AISYAH SEPTIALARA
R1A118022
TEKNIK GEOFISIKA
LATIHAN 1 & 2
DENSITAS BATUAN TERSATURASI &
KECEPATAN BATUAN TERSATURASI
TANGGAL PRAKTIKUM
SABTU, 24 APRIL 2021
KENDARI – INDONESIA
© 2021 – TEKNIK GEOFISIKA
ABSTRAK
I. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
[1]
Dan:
V p=
√
B+ G
ρ
4 [2]
G
V S=
√ ρ
[3]
Dalam praktek di lapangan, data pengukuran yang diperoleh dari metode seismik
refraksi adalah jarak antara masing-masing geofon dengan sumber gelombang dan
waktu perambatan gelombang dari sumber ke setiap geofon, Dari data tersebut,
selanjutnya dihitung kecepatan rambat gelombang P(VP) dan kecepatan rambatan
gelombang S (VS), pada suatu lapisan batuan beserta kedalaman/tebal dari setiap
lapisan batuan tersebut (Salim, 2012).
Dimana:
ρm : Densitas atriks-batuan
ρw : Densitas air pengisi pori batuan
ρhc : Densitas hidrokarbon pengisi pori batuan
∅ : Total porositas batuan
Sw : Saturasi air
V s=
√ ρ
[7]
2
K= λ+ μ [8]
3
Dimana:
K: Modulus Bulk
μ : modulus geser
ρ : densitas
4
(
K= ρ V 2P− V 2S
3 ) [10]
1. DATA
Densitas Batuan Tersaturasi
No. Sw (%)
1 0
2 0.2
3 0.4
4 0.8
5. 1
Porosity 0.33
Densitas Matriks 2.65
Km 40
Kw 2.38
variabel yang diketahui
Kd 3.2477
untuk reservoar diidi gas
Modulus Geser 3.3056
Kgas 0.021
Densitas Air 1
Densitas gas 0.1
No Sw (%)
1 0.1
2 0.1
3 0.2
4 0.3
5 0.4
6 0.5
7 0.6
8 0.7
9 0.8
10 0.9
11 1
Mulai
Selesai
Kecepatan Batuan Tersaturasi
Mulai
Input Data
Plot data
Output
Case 2
No Saturasi Saturasi Sd Sd
Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
. Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.56 1.0806
2 0.2 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.58 1.20048
3 0.4 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.61 1.32036
7.14 35.67
4 0.6 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.63 1.44024
5 0.8 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.66 1.56012
6 1 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.68 1.68
Case 3
No Saturasi Saturasi Sd Sd
Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
. Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.92 1.7602
2 0.2 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.93 1.80016
3 0.4 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.94 1.84012
2.04 10.19
4 0.6 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.94 1.88008
5 0.8 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.95 1.92004
6 1 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.96 1.96
Case 4
Saturasi Saturasi Sd Sd
No. Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.20 2.1602
2 0.2 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.23 2.20016
3 0.4 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.26 2.24012
6.77 8.46
4 0.6 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.30 2.28008
5 0.8 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.33 2.32004
6 1 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.36 2.36
2.3 2.28
2.24
2.25
2.2
2.2
2.16
2.15
2.1
2.05
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
oil gas
case 2
Kurva Sw vs Densitas Tersaturasi Minyak & Densitas Tersaturasi
Gas
1.8 1.63 1.66 1.68
1.56 1.58 1.61 1.56
1.6 1.44
Densitas Tersaturasi (gr/cc)
1.4 1.32
1.2
1.08
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
oil gas
1.9 1.88
1.84
1.85
1.8
1.8
1.76
1.75
1.7
1.65
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
oil gas
case 4
Kurva Sw vs Densitas Tersaturasi Minyak & Densitas Tersaturasi
Gas
2.4
2.36
2.35 2.33
2.32
Densitas Tersaturasi (gr/cc)
2.3
2.3 2.28
2.26
2.23 2.24
2.25
2.2 2.2
2.2
2.16
2.15
2.1
2.05
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
oil gas
Sw vs Vp Willy
3000
2500
2000
Vp Wylie (m/s)
1500
1000
500
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Vp Gassman
3000
2500
2000
Vp Gassman (m/s)
1500
1000
500
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Vp & Vs Gassman
3000
2500
2000
Vs & Vp (m/s)
Vp
1500 vs
1000
500
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs poisson ration
0.35
0.3
0.25
Vs & Vp (m/s)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Vp Gassman vs Poisson Ration vs Sw
0.39
0.34
0.29
Poisson Ratio
0.24
0.19
0.14
0.09
1900 2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600
Vp Gassman (m/s)
Sw vs Vp Wyllie
3000
2500
2000
Vp Wylie (m/s)
1500
1000
500
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Vp Gassman
2550
2500
2450
2400
Vp Gassman (m/s)
2350
2300
2250
2200
2150
2100
2050
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Vp & Vs Gassman
3000
2500
2000
Vs & Vp (m/s)
1500 Vp
Vs
1000
500
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Poisson Ratio
0.35
0.3
0.25
Poisson Ratio
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
0.31
0.29
0.27
0.25
2200 2250 2300 2350 2400 2450 2500 2550
Vp Gassman
IV. ANALISIS
Densitas tersaturasi dalam istilah seismik adalah densitas suatu batuan
ketika telah terjenuhi oleh suatu fluida baik gas, air, maupun minyak. Densitas
tersaturasi dapat dinyatakan dalam persamaan 1. Dapat dilihat pada persamaan 1
bahwa densitas tersaturasi dipengaruhi oleh banyak variable yaitu densitas
matriks batuan (ρm), porositas, Saturasi Air (Sw), densitas hidrokarbon (ρhc), dan
densitas air (ρw).
Percobaan pertama menggunakan variasi data densitas matriks batuan
(ρm), porositas, densitas hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berbeda-beda
untuk setiap kasus, tetapi variasi saturasi air (Sw) itu sama untuk setiap kasus
yaitu dari 0 % sampai 1 % dengan interval 0.2 %. Dengan variasi data tersebut
dapat dihasilkan nilai densitas tersaturasi minyak dan gas yang berbeda-beda.
Case satu menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.7 gr/cc, 0.2 %, 0.8 gr/cc,
0.001 gr/cc dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 2.32
gr/cc, 2.33 gr/cc, 2.34 gr/cc, 2.34 gr/cc, 2.35 gr/cc, 2.36 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 2.1602 gr/cc, 2.20016 gr/cc, 2.24012 gr/cc, 2.28008 gr/cc, 2.32004
gr/cc, 2.36 gr/cc.
Case dua menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.7 gr/cc, 0.6 %, 0.8 gr/cc,
0.001 gr/cc, dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 1.56
gr/cc, 1.58 gr/cc, 1.61 gr/cc, 1.63 gr/cc, 1.66 gr/cc, 1.68 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 1.0806 gr/cc, 1.20048 gr/cc, 1.32036 gr/cc, 1.44024 gr/cc, 1.56012
gr/cc, 1.68 gr/cc.
Case tiga menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.2 gr/cc, 0.2 %, 0.8 gr/cc,
0.001 gr/cc, dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 1.92
gr/cc, 1.93 gr/cc, 1.94 gr/cc, 1.94 gr/cc, 1.95 gr/cc, 1.96 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 1.7602 gr/cc, 1.80016 gr/cc, 1.84012 gr/cc, 1.88008 gr/cc, 1.92004
gr/cc, 1.96 gr/cc.
Case empat menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.7 gr/cc, 0.2 %, 0.2 gr/cc,
0.001 gr/cc, dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 2.20
gr/cc, 2.23 gr/cc, 2.26 gr/cc, 2.30 gr/cc, 2.33 gr/cc, 2.36 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 2.1602 gr/cc, 2.20016 gr/cc, 2.24012 gr/cc, 2.28008 gr/cc, 2.32004
gr/cc, 2.36 gr/cc.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dan berdasarkan grafik
yang digambar oleh tiap-tiap kasus dapat menjelaskan pengaruh dari tiap-tiap
variable yang ada pada persamaan 1. Berdasarkan persamaan 1 hubungan antara
densitas tersaturasi dengan variable yang mempengaruhinya pada persamaan 1
bersifat linier dan itu dibuktikan dengan grafik garis lurus untuk masing-masing
kasus. Semakin besar nilai variable yang mempengaruhi maka semakin besar nilai
densitas tersaturasinya. Untuk densitas gas dan minyak hanya memberikan
kenaikan yang kecil pada nilai densitas tersaturasi.
Hubungan yang paling mencolok ditunjukkan oleh porositas dan densitas
matrik batuan. Untuk porositas dapat dilihat dari kasus 1 dan 2 jika dibandingkan,
porositas sangat besar pengaruhnya terhadap densitas tersaturasi bahkan
kenaikannya hampir 50 % jika porositasnya dinaikkan 100 % dari nilai porositas
sebelumnya jika nilai densitas matriks batuan, densitas gas, densitas minyak, dan
densitas air konstan.. Hal ini menunjukkan semakin besar porositas maka jumlah
fluida yang dapat ditampung oleh suatu reservoir akan semakin besar sehingga
densitas tersaturasinya juga akan semakin besar. Untuk densitas matriks batuan
dapat dilihat dari perbandingan kasus 1 dan 3 kenaikan nilai densitas tersaturasi
untuk gas lebih besar jika dibandingkan dengan kenaika nilai densitas tersaturasi
untuk minyak jika nilai porositas, densitas minyak, densitas gas, dan densitas air
konstan. Hal ini berhubungan dengan konsep matriks batuan itu sendiri. Matriks
batuan merupakan massa dasar dari batuan sedimen dengan ukuran fine-grained
clay. Bisa dibayangkan ruang antar batuan sangat kecil untuk ukuran tersebut. Jika
densitas matrik batuan naik maka ruang antar butiran matriks tersebut juga akan
ikut membesar dan sebaliknya sedangkan gas memiliki sifat untuk memenuhi
ruangan sedangkan minyak tidak sehingga ketika densitas matriks batuan
membesar maka gas akan lebih mudah untuk mengisi ruang antar matriks
tersebut jika dibandingkan dengan minyak. Oleh karena itu nilai densitas
tersaturasi oleh gas naik lebih besar jika dibandingkan dengan densitas tersaturasi
oleh minyak. Ketika nilai Sw = 0 nilai densitas tersaturasi minyak dan gas sama hal
ini disebabkan ketika Sw = 0 kandungan air di dalam reservoir tidak ada sehingga
densitas tesaturasi untuk minyak dan gas nilainya sama.
Untuk percobaan kedua menggunakan dua kasus yaitu reservoar yang diisi
gas dan reservoar yang diisi minyak. Untuk kasus yang pertama menggunakan
data porositas, densitas matriks, Km, Kw, Kd, Modulus Geser, Kgas, Densitas air,
dan Densitas Gas yang nilainya secara berturut – turut adalah 0,33%, 2,65%,
40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa, 3,3056 Gpa, 1gr/cc, 0,1gr/cc. Sedangkan untuk kasus
yang kedua menggunakan data porositas, densitas matriks, Km, Kw, Kd, Modulus
Geser, Kgas, Densitas air, dan Densitas Gas yang nilainya secara berturut – turut
adalah 0,33%, 2,65%, 40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa, 1 Gpa, 1gr/cc, 0,8gr/cc.
Kasus pertama yaitu reservoar yang diisi gas menggunakan data Km, Kw,
Kd, Modulus Geser, Kgas, Densitas air, dan Densitas Gas yang nilainya secara
berturut – turut adalah 0,33%, 2,65%, 40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa, 3,3056 Gpa,
1gr/cc, 0,1gr/cc. Nilai yang di peroleh menggunakan persamaan Willy yaitu nilai
Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan interval 0,1 adalah
1131.491426, 1200.237975, 1277.87864, 1366.258816, 1585.581655, 1723.95305,
1888.784516, 2088.468186, 2335.36463, 2648.463061 sedangakan untuk persamaan
Gassman yaitu nilai Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan interval 0,1
adalah 2064.596667, 2048.633173, 2033.249702, 2018.506528, 2004.514472,
1991.483406, 1979.841575, 1970.584779, 1966.616001, 1981.291271 sedangkan untuk
nilai Kfl, Ksat, Vs, dan Poisson Ratio ada pada bab 4 di hasil pengolahan data.
Kasus kedua yaitu reservoar yang diisi oil menggunakan data porositas, densitas
matriks, Km, Kw, Kd, Modulus Geser, Kgas, Densitas air, dan Densitas Gas yang
nilainya secara berturut – turut adalah 0,33%, 2,65%, 40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa,
1 Gpa, 1gr/cc, 0,8gr/cc. Nilai yang di peroleh menggunakan persamaan Willy yaitu
nilai Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan interval 0,1 adalah
2179.450644, 2218.742019, 2259.476102, 2301.733839, 2345.602348, 2391.175517,
2438.554674, 2487.849344, 2539.178086, 2592.669452, 2648.463061 sedangakan
untuk persamaan Gassman yaitu nilai Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan
interval 0,1 adalah 2225.807572, 2237.985566, 2251.964832, 2268.078672,
2286.749408, 2308.520409, 2334.103103, 2364.44792, 2400.854791, 2445.151821,
2499.997333 sedangkan untuk nilai Kfl, Ksat, Vs, dan Poisson Ratio ada pada bab 4 di hasil
pengolahan data.
Berdasarkan analisa grafik Sw vs Vp yang menggunakan persamaan Willy
dan Gassman dapat dilihat bahwa nilai Vp cenderung naik seiring bertambahnya
nilai Sw. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat korelasi dari hasil
perhitungan nilai Vp untuk reservoir Oil sedangkan untuk Reservoar Gas
menggunakan persamaan Willy bahwa nilai Vp cenderung naik seiring
bertambahnya nilai Sw tetapi untuk persamaan Gassman nilai Vpnya sedikit
mengalami penurunan seiring bertambahnya nilai Sw tetapi pada nilai Sw 1%
terjadi kenaikan yang cukup signifikan
I. KESIMPULAN
Manfaat praktikum yang ingin diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami pengaruh densitas air, densitas minyak,
densitas gas, saturasi air, dan porositas terhadap densitas tersaturasi.
2. Mahasiswa dapat memahami dengan jelas hubungan antara variable-
variable pada persamaan 1.
3. Mahasiswa dapat memahami persamaan Willy dan persamaan Gassman
DAFTAR PUSTAKA