Disusun oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS TEKNIK
2022
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2021), eksplorasi adalah penjelajahan
lapangan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan),
terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan, kegiatan
untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru, penyelidikan dan penjajakan
daerah yang diperkirakan mengandung mineral berharga dengan jalan survei geologi, survei
geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luasi wilayahnya.
Eksplorasi adalah kegiatan penting dalam industri minyak bumi dan gas. Dengan kegiatan ini,
diharapkan dapat ditemukan cadangan-cadangan baru baik pada daerah baru maupun daerah
lama yang sebelumnya pernah dilakukan kegiatan eksplorasi.
Eksplorasi seismik merupakan salah satu istilah yang kerap digunakan dalam bidang
geofisika untuk merepresentasikan mengenai aktivitas pencarian sumber daya alam dan
mineral yang terdapat di bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan gelombang seismik.
Eksplorasi seismik merupakan kegiatan eksplorasi yang menggunakan metode seismik untuk
melakukan pemetaan di bawah permukaan bumi untuk dapat melihat adanya jebakan minyak
bumi dan gas berdasarkan hasil interpretasi seismik.
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif untuk mengidentifikasi
keadaan bawah permukaan menggunakan prinsip perambatan. Konsep dasar teknik seismik
dapat dijelaskan dengan apabila suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi
akibat material bumi yang bersifat elastic maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan
ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bagian batas antar lapisan, gelombang ini Sebagian
akan dipantulkan dan Sebagian lain akan dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Di
permukaan bumi, gelombang tersebut akan diterima oleh serangkaian detektor (geophone)
yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line),
selanjutnya akan direkam oleh suatu alat seismogram. Dengan didapatkan waktu tempuh
gelombang dan jarak antar geophone dan sumber ledakan, maka struktur lapisan geologi di
bawah permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya. Secara umum,
dalam melakukan eksplorasi seismik terdapat beberapa urutan sebagai berikut:
Id Rata-Rata CR*
Jenis Gelombang Akustik
Jenis Charge Size Vibroseis
Frekuensi Sumber 40 Hz
Record Length 3000 ms
Sampling Rate 4 ms
Konfigurasi Survei Symmetrical Split Spread
CDP Interval 10 m & 15 m
Fold Coverage 15,30, dan 45
Far Offset 600 m, 1190 m, dan 1790 m
Tabel 1. Parameter Desain Akuisisi Untuk Analisis
A. Analisis Common Depth Point Interval
Studi Kasus
Judul Jurnal: Analisis Pengolahan Data Seismik Lapangan “R” dengan Metode CRS
(Common Reflection Surface) Stack pada Data Cross Section Marine 2D
Dari hasil penampang CRS stack Gambar 13 menunjukkan citra yang lebih baik
dibandingkan dengan stack konvensional. Keberadaan reflektor menjadi lebih jelas
terlihat pada penampang CRS stack. Selain itu penampang yang dihasilkan juga lebih
bersih dengan mengurangi sinyal yang memiliki koherensi kecil serta mempertajam
sinyal yang memiliki koherensi tinggi. Resolusi penampang dalam membedakan
lapisan reflektor pada CRS stack juga lebih tinggi dibandingkan dengan stack
konvensional. Reflektor yang memiliki kemiringan karena pada metode konvensional
belum secara baik menunjukkan kemenerusan pada daerah tersebut.
Studi Kasus
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data seismik 3D dalam domain
waktu, terdiri dari 1327 lintasan seismik yang searah dengan source (inline) dan 708
lintasan seismik yang berpotongan dengan inline (xline). Data sumur yang dipakai
sebanyak tiga sumur, pada masing-masing sumur terdapat data log-log. Interpretasi
seismik dilakukan dalam window interpretasi dan dalam window tiga dimensi (3D).
Dari informasi geologi, log sumur dan laporan pemboran sumur-sumur, diketahui
bahwa reservoir potensial di lapangan X adalah batupasir (sandstone) berselingan
dengan tanah lempung (shale).
Gambar 15. menunjukkan proses interpretasi untuk lapisan top formasi, atau
bagian teratas dari reservoir sandstone. Amplitudo dan lembah (trough) bernilai negatif
berwarna biru adalah horizon yang akan menjadi target interpretasi yang dianggap
sebagai top formasi. Berdasarkan parameter pada Gambar 15., dilakukan pengolahan
untuk mendapatkan interpretasi horizon di lintasan seismik yang lain. Hasil intepretasi
horizon secara keseluruhan seperti pada Gambar 16.
Gambar 16. Hasil Interpretasi Horizon Secara Keseluruhan
Gambar 17. menunjukkan hasil pemodelan bawah permukaan dalam window tiga
dimensi (3D) dengan metode konvergensi multigrid. Warna-warna pada Gambar 17.
menunjukkan ketinggian bidang permukaan yakni warna merah menunjukkan bidang
permukaan paling tinggi dan seterusnya sampai dengan yang terendah terlihat pada
warna ungu. Pembuktikan keberadaan hidrokarbon di lapangan X diperlukan penelitian
lanjutan untuk memprediksi jenis fluida hidrokarbon dan diperlukan analisa log sumur
(studi petrofisika), inversi seismik, dan seismik atribut.
DAFTAR PUSTAKA
Banuboro, A., dkk. 2017. Analisis Parameter Desain Akuisisi Seismik 2D dengan Metode
Dinamik pada Lingkungan Vulkanik, Studi Kasus: Cekungan Jawa Barat Bagian
Utara. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, No.2, 2337-3520 (2301-928x Print).
Permana, U., dkk. 2015. Pengolahan Data Seismik Refleksi 2D untuk Memetakan Struktur
Bawah Permukaan Lapangan X Pramubulih Sumatera Selatan. Journal of Physics,
Vol. 2, No. 1. ISSN 2407-9073.
Nisfiani, E., dkk. Interpretasi Seismik dan Pemodelan Bawah Permukaan Menggunakan
Metode Konvergensi Multigrid: Studi Kasus Lapngan X.
https://doi.org/10.35760/ik.2021.v26i3.5202