Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

Modul 1 Tipe-tipe Gelombang

Mata Kuliah GP2204 SEISMIK REFRAKSI

Nama : Firni Agustin Dullah

NIM : 101118008

Kelas : GP-2

Tanggal Praktikum : Selasa, 28 januari 2020

ABSTRAK

Pada praktikum modul 1 seismik refraksi, mahasiswa dapat menentukan teori


yang digunakan dalam penjalaran gelombang dan dapat menentukan tipe-tipe
gelombang yang ada di seismic refraksi dan membuat model sintetik dari gelombang
seismic dengan menggunakan software programming (Matlab). Beberapa aturan yan
digunakan dalam penjalaran gelombang yaitu Hukum snellius, Prinsip Fermat, dan
Prinsip Huygen.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk


mengetahui penampang struktur bawah permukaan. Metode seismik refraksi
merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah
permukaan. Seismik refraksi merupakan salah satu metode dari dua metode seismik.
Metode ini termasuk metode geofisika aktif. Seismik di bagi menjadi dua yaitu
Seismik Refraksi (Bias) dan Seismik Refleksi (Pantul). Terdapat beberapa prinsip
atau teori yang menjelaskan tentang prinsip penjalaran gelombang seismic di bawah
permukaan, adapun beberapa prinsip tersebut adalah Hukum Snellius yang
menjelaskan ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi
akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka
gelombang akan terbagi (Refleksi, Refraksi, dan Transmisi). Prinsip Huygen
menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi
gelombang baru. Dan yang terkahir yaitu Prinsip Fermat yang menjelaskan bahwa
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat
waktu penjalarannya.
1.2. Tujuan

 Menentukan karakteristik dari Direct wave dan Refracted wave


 Menentukan kemiringan lapisan ( Hidden Layer ) pada kuva Time
Refracted Wave
 Menentukan kecepatan

2. DASAR TEORI

PENGERTIAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk


mengetahui penampang struktur bawah permukaan. Metode seismik refraksi
merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah
permukaan. Seismik refraksi merupakan salah satu metode dari dua metode seismik.
Metode ini termasuk metode geofisika aktif. Seismik di bagi menjadi dua yaitu
Seismik Refraksi (Bias) dan Seismik Refleksi (Pantul).

Prinsip Metode Seismik dipermukaan ditimbulkan oleh sumber menghasilkan


gelombang mekanis. Sumber tersebut dapat berupa ledakan (eksplosien), vibroseis,
airgun, watergun, hammer, weigh drop, tergantung jenis metode seismik yang
dipergunakan. Mekanisme pengambilan data lapangan yang dipergunakan dalam
Seismik Refraksi adalah mengetahui jarak dan waktu yang terekam oleh alat
Seismograf untuk mengetahui kedalaman dan jenis lapisan tanah yang diteliti. Dari
getaran atau gelombang yang diinjeksikan dari permukaan tanah akan merambat
kebawah lapisan tanah secara radial yang di mana pada saat bertemu lapisan dengan
sifat elastik batuan di bawah permukaan yang berbeda. Maka gelombang yang datang
akan mengalami pemantulan dan pembiasan. Gelombang yang melewati bidang batas
dengan sifat lapisan yang berbeda akan terpantul dan terbiaskan kepermukaan
kemudian di tangkap oleh alat reciver yaitu Geophone yang diletakkan di permukaan.

PRINSIP PENJALARAN GELOMBANG

Terdapat beberapa prinsip atau teori yang menjelaskan tentang prinsip penjalaran
gelombang seismic di bawah permukaan, adapun beberapa prinsip tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Hukum Snellius
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik
yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka
gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke
permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran
gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip
Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari
sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yangdatang akan
mengenai permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan
menimbulkan gelombang refraksi dan refleksi (Hutabarat, 2009).

Gambar 1.1 Hukum Snellius pada gelombang

Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S,


dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S (Hutabarat,
2009). Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

(1.1)

b. Prinsip huygen

Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang


merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam
dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk
semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme
dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya
kedalaman (Asparini, 2011).
Gambar 1.2 Prinsip Huygen (Asparini, 2011)

c. Prinsip Fermat

Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan


tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati
sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka
gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan
menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady, 2011).

Gambar 1.3 Prinsip Fermat (Akyas, 2007)

TIPE-TIPE GELOMBANG SEISMIK

Gelombang gempa dibedakan menjadi 2 yaitu Body wave dan Surface wave.

1. Body wave
Body wave adalah gelombang yang merambat di interior bumi. Terdiri dari:

a.) Gelombang Primer / P-wave

Ciri-cirinya:

 Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf


 Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searah
dengan arah rambatan.
 Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
 Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
 Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang yang lain.
 Amplitudo kecil

b.) Gelombang Sekunder / S-wave

Ciri-cirinya:

 Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya tegak


lurus dengan arah rambatan.
 Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
 Hanya bisa merambat di medium padat saja.
 Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
 Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer

2. Surface Wave

Surface wave adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi. Terdiri dari:

a.) Gelombang Cinta / Love wave

 Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus dengan araah


rambatan.
 Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
 Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
 Getaran yang dirasakan manusia pertama kali
 Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911

b.) Rayleigh wave

 Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar kebelakang ), tapi


secara umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya seperti
gelombang laut.
 Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang
Sekunder)
 Ditemukan oleh Lord Rayleigh tahun 1885.

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI

 Untuk mendeteksi potensi longsor


 Untuk identifikasi pergerakan tanah
 Untuk lintasan terowongan
 Untuk analisa litologi bawah permukaan

3. DATA DAN PENGOLAHAN


 Direct Wave (V = 800)

Gambar 1.4 Firstbreak picking direct wave (Matlab, 2019)


Gambar 1.5 Output picking firstbreak Direct wave (Matlab, 2019)
Keterangan :
x = time (t)
y = distance (m)

Gambar 1.6 Grafik data Travel time direct wave (Excel, 2019)

 Refracted wave (V=1200)

Gambar 1.7 Picking Refracted wave dan Direct wave (Matlab, 2019)
Gambar 1.8 Output gradient picking Refracted wave (Matlab, 2019)

Gambar 1.9 Grafik data Travel time Refracted wave (Excel, 2019)

 Dip Reverse
4. ANALISIS
 Direct Wave (V=800)

Hasil survei seismik refraksi dari data sintesis tersebut berupa kurva travel
time yang diperoleh setelah melakukan picking pada rekaman penjalaran gelombang
seismik. Hasil picking rekaman penjalaran gelombang seismik pada hasil survei
seismik refraksi di lapangan ditunjukkan pada bagian data dan . Picking bertujuan
untuk menentukan waktu tiba gelombang pertama yang sampai pada setiap geophone.
Kurva travel time dari hasil picking rekaman penjalaran gelombang seismik pada
Direct wave yang ditunjukkkan pada Gambar 1.6 menunjukkan bahwa gelombang
langsung terekam yang dapat dibuktikan dengan kurva berpotongan di titik ( 0,0 ).

Sehingga tidak ada delay time pada Direct Wave Berdasarkan data yang
diketahui, asumsi pertama bahwa kecepatan yang digunakan adalah V = 800 m/s. Jika
di plot data menggunakan excel, akan didapatkan gradient sebesar m = 0.001, dan
kecepatannya adalah :
𝟏
v = 𝟎.𝟎𝟎𝟏𝟐 = 833.333 m/s

Berdasarkan asumsi kecepatan awal dan kecepatan yang didapatkan akan diperoleh
galat sebesar :
𝑽𝒆𝒌𝒔𝒑𝒆𝒓𝒊𝒎𝒆𝒏 − 𝑽𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊
Galat = x 100%
𝑽𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊

𝟖𝟑𝟑.𝟑𝟑𝟑 − 𝟖𝟎𝟎
= x 100%
𝟖𝟎𝟎

= 4.16667%

Dengan diperolehnya galat sebesar 4.16% dapat dikatakan bahwa hal ini mungkin
dipengaruhi karena kurangnya ketelitian pada saat picking firstbreak data
menggunakan matlab sehingga menghasilkan gradient yang kurang akurat.

 Refracted Wave (V=1200)

KESIMPULAN
5. MANFAAT

 Dapat membedakan Direct wave dan Refracted wave pada interpretasi


seismic reftaksi.
 Dapat membuat data sintetis seismic refraksi dengan software
programming Matlab

6. REFERENSI

1. Akyas, 2007. Pemodelan Gelombang Seismik Untuk Memvalidasi Interpretasi


Data Seismik Refraksi, Skripsi, Program Studi Teknik Geofisika Fakultas
Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
2. Asparini Dewi. 2011. Penerapan Metode Stacking dalam Pemrosesan Sinyal
Seismik Laut di Perairan Barat Aceh. Bogor. IPB
3. Hutabarat, R.G. 2009. Integrasi Inversi Seismik dengan Atribut
Amplitudo Seismik untuk Memetakan Distribusi Reservoar pada
Lapangan Blackfoot. Jakarta. Universitas Indonesia.
4. Jamady Aris. 2011. Kuantifikasi Frekuensi dan Resolusi Menggunakan
Seismik Refleksi di Perairan Maluku Utara. Bogor. IPB
5. Suswandi, Iwan, 1997. Pendugaan Struktur Lapisan Bumi Dengan Metode
Seismik Bias, Jurnal Aneka Widya STKIP Singaraja No.4 TH.XXX Juli 1997
6. Susilawati. 2008. Penerapan Penjalaran Gelombang Seismik Gempa pada
Penelaahan Struktur Bagian dalam Bumi. Sumatra Utara. Universitas
Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai