Anda di halaman 1dari 54

PRE STACK TIME MIGRATION

Kelompok 3

Barqi Muhammad irsyad Yoel marten Septiandi ahmad Vanisa syahra Febriana rachmawati Windi dwi arianto Afifah nurul Ylfa qonita Hendi afifudin Ohammad ali Dwi wahyu purbowo

Definisi PreStack Time Migration dalam seismic processing

PreStack Time Migration (PSTM) merupakan teknik migrasi data seismik yang diterapkan sebelum proses stacking.

Dibandingkan dengan PostStack Time Migration, PreStack Time Migration memberikan hasil yang lebih baik terutama untuk didalam pencitraan struktur yang cukup kompleks seperti conflicting dips structure dan pengurangan energi dari titik refleksi akibat side swipe.

Metodologi yang biasa diterapkan untuk melakukan PSTM adalah Konvolusi dengan elliptical impulse response Penjumlahan sepanjang curve (Kirchhoff Migration)

1) 2)

diffraction

response

Data Seismik 2D
Metodologi yang biasa diterapkan untuk melakukan PSTM adalah:
1.

melakukan Konvolusi dengan elliptical impulse

response
2.

melakukan penjumlahan disepanjang diffraction response curve (Kirchhoff Migration)

1. Untuk metodologi yang pertama, data seismik disortir kedalam domain common-offset. Selanjutnya data tersebut dikonvolusikan dengan elliptical impulse, dikarenakan PSTM biasanya memiliki variasi kecepatan yang smooth, maka residual NMO corection diterapkan setelah NMO yang utama.

Elliptical impulse response dibangun berdasarkan persamaan ellips sbb:

Dimana h= offset/2, L = T/2, z adalah kedalaman = V*T/2, x=offset, T=waktu

2. Cara yang kedua untuk PSTM adalah dengan melakukan penjumlahan disepanjang diffraction response curve (Kirchhoff Migration). Diffraction response curve dapat dibangun berdasarkan persamaan berikut ini:

Data Seismik 3D
1.Data dalam CMP gather (biasanya dalam inline order) 2.data disorting menjadi domain common-offset dengan menggunakan kecepatan PSTM (V-average atau Vrms) 3.Penerapan PSTM dengan dua metodologi sebelumnya 4.NMO yang dilakukan secara simultan 5.sorting kembali kedalam CMP order

6.Residual NMO yang smooth)


7.Stack

correction

(karena

variasi

kecepatan

lateral

Before & After PSTM

Before & After PSTM

Pre Stack Time Migration vs Post Stack Time Migration

What is the different ?

Pre STM : teknik migrasi data seismik yang diterapkan sebelum proses stacking.

Post STM : teknik migrasi data seismik yang diterapkan sesudah proses stacking

konvolusi

methodology
Penjumlahan di sepanjang DRC

Untuk metodologi yang pertama, data seismik disortir kedalam domain common-offset. Selanjutnya data tersebut dikonvolusikan dengan elliptical impulse.

Elliptical impulse response dibangun berdasarkan persamaan ellips sbb:

Cara yang kedua untuk PSTM adalah dengan melakukan penjumlahan disepanjang diffraction response curve (Kirchhoff Migration). Diffraction response curve dapat dibangun berdasarkan persamaan berikut ini:

Penjumlahan dari sinyal akan saling menguatkan (constructive), sedangkan penjumlahan dari noise akan saling menghilangkan (destructive)

Flow chart

Raw Data

Pre Conditioning Residul Static Correction Velocity Analysis

Migrasi

Geometri dan Label

Stack

Pre Processing

Ps : post stack (stack migrasi)

Kiri : Post Stack Time Migration, kanan : Pre Stack Time Migration

PSTM vs PSDM
PreStack Depth Migration Pre Stack Depth Migration (PSDM) merupakan teknik migrasi sebelum stack dengan variasi kecepatan medium sangat kompleks seperti thrust belt, zona di sekitar karbonat (reef), kubah garam, dll.

PSDM dapat dilakukan dengan tahapan sbb: 1. Data disorting dalam CMP atau Shot Gather (domain waktu) 2. Data conditioning: edit geometri, filtering, AGC, koreksi static, koreksi spherical divergence , noise attenuation dll. 3. Analisa Kecepatan I 4. Velocity Stack (dapat diproduksi berupa time atau depth domain) 5. Initial structural interpretation (depth domain) untuk model kecepatan

6. PSTM (dengan mempergunakan time domain velocity)


7. Analisa kecepatan II dari PSTM CMP gather 8. Dengan memggunakan model kecepatan II dilakukan PSDM 9. Produksi CRP (Common Reflection Point) gather (dalam domain kedalaman) 10. Velocity Analysis dari CRP gather (domain kedalaman) 11. Sort ke dalam CMP Gather jika analisis dilakukan dalam Shot Gather 12. Stacking 13. Depth Migrated Section / Volume

PSTM vs PSDM

PSTM

PSDM

1.Domain waktu 1.Domain 2.Variasi kedalaman kecepatan yang 2.Terdapat Variasi smooth kecepatan 3.Struktur medium Struktur medium yang tidak yang kompleks terlalu kompleks

PSTM vs PSDM

PSTM vs PSDM

Studi

Kasus

Pendahuluan

Eksplorasi dengan menggunakan metode seismik sangat popular di industry perminyakan. dengan data interpretasi seismik maka kita dapat mencitrakan kondisi geologi bawah permukaan bumi. Metoda seismik akan memberikan gambaran yang cukup baik tentang bawah permukaan bila tiga hal pokok yang menjadi tahapan dalam metoda ini dilakukan dengan baik. Tahapan ini tersebut adalah acqusition, processing, dan interpretation. Dari ketiga tahapan ini, tahap processing merupakan tahap yang sangat berpengaruh. Untuk processing dilakukan koreksi untuk mendapatkan penampang seismik dengan S/N (signal to noise ratio) yang tinggi tanpa mengubah bentuk kenampakan refleksi dengan kata lain meredam noise dan memperkuat sinyal.

Ada beberapa koreksi yang dapat digunakan untuk mengolah data seismik, salah satunya adalah koreksi migrasi. Migrasi bertujuan untuk mengembalikan titik reflector (pemantul) pada kondisi sebenarnya. Migrasi sendiri dapat dilakukan dengan cara sebelum stack (pre-stack migration) dan sesudah stack (post-stack migration). Migrasi sebelum stack jarang dilakukan karena banyak memakan waktu, sedangkan migrasi setelah stack sudah biasa dilakukan. Keunggulan dengan melakukan migrasi sebelum stack adalah proses migrasi dilakukan pada masing-masing titik tembak sehingga meningkatkan S/N dari data.

Gelombang Seismik

Gelombang yang merambat di suatu medium di dalam medium.

Energi yang merambat dan menjalar ke segala arah akan dipantulkan atau dibiaskan pada suatu batas lapisan dimana batas lapisan tersebut merupakan batas antar dua lapisan yang memiliki impedansi akustik yang berbeda.

Hubungan antarakecepatanrambatgelombangdanmassajenisnyadinyatakandala mkoefisienrefleksi (R) dankoefisientransmisi (T).

Keterangan: R=KoefisienRefleksi

T=KoefisienTransmisi
= Massa jenis(
3 )

v=Kecepatanrambatgelombang (m/s) .v=Impedansiakustik(


2 )

Wavelet

Polaritas

Fasa

Normal Polarity

Reverse Polarity

Minimum phase

Zero phase

Pemantulan dan Pembiasan Gelombang


Hukum Penjalaran Lurus Hukum Pemantulan Hukum Pembiasan

Common Depth Point (CDP)

Bidang refleksi yang merupakan kumpulan titik-titik yang menjadi titik pantul oleh beberapa sinyal seismik saat recording

Konsep Dasar Migrasi

Dilakukan saat processing data untuk memindahkan posisi pemantul semu (hasil rekaman) ke posisi pemantul yang sebenarnya (pemantul geologi) dan mengumpulkan titik difraksi ke puncak kurva difraksi yang diakibatkan oleh sesar, salt dome, pembajian, dll.

Prinsip Migrasi Secara Geometri

Melakukan pendistribusian semua kemungkinan titik pemantul dengan jarak tertentu dari titik offset nol.

Migrasi model bidang miring dengan kecepatan tunggal dapat dilakukan pendekatan dengan persamaan hubungan kemiringan

Kecepatan Sesaat V

Analisa Kecepatan

Kecepatan Interval Vi Kecepatan Rata-rata V

Kecepatan Semu Va
Kecepatan RMS Kecepatan Stacking Kecepatan Migrasi

Metodologi

Data seismik yang digunakan dalam penelitian berbentuk data refleksi 2D yang terdiri dari 1692 CDP dengan kedalaman 6000 m berada di daerah Jawa Barat Utara. Data tersebut telah mengalami proses tahap awal (pre-processing) dan ketika di masukkan dalam perangkat lunak sudah dalam bentuk CMP gather.

Alur Kerja

Hasil

Soal :

Yayan: Mengapa pada bagian PSDM dan PSTM di slide mas koko berbeda Ardi: kapan pstm dan psdm digunakan?

Rofi: biasanya psdm lateral dan pstm rms, bagaimana raypath dari kedua processing tersebut
Ketut: NMO simultan? Bagaimana akustik impedansinya pada NMO?.

Anggun: v rms total kecepatan apa? T pada kecepatan stack? Ploaritas reverse impedansi akustiknya di through?
Hubungan antara analisis kecepatan makin kebawah makin besar, bagaimana hubungannya?

Pak sukir: Bagaimana isotope dan anisotop pada kecepatannya

1. secara umum , alur dari post stack dan pre stack memang sama dalam tahapannya, tetapi hanya membalik ingin melakukan migrasi sebelum atau sesudah stacking. Tetapi secara khusus, pada masing masing stack tersebut, ada perbedaan kerja didalamnya dan yang dihasilkanpun akan berbeda.

Jawaban :
2. PSTM velocity digunakan jika variasi kecepatan secara lateral cukup gradual (smooth) , Horizon keyed velocity , dengan kata lain PSTM digunakan ketika struktur medium tidak terlalu kompleks. PSDM digunakan pada zona dengan variasi kecepatan lateral yang kompleks sepertithrust belt, sub salt,, zona di sekitar karbonat (reef), kubah garam, dll. Dengan melakukan PSDM diharapkan bahwa efek jejak gelombang yang out of plane (side swipe) dapat di koreksi,dengan kata lain PSTM digunakan ketika struktur medium terlalu kompleks. Yang membedakan time migration and depth migration bukanlah masalah domain waktu atau domain kedalaman. Yang membedakannya hanyalah model kecepatan yang digunakan. Time migration memiliki variasi kecepatan yang smooth dan depth migration memiliki kecepatan yang kompleks. PSDM dilakukan dalam domain waktu, konversi kecepatan ke dalam domain kedalaman adalah untuk keperluan perhitungan waktu tempuh untuk mencari solusi Kirchhoff Migration Operator . Demikian juga dengan seismik yang di konversi menjadi kedalaman adalah untuk pembanding model geologi dalam pembuatan model kecepatan.

3.

Model raypath untuk kasus migrasi seismik, baik untuk PSTM atau PSDM adalah seperti gambar diatas. Gambar diatas menjelaskan bagaimana raypath gelombang seismic yang mengenai bidang geologi seperti antiklin dan sinklin.

Ketika raypath mengenai sebuah struktur sinklin maka terdapat raypath yang mengenai bagian-bagian sinklin tersebut. Ketika mengenai kedua bagian yang lebih tinggi maka raypath akan kembali ke geophone lebih cepat, dan untuk raypath yang sama juga mengenai bidang cekungan pada sinklin, akibatnya untuk satu trace terdapat 3 refleksi. Apabila trace-trace tersebut digather maka akan membentuk sebuah efek bowtie. Untuk kasus raypath yang mengenai antiklin akan membentuk pola refleksi yang melebar, sehingga antiklin Nampak lebih lebar dari kondisi aslinya, hal ini akibat efek difraksi. Untuk menghilangkan efek-efek tersebut pada PSTM maupun PSDM dilakukan pemindahan posisi reflector ke posisi sebenarnya.

4.MNO simultan merupakan koreksi dinamik secara terus menerus yang diterapkan untuk mengireksi efek adanya jarak offset antara shot point dan geophone pada tres yang berasal dari 1 CDP gather. Koreksi ini menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah vertical (normal incident)
Impedan akustik didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk melawatkan gelombang seismic yang melaluinya. Secara fisis impedansi akustik merupakan merupak produk perkalian antara kecepatn gelombang, kompresi dengan densitas batuan. Impedan akustik pada NMO terlihat pada saat koreksi terlihat perbedaan jenis batuan yang ada, sehingga dalam pengkoreksiannya dapat terbantu.

5. Setiap lapisan memiliki kecepatan interval (V1,V2,V3,,Vn) yang mana n merupakan jumlah lapisannya dengan waktu tempuh vertikal masingmasing t1,t2,t3,,tn. Sehingga kecepatan RMS sampai pada titik tertentu pada lapisan ke-n dapat ditentukan dengan persamaan berikut

Yang didapatkan dari persamaan gelombang seismik refleksi

waktu

tempuh

Terdapat dua jenis polaritas dalam wavelet, yaitu polaritas normal (normal polarity) dan terbalik (reverse polarity). Pada polaritas normal, kenaikan impedansi akustik akan digambarkan sebagai lembah (trough) pada trace seismik, sedangkan pada polaritas terbalik, kenaikan impedansi akustik akan digambarkan sebagai dengan puncak (peak) pada trace seismik.

Polaritas adalah penggambaran koefisien refleksi sebagai suatu bentuk gelombang yang bernilai positif atau negative. Jika Z2>Z1, maka akan didapatkan bentuk puncak (peak), dan akan mendapatkan bagian palung (through) jika Z2>Z1. Karena terdapat ketidakpastian dari bentuk gelombang seismik yang direkam maka dilakukan pendekatan bentuk polaritas yang berbeda yaitu polaritas normal dan polaritas terbalik (reverse). Saat ini terdapat dua jenis konversi polaritas, yaitu Standar SEG dan Standar Eropa yang saling berkebalikan.

Perambatan kecepatan gelombang itu makin kebawah makin kecil. Begitupun energinya. Maksud dari tabel hasil permodelan kemarin adalah perbedaan spektrum warna yang kuat menandakan adanya energi yang lebih tinggi. Warna merah menunjukkan energi yang lebih tinggi, dan dari data stacking menyebutkan bahwa semakin kebawah energi akan semakin kecil. Dan energi paling besar terlihat pada kedalaman sekitar 2800.

6. medium isotropis mengasumsikan bahwa medium terdiri dari medium yang seragam sehingga seharusnya geophone akan merekam cepat rambat gelombang dengan waktu yang sama. Sementara pada kenyataannya medium bumi merupakan medium yang anisotropis sehingga cepat rambat gelombang yang ditangkap oleh geophone berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai