan datum vertikal EGM2008. Metode penambahan/assimilasi data
masspoint kedalam Digital Surface Model/DSM (IFSAR, TERASAR-X atau
ALOS-PALSAR) dengan menggunakan GMT-surface dengan tension 0.32.
pembangunan DEMNAS juga melalui validasi dan uji akurasi data dengan adanya
Pengukuran Ground Control Point (GCP) dan Jaring Kontrol Geodesi (JKG)
(BIG, 2018)
II.3 Resolusi Spasial
Resolusi spasial merupakan kemampuan untuk menampakkan dua objek
yang berdekatan secara terpisah. Dapat disebut juga daya memecah detail suatu
objek. Resolusi spasial dipengaruhi oleh pixel citra tersebut. Semakin banyak
pixel dan ukuran pixel yang kecil memberikan detail yang lebih baik, karena
setiap pixel akan mewakili informasi suatu citra. Semakin besar matrix pixel maka
akan memberikan resolusi spasial yang lebih baik.

II.3.1 Resolusi Spasial DEM SRTM


SRTM singkatan dari Shuttle Radar Topography Mission merupakan
pesawat ulang-alik yang mempunyai misi untuk mendapatkan data penginderaan
jauh berupa elevasi atau ketinggian permukaan bumi, data ini selanjutnya dikenal
sebagai DEM (digital elevation Model). Pesawat ulang-alik ini bekerja selama 11
hari (februari 2000) untuk menyiam seluruh permukaan bumi dengan
menggunakan sistem radar (band C : 5,6 cm).

II-2
Data yang dihasilkan memiliki resolusi spasial sebesar 3 detik (setara ≈ 90
meter) dan menurut Ozah and Kufoniyi (2008) data SRTM 90m ini memiliki
akurasi vertikal lebih kurang 7.748 sampai 3.926 meter. Sebenarnya data SRTM
memiliki resolusi spasial 30 meter, tetapi sampai saat ini untuk menghasilkan
DEM yang beresolusi 30 meter hanya beberapa wilayah di Amerika karena untuk
mengolah data SRTM 30 meter menjadi data DEM seluruh dunia dibutuhkan
waktu yang lama. (Andra, 2014)

II.3.2 Resolusi Spasial DEMNAS


Resolusi spasial yang diberikan oleh DEMNAS adalah sebesar 0.27-
arcsecond atau bila dikonversikan ke satuan meter resolusi spasial DEMNAS
adalah 8,1 x 8,1 meter. DEMNAS memberikan resolusi spasial yang lebih baik
dibandingkan dengan model per mukaan digital lainnya (BIG, 2018).

II.4 Perbandingan DEM SRTM dan DEM Nasional


Sebelum melakukan perbandingan data DEM SRTM dan data DEMNAS
terlebih dahulu menentukan area studi untuk mempersempit ruang lingkup.
Penulis memilih area studi Kabupaten Bantul yang memiliki topografi bervariasi.
Kemudian langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan atau data yang
dibutuhkan dari berbagai website yang telah tersedia.
II.4.1 Daerah Studi
Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44' 04" - 08° 00' 27" Lintang Selatan
dan 110° 12' 34" - 110° 31' 08" Bujur Timur. Kabupaten Bantul Di sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara berbatasan dengan
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Indonesia (Pemkab Bantul, 2019).
Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah
Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari
separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis Bagian Barat
adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke
Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah). Bagian Tengah, adalah
daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94

II-3
km2 (41,62 %). Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang
keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2
(40,65%). Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian dari daerah
bagian Tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikir berlagun,
terbentang di Pantai Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek
(Pemkab Bantul, 2019).
II.4.2 Data yang Digunakan
1. Peta RBI Kabupaten Bantul didownload dari https://tanahair.indonesia.go.id
2. Data DEM SRTM tanggal 23 september 2014 didownlaod dari
https://earthexplorer.usgs.gov/
3. Data DEMNAS scene DEMNAS_1408-21, DEMNAS_1408-22,
DEMNAS_1408-31 dan DEMNAS_1407-54 didownload dari
http://tides.big.go.id

II.4.3 Tinggi Maksimum Minimum pada DEM SRTM dan DEMNAS


setelah data didapatkan kemudian melakukan pengolahan pada aplikasi
ArcMap 10.3. Didapatkan data tinggi maksimum dan minimum sebagai berikut:
1. DEM SRTM

Gambar II-1 Data DEM SRTM Kabupaten Bantul

Tinggi maksimum Kabupaten Bantul dari data DEM SRTM adalah 3621 dan
tinggi minum berada pada -28.

II-4
2. DEMNAS

Gambar II-2 Data DEMNAS Kabupaten Bantul

Tinggi maksimum Kabupaten Bantul dari data DEMNAS adalah 398.625 dan
tinggi minum berada pada -5.46567.
II.4.4 Perbandingan Elevasi dan Standar deviasi antara titik-titik pada
DEM SRTM dan DEMNAS
Setelah diketahui rentang ketinggian Kabupaten Bantul, selanjutnya dapat
dilakukan identifikasi elevasi dengan melakukan pengambilan sempel titik
ketinggian sebanyak 10 titik secara acak. Titik tersebut kemudian di overlay
masing-masing di data DEM SRTM serta data DEMNAS. Kemudian dilakukan
perbandingan nilai elevasi dan standar deviasi.
1. Perbandingan Elevasi

Gambar II-3 Titik Sampel Elevasi DEM SRT

II-5
Gambar II-4 Data Elevasi Titik Sampel DEM SRTM
Dari 10 data sampel DEM SRTM tersebut dapat diperoleh rata rata sebesar 118.5.

Gambar II-5 Titik Sampel Elevasi DEMNAS

Gambar II-6 Data Elevasi Titik Sampel DEMNAS


Dari 10 data sampel DEMNAS tersebut dapat diperoleh rata rata sebesar
116.3695574.

II-6
2. Perbandingan Standar Deviasi
Standar Deviasi diperoleh dari rumus:

Keterangan:
S : Standar deviasi
x̄ : Nilai rata-rata data
xi : nilai data tunggal
n : jumlah data

Gambar II-7 Standar Deviasi DEM SRTM

Gambar II-8 Standar Deviasi DEMNAS

II-7
BAB III Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. DEM SRTM adalah data elevasi resolusi tinggi merepresentasikan
topografi bumi dengan cakupan global (80% luasan dunia). Sumber data
DEM SRTM adalah Spaceborne Imaging Radar-C / X Radar Aperture
Sintetis -band (SIR-C / X-SAR)
2. DEMNAS merupakan bentuk penyajian ketinggian permukaan bumi
secara digital yang dikhususkan untuk wilayah Indonesia. DEMNAS
dibangun dan dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dirilis
pada tahun 2018. Sumber data DEMNAS adalah data IFSAR (resolusi
5m), TERRASAR-X (resolusi 5m), ALOS PALSAR (resolusi 11.25m),
dan data Masspoint hasil stereo-plotting.
3. Resolusi spasial DEM SRTM sebesar 3 detik (setara ≈ 90 meter). Resolusi
spasial DEMNAS adalah sebesar 0.27-arcsecond atau bila dikonversikan
ke satuan meter resolusi spasial DEMNAS adalah 8,1 x 8,1 meter.
DEMNAS memberikan resolusi spasial yang lebih baik dibandingkan
DEM SRTM.
4. Tinggi maksimum dan minimu dari DEM SRTM dan DEMNAS adalah
sebagai berikut:
a. Tinggi maksimum DEM SRTM: 3621
b. Tinggi minimum DEM SRTM: -28
c. Tinggi maksimum DEMNAS: 398.625
d. Tinggi minimum DEMNAS: -5.46567
5. Perbandingan nilai titik sampel elevasi dari DEM SRTM dan DEMNAS
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Rata-rata DEM SRTM: 118.5
b. Rata-rata DEMNAS: 116.3695574
6. Nilai standar deviasi DEM SRTM dari 10 titik sampel elevasi sebesar
88252.6 sedangkan standar deviasi DEMNAS dari 10 titik sampel elevasi
sebesar 89310.41. Dari data tersebut menunjukan titik sampel elevasi
DEM SRTM lebih presisi daripada titik sampel elevasi DEMNAS.

III-1
Daftar Pustaka
Cahyono, A. B., & Duantari, N. (2017). Analisis Ketinggian Model Permukaan
Digital Pada Data Lidar. FTSP-ITS, 181.
Oktaviani, A., & Yarjohan. (2016). Perbandingan Resolusi Spasial, Temporal Dan
Rdiometrik Serta Kendalanya. Jurnal Enggano, 75.
Pemkab Bantul (2019) Pemerintah Kabupaten Bantul. Tersedia pada:
https://bantulkab.go.id/letak-geografis (Diakses: 29 Februari 2020).
Earthexplorer (2020), USGS. Tersedia pada: https://earthexplorer.usgs.gov/
(Diakses: 29 Februari 2020)
BIG (2018) DEMNAS, Badan Informasi Geospasial. Tersedia pada:
http://tides.big.go.id/DEMNAS/ (Diakses: 29 Februari 2020).
BIG (2020) Indonesia Geospatial Portal. Tersedia pada:
https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/download/perwilayah (Diakses:
20 Oktober 2019).
wikipedia (2020) Shuttle Topografi Radar Mission - Wikipedia. Tersedia pada:
https://en.wikipedia.org/wiki/Shuttle_Radar_Topography_Mission
(Diakses: 29 Februari 2020).

13

Anda mungkin juga menyukai