Straight line : arah lintasan source tegak lurus dengan lintasan receiver, Slanted : arah lintasan source geometri slanted membentuk sudut terhadap lintasan receiver (non orthogonal). Bricks : modifikasi dari straight line, yaitu dengan menggerakkan group dari titik tembak yang berada pada lintasan receiver secara bergantian keposisi setengah lintasan. Zig-zag : arah lintasan source zig-zag Radial : arah lintasan source radial Button : Arah lintasan source membentuk lintasan button seperti yang ditunjukkan pada gambar f.
Gambar III.10 Geometri lapangan survei seismik 3D
(a) Straight line, (b) Slanted, (c) Zig-zag, (d) Bricks, (e) Radial dan (f) Button 2. Perbedaan signifikan akuisisi data survei seismik 3D dengan 2D Pengambilan data pada survei seismik 3D secara umum tidak jauh berbeda dengan survei seismik 2D. Perbedaan paling menonjol adalah geometri bentangan penerima dengan sumber gelombang. Bentangan survei seismik 3D merupakan gabungan beberapa lintasan seismik 2D. Untuk survei seismik 3D di darat sering digunakan penembakan dengan cara swath shooting, yaitu larikan penerima tersusun paralel (in-line direction) sedangkan lintasan sumber berada pada arah tegak lurus dengan lintasan penerima (x-line direction). Dalam pelaksanaan survei seismik 3D menggunakan teknik tertentu dalam pengambilan data di lapangan untuk mendapatkan data dengan kualitas yang bagus. Pada survei seismik 2D data diurutkan (sorting) kedalam CMP gathers yang berasosiasi dengan satu titik diatas permukaan bumi. Sedangkan data pada seismik 3D lebih tidak teratur dan memerlukan konsep midpoint bin. Ukuran serta interval bin sangat diperlukan dalam desain survei seismik 3D. 3. Luasan survei akuisisi data seismik 3D Dalam survei seismik 3D dikenal tiga luasan akusisi (gambar III.9), yaitu : a. Luasan target, merupakan luasan yang dipakai sebagai dasar untuk seluruh interpretasi geologi. Luasan ini disebut juga sweet spot. b. Luasan permukaan liputan penuh (luasan 3D), yaitu luasan di permukaan tempat tercapainya jumlah liputan yang dikehendaki, dimana sisi-sisinya merupakan sisi luasan target ditambah dengan tingkap migrasi. Luasan ini disebut juga image area atau luasan fold taper. c. Luasan survei, dimana sisi-sisi luasan ini merupakan sisi-sisi dari luasan pertama dan kedua ditambah dengan jarak pembentukan jumlah liputan. Dalam luasan inilah ditempatkan sumber penembak dan penerima. Luasan ini disebut juga acquisition area.
4. Pengertian bin dan konsep penentuannya serta distribusinya
Salah satu teknik coverage yang digunakan untuk mendapatkan informasi bawah permukaan berbentuk volumetrik adalah dengan membuat sample-sample kecil pada setiap bagian dari target yang diinginkan. Sample-sample kecil dalam seismik 3D tersebut disebut bin, umumnya digunakan istilah bin size untuk menyatakan ukuran besar dari nilai bin tersebut. Bin adalah suatu luasan dimana beberapa CMP yang dihasilkan digabung menjadi satu CMP gather. Bentuk bin pada umumnya berupa persegi, namun jika diinginkan pada salah satu arah sisi bin maka geometrinya dapat diperpanjang menuju arah tersebut. Penentuan ukuran bin ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu ukuran target, frekuensi maksimum agar tidak terjadi aliasing serta resolusi horisontal yang diinginkan Penentuan ukuran bin berdasarkan spasi cuplik, yaitu jarak maksimum antara dua jejak seismik yang berturutan pada penampang seismik yang telah distack (zero offset). Ukuran bin dan besarnya nilai fold akan saling mempengaruhi karena fold merupakan fungsi kuadratik dari sisi bin (gambar III.15) selain itu ukuran bin akan mempengaruhi nilai S/N.
Gambar III.15 Hubungan fold dengan bin size
(Cordsen dan Pierce, 1995) Distribusi atribut bin secara standar attribut yang dianalisis dalam setiap bin pada desain survei seismik 3D, yaitu : 1. Depth point coverage, yaitu liputan bawah permukaan titik kedalaman yang ingin dicapai dalam survei berupa geometri midpoint dalam bin.
2.
Distribusi fold, yaitu sebaran dari
jumlah trace pada area survei dengan titik kedalaman yang berada dalam setiap bin. 3. Distribusi offset, sebaran jarak antara source dan receiver dalam setiap bin pada area survei. 4. Distribusi azimuth, sebaran arah source ke receiver untuk trace dalam setiap bin pada area survei. 5. Biaya, merupakan attribut yang dapat diperkirakan dengan statistik desain survei seperti jumlah total station dan channel. Dengan adanya ribuan bin dalam area survei, tampilan attribut memerlukan tampilan warna supaya bisa dilihat dengan mudah. Tampilan warna dari attribut juga menyediakan kombinasi attribut seperti azimuth dan offset. 5. Parameter dalam akuisisi seismik 3D Parameter tersebut adalah parameter target dan parameter lapangan. Parameter target adalah parameter yang berhubungan dengan deskripsi dari kondisi geologi bawah permukaan yang berisi tentang informasi data-data dari target survei. Parameter target meliputi target survei, kedalaman target, luasan target, kemiringan, frekuensi, dan kecepatan gelombang. Parameter lapangan adalah parameter yang dihitung berdasarkan hasil test parameter lapangan, perumusan matematis dan parameter target yang ditentukan sebelumnya. Parameter lapangan terdiri dari parameter geometri, parameter perekaman, parameter source, dan parameter receiver.