Anda di halaman 1dari 27

2004

1.
2.

yang ada tanggap impuls (udh dijawab herlina)


daerah pass band, transition band, dan stop band dari LPF, BPF, HPF.
Kisaran frekuensi yang diredam disebut stopband, dan kisaran frekuensi yang ditransmisikan
siebut passband. Unjuk kerja dari filter dapat dikarakteristikkan dengan saru dari empat fungsi seperti
ditunjukkan pada Gambar 9.1: low-pass, high-pass, band-bass and band-stop.
Pada Gambar 11.1 ditunjukkan karakteristik filter ideal, secara tipikal didasarkan sebagai garis tegak,
dengan sifat:
Tanggapan amplitudo passband datar secara kontinyu dengan nilai 1.
1. Frekuensi yang dapat dilewatkan filter secara lengkap dan tanpa cacat.
2. Tanggapan amplitudo stopband adalah datar secara kontinyu dengan nilai 0. Frekuensi yang tidak
diharapkan ditekan secara lengkap.
3. Transisi antara passband dan stopband terjadi secar kontinyu

Gambar 6.1. Empat Tipe Dasar dari Filter. (a) Low-Pass filter.
(b) High-Passfilter. (c) Band-Pass. (d) Band-Stop filter.
Model filter ideal yang ditunjukkan pada Gambar 11.1 dapat dimodifikasi parameternya secara akurat
menjadi tanggapan sebuah filter yang dapat direalisasi (baik analog maupun digital). Kedataran relatif
dari Passband dan stopband dapat dijelaskan dengan penambahan faktor ripple yang mana
menspesifikasikan deviasi maksimum dan minimum dari nilai ideal.
Lebih lanjut, karakteristik transisi dari filter tidak dapat diubah menjadi bentuk tak kontiny antara
passband dan stopband seperi dijelaskan dengan tanggapan the brick-wall. Daerah transisi didefinisikan
penunjukkan satu daerah yang terdiri dari lebarpita transmisi dimana transmisi sinyal menggeser dari
passband ke stopband atau sebaliknya. Secara alami, daerah transisi yang lebih sempit adalah, filter
yang lebih ideal. Ketajaman yang kurang baik dari pojok frekuensi, secara visual didefinisikan dalam
tanggapan filter brickwall. Secara historis, spesifikasi filter didefinisikan sebagai frekuensi dimana
keluaran daya dari filter adalah setengah dari daya yang masuk.

Gambar 6.2 Karakteristik Filter Secara Praktis: (a) Low Pass, (b) High Pass,
(c) Band Pass dan (d) StopBand.
Kemiringan relatif dari filter adalah daerah transisi yang dijelaskan dengan orde filter; orde filter yang
lebih tinggi menghasilkan daerah transisi yang lebih sempit. Perhatikan bahwa daerah stopband tidak
akan pernah secara lengkap mnghilangkan komponen frekuensi pada kisaran tersebut. Merupakan
suatu hal yang penting untuk menentukan faktor penguatan untuk aplikasi tertentu suatu filter. Kisaran
faktor antara dari 20 sampai 100 dB (1/10 to 1/100000) dapat dicapai.
Karakteristik tambahan yang menjeaskan tingkah-laku filter adalah lebar dari darah transisi yang
ditunjukkan pada Gambar 11.2. Untuk kisaran transisi yang lebih kecil akan memerlukan perancangan
yang lebih komplek. Kompleksitas dari filter (di sini adalah ketajaman kemiringan transisi) dapat
dikarakteristikkan dengan orde dari filter. Perancangan yang paling sederhana adalah filter dengan orde
satu. Band dari transisi filter menguatkan sinyal masukan -20 dB untuk setiap peubahan frekuensi
dalam kelipatan 10. Filter demikian dinamakan sebagai filter dengan penguatan pada -20 dB/decade.
Konsep ini diilustrasikan dalam filter pelewat frekuensi rendah orde satu yang ditunjukkan pada
Gambar 11(a), dimana satu decade didasarkan pada pertambahan frekuensi dengan faktor 10. Diulangi,
bahwa 20 dB bersesuaian dengan sebuah penurunan dengan faktor 10. Kemudian filter akan
mengurani amplitudonya dari sinyal masukan dengan 1/10 untuk setiap decade dalam pertambahan
frekuensi. Sebagai alternatif dengan cara yang sama dapat juga dinyatakan sebagai 6 dB/octave,
dimana satu octave menunjukkan kelipat-gandaan dari frekuensi.
3.

@Transformasi Fourier
Sedangkan Transformasi Fourier adalah metoda untuk mengubah gelombang seismik dalam
domain waktu menjadi domain frekuensi. Proses sebaliknya adalah Inversi Transformasi
Fourier (Inverse Fourier Transform).

4.

Kedua gambar diatas courtesy: Margrave G. et al., Consortium for Research in Elastic
Wave Exploration Seismology, TheUniversity of Calgary.
-

Transformasi Fourier adalah alat yang bisa kita gunakan untuk melihat sinyal
dengan kacamata yang lain. Jika selama ini kita hanya melihat sinyal melalui
osiloskop atau alat sejenis lainnya, itu adalah visualisasi sinyal dalam ranah
waktu (time domain), sumbu horisontal-nya waktu (t) dan sumbu vertikal-nya
adalah amplitudo (A).
Kita tidak bisa tahu secara langsung informasi penting di ranah waktu kecuali
amplitudo dan kapan terjadinya. Bisakah menghitung frekuensinya? itu mungkin
jawaban Anda, karena bisa jadi Anda hanya membayangkan sebuah gelombang
sinusoidal, Anda tinggal hitung berapa gelombang dalam satu detiknya, Langsung
ketemu sekian gelombang/detik atau pake satuan cycle/sec atau Hz.
Misal ada sinyal :

Lalu di FFT jadi :

ketahuan frekuensinya.
@ Laplace
! u at u kele bi h a n me t o de t r an s f o rm a s i La pl a c e a dal a h ba h" a
m e t o d e i n i m e m u n g k i n k a n p e n g g u n a a n t e k n i k g r a fi s u n t u k m
e r a m a l k i n e r j a s i s t e m t a n p a menyelesaikan
persamaan
diferensial
sistem. #elebihan lain metode transformasi Laplaceadalah diperolehnya secara
serentak baik komponen transien maupun komponen keadaantunak ja"aban
persamaan
pada
"aktu
menyelesaikan
persamaan
diferensial.

@transformasi Z
KegunaanTransformasi-z

Mengurangiperhitungandalamoperasikonvolusiduasinyal
Solusipersamaanbedadapatditemukandenganperhitunganaljabaryang lebihmudah
Fungsitransfer padasistemLTI

5.

Konvolusi wes do iso kan yo? Nek f*g=h, brati g*f yang dilipat.

A. Frekuensi sampling : frek yang dicuplik dari Pemrosesan Sinyal Digital, ada suatu proses untuk
mendapatkan data digital melalui proses pencuplikan, artinya sinyal analog dicuplik
(diambil) secara diskrit dengan periode Ts atau frekuensi cuplik Fs
Yaitu dengan melakukan pencuplikan (bisa dibayangkan berapa banyak data yang
tersimpan jika masih bersifat kontinu? Karena antara t=0 detik hingga t=1 detik bisa
berjumlah tak-hingga) menjadi data-data diskrit, hanya untuk saat t tertentu saja,
misalnya dengan periode pencuplikan T=0.5 detik, akan diperoleh frekuensi
pencuplikan fs=2 Hz atau 2 data tiap detik, sehingga untuk 1 menit = 60 x 2 daa = 120
data/menit.

b. Efek aliasing terjadi karena frekuansi sinyal maksimum fmax lebih besar dari
frekuensi sampel fs. untukmenghindari efek aliasing maka frekuensi sampel fs harus dua
kali lebih besar daripada frekuensi sinyal maksimum fmax. Apabila efek aliasing terjadi
maka kita tidak dapat mengetahui frekuensi sinyal yang sebenarnya. Adalah fenomena
bergesernya frekuensi tinggi gelombang seismik menjadi lebih rendah yang diakibatkan pemilihan
interval sampling yang terlalu besar (kasar).

Perhatikan jika sampling interval = 2 mili detik atau 4 mili


detik spektrum amplitudo gelombang bersangkutan sekitar 80Hz. Akan tetapi jika sampling interval
16 mili detik maka frekuensi menjadi bergeser lebih rendah yaitu sekitar 20Hz.

c. Frekuensi Nyquist
Adalah frekuensi tertinggi yang dimiliki oleh gelombang seismik. Secara matematis Frekuensi Nyquist
dituliskan sbb: FN=1/(2 x interval sampling)
Sehingga jika interval sampling 0.0025 mili detik (2.5 detik) , maka Frekuensi Nyquist adalah 200Hz.
Mr. Nyquist memberikan aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus 2 (dua) kali
lipat frekuensi maksimum yang dikandung sinyal yang bersangkutan.

d.frek cut off Batas frekuensi antara sinyal yang dapat diteruskan dan yang diredam disebut dengan
frekuensi cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Dimana:
R: Nilai hambatan
C: Nilai kapasitor
Pada dasarnya bandwidth merupakan suatu beda frekuensi antara frekuensi cut-off atas
dan juga frekuensi cut-off bawah. Trus, frekuensi cut-off tuh apa ya? Nah, yang dimaksud
dengan frekuensi cut-off adalah nilai frekuensi saat daya daya turun menjadi setengah
dari daya inputnya atau turun 3 dB. Untuk memperjelas maksud dari pengertian di atas,
silahkan perhatikan gambar di bawah ini

contoh bandwidth

Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah


adalah filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari
frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari
frekuensi cut-off (fc). Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0V

HESTI

2. Metode-metode geofisika
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif
dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang
dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami
yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta
radiasi radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit,
pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain
sebagainya.
Contoh metode geofisika yang menggunakan pengukuran aktif adalah metode
geolistrik berupa VES dan IP dimana dalam metode tersebut
digunakan/diinjeksikan arus listrik ke bawah permukaan bumi kemudian diukur
beda potensialnya

Contoh metode geofisika yang menggunakan pengukuran pasif adalah metode


geolistrik berupa IP dimana dalam metode tersebut digunakan porouspot sebagai
pengganti elektroda dan beda potensialnya langsung diukur.

Contoh lain untuk metode aktif dan pasif bisa kalian baca di bawah ini tapi
gambarnya nyari sendiri yhaa.

Rersistivitas DC, ini merupakan metode pengukuran aktif menggunakan potensial listrik
yang merupakan respon penjalaran arus DC dibwah permukaan bumi. Faktor yang
mempengaruhi hasil pengukuran potensial digunakan sebagai dasar interpreasi , termasuk
dalam menentukan keberadaan dan kualitas lapisan pori dan tanah liat. Diskusi selanjutnya
berfokus pada metode ini
Polarisasi Terimbas (Induced Polarization -IP) , ini adalah metode aktif yang umum
dilakukan dalam kaitannya dengan tahanan DC. Metode ini mengukur variasi transient
jangka pendek sebagai respon potensial dari arus yang awalnya diinjeksikan lalu dihilangkan
dari dalam tanah. Telah diamati bahwa bila arus listrik diterapkan pada tanah, tanah
berperilaku seperti sebuah kapasitor. Yang diamati adalah polarisasi hasil induksi arus. IP
umumnya digunakan untuk mendeteksi konsentrasi dari tanah liat, dan listrik konduktif
butiran mineral logam.
Self Potensial (SP) ini adalah metode pasif yang dengan melakukan pengukuran potensi
listrik yang terjadi secara alami umumnya terkait dengan konduktor listrik dangkal, seperti
lapisan bijih sulfida. Potensi listrik yang terukur juga diamati dalam kaitannya dengan aliran
air tanah dan beberapa proses biologis tertentu. Peralatan yang dibutuhkan survei SP adalah
voltmeter impedansi tinggi dan beberapa teknik untuk memerbaiki kontak listrik dalam tanah
tanah.
Elektromagnetik (EM), merupakan metode aktif dengan melakukan pengukuran medan
magnet yang berubah terhadap waktu yang dihasilkan oleh aliran arus induksi dalam bumi.
Variasi arus litrik induksi dalam bumi menyebabkan perubahan medan magnet dipermukaan
bumi. Reciver di rancang untuk membandingkan medan magnet yang dihasilkan secara
alimiah dan di bangkitkan secara aktif. EM digunakan untuk mengidentifikasi deposit
konduktif-logam dasar, mencari pipa dan kabel yang terpendam, untuk mendeteksi bahan
peladak yang terkubur dan tidak meledak, serta untuk pemetaan geofisika dekat-permukaan.
Magnetotelluric (MT) ini adalah metode pasif yang mengukur arus listrik alami dalam
bumi, yang dihasilkan oleh induksi magnetik dari arus listrik di ionosfer. Metode ini dapat

digunakan untuk menentukan sifat listrik bahan pada kedalaman yang relatif besar (termasuk
mantel) di dalam bumi. Dengan teknik ini, variasi waktu pada potensi listrik diukur pada
stasiun pangkalan dan stasiun survei. Perbedaan pada sinyal tercatat digunakan untuk
memperkirakan distribusi resistivitas listrik bawah permukaan.
3. Gejala aliasing merupakan suatu proses dimana data hasil digitalisasi tidak
sama dengan data aslinya. Gejala ini terjadi saat proses digitalisasi data analog
menjadi data digital.

Frekuensi Nyquist adalah frekuensi tertinggi yang dimiliki oleh gelombang


seismik yang dirumuskan :

FN=1/(2 x interval sampling)


Sehingga jika interval sampling 0.0025 mili detik (2.5 detik) , maka Frekuensi Nyquist adalah
200Hz.
Mr. Nyquist memberikan aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus 2
(dua) kali lipat frekuensi maksimum yang dikandung sinyal yang
bersangkutan.

2002
1. jelaskan apa yang anda ketahui tentang pengertian sistem di dalam
ilmu geofisika khususnya dalam bidang pengolahan data seismik.
Berikan contoh beberapa pengertian sistem didalam survei eksplorasi
seismik !
>> sistem adalah kumpulan beberapa komponen (input) yang saling berkaitan
dan dapat dihubungkan untuk mencapai tujuan (output). Contoh sistem dalam
seismik eksplorasi adalah sistem pakar yang diterapkan pada alat pendeteksi
kandungan minyak bumi. Alat ini menghasilkan keputusan dari data-data yang
ada, dan mengambil keputusan ada atau tidaknya hingga berapa jumlah
kandungan yang terkandung

2. jika diketahui sinyal data runtun waktu terdiri dari jumlahhan sinus
dengan frekuensi 0 hz, 5 hz, 25 hz, 40 hz, dengan beda phase 0 ,
masing-masing mempunyai amplitudo 8,5,1,0.5. buat sketsa grafik dari
sinyal runtun waktu tersebut dan buat sketsa grafik spektrum
amplitudo dari hasil FFT sinyal !

3. jelaskan apa saja manfaat dari FFT untuk analisa runtun waktu, dan
jelaskan serta uraikan secara matematik untuk proses dekonvolusi !
Untuk itu, dibutuhkan sebuah algoritma yang bisa membantu untuk memisahkan
isyarat tersebut
menjadi beberapa komponen frekuensi. Tujuannya agar data mentah tersebut bisa
dikelompokkan
[Jans Hendry / EE UGM, Indonesia]
3
berdasarkan periodesitasnya. Algoritma tersebut adalah FFT.
FFT bisa juga digunakan untuk menentukan frekuensi mana saja yang akan di filter
atau tapis
menggunakan lowpass, highpass,bandpass dan bandstop filter. Dengan
memanfaatkan prinsip bahwa
hasil FFT bila ingin ditapis maka harus dikalikan dengan FFT dari filter itu sendiri.
Filter ini tentu saja filter digital.

4. jika diketahui data runtun waktu :


X(t) = {2,3,1,1,2,5,2,1,3} dan y(t)={1,1,4,1,2}
a. hitung konvolusi antara x(t) dan y(t) serta gambar grafiknya
b. hitung kros-korelasi antara x(t) dan y(t) serta gambar grafiknya
c. hitung auto korelasi antara x(t) serta gambar grafiknya
Konvolusi

2
2
1
4

3 1 1 2 5 2 1 3

1
1

2
1 2

=
=
=

4
2
8

4 1 2
1 4 1 2

=
=

2
2

0
6
3
1
2
3

0 0 0
0 0 0
2 0 0

0 0 0
0 0 0
0 0 0

0 =
0 =
0 =

4
8
13

1 2 0
4 1 4

0 0
0 0

0 =
0 =

17
14

0 0
4 0

0 =
0 =

20
19

0 0 1 2
0 0 0 2
0 0 0 0

0
0
1
0
5
2
0
5
5

1 1 4 1 2
1 1 4 1 2

=
=

0
0

3 1 4 2
0 1 1 8

1 1 4 1 2
=
1 1 4 1 2 =
1 1 4 1 =

0
0
0

2 2
8 1
2 4

=
=
=

27
22
14

0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0

0 2 1
0 0 1
0 0 0

0
6
3
1
2
3
3

1 1 4 =
1 1 =
1 =

0
0
0

=
=
=

15
4
3

KORELASI
2 3 1 1 2 5 2 1 3
1
=
1 1
=
4 1 1
=

2
2
8

1 4 1
2 1 4
2 1
2

=
=
=
=

2
4
0
0

0
3
3
1
2
3
6
0

2 1 4 1 1
=
2 1 4 1 1 =

0
0

0 0 2 2
0 0 0 4

2 1 4 1 =

2 1 4 =
2 1 =
2 =

0
0
0

1
1 1
4 1 1
1 4 1 1

0 0 0
0 0 0
1 0 0

0 0 0
0 0 0
0 0 0

0 =
0 =
0 =

2
5
12

1
4
1
2

0
0
0
0

=
=
=
=

16
14
18
18

2 1
8 1

0 =
3 =

27
21

0 0 0 0

0
0
5
5
2
0
5
1
0

2 4

19

0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0

0 4 1
0 0 2
0 0 0

3
1
2
3
6

=
=
=

17
5
6

1
1
4
1

0
2
2
8

0
0
0
2

0
0
0
0

Auto korelasi
2 3 1 1 2 5 2 1 3
3
=
1 3
=
5 2 1 3
2 5 2 1 3

=
=

6
2
1
0
4

0 0 0
9 0 0

0
0

0
0

0 0
0 0

0 =
0 =

6
11

6 1 3
1 2 1

0
6

0
0

0 0
0 0

0 =
0 =

20
28

5
1 2 5 2 1 3
1 1 2 5 2 1 3

=
=

2
2

6 5 2
3 2 5

3 1 1 2 5 2 1 3

3 1 2

2
4
1
0

2 3 1 1 2 5 2 1 3 =

9 1 1

2 3 1 1 2 5 2 1 =
2 3 1 1 2 5 2 =

0
0

6 3 1
0 2 3

2
2

2 3 1 1 2 5 =

0 0 2

2 3 1 1 2 =

0 0 0

2 3 1 1
2 3 1
2 3
2

0
0
0
0

0
0
0
0

0
0
0
0

=
=
=
=

0
0
0
0

0
0
0
0

1
5
5
1
0
2
5
1
0
5
5
1
5
1
0
0
0
0

0 0
6 0

0 =
0 =

32
27

2 3

0 =

37

4 1
1
0 2
4 5

9 =

58
37
27

2 2

3 =
6 =
1
5 =

2 1

6 =

28

6
4
0
0

3
3
9
6

20
10
11
6

1
3
2
0

=
=
=
=

5. jelaskan apa yang anda ketahui dengan filter frekuensi, ada berapa
macam dan masing-masing jelaskan secara grafik serta apa
kegunaannya
Filter Seismik
3:13 AM Chandra Wijaya M No comments

Identifikasi dan penghilangan noise dari data seismik adalah salah satu tahapan dari
pemrosesan data seismik. Noise seismik mempunyai bermacam-macam bentuk. Secara garis
besar noise dapat dikategorikan menjadi dua : koheren dan tak-koheren. Noise tak-koheren
terdiri dari noise-noise yang tidak mempunyai pola yang teratur sementara noise koheren
mempunyai pola keteraturan dari trace ke trace. Contoh dari noise koheren antara lain adalah
multipel dan ground-roll.
Filter Channel Tunggal
- Filter Shaping
Filter ini digunakan untuk merubah bentuk dari suatu kelompok trace seismik ke kelompok
lain. Filter shaping dihitung dengan cara perataan filter yang didapat dari beberapa selang
spasial dan temporal yang memenuhi suatu kriteria panjang filter efektif tertentu. Filter
dengan panjang filter efektif yang terlalu besar tidak akan dipakai. Filter filter yang bisa
diterima (artinya memenuhi kriteria panjang filter yang efektif) kemudian dirata-ratakan
untuk menghasilkan filter shaping akhir yang akan dikonvolusikan dengan data. Proses ini
dapat diulang sampai beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

32

- Filter Lolos Pita (Band-pass Filter)


Filter lolos pita adalah metoda yang murah dan mudah untuk menekan noise yang ada di luar
spektrum frekuensi dari sinyal yang diinginkan. Gambar di bawah menunjukkan bahwa
beberapa noise dapat dipisahkan dari sinyal dalam domain frekuensi. Noise frekuensi rendah
antara lain adalah ground roll, noise frekuensi tinggi biasanya disebabkan oleh angin, air
blast, statik atau petir.Salah satu cara untuk memilih filter lolos pita adalah dengan cara
menerapkan sekumpulan filter dengan selang frekuensi yang sempit pada satu data seismik
untuk melihat bagian dari spektrum yang mengandung sinyal dan bagian yang didominasi
oleh noise. Filter dapat berupa koefisien diskrit dalam domain waktu atau dapat berupa
wavelet fasa-nol (zero-phase) atau fasa-minimum (minimum-phase) dalam domain
kedalaman.
- Filter Monokromatik
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan noise dengan frekuensi tunggal atau selang
frekuensi yang sempit, tanpa mendistorsi sinyal seismik. Filter ini tidak hanya lebih murah
tetapi juga mempunyai kemampuan yang sama dibandingkan dengan filter notch dan juga
tidak terlalu mempengaruhi fasa dari sinyal seismik, tidak seperti filter notch.
- Filter Time Variant
Di banyak tempat frekuensi dominan dari sinyal seismik bervariasi terhadap waktu. Filter
yang benar-benar berubah terhadap waktu susah untuk diterapkan dan mebutuhkan waktu
komputasi yang lama. Salah satu caranya adalah dengan membagi trace seismik menjadi
beberapa segmen dan memperlakukan tiap segmen sebagai sinyal yang terpisah. Filter
didisain dan diterapkan untuk tiap segmen kemudian hasilnya disatukan kembali. Perhatikan
bahwa sinyal harus tidak berada pada ujung-ujung segmen.
Filter Multichannel

- Filter F-K
Filter F-K dilakukan dengan cara merubah data seismik dari domain waktu (T)
dan jarak (X) ke domain frekuensi (F) dan bilangan gelombang (K) menggunakan
transformasi Fourier. Karena event-event dalam data seismik mempunyai banyak
kemiringan dan frekuensi (dalam hal ini yang dimaksud sebagai kemiringan
adalah kemiringan dari event, dalam milidetik per trace, bukan kemiringan dari
struktur geologi) maka tiap kemiringan yang berbeda dalam domain T-X akan
berubah menjadi garis dengan kemiringan yang berbeda dalam domain F-K.
Event horisontal dalam domain T-X mempunyai nilai bilangan gelombang sama
dengan nol sehingga dalam domain F-K akan diplot sepanjang sumbu frekuensi.
Semakin besar kemiringan suatu event dalam domain T-X semakin dekat plotnya
ke sumbu bilangan gelombang. Sinyal dengan kemiringan positif akan
mempunyai bilangan gelombang positif dan sinyal dengan kemiringan negatif
akan mempunyai bilangan gelombang yang negatif.

Gb. 1. Pasangan (a) event horisontal, (b) event dengan sudut kemiringan rendah
dan (c) event dengan sudut kemiringan tinggi, dalam domain T-X dan F-K
Ketika trace sudah berada dalam domain frekuensi event-event dengan
kemiringan yang tidak diinginkan dapat dihilangkan. Data kemudian dapat
dirubah ke domain waktu dengan cara transformasi Fourier balik. Seperti terlihat
pada gambar 5(a) kita menghilangkan kemiringan positif dan negatif pada sudut
rendah. Filter jenis ini biasanya digunakan untuk menghilangkan multipel dengan
cara menerapkan koreksi pada data dengan kecepatan multipel sehingga
multipel berubah kemiringannya menjadi datar. Jika sudut tinggi dihilangkan,
seperti terlihat pada gambar 5(b), event-event tertentu seperti ground roll dan
jejak noise acak dihilangkan. Dalam gambar 5(c) dan (d) filter pie-slice
digunakan untuk menghilangkan event dengan selang kemiringan tertentu.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam penerapan filter-filter di atas
adalah persentase data yang akan dihilangkan dalam selang penolakan tersebut.
Jika nilainya 0 (0% pass) maka semua event yang ada dalam selang penolakan
dihilangkan, jika nilainya 100 (100% pass) maka tidak ada event yang
dihilangkan.

Gb. 2. Desain filter untuk menahan kemiringan tertentu (dalam domain F-K)
Berikut adalah contoh penerapan filter F-K dengan zona penolakan antara 8-36 0
dan persentase data yang diloloskan bervariasi mulai dari 0% sampai 80%.
Untuk kasus 0% noise dihilangkan tapi menghasilkan keluaran yang mirip
densintetik sementara untuk kasus 80% noise terlihat masih ada tetapi sudah
bgan isa ditekan. Untuk melihat masalah akibat penghilangan spektrum F-K yang
terlalu banyak, lihat gambar di bawah ini yang menunjukkan sebuah model
reflektor dengan patahan dan event dengan kemiringan curam yang ingin kita
hilangkan. Jika spektrum F-K yang diloloskan terlalu sedikit maka zona patahan
akan mengalami smearing sehingga patahan akan terlihat seperti reflektor
horisontal. Jika spektrum F-K yang diloloskan cukup banyak maka patahan tidak
akan mengalami smearing sementara event miring tetap dapat dihilangkan.
- Radon Transform
Radon transform merupakan teknik secara matematika yang telah luas
digunakan dalam pengolahan data seismik. Ada tiga jenis Radon transform yang
biasa digunakan untuk menekan multiple dalam yaitu slant-stack atau t-.
transform; Radon transform hiperbolik; dan Radon transform parabolik (Trad,
2001). Radon transform hiperbolik dan parabolik ,yang diterapkan untuk
mengatenuasi multiple, berdasarkan perbedaan moveout antara gelombang
utama (primary) dan multiple. Pada tugas akhir ini, pembahasan akan difokuskan
pada satu tipe saja dari Radon transform yaitu tipe parabolik. Radon transform
pertama dibuat oleh Johan radon (1917). Deans (1983) mendiskusikan teori
matematiknya, dan Durrani and Bisset (1984) menguji sifat dasar dari Radon
transform ini. Thorson and Claerbout (1985) menggunakan Radon transform
hiperbolik sebagai velocity analysis tool, dan Radon transform parabolik
pertama kali digunakan dalam teknik mengatenuasi multiple oleh Hampson
(1986). Sejak itu, Radon transform menjadi salah satu pendekatan yang banyak
digunakan untuk mengatenuasi multiple . Prinsfip kerja Radon transform dengan
merubah data dari domain T-X (time-offset) menjadi domain t- (intercept timeray parameter) seperti pada gambar 2.14. Radon transform dikenakan pada data
CMP gather yang sudah terkoreksi NMO atau pada common shot gather . Dengan
ray parameter p~1/v, maka event primary akan dipetakan sekitar p=0 dan
event multiple pada daerah p>0. Radon transform memiliki kekurangan yaitu

tidak manangani energi multiple pada near-offset dan tidak bisa menahan
amplitude dari primary sehingga ada kebocoran energi primary.
Dari seismik online
Filtering
Adalah upaya untuk 'menyelamatkan' frekuensi yang dikehendaki dari
gelombang seismik dan 'membuang' yang tidak dikehendaki. Terdapat beberapa
macam filtering: band pass, low pass (high cut) dan high pass (low cut).
Didalam pengolahan data seismik band pass filter lebih umum digunakan karena
biasanya gelombang seismik terkontaminasi noise frekuensi rendah (seperti
ground roll) dan noise frekuensi tinggi (ambient noise).
Gambar dibawah ini menunjukkan ketiga jenis filtering, baik dalam kawasan
waktu (time domain) maupun frekuensi domain (frequency domain).

Tanda A, B, C, D pada band pass filter merupakan frekuensi sudut (corner


frequency).
Secara matematis, operasi filtering merupakan konvolusi dalam kawasan waktu
antara gelombang 'mentah' dengan fungsi filter diatas dan perkalian dalam
kawasan frekuensi.

6. didalam digitalisasi sinyal analog terdapat batasan tertentu yang


kaitannya dengan kandungan frekuensi sinyal dan sampling time
(waktu cuplik). Jelaskan apa yang anda ketahui dengan aliasing dan
frekuensi nyquist, serta gambar sketsa hubungan antara frekuensi
sebelum dan sesudah digitalisasi

Frekuensi Nyquist
Adalah frekuensi tertinggi yang dimiliki oleh gelombang seismik.
Secara matematis Frekuensi Nyquist dituliskan sbb:
FN=1/(2 x interval sampling)
Sehingga jika interval sampling 0.0025 mili detik (2.5 detik) , maka Frekuensi
Nyquist adalah 200Hz.
Aliasing
Adalah fenomena bergesernya frekuensi tinggi gelombang seismik menjadi lebih
rendah yang diakibatkan pemilihan interval sampling yang terlalu besar (kasar).
Gambar di bawah menunjukkan fenomena aliasing.

Perhatikan jika sampling interval =


2 mili detik atau 4 mili detik spektrum amplitudo gelombang bersangkutan
sekitar 80Hz. Akan tetapi jika sampling interval 16 mili detik maka frekuensi
menjadi bergeser lebih rendah yaitu sekitar 20Hz.

7. didalam metode seismik, ada istilah wavelet. Apa yang anda ketahui
dengan istilah wavelet tersebut, dan bagaimana cara-cara membuat
wavelet, baik secara matematik ataupun dari data lapangan

Wavelet seismik

Dalam seismik, kita sering mendengar istilah wavelet. Wavelet adalah tubuh gelombang dari gelombang yang
menjadi sumber dalam eksplorasi seismik refleksi. Ada dua properti penting dalam sebuah wavelet, yaitu
polaritas dan fase.
Terdapat dua jenis polaritas dalam wavelet, yaitu polaritas normal (normal polarity) dan terbalik (reverse
polarity). Pada polaritas normal, kenaikan impedansi akustik akan digambarkan sebagai lembah (trough) pada
trace seismik, sedangkan pada polaritas negatif, kenaikan impedansi akustik akan dilambangkan dengan
puncak (peak) pada trace seismik (berdasarkan konvensi SEG, Yilmaz, O., 1990).
Terdapat empat macam jenis fase dalam wavelet, yaitu fase minimum (minimum phase), fase nol (zero
phase), fase maksimum (maximum phase) dan fase campuran (mix phase). Tapi yang paling banyak dipakai
didalam pengolahan data dan interpretasi seismik adalah wavelet fase minimum dan fase nol (Prihadi, S,
2004).
Wavelet fase nol lebih menguntungkan dibandingkan dengan wavelet fase minimum. Wavelet fase nol dengan
puncak tunggal pada arrival time, dengan ekor seminim mungkin, akan memudahkan interpreter dalam
penentuan waktu refleksi sehingga proses interpretasi kecepatan (picking) dalam rekaman hiperbolik
reflektor pada gather menjadi lebih mudah dan akurat. Wavelet fase nol simetri pada waktu sama dengan nol
dan amplitudo maksimum umumnya berimpit dengan spike refleksi.

Gelombang seismik yang terekam (trace


seismic) merupakan hasil konvolusi antara wavelet sumber dengan refllektor series. Konvolusi adalah suatu
proses matematika yangmana diperoleh keluaran dari suatu masukan pulsa gelombang ke dalam sistem LTI
(linear time invariant) yang dioperasikan dengan notasi asterik (*) (Sismanto, 1996). Sebagaimana
dikemukakan oleh Fred J.Taylor (1994) bahwa The response of an at-rest, causal LTI system having an
impulse response h(t) to a causal signal x(t), is defined by the convolution process y(t )= h(t) * x(t).
Dalam survei seismik, misalkan pulsa dari sumber seismik dt dan sistem reflektifitas bumi bt maka gelombang
seismik yang terekam di seismogram (trace seismik) ft ialah sebagai hasil konvolusi dari sistem tersebut,
dituliskan sebagai dt * bt = ft . Misalkan s(t) adalah jejak seismik, w(t) adalah wavelet sumber dan r(t)
adalah reflector series, maka: s(t) = w(t) * r(t)

8. jelaskan cara membuat sintetik seismogram, baik secara model atau


dari data log sumur pengeboran
Intinya dibuat dengan cara mencari koefisien refleksi nya kemudian di
dekonvolusikan dengan ricker wavelet / filter

SINTA
MAG I

E
s
r
/
h
b
I
f
n
k
l
i
a
D
:
p
t
u
O
o
g
d
m
e

UAS 2006/2007

1. Tau-Phi dalam seismik dapat digambarkan melalui hubungan (Intercept time)dengan waktu
(t) dan offset (x) dapat dijelaskan berdasarkan hubungan =t-px, p adalah ray
parameter atau slownessatau phase velocity dimana p= sin
()/v, adalah sudut tembak sinar seismic untuk offset (x)
dan
waktu
(t)
tertentu.Gambar
dibawah
ini
mengilustrasikan tiga buah sinar seismic (a, b, c) pada
offset x1, x2, x3 dengan sudut 1, 2, 2 dan medium
dengan kecepatan v1. Masing-masing sinar akan memiliki
ray parameter p1,p2,p3 dan 1 ,2 , 3 kemudian
didapatkan
sebuah rekaman seismic seperti yang diilustrasikan pada gambar (kiri)
dibawah ini, demikian juga dengan hasil transformasinya gambar (kanan). Dengan kalkulasi:
p1=sin(1)/v1 dan 1=t1-p1.x1 (trace a)
p2=sin(2)/v1 dan 2=t2-p2.x2 (trace b)
p3=sin(3)/v1 dan 3=t3-p3.x3 (trace c)

a.

b.

Sketsa hasil Tau-p (-p) mapping. (a) An end-on seismic record is f(x,t) where x=source-

geophone distance (offset) and t=arrival time. (b) Its tau-p transform is F(,p)
where p=dt/dx=1/Vaand =intercept time at x=0. The reciprocal of the apparent velocity, p, is
called slowness. Hyperbolic reflections transform into ellipses, straight events into points (the
direct wave into P1, the head wave into P2).

c. Didalam kawasan (p,T), pola-pola rekaman yang cukup komplek dalam kawasan (x,t)
akan tampak lebih jelas dan sederhana, sehingga mempermudah untuk mengidentifikasi
antara sinyal dan gangguan. Disamping itu pemetaan rekaman data seismik kedalam
kawasan (p,r), akan mempermudah proses pemisahan beberapa gangguan yang ada dalam
rekaman data misalnya keberadaan multiple. The Tau phi mapping transform process is
also called slant stack, the Radon transform, and plane-wave decomposition
dapatdigunakan untuk menghilangkan gelombang langsung serta gangguan acak yang
ikut terekam dalam data seismik eksplorasi, juga untuk meningkatkan rasio signal
terhadap noise (SNR-Signal to Noise ratio).
2. a. Low pass filter : filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi
yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal
dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada filter
LPF yang sinyalideal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak
akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt).
Filter High Pass (HPF) adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta
meredamatau menahan frekuensi rendah.Filter high-pass atau sering juga
disebut dengan filter lolos atas adalah suatu rangkaian yang akan
melewatkan suatu isyarat yang berada diatas frekuensi cut-off (c)
sampai frekuensi cut-off (c) rangkaian tersebut dan akan menahan
isyarat yang berfrekuensi dibawah frekuensi cut-off (c) rangkaian
tersebut.
Band pass filter (BPF) adalah filter yang akan meloloskan sinyal pada range
frekuensi diatas frekuensi batas bawah (fL) dan dibawah frekuesni batas atas
(fH).Filter band-pass dapat digolongkan sebagai pita sempit atau pita
lebar. Filter pita sempit adalah sebuah filter yang mempunyai band width
lebih kecil dari sepersepuluh frekuensi resonansinya (B<0,1r). jika band
width-nya lebih besar sepersepuluh dari frekuensi resonansi maka
(B>0,1r), filter tersebut merupakan sebuah filter pita lebar.

b. Daerah frekuensi filter dimana filter dilewatkan sinyal biasanya disebut sebagai

daerah

passband.

Cutoff frequencymenjelaskan akhir jalur frekuensi yang dapat dilewatkan(


passband)

Daerah frekuensi dimana filter meredam sinyal disebut daerah stopband.


The transition band is the area of the filter between the passband and the stopband

c. Frekuensi cut off adalah frekuensi yang menjadi batas untuk melewatkan atau
menghalangi sinyal yang mempunyai frekuensi yang lebih tinggi maupun yang
lebih rendah dari frekuensi cut off.
Low cut adalah filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta
meredamatau menahan frekuensi rendah.High cut adalah
filter yang melewatkan frekuensi rendahserta meredamatau
menahan frekuensi tinggi.
d. Filtering dalam pengolahan data seismik merupakan upaya

untuk 'menyelamatkan' frekuensi yang dikehendaki dari


gelombang seismik dan 'membuang' yang tidak dikehendaki.
Terdapat beberapa macam filtering: trapezodial filter, notch
filtering, band pass, low pass (high cut) dan high pass (low
cut). Didalam pengolahan data seismik band pass filter lebih
umum digunakan karena biasanya gelombang seismik
terkontaminasi noise frekuensi rendah (seperti ground roll) dan noise frekuensi
tinggi (ambient noise).Sebelum melakukan filtering terlebih dahulu menganalisa
kandungan noise yang terbawa bersamaan dengan sinyal seismik, pengambilan
frekuensi dapat dilakukan dengan mengambil sample dari data gather kemudian
dianalisa menggunakan spectral analisys dari analisa tersebut dapat diketahui
besarnya noise yang terbawa bersama sinyal seismik.

3. Digitalisasi data analog mjd digital : Digitalisasi adalah


proses pencuplikan data kontinyu menjadi data
digital.Secara matematik, proses digitalisasi secara adalah
perkalian antara datakontinyu dengan sisir delta Dirac.Delta
Dirac digambarkan sebagai pulsa yang sangat sempit
dengan energiyang sangat tinggi, atau kalau dinormalisasi
mempunyai nilai 1 (satu), sedang sisir delta Dirac
merupakan sederetan delta Dirac dengan intervaltertentu
dan panjang tak berhingga.
Folding Frequency adalah perlipatan (folding) sinyal pada
spektrum saat Fs/2 yang menyebabkan efek foldback penyebab munculnya foldback
aliasing.Frequencies "fold" around half the sampling frequency - which is why this

frequency is often referred to as the folding frequency. The spectrum folds onto itself

at the folding frequency, forexample, Fs / 2 + Fx shows up as or impersonates acomponent


of lower frequency Fs / 2 Fxin the reconstructed signal

Sample rate adalah banyaknya jumlahsample(bentuk Frekuensi) yang di ambil dalam


satuan waktu (detik) dari signal yang diterima dalam bentuk terusmenerus(Continuous Signal) menjadi signal yang terpisah (Discrete Signal)., atau
dalam bahasa sederhana adalah batas frekuensi yang dapat dikirim perdetiknya.
Aliasing adalah suatu bentuk hasil digitalisasi data yang bentuknya tidak sesuai
dengan bentuk aslinya.
4.

Pada dasarnya sistem terdiri dari beberapa komponen yangsaling terkait yang
menghubungkan antara masukan (input) dan keluaran(output).Sistem dikatakan stabil
jika tanggapan impulse dalam bentuk transient ataumeluruh terhadap waktu.Sistem
dikatakan tidak stabil jika tanggapan impulse dalam bentuk divergenatau semakin
membesar terhadap waktu.Sistem dikatakan marginal jika tanggapan impulse
berosilasi terhadapwaktu.Didalam geofisika, hubungan input-output dan sistem dijelaskan
seperti berikut :

5. Jika diketahui frekuensi sinyal adalah 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 50 hz, dan 80 Hz kemudian
ingin menghilangkan sinyal yang berfrekuensi 5, 10 , dan 80 Hz, maka dapat
digunakan filter band pass filter yang akan meloloskan sinyal pada range frekuensi
diatas frekuensi batas bawah (fL) dan dibawah frekuensi batas atas (fH). Frekuensi
batas bawah yang digunakan yaitu 10 Hz dan batas atas 80 Hz sehingga sinyal yang
dilewatkan adalah yg berada dlm range 10-80 Hz saja.

6. Gelombang kotak dan gelombang geraji dapat diperoleh dari penjumlahan fungsi
sinus dengan amplitudo dan frekuensi tertentu.
UAS 2006/2007
1. Udh ada diatas yaaa
2. a. tanggapan impulse adalah response dari sistem jika
inputnya dalam bentuk pulsa.

3.

4. Untuk mengeliminasi ground roll, pada tahapan ini kita akan melakukan F-K filtering.
Dimana F-K merupakan spectrum frekuensi (F) terhadap bilangan gelombang (K).Filter F-K
dilakukan dengan cara merubah data seismik dari domain waktu (T) dan jarak (X) ke domain frekuensi
(F) dan bilangan gelombang (K) menggunakan transformasi Fourier. Karena event-event dalam data
seismik mempunyai banyak kemiringan dan frekuensi (dalam hal ini yang dimaksud sebagai kemiringan
adalah kemiringan dari event, dalam milidetik per trace, bukan kemiringan dari struktur geologi) maka
tiap kemiringan yang berbeda dalam domain T-X akan berubah menjadi garis dengan kemiringan yang
berbeda dalam domain F-K. Event horisontal dalam domain T-X mempunyai nilai bilangan gelombang
sama dengan nol sehingga dalam domain F-K akan diplot sepanjang sumbu frekuensi. Semakin besar
kemiringan suatu event dalam domain T-X semakin dekat plotnya ke sumbu bilangan gelombang.
Sinyal dengan kemiringan positif akan mempunyai bilangan gelombang positif dan sinyal dengan
kemiringan negatif akan mempunyai bilangan gelombang yang negatif.Filter jenis ini biasanya
digunakan untuk menghilangkan multipel dengan cara menerapkan koreksi pada data dengan
kecepatan multipel sehingga multipel berubah kemiringannya menjadi datar.

SELVI
Dalamilmumekanika, adasebuahistilahfisika yang disebutsebagaifrekuensi
natural (natural frequency).Fenomena yang berkaitaneratdenganfrekuensi
natural
adalahperistiwaresonansi,
yaituikutbergetarnyasebuahbendakarenagetaranbenda
lain
di
sekitarnya. Frekuensi
natural
adalahfrekuensi
di
manasistemberosilasiketikasistemituterganggu.
Frekuensi natural menjadipentingkarenaberbagaialasan, diantaranya:
Segalasesuatu di alamsemestamemilikifrekuensi natural, danbanyakhal
yang memilikifrekuensi natural lebihdarisatu.
1.

Jikakitamengetahuifrekuensi natural suatuobjek,


makakitaakanmengetahuijugabagaimanaobjekituakanbergetar.
2.

Jikakitamengetahuibagaimanasuatuobjekbergetar,
makakitaakanmengetahuijenisgelombang yang akandihasilkan.
3.

Jikakitainginmembuatjenistertentudarigelombang,
kitaharusmembuatobjekdenganfrekuensi natural yang sesuaidengangelombang
yang kitainginkan.
4.

Frekuensi natural tergantungpadabanyakfaktor, sepertikekakuan, panjang,


atauberatdarisuatuobjek.Kita
dapatmengubahfrekuensi
natural
sistemdenganmengubahsalahsatufaktor
yang
dapatmempengaruhiukuran,
inersia,
ataukekuatandalamsistem.Sebagaicontoh,
tuning
gitarperubahanfrekuensi
natural
darisenardenganmengubahketegangansenarnya.

frekuensi natural
Frekuensi,
denganmanasistemberosilasidalamketiadaankekuatankekuataneksternal, itutergantungpadaukuran, komposisi, danbentukdariobjek.
Pole/Zero offers a full line of digitally tuned bandpass and notch filters with tuning ranges based on popular
communication bands covering 1.5MHz to 3GHz and are available with 3dB bandwidths from 1.8 to 20%. In
addition to our standard frequency ranges, most of our designs are able to be customized to your specific
application.

In mathematics, signal processing and control theory, a polezero plot is a graphical


representation of a rational transfer function in the complex plane which helps to convey certain
properties of the system such as:

Stability

Causal system / anticausal system

Region of convergence (ROC)

Minimum phase / non minimum phase

A pole-zero plot shows the location in the complex plane of the poles and zeros of the transfer
function of a dynamic system, such as a controller, compensator, sensor, equalizer, filter, or
communications channel. By convention, the poles of the system are indicated in the plot by an
X while the zeroes are indicated by a circle or O.
A pole-zero plot can represent either a continuous-time (CT) or a discrete-time (DT) system. For
a CT system, the plane in which the poles and zeros appear is the s plane of theLaplace
transform. In this context, the parameter s represents the complex angular frequency, which is
the domain of the CT transfer function. For a DT system, the plane is the z plane,
where z represents the domain of the Z-transform.

Poles and zeros

the zeros of the system are roots of the numerator polynomial:


such that

the poles of the system are roots of the denominator polynomial:


such that

The polezero plot would be:

Ketikatranformasifasordiaplikasikankesebuahfungsialih,
hasilnyadapatdiekpresikansebagai magnitude
dansudutsebagaifungsifrekwensi.Magnitude
adalahpenguatandansudutadalahpergeseranfasa.Biasanyanilaiinihanyadihitungseba
gaisatufrekwensidandandikalikandengannilaimasukanuntukmemperolehnilaikeluar
an.Padafrekwensi yang lainnya, fungsialihakanberubah.
Penguatanfungsialihdansudutfasadapatdiplotsebagaifungsifrekwensi,
untukmemperolehgambarautuhtentangresponsebuahsistem.

Dalamgambardiatas, merupakananalogipenggambaransebuah panel equalizer


dari amplifier audio yang seringdipakaidalamrumahtangga. Dalam panel
terdapattuastuaspenguatanuntukmemberikanbesarnyapenguatanpadadaerahfrekwensidarisin
yal audio.Masing-masingpenguatandibagimenjadi 6 daerahfrekwensi.Dari
posisimasing-

masingtuasdapatsecaralangsungmenggambarkangrafikpenguatannya, seperti
yang terlihatdibagianbawahgambar.
Demikian pula bode plot,
merupakanupayauntukmenggambarkanberapabesarpenguatansebagaifungsifrek
wensi. Dengandemikianbode plot
merupakanmetodeuntukmenggambarkanpenguatantersebutsebagaifungsifrekwen
sidalamsatugambar. Pada equalizer
merupakanupayauntukmenghasilkanpenguatanuntukmembentukkeluarantertentu
, namunpada bode plot merupakankebilkannyayaitukeluaransudahterbentuk,
selanjutnyamengupayakanuntukmenggambarkanberapabesarnyapenguatanseba
gaifungsifrekwensi.

Anda mungkin juga menyukai