INILAH SKRIPSI KU, MOHON MAAF PABILA KATA-KATA ATAU SIMBOL-SIMBOL ILMIAH TIDAK TERBACA,
SEMOGA BERMANFAAT.
UNIVERSITAS LAMPUNG
angga wijaya
KAMIS, 04 MARET 2010
SEISMIK
II. TEORI SEISMIK
A. Pengertian Seismik
Metoda Seismik merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber daya
alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Dalam
metoda seismik pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (ledakan, vibroseis dll).
Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan
akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut
di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah (batuan), (http://yopanz.blogspot.com).
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk
bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang
seismiknya.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
1. Metode seismik pantul
2. Metode seismik bias (http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_seismik)
seismik), b Filter Wiener dan c adalah kros korelasi antara wavelet input dengan output yang
dikehendaki.
Hasil yang dikehendaki terbagi menjadi beberapa jenis (Yilmaz, 1987):
1. Zero lag spike (spiking deconvolution)
2. Spike pada lag tertentu.
3. Time advanced form of input series (predictive deconvolution)
4. Zero phase wavelet
5. Wavelet dengan bentuk tertentu (Wiener Shaping Filters)
Zero lag spike memiliki bentuk [1 , 0, 0, 0, ..., 0] yakni amplitudo bukan nol terletak para urutan pertama.
Jika hasil yang dikehendaki memiliki bentuk [0 , 0, 1, 0, ..., 0] maka disebut spike pada lag 2 (amplitudo
bukan nol terletak para urutan ketiga) dan seterusnya.
Dalam bentuk matrix, Persamaan Filter Wiener dituliskan sbb:
Analisis kecepatan melibatkan semblance, gather, dan kecepatan konstan stack. Informasi kecepatan
dari velocity analysis digunakan untuk koreksi NMO (Normal Move Out)
(http://ensiklopediseismik.blogspot.com 2007/06/pengolahan-data-seismik.html).
Analisa kecepatan adalah upaya untuk memprediksi kecepatan gelombang seismik sampai kedalaman
tertentu. Analisa kecepatan dilakukan didalam proses pengolahan data seismik pada data CMP
(Common Mid Point) gather.
NMO merupakan koreksi dinamik yang diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara
shot point dan geophone pada trace berasal dari satu CDP gather. Koreksi ini menghilangkan pengaruh
offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah vertikal (normal incident).
Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat
sehingga memberikan stack yang maksimum. Ada beberapa metoda analisa kecepatan yaitu :
1. Metoda grafik
2. Constant Velocity Stack
3. Semblance Velocity atau Velocity Spectrum
6. Pembobotan tras (Trace Weighting)
Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir multipel, yang dilakukan dalam koridor CMP sebelum stacking.
Proses ini menguatkan perbedaan moveout antara gelombang refleksi dengan multiplenya sehingga
dapat mengurangi kontribusi multipel dalam output stack
(http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/pengolahan-dataseismik. html).
7. Stack
Teknik ini dilakukan untuk meminimalisir multipel yang dilakukan dalam koridor CMP sebelum stacking.
Proses ini menguatkan perbedaan moveout antara gelombang refleksi dengan multipelnya sehingga
dapat mengurangi kontribusi multipel dalam output stack
(http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/pengolahan-dataseismik. html).
Stacking adalah proses menjumlahkan tras-tras seismik dalam satu CDP setelah koreksi NMO (Normal
Move Out). Proses stacking memberikan keuntungan untuk mengingkatkan rasio signal terhadap noise
(S/N ratio).
Gambar diatas menunjukkan prinsip koreksi NMO, hiperbola refleksi di-adjust dengan menggunakan
model kecepatan (kecepatan rms atau kecepatan stacking) sehingga berbentuk lapisan horizontal,
selajutnya trace-trace NMO dijumlahkan (stacking).
8. Post-Stack Deconvolution
Dekonvolusi mungkin dilakukan setelah stacking yang ditujukan untuk mengurangi efek ringing atau
multipel yang tersisa (http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/pengolahan-dataseismik. html).
9. Migrasi F-K (F-K Migration)
Migrasi dilakukan untuk memindahkan energi difraksi ke titik asalnya. Atau lapisan yang sangat miring
ke posisi aslinya. Migrasi memerlukan informasi kecepatan yang mungkin memakai informasi kecepatan
dari velocity analysis (http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/ pengolahan-data-seismik.html)
Proses migrasi dilakukan pada data seismik dengan tujuan untuk mengembalikan reflektor miring ke
posisi 'aslinya' serta untuk menghilangkan efek difraksi akibat sesar, kubah garam, pembajian, dll.
Terdapat beberapa macam migrasi: Kirchhoff migration, Finite Difference migration, FrequencyWavenumber migration dan Frequency-Space migration (Yilmaz, 1987)
Kedudukan reflektor yang tergambar pada penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan
kedudukan yang sebenarnya (masih semu), karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus
terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor miring. Untuk mendapatkan kedudukan
reflektor yang sebenarnya perlu dilakukan pemindahan posisi dan waktu pantul yang sebenarnya
berdasarkan lintasan gelombangnya. Proses inilah yang disebut proses migrasi. Selain itu, migrasi juga
dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur
tertentu (patahan, lipatan).
Proses migrasi parsial sebelum stack bertujuan untuk mendapatkan hasil stack yang lebih baik, pada
pemantul yang miring. Biasanya proses ini hanya diterapkan pada daerah yang kompleks.
Proses migrasi setelah stack bertujuan untuk mengkoreksi data rekaman seismik, yaitu untuk
menentukan letak pemantul sebenarnya di bawah permukaan bumi, serta untuk menggagalkan efek
difraksi.
Sekilas proses migrasi adalah tahap menentukan kondisi geologi. Tahap ini memerlukan tahap-tahap
pengolahan yang tepat. Kondisi geologi dapat di jelaskan melalui interpretasi cirri-ciri reflektor yang
telah dianalisis sejak input data sampai migrasi (Gambar 2.6)
Gambar 2. 6. Salah satu hasil analisis seismik yang siap untuk di interpretasi
(http://ensiklopediseismik.blogspot.com /2007/06/ pengolahan-data-seismik.html)
C. Jenis Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang dapat dibagi berdasarkan medium penjalarannya,
yaitu gelombang tubuh (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave). Gelombang tubuh
merupakan gelombang yang energinya ditransfer melalui medium di dalam bumi, sedangkan gelombang
permukaan merupakan gelombang yang transfer energinya terjadi pada permukaan bebas. Pada
gelomabng permukaan transfer energi terjadi akibat free surface dan manjalar dalam bentuk ground roll
(Priyono, 2006).
Gelombang badan (body wave)
Gelombang badan (body wave) adalah gelombang sinyal (utama/penting) dalam eksplorasi seismik.
Gelombang ini merambat dalam batuan bawah permukaan dari hasil sumber kemudian merambat ke
bawah permukaan dan terpantul saat gelombang menyentuh lapisan dengan kontras impedansi yang
berbeda.
Gelombang badan terdiri dari gelombang P dan S. Apabila gelombang P ini merambat tanpa ada
gelombang S, disebu juga dengan gelombang akustik. Jika kedua gelombang P dan S merambat
(diperhitungkan) maka gelombang ini disebut sebagai gelombang elastik.
Sifat gelombang P adalah P sebagai berikut :
1. P berarti primary wave, datang paling awal.
2. P berarti pressure wave, gelombang yang cara bergeraknya dengan mendasarkan pada efek tekanan.
Sedangkan gelombang S bersifat sebagai berikut :
1. S berarti secondary wave, datang kedua setelah P.
2. S berarti shear wave, gelombang yang cara bergeraknya mendasarkan pada geseran.
Gelombang P dan S ini mempunyai karakteristik unik yang pada akhirnya akan menjadi play maker
dalam keberhasilan sebuah survey seismik.
Gelombang permukaan
Gelombang permukaan merupakan gelombang yang memiliki amplitudo besar dan frekuensi rendah
yang menjalar pada permukaan bebas (free surface). Kecepatan panjalarannya berkisar antara 500
m/detik dan 600 m/detik. Berdasarkan sifat gerakan partikel mediumnya maka gelombang permukaan
dibagi 2 yaitu gelombang Rayleigh dan gelombang love (Priyono, 2006).
Gelombang love merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam bentuk gelombang
(4)
D. Prinsip Dasar Metode Seismik
Metode seismik didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang dihasilkan oleh sumber getaran
buatan. Beberapa asas sifat panjalaran gelombang yang digunakan, yaitu :
1. Wavefront dan rays
Wavefront atau muka gelombang adalah suatu bentuk lingkaran yang menjalar dari sumber gelombang,
sedangkan berkas gelombang atau rays sendiri adalah garis yang menggambarkan arah penjalaran muka
gelombang dan berkas gelombang tegak lurus terhadap muka gelombang.
2. Fermats principle
Prinsip Fermat menyatakan bahwa jika sebuah gelombang merambat dari satu titik ke titik yang lain
maka gelombang tersebut akan memilih jejak yang tercepat. Kata tercepat di-boldkan untuk
memberikan penekanan bahwa jejak yang akan dilalui oleh sebuah gelombang adalah jejak yang secara
waktu tercepat bukan yang terpendek secara jarak. Tidak selamanya yang terpendek itu tercepat.
Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang
seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari
zona-zona kecepatan rendah. Lintasan gelombang akan selalu berbentuk garis lurus. Waktu tempuh
gelombang dari sumber ke receiver akan ditentukan oleh bentuk bidang pantul.
3. Reflection dan refraction
Gelombang yang melewati suatu bidang batas, maka gelombang tersebut dapat dipentulkan dan
diteruskan.
Refleksi adalah respon gelombang elastik dalam penjalarannya akan bergantung pada medium yang
dilewatinya. Munculnya zona kontras sifat elastik batuan (kecepatan dan ensitas) yang signifikan akan
menyababkan terjadinya refleksi gelombang. Diskontinuitas dari lapisan tersebut akan menyababkan
gelombang seismik dipantulkan dengan sudut pantul sama dengan sudut datangnya. Dengan asumsi
bumi homogen isotropis dan berada pada normal inside (sudut datang = 0), perbandingan antara energi
yang direfleksikan dengan energi insiden secara matematis ditulis sebagai koefisien refleksi, seperti
perumusan yang berdasarkan pada prinsip Fermat.
Sedangkan Refraksi adalah gelombang seismik yang datang dan mengenai reflektor tidak selalu akan
direfleksikan, tetapi juga bisa ditransmisikan kemedium berikutnya. Gelombang yang mempunyai bidang
batas dua medium yang memiliki kontras densitas dan kecepatan berbeda akan direfleksikan
berdasarkan hukum Snellius.
PENGIKUT
ARSIP BLOG
2010 (4)
Maret (3)
SEISMIK
Magnetik
PKL Q
Januari (1)
MENGENAI SAYA
SKRIPSI Q
saya tu kata orang-orang misterius, pendiam, ga ramah, tapi ada jg yg bilang orangnya baik, menghargai
pendapat orang lain, cinta keluarga, ga sombong n pelit, n ganteng, wkwkwkwkw
LIHAT PROFIL LENGKAPKU