Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

“OP AMP SEBAGAI FILTER AKTIF”

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)

Dosen Pengampu : Ayu Jati Puspitasari, M.Si

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2023/2024

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Filter sangat penting dalam rangkaian elektronika, Filter adalah rangkaian yang bisa
mengalirkan suatu sinyal dengan frekuensi tertentu maupun menghambat sinyal dengan
frekuensi tertentu agar tidak mengalir. Pengertian filter yaitu rangkaian yang dapat memilih
frekuensi agar dapat mengalirkan frekuensi yang diinginkan dan menahan, atau membuang
frekuensi yang lain. Jaringan filter bisa bersifat aktif maupun pasif. Perbedaan dari
komponen aktif dan pasif adalah pada komponen aktif dibutuhkan sumber agar dapat
bekerja (op-amp dan transistor membutuhkan sumber lagi agar dapat bekerja/digunakan),
sedangkan komponen pasif tidak membutuhkan sumber catuan lagi untuk digunakan atau
membuatnya bekerja. (Chattopadhyay.1989)
Filter biasanya digunakan untuk meloloskan frekuensi yang dibutuhkan atau
menghambat frekuensi yang tidak dibutuhkan. Ada beberapa jenis filter yang
menggunakan op amp antara lain low-pass filter, high-pass filter, band-pass filter, dan bad-
stop filter.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep op amp sebagai low-pass filter?
2. Bagaimana konsep op amp sebagai high-pass filter?
3. Bagaimana bentuk grafik frekuensi respon inverting low-pass filter?
4. Bagaimana bentuk grafik frekuensi respon inverting high-pass filter?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui konsep op amp sebagai low-pass filter.
2. Mengetahui konsep op amp sebagai high-pass filter.
3. Mengetahui bentuk grafik frekuensi respon inverting low-pass filter.
4. Mengetahui bentuk grafik frekuensi respon inverting high-pass filter.
1.4. Manfaat
Dengan mempelajari materi op amp sebagai filter aktif, kita bisa memanfaatkan op
amp sebagai filter sinyal sesuai kebutuhan. Jika kita membutuhkan sinyal rendah, gunakan
rangkaian low-pass filter. Sedangkan jika kita membutuhkan sinyal tinggi gunakan
rangkaian high-pass filter.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Filter Aktif
Filter aktif adalah rangkaian filter yang menggunakan komponen elektronika aktif
seperti op amp, transistor, dll. Pada filter aktif dibutuhkan sumber agar dapat bekerja (op-
amp dan transistor membutuhkan sumber lagi agar dapat bekerja/digunakan), Filter aktif
biasanya lebih kecil, murah, fleksibel dalam perancangannya namun komponen filter
aktif biasanya menghasilkan panas berlebih, dan ada batasan frekuensi yang diloloskan.
Dalam filter aktif ada beberapa istilah penting yang harus diketahui antara lain :
- Oktav : jarak antara satu frekuensi ke frekuensi lainnya. Frekuensi tinggi
dinyatakan dengan 𝑓𝐻 dan frekuensi rendah dinyatakan dengan 𝑓𝐿 Jarak oktav
antara dua frekuensi dapat dihitung dengan persamaan.
𝑓
log10 𝐻
𝑓𝐿
𝑁= (1)
log 2

- Desibel (dB) : unit pengukuran gain/penguatan yang menyatakan rasio dari satu
nilai ke nilai lainnya dalam skala logaritmik. Nilai dB dapat dinyatakan dengan
persamaan :
𝑉
𝑑𝐵 = 20 log10 ( 𝑉𝑜𝑢𝑡 ) (2)
𝑖𝑛

- Decade : unit untuk mengukur perbandingan magnitude dua frekuensi sebesar


satu banding sepuluh dalam skala logaritmik. Dekade antara dua frekuensi dapat
dinyatakan :
𝑓
𝐷𝑒𝑘𝑎𝑑𝑒 = log10 𝑓𝐻 (3)
𝐿

2.2. Inverting Low-Pass Filter


Low-pass filter adalah jenis filter aktif yang hanya meloloskan frekuensi rendah
atau dibawah frekuensi cut-off, sinyal diatas frekuensi cut-off akan dihambat
(melemahkan tegangan).
Gambar 1. Orde-1 Inverting Low-Pass Filter

Rangkaian orde-1 inverting low-pass filter memiliki rumus frekuensi cut-off sebagai
berikut :
1
𝑓𝑐 = (4)
2𝜋𝑅1 𝐶

Saat frekuensi input lebih dari frekuensi cut-off, maka tegangan pada frekuensi
tersebut akan dilemahkan, semakin tinggi frekuensi maka pelemahan tegangan semakin
besar. Hal ini terjadi karena saat frekuensi semakin tinggi maka reaktansi kapasitif
kapasitor akan semakin berkurang sehingga total impedansi paralel antara 𝑅1 dan C juga
semakin berkurang dan dapat diasumsikan bahwa kapasitor akan terhubung singkat jika
frekuensi semakin tinggi.
Saat frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut-off, tidak terjadi pelemahan sehingga
penguatan tetap terjadi. Besar tegangan output setelah perbesaran memenuhi persamaan:
𝑅
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − 𝑅1 𝑉𝑖𝑛 (5)
2

Gambar 2. Bentuk Grafik Respond Low-Pass Filter

2.3. Inverting High-Pass Filter


High-pass filter merupakan jenis filter aktif yang hanya meloloskan sinyal dengan
frekuensi tinggi atau diatas frekuensi cut-off. Sinyal yang besarnya dibawah frekuensi
cut-off akan dihambat atau dilemahkan tegangannya.

Gambar 3. Orde-1 Inverting High-Pass Filter

Rangkaian orde-1 high-pass filter memiliki frekuensi cut-off sesuai dengan persamaan :
1
𝑓𝑐 = 2𝜋𝑅 (6)
2𝐶

Saat frekuensi rendah masuk pada rangkaian high pass filter maka tegangan pada
frekuensi tersebut dilemahkan dan sebaliknya saat frekuensi tinggi masuk ke rangkaian
filter maka tegangan pada frekuensi tinggi tersebut tidak ada pelemahan (diloloskan). Hal
ini terjadi karena sifat kapasitor dimana saat frekuensi tinggi impedansinya semakin kecil
sehingga bisa diasumsikan terminal kapasitor terhubung singkat, dan sebaliknya saat
kapasitor dilewati frekuensi rendah maka impedansi kapasitor besar sehingga bisa
diasumsikan terminal kapasitor tidak saling terhubung (open). Frekuensi dianggap tinggi
jika frekuensi input lebih besar dari frekuensi cut off (𝑓𝑐 ).
Saat tidak terjadi pelemahan, Besar tegangan output memenuhi persamaan :
𝑅
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − 𝑅1 𝑉𝑖𝑛 (5)
2

Gambar 4. Gambar Grafik Respond High-Pass Filter


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan alat dan bahan berupa op-amp,
resistor, kapasitor, multimeter, osiloskop, powersupply, function generator, kabel probe
osiloskop, kabel probe function generator, kabel penghubung, dan kabel jumper.
3.2. Langkah Kerja
3.2.1. Inverting Low-Pass Filter
Percobaan pertama adalah inverting low-pass filter, praktikan perlu membuat
rangkaian seperti Gambar 5. Setelah rangkaian selesai berikan input dari function
generator dengan tegangan (𝑉𝑖 ) sebesar 1 V. Sambungkan kabel probe osiloskop
pada rengkaian dengan chanel 1 pada input dan chanel 2 pada output. Selama
percobaan variasikan nilai frekuensi pada function generator. Catat tegangan output
(𝑉𝑜 ) yang terbaca pada osiloskop pada tabel pengamatan.

Gambar 5. Rangkaian Low-Pass Filter

3.2.2. Inverting High-Pass Filter


Percobaan berikutnya adalah inverting high-pass filter, praktikan perlu
membuat rangkaian seperti Gambar 6. Setelah rangkaian selesai berikan input dari
function generator dengan tegangan (𝑉𝑖 ) sebesar 1 V. Sambungkan kabel probe
osiloskop pada rengkaian dengan chanel 1 pada input dan chanel 2 pada output.
Selama percobaan variasikan nilai frekuensi pada function generator. Catat
tegangan output (𝑉𝑜 ) yang terbaca pada osiloskop pada tabel pengamatan.

Gambar 6. Rangkaian High-Pass Filter


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data dan Perhitungan


4.1.1. Inverting Low-Pass Filter
Tegangan input (𝑉𝑖 ) = 1𝑉
𝑅1 = 10 𝑘Ω
𝑅2 = 1000 Ω
C = 100 nF
1 1
𝑓𝑐 secara teori = 𝑓𝑐 = 2𝜋𝑅 = 2𝜋×10𝑘×100𝑛𝐹 = 159,15 𝐻𝑧 ≈ 160 𝐻𝑧
1𝐶

𝑅 10000 10
𝑉𝑜 = − 𝑅1 𝑉𝑖𝑛 = × 1 = 10 𝑉 → 𝑑𝐵 == 20 𝑙𝑜𝑔10 ( 1 ) = 20
2 1000

Cut off = 20-3 = 17

Tabel 1. Data Percobaan Low-Pass Filter

Tegangan Output
No Frekuensi Gain/dB
(𝑽𝒐 )
𝑉𝑜
𝐴 = 20 log10 ( )
𝑉𝑖
1. 10 Hz 10 10
= 20 log10 ( )
1
= 20
2. 100 Hz 10 20
3. 140 Hz 10 20
4. 160 Hz 10 20
5. 180 Hz 9 19,08
6. 200 Hz 6,4 16,12
7. 300 Hz 5,2 14,32
8. 400 Hz 4 12,04
9. 500 Hz 3,6 11,12
10. 600 Hz 2,8 8,9

Dari data yang diperoleh dapat dibuat grafik frekuensi respon inverting low-pass
filter :
Frekuensi Respond Low-Pass Filter
25
20 20 2020
19.08
20
16.12
14.32
15
Gain/dB

12.04
11.12
8.9
10

0
10 20 40 80 160 320 640
Frekuensi (Hz)

Grafik 1. Grafik Frekuensi Respond Low-Pass Filter

4.1.2. Inverting High-Pass Filter


Tegangan input (𝑉𝑖 ) = 1𝑉
𝑅1 = 33 𝑘Ω
𝑅2 = 16 𝑘Ω
C = 10 nF
1 1
𝑓𝑐 secara teori = 𝑓𝑐 = 2𝜋𝑅 = 2𝜋×16𝑘×10𝑛𝐹 = 994,71 𝐻𝑧
2𝐶

𝑅 33000 2,06
𝑉𝑜 = − 𝑅1 𝑉𝑖𝑛 = 16000 × 1 = 2,06 𝑉 → 𝑑𝐵 == 20 𝑙𝑜𝑔10 ( ) = 6,27
2 1

Cut off = 6,67-3 = 3,27


Tabel 2. Data Percobaan High-Pass Filter

Tegangan Output
No Frekuensi Gain/dB
(𝑽𝒐 )
1. 10 Hz 0 0
𝑉𝑜
𝐴 = 20 log10 ( )
𝑉𝑖
2. 100 Hz 0,03 0,03
= 20 log10 ( )
1
= −30,44
3. 500 Hz 0,1 -20
4. 800 Hz 0,13 -17,7
5. 900 Hz 0,14 -17
6. 1000 Hz 0,15 -16,4
7. 1500 Hz 0,18 -14,8
8. 2000 Hz 0,2 -13,9
9. 3000 Hz 0,2 -13,9
10. 4000 Hz 0,2 -13,9

Dari data yang diperoleh dapat dibuat grafik frekuensi respon inverting high-pass
filter :

Frekuensi Respond High-Pass Filter


0

-5

-10
-14.8 -13.9 -13.9 -13.9
-16.4
-17
Gain/dB

-15 -17.7
-20
-20

-25
-30.44
-30

-35
64 256 1024 4096
Frekuensi (Hz)

Grafik 2. Grafik Frekuensi Respond High-Pass Filter

4.2. Pembahasan
4.2.1. Inverting Low-Pass Filter
Percobaan pertama adalah percobaan inverting low-pass filter. Pada
percobaan ini digunakan kapasitor 100 nF resistor 1kΩ dan 10kΩ. setelah
dilakukan percobaan diperoleh data pada Tabel 1. Setelah dihitung nilai dB dan
frekuensi cut-off, dapat dibuat grafik respond low-pass seperti pada Grafik 1.
Dari grafik yang terbentuk dapat diambil kesimpulan jika sinyal yang diloloskan
pada rangkaian low-pass filter adalah sinyal frekuensi rendah. Hal ini ditandai
dengan frekuensi dibawah frekuensi cut-off (160Hz) grafiknya landai atau tidak
ada pelemahan tegangan, sedangkan frekuensi diatas frekuensi cut off grafiknya
menurun menunjukan adanya pelemahan tegangan.
4.2.2. Inverting High-Pass Filter
Percobaan selanjutnya adalah percobaan rangkaian inverting high-pass filter.
Pada percobaan ini digunakan kapasitor 10 nF, resistor 33kΩ, dan 16kΩ. setelah
dilakukan percobaan diperoleh data pada Tabel 2. Setelah dihitung nilai dB dan
frekuensi cut-off diperoleh 994,71 Hz, dapat dibuat grafik respond high-pass
seperti pada Grafik 2. Dari grafik yang terbentuk dapat diambil kesimpulan jika
sinyal yang diloloskan pada rangkaian high-pass filter adalah sinyal frekuensi
tinggi hal ini ditunjukan pada frekuensi diatas frekuensi cut-off nilai dB-nya mulai
sama/melandai. hal ini karena semua sinyalnya diloloskan sehingga tidah terjadi
pelemahan. Sebaliknya frekuensi yang nilainya di bawah frekuensi cut-off terjadi
pelemahan. Semakin kecil frekuensinya maka semakin besar pelemahan
tegangannya.

Namun pada percobaan kali ini ada kejanggalan dimana seharusnya pada
tegangan output ada penguatan tegangan sebesar 2 kali sedangkan pada osiloskop
tegangan output yang terbaca malah terjadi pelemahan. Meskipun begitu
percobaan kali ini sudah sesuai dengan teori dimana sinyal dengan frekuensi
tinggi diloloskan semua yang dibuktikan grafik yang landai pada frekuensi diatas
frekuensi cut-off. Kesalahan ini mungkin dikarenakan kabel probe osiloskop yang
sudah rusak atau osiloskop yang tidak akurat dalam membaca tegangan output.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Filter adalah rangkaian yang bisa mengalirkan suatu sinyal dengan frekuensi tertentu
maupun menghambat/manahan/membuang sinyal dengan frekuensi tertentu agar
tidak mengalir.
2. Filter aktif adalah rangkaian filter yang menggunakan komponen elektronika aktif
seperti op amp, transistor, dll. Pada filter aktif dibutuhkan sumber agar dapat bekerja.
3. Low-pass filter adalah jenis filter aktif yang hanya meloloskan frekuensi rendah.
4. Pada low-pass filter frekuensi yang nilainya di bawah frekuensi cut-off diloloskan
semua sedangkan frekuensi yang lebih dari frekuensi cut-off ditahan/ dilemahkan
tegangannya.
5. Pada low-pass filter semakin besar frekuensinya maka semakin besar pelemahan
tegangannya.
6. High-pass filter merupakan jenis filter aktif yang hanya meloloskan sinyal dengan
frekuensi tinggi.
7. Pada high-pass filter frekuensi yang nilainya di atas frekuensi cut-off diloloskan
semua sedangkan frekuensi yang kurang dari frekuensi cut-off ditahan/ dilemahkan
tegangannya.
8. Pada high-pass filter semakin kecil frekuensinya maka semakin besar pelemahan
tegangannya.

5.2. Saran

1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.


2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus mengkalibrasi multimeter dan osiloskop sebelum menggunakannya.
4. Praktikan harus memastikan rangkaiannya terhubung dengan baik.
5. Praktikan harus teliti dalam mengamati gelombang yang terbentuk.
6. Praktikan harus teliti dalam perhitungan data yang diperoleh
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Elektronika. Op Amp Sebagai Filter Aktif ,61-73.
Ahadiansyah, Dyan. (2018). Yuk, Kenalan dengan Filter Elektronika.
fit.labs.telkomuniversity.ac.id. 17 Oktober 2018. Diakses pada 3 Desember 2023, dari
Yuk, Kenalan dengan Filter Elektronika - Laboratorium Fakultas Ilmu Terapan | Telkom
University
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai