Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN


UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM GFS66046 ANALISA FISIKA BATUAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 20202

AISYAH SEPTIALARA
R1A118022
TEKNIK GEOFISIKA

LATIHAN 1 & 2
DENSITAS BATUAN TERSATURASI &
KECEPATAN BATUAN TERSATURASI

TANGGAL PRAKTIKUM
SABTU, 24 APRIL 2021

KENDARI – INDONESIA
© 2021 – TEKNIK GEOFISIKA

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 1


LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo
Modul 1 Analisa Fisika Batuan

Nama : Aisyah Septialara


NIM : R1A118022
Kelas : A
Tanggal Praktikum : 24 April 2021

ABSTRAK

Densitas tersaturasi adalah densitas batuan apabila telah terjenuji


oleh fluida baikitu minyak dan gas. Sedangkan Kecepatan Tersaturasi
adalah kecepatan batuan dimana batuan tersebut tersaturasi oleh minyak
atau gas . Tujuan dari praktikum ini adalah memahami hubungan antara
densitas tersaturasi oleh gas dan dan densitas tersaturasi oleh minyak
dengan saturasi air kemudian menghitung nilai densitas tersaturasi dan
juga untuk Densitas tersaturasi dapat dihitung dengan persamaan
sederhana dengan melibatkan variable berupa densitas air, densitas
matriks batuan, densitas fluida hidrokarbon, dan porositas, dan untuk
menegetahui nilai Vp pada persamaan Willy dan Gassman. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel dengan metode
perhitungan menggunakan persamaan sederhana yang melibatkan
beberapa variable dimana saturasi air divariasikan dalam beberapa kasus.
Hubungan nilai saturasi air yang digunakan dengan nilai densitas
tersaturasi minyak dan densitas tersaturasi gas adalah linier. Porositas
memberikan kenaikan nilai densitas tersaturasi yang signifikan jika
dibandingkan dengan variable lainnya. Dan densitas matriks batuan
berpengaruh lebih besar pada kenaikan nilai densitas tersaturasi gas.
Analisa grafik Sw vs Vp yang menggunakan persamaan Willy dan Gassman
dapat dilihat bahwa nilai Vp cenderung naik seiring bertambahnya nilai Sw.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat korelasi dari hasil
perhitungan nilai Vp untuk reservoir Oil sedangkan untuk Reservoar Gas
menggunakan persamaan Willy bahwa nilai Vp cenderung naik seiring
bertambahnya nilai Sw tetapi untuk persamaan Gassman nilai Vpnya
sedikit mengalami penurunan seiring bertambahnya nilai Sw tetapi pada
nilai Sw 1% terjadi kenaikan yang cukup signifikan

I. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 2


1. Memahami hubungan antara densitas tersaturasi oleh gas dan densitas
tersaturasi oleh minyak dengan saturasi air.
2. Menghitung nilai densitas tersaturasi.
3. Menghitung nilai Vp menggunakan persamaan Gassman dan Willy

II. TEORI DASAR


Metode seismik refleksi kebanyakan digunakan dalam eksplorasi
hidrokarbon sehingga dalam proses interpretasiya tidak lepas dari interpretasi
reservoir hidrokarbon. Reservoir adalah suatu tubuh batuan bawah permukaan
yang memiliki porositas dan permeabilitas yang cukup untuk menyimpan dan
mengirimkan cairan. Batuan sedimen adalah batuan reservoir yang paling umum
karena memiliki porositas lebih besar daripada kebanyakan batuan beku dan
metamorf dan terbentuk dalam kondisi suhu di mana hidrokarbon dapat
dipertahankan. Reservoir adalah komponen penting dari sistem petroleum. Di
dalam suatu reservoir umumnya terdapat 3 macam fluida yaitu fluida gas, fluida
minyak, dan fluida air. Ketiga fluida tersebut tersusun rapi mulai dari yang memliki
densitas paling rendah ke densitas yang paling tinggi. Urutan fluida yang sering
kita jumpai adalah air berada paling bawah, kemudian minyak, dan yang paling
atas adalah gas. Densitas batuan yang terisi oleh jenis-jenis fluida tersebut sangat
mempengaruhi nilai dari cepat rambat gelombang seismik (Anonim, 2019).
Interpretasi data seismik refleksi sangat bergantung terhapat ketersediaan
data dari nilai Vp dan Vs, hal tersebut dikarenakan metode seismik sangat
bergantung terhadap parameter fisik ini. Produk dari densitas (ρ) dan kecepatan
seismik (V) untuk setiap lapisan masing-masing dikenal sebagai impedansi akustik
(Z). Secara umum, semakin kompak suatu batua, maka semakin besar impedansi
akustiknya. Untuk menyebarkan energi seismik paling efisien melintasi batas,
kontras impedansi akustik harus kecil. Impendansi akustik ini sebenarnya
merupakan kemampuan suatu batuan dalam merambatkan gelombang seismik.
Jadi semakin besar nilai Z-nya maka batuan tersebut akan semakin baik dalam
merambatkan gelombang seismik. Di bawah permukaan batuan tersebut memiliki
stutktur yang sangat kompleks dibutuhkan pemahaman yang sangat mendalam
mengenai hal-hal yang mempengaruhi kecepatan gelombang seismik. Salah satu
parameter yang mempengaruhi cepat rambat gelombang seismik adalah densitas
(Reynolds, 2011).
Fluida reservoir adalah fluida yang mengisi rongga pori-pori batuan reservoir yang
dapat berupa minyak, gas dan air, sesuai dengan jenis reservoirnya. Hidrokarbon
sendiri terdiri dari fasa cair (minyak bumi) maupun fasa gas, yang tergantung pada
kondisi (tekanan dan temperatur) reservoir. Perubahan kondisi reservoir akan
mengakibatkan perubahan fasa serta sifat fisik fluida reservoir. Parameter
karakteristik fluida reservoir yang akan dibahas pada sub-bab di bawah ini yaitu
kelarutan gas dalam minyak (Rs), faktor volume formasi reservoir (Bo), faktor
volume formasi gas (Bg), faktor volume formasi air (Bw), faktor volume dua fasa
(Bt), viskositas (μ), dan kompresibilitas fluida (Cf). Mekanisme pendorong (Drive
Mechanism) adalah tenaga yang dimiliki oleh reservoir secara alamiah yang

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 3


digunakan untuk mendorong minyak selama produksi ke permukaan. Proses
pendorongan akan terjadi bila energi produksinya lebih besar dari seluruh energi
yang hilang selama aliran fluida reservoir menuju lubang bor. Drive Mechanism
merupakan salah satu karakteristik reservoir. Setiap reservoir mempunyai jenis
dan tingkatan kekuatan driving mechanism yang berbeda-beda. (Rendi,2015)
Densitas tersaturasi dalam istilah seismik adalah densitas suatu batuan
ketika telah terjenuhi oleh suatu fluida baik gas, air, maupun minyak. Densitas
tersaturasi dapat dinyatakan dalam persamaan 1 berikut :

[1]

Dapat dilihat pada persamaan 1 bahwa densitas tersaturasi dipengaruhi oleh


banyak variable yaitu densitas matriks batuan (ρm), porositas, Saturasi Air (S w),
densitas hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw).
Salah satu sifat fisik batuan dalam pemahami cepat rambat gelombang Vp
dan Vs adalah porositas. Porositas adalah ruang yang tersedia di dalam suatu
batuan untuk mengandung hidrokarbon atau fluida lainnya. Porositas
didefinisikan sebagai perbandingan antara void space dengan bulk volume pada
suatu batuan kemudian dikalikan 100. Nilai porositas biasanya diperoleh dari
analisa sampel di laboratorium (Amyx dkk, 1960). Konsep densitas untuk densitas
matrik batuan, densitas hidrokarbon, dan densitas air adalah sama didefinisikan
oleh konsep densitas yang sering kita temui yaitu densitas adalah perbandingan
antara massa suatu batuan dalam satu kubik volume atau perbandingan antara
massa suatu benda dengan volumenya (Halliday, 2014).
Kecepatan rambat gelombang pada suatu lapisan batuan ditentukan oleh
beberapa parameter mekanik/elastik dari lapisan batuan di mana gelombang
merambat, seperti rapat massa, dan modulus elastisitas batuan. Hubungan
kecepatan rambat gelombang dengan parameter mekanis batuan tersebut adalah:

Dan:
V p=

B+ G
ρ
4 [2]

G
V S=
√ ρ
[3]

Dalam praktek di lapangan, data pengukuran yang diperoleh dari metode seismik
refraksi adalah jarak antara masing-masing geofon dengan sumber gelombang dan
waktu perambatan gelombang dari sumber ke setiap geofon, Dari data tersebut,
selanjutnya dihitung kecepatan rambat gelombang P(VP) dan kecepatan rambatan
gelombang S (VS), pada suatu lapisan batuan beserta kedalaman/tebal dari setiap
lapisan batuan tersebut (Salim, 2012).

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 4


Densitas Batuan Tersaturasi
Densitas batuan tersaturasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
ρ sat =ρm ( 1−∅ ) + ρ f ∅ [4]
ρ sat =ρm ( 1−∅ ) + ρw S w ∅ + ρhc ( 1−S w )∅ [5]

Dimana:
ρm : Densitas atriks-batuan
ρw : Densitas air pengisi pori batuan
ρhc : Densitas hidrokarbon pengisi pori batuan
∅ : Total porositas batuan
Sw : Saturasi air

Kecepatan Batuan Tersaturasi


Kecepatan gelombang P dan kecepatan gelombang S dituliskan yaitu:
4
V p=
K+ μ
ρ
3
√ μ
[6]

V s=
√ ρ
[7]

2
K= λ+ μ [8]
3
Dimana:
K: Modulus Bulk
μ : modulus geser
ρ : densitas

Modulus Bulk dan Modulus geser juga dihitung hubungannya deng8an


kecepatan yaitu:
μ= ρV 2S [9]

4
(
K= ρ V 2P− V 2S
3 ) [10]

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 5


Jika modulus Bulk batuan dinyatalan dalam gigapaskal (Gpa) dan densitas dalam
gr/cm3 maka kecepatan diekspresikan dalam km/s.

III. DATA DAN PENGOLAHAN

1. DATA
 Densitas Batuan Tersaturasi

Data yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

No. Case ρm Φ ρoil ρgas ρair


1 Case 1 2.7 0.2 0.8 0.001 1
2 Case 2 2.7 0.6 0.8 0.001 1
3 Case 2 2.2 0.2 0.8 0.001 1
4 Case 2 2.7 0.2 0.2 0.001 1

No. Sw (%)
1 0
2 0.2
3 0.4
4 0.8
5. 1

ρm = Densitas Matriks Batuan (gr/cc)


Φ = Porositas (%)
ρoil = Densitas Minyak (gr/cc)
ρgas = Densitas Gas (gr/cc)
ρair = densitas Air (gr/cc)
Sw = Saturasi Air (%)

 Kecepatan Batuan Tersaturasi

Data yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

Porosity 0.33
Densitas Matriks 2.65
Km 40
Kw 2.38
variabel yang diketahui
Kd 3.2477
untuk reservoar diidi gas
Modulus Geser 3.3056
Kgas 0.021
Densitas Air 1
Densitas gas 0.1

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 6


Porosity 0.33
Densitas Matriks 2.65
Km 40
Kw 2.38
Variabel yang diketahui
Kd 3.2477
Untuk reservoar diid
Modulus Geser 3.3056
Koil 1
Densitas Air 1
Densitas oil 0.8

No Sw (%)
1 0.1
2 0.1
3 0.2
4 0.3
5 0.4
6 0.5
7 0.6
8 0.7
9 0.8
10 0.9
11 1

2. LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN DATA


 Densitas Batuan Tersaturasi
Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
 Masukkan nilai dari densitas matriks batuan, porositas, densitas
minyak, densitas gas, densitas air, dan saturasi air untuk masing-
masing kasus
 Menghitung nilai densitas tersaturasi oleh minyak untuk masing-
masing kasus berdasarkan persamaan 1.

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 7


 Menghitung nilai densitas tersaturasi oleh gas untuk masing-
masing kasus berdasarkan persamaan 1.
 Menghitung sensitivitas densitas tersaturasi oleh minyak dan
sensitivitas densitas tersaturasi oleh gas untuk masing-masing
kasus.
 Plot nilai Sw dan densitas tersaturasi oleh minyak dengan rincian
Sw sebagai sumbu x dan densitas tersaturasi minyak sebagai
sumbu y untuk masing-masing kasus (hasilnya adalah 4 kurva).
 Plot nilai Sw dan densitas tersaturasi oleh minyak dengan rincian
Sw sebagai sumbu x dan densitas tersaturasi minyak sebagai
sumbu y untuk masing-masing kasus (hasilnya adalah 4 kurva)
kemudian timpa dengan plot yang telah dilakukan sebelumnya.

Mulai

Input nilai densitas matriks, densitas


minyak, densitas air, densitas gas,
porositas dan saturasi air untuk masing-
masing kasus

Hitung nilai densitas tersaturasi


minyak dan densitas tersaturasi
gas untuk masing-masing kasus

Plot Sw vs densitas tersaturasi


minyak dan densitas tersaturasi
gas untuk masing-masing kasus

Output nilai densitas tersaturasi


minyak, tersaturasi gas,
sensitivitas densitas tersaturasi
untuk masing-masing kasus

 Selesai
Kecepatan Batuan Tersaturasi

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 8


Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
 Untuk Reservoar diisi gas
- Memasukan nilai dari porositas, densitas, Km, Kw, Kd,
Modulus geser, Kgas, Densitas Air dan juga Densitas Gas sebagi
variabel yang di ketahui
- Menghitung nilai saturasi gas berdasarkan persamaan 1
- Menghitung nilai vp menggunakan persamaan Wyllie
- Menghitung nilai kfl pada persamaan Gassman
- Menghitung nilai Ksat pada persamaan Gassman
- Menghitung nilai Vp menggunakan persamaan Gassman
- Menghitung nilai Vs dan Poisson Ratio pada persamaan
Gassman
- Plot nilai Sw dengan Vp pada persamaan Wyllie dengan
rincian Sw sebagai sumbu x dan Vp sebagai sumbu y sehingga
menghasilkan 2 kurva
- Plot nilai Sw dengan Vp pada persamaan Gassman dengan
rincian Sw sebagai sumbu x dan Vp sebagai sumbu y sehingga
menghasilkan 2 kurva
- Plot nilai Sw dengan Vp pada persamaan Gassman dengan
rincian Sw sebagai sumbu x dan Vp sebagai sumbu y kemudian
timpa dengan plot nilai Sw dengan Vs pada persamaan
Gassman dengan rincian Sw sebagai sumbu x dan vs sebagai
sumbu y sehingga menghasilkan 4 kurva
- Plot nilai Sw dengan Poisson Ratio pada persamaan Gassman
dengan rincian Sw sebagai sumbu x dan poisson ratio sebagai
sumbu x sehinnga menghasilkan 2 kurva
- Plot nilai Vp dengan Sw dengan Poisson Ratio pada persamaan
Gassman
 Untuk Reservoar diiso Oil
- Memasukan nilai dari porositas, densitas, Km, Kw, Kd,
Modulus geser, Kgas, Densitas Air dan juga Densitas Oil sebagi
variabel yang di ketahui
- Menghitung nilai saturasi gas berdasarkan persamaan 1
- Menghitung nilai vp menggunakan persamaan Wyllie
- Menghitung nilai kfl pada persamaan Gassman
- Menghitung nilai Ksat pada persamaan Gassman
- Menghitung nilai Vp menggunakan persamaan Gassman
- Menghitung nilai Vs dan Poisson Ratio pada persamaan
Gassman
- Plot nilai Sw dengan Vp pada persamaan Wyllie dengan
rincian Sw sebagai sumbu x dan Vp sebagai sumbu y sehingga
menghasilkan 2 kurva
- Plot nilai Sw dengan Vp pada persamaan Gassman dengan
rincian Sw sebagai sumbu x dan Vp sebagai sumbu y sehingga
menghasilkan 2 kurva
- Plot nilai Sw dengan Vp pada persamaan Gassman dengan
rincian Sw sebagai sumbu x dan Vp sebagai sumbu y kemudian

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 9


timpa dengan plot nilai Sw dengan Vs pada persamaan
Gassman dengan rincian Sw sebagai sumbu x dan vs sebagai
sumbu y sehingga menghasilkan 4 kurva
- Plot nilai Sw dengan Poisson Ratio pada persamaan Gassman
dengan rincian Sw sebagai sumbu x dan poisson ratio sebagai
sumbu x sehinnga menghasilkan 2 kurva
- Plot nilai Vp dengan Sw dengan Poisson Ratio pada persamaan
Gassman

Mulai

Input Data

Hitung staurasi gas Hitung staurasi gas

Hitung Vp wylie Hitung Vp wylie

Hitung kfl gassman Hitung kfl gassman

Hitung ksat gassman Hitung ksat gassman

Hitung Vs poisson ratio Hitung Vs poisson ratio

Plot data

Output

3. HASIL PENGOLAHAN DATA


 Densitas Batuan Tersaturasi
Selesai
Hasil dari pengolahan data adalah sebagai berikut :
- Data densitas tersaturasi oleh minyak, densitas tersaturasi oleh gas,
sensitivitas untuk masing-masing kasus adalah sebagai berikut :

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 10


Case 1
Saturasi Saturasi Sd Sd
No. Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.7 0.8 0.001 0.2 1 2.32 2.1602
2 0.2 2.7 0.8 0.001 0.2 1 2.33 2.20016
3 0.4 2.7 0.8 0.001 0.2 1 2.34 2.24012
1.694 8.46
4 0.6 2.7 0.8 0.001 0.2 1 2.34 2.28008
5 0.8 2.7 0.8 0.001 0.2 1 2.35 2.32004
6 1 2.7 0.8 0.001 0.2 1 2.36 2.36

Case 2
No Saturasi Saturasi Sd Sd
Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
. Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.56 1.0806
2 0.2 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.58 1.20048
3 0.4 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.61 1.32036
7.14 35.67
4 0.6 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.63 1.44024
5 0.8 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.66 1.56012
6 1 2.7 0.8 0.001 0.6 1 1.68 1.68

Case 3
No Saturasi Saturasi Sd Sd
Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
. Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.92 1.7602
2 0.2 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.93 1.80016
3 0.4 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.94 1.84012
2.04 10.19
4 0.6 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.94 1.88008
5 0.8 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.95 1.92004
6 1 2.2 0.8 0.001 0.2 1 1.96 1.96

Case 4
Saturasi Saturasi Sd Sd
No. Sw ρm ρoil ρgas Φ ρair
Minyak Gas Minyak Gas
1 0 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.20 2.1602
2 0.2 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.23 2.20016
3 0.4 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.26 2.24012
6.77 8.46
4 0.6 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.30 2.28008
5 0.8 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.33 2.32004
6 1 2.7 0.2 0.001 0.2 1 2.36 2.36

- Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 11


case 1
Kurva Sw vs Densitas Tersaturasi Minyak & Densitas Tersaturasi
Gas
2.4
2.35 2.36
2.34 2.34
2.35
2.32 2.33 2.32
Densitas Tersaturasi (gr/cc)

2.3 2.28
2.24
2.25
2.2
2.2
2.16
2.15

2.1

2.05
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)

oil gas

case 2
Kurva Sw vs Densitas Tersaturasi Minyak & Densitas Tersaturasi
Gas
1.8 1.63 1.66 1.68
1.56 1.58 1.61 1.56
1.6 1.44
Densitas Tersaturasi (gr/cc)

1.4 1.32
1.2
1.08
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)

oil gas

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 12


case 3
Kurva Sw vs Densitas Tersaturasi Minyak & Densitas Tersaturasi
Gas
2
1.95 1.96
1.94 1.94
1.95
1.92 1.93 1.92
Densitas Tersaturasi (gr/cc)

1.9 1.88
1.84
1.85
1.8
1.8
1.76
1.75

1.7

1.65
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)

oil gas

case 4
Kurva Sw vs Densitas Tersaturasi Minyak & Densitas Tersaturasi
Gas
2.4
2.36
2.35 2.33
2.32
Densitas Tersaturasi (gr/cc)

2.3
2.3 2.28
2.26
2.23 2.24
2.25
2.2 2.2
2.2
2.16
2.15

2.1

2.05
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)

oil gas

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 13


 Kecepatan Batuan Tersaturasi
Reservoar untuk gas
- 1 2 3 4 5 6 7
Vp (m/s) K_fl(Gassman Vp(m/s) Vs(m/s)
Sw Rho_sat(Gassman) Willy ) K_sat (Gassman) Gassman Gassman Poisson Ratio
0 1.8085 1131.491426 0.021 3.301372001 2064.596667 1351.966384 0.124639924
0.
1 1.8382 1200.237975 0.02331048 3.307271014 2048.633173 1340.999973 0.125142121
0.
2 1.8679 1277.87864 0.026192223 3.314626848 2033.249702 1330.296164 0.125766461
0.
3 1.8976 1366.258816 0.029886982 3.324055195 2018.506528 1319.844643 0.126563674
0.
4 1.9273 1467.772352 0.034795322 3.336575577 2004.514472 1309.635652 0.127617099
0.
5 1.957 1585.581655 0.041632653 3.354007385 1991.483406 1299.659953 0.129073896
0.
6 1.9867 1723.95305 0.051814224 3.379945685 1979.841575 1289.908795 0.131220616
0.
7 2.0164 1888.784516 0.068587896 3.422626627 1970.584779 1280.373879 0.134699425
0.
8 2.0461 2088.468186 0.101420455 3.505985692 1966.616001 1271.047329 0.141307952
0.
9 2.0758 2335.36463 0.194550409 3.741117581 1981.291271 1261.921664 0.158722821
1 2.1055 2648.463061 2.38 8.751880251 2499.997333 1252.989775 0.332266851
Hasil dari pengolahan data adalah sebagai berikut :
Reservoar untuk Oil
- 1 2 3 4 5 6 7
Vp (m/s) K_fl(Gassman Vs(m/s) Poisson
Sw Rho_sat(Gassman) Willy ) K_sat (Gassman) Vp(m/s) Gassman Gassman Ratio
0 2.0395 2179.450644 1 5.696663689 2225.807572 1273.102278 0.256888634
0.
1 2.0461 2218.742019 1.061552186 5.840587632 2237.985566 1273.102278 0.261928573
0.
2 2.0527 2259.476102 1.131178707 6.002484455 2251.964832 1271.047329 0.267353841
0.
3 2.0593 2301.733839 1.210579858 6.18594498 2268.078672 1269.002299 0.273210385
0.
4 2.0659 2345.602348 1.301969365 6.395584831 2286.749408 1266.967108 0.279551758
0.
5 2.0725 2391.175517 1.408284024 6.637438115 2308.520409 1264.941678 0.286440766
0.
6 2.0791 2438.554674 1.533505155 6.919547679 2334.103103 1262.92593 0.293951549
0.
7 2.0857 2487.849344 1.683168317 7.252876881 2364.44792 1260.919789 0.302172264
0.
8 2.0923 2539.178086 1.865203762 7.652767559 2400.854791 1258.923178 0.31120856
0.
9 2.0989 2592.669452 2.091388401 8.141368284 2445.151821 1256.936021 0.321188144
1 2.1055 2648.463061 2.38 8.751880251 2499.997333 1254.958245 0.332266851
- Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Reservoar untuk Gas

Sw vs Vp Willy
3000

2500

2000
Vp Wylie (m/s)

1500

1000

500

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Sw(%)

Sw vs Vp Gassman
3000

2500

2000
Vp Gassman (m/s)

1500

1000

500

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Sw(%)
Sw vs Vp & Vs Gassman
3000

2500

2000
Vs & Vp (m/s)

Vp
1500 vs

1000

500

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Sw(%)

Sw vs poisson ration
0.35

0.3

0.25
Vs & Vp (m/s)

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Sw(%)
Vp Gassman vs Poisson Ration vs Sw
0.39

0.34

0.29
Poisson Ratio

0.24

0.19

0.14

0.09
1900 2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600

Vp Gassman (m/s)

Reservoar untuk Oil

Sw vs Vp Wyllie
3000

2500

2000
Vp Wylie (m/s)

1500

1000

500

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Vp Gassman
2550

2500

2450

2400
Vp Gassman (m/s)

2350

2300

2250

2200

2150

2100

2050
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Sw(%)

Sw vs Vp & Vs Gassman
3000

2500

2000
Vs & Vp (m/s)

1500 Vp
Vs

1000

500

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)
Sw vs Poisson Ratio
0.35
0.3
0.25
Poisson Ratio

0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Sw(%)

0.35 Vp Gassman vs Poisson Ration vs Sw


0.33
Poisson Ratio

0.31

0.29

0.27

0.25
2200 2250 2300 2350 2400 2450 2500 2550
Vp Gassman
IV. ANALISIS
Densitas tersaturasi dalam istilah seismik adalah densitas suatu batuan
ketika telah terjenuhi oleh suatu fluida baik gas, air, maupun minyak. Densitas
tersaturasi dapat dinyatakan dalam persamaan 1. Dapat dilihat pada persamaan 1
bahwa densitas tersaturasi dipengaruhi oleh banyak variable yaitu densitas
matriks batuan (ρm), porositas, Saturasi Air (Sw), densitas hidrokarbon (ρhc), dan
densitas air (ρw).
Percobaan pertama menggunakan variasi data densitas matriks batuan
(ρm), porositas, densitas hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berbeda-beda
untuk setiap kasus, tetapi variasi saturasi air (Sw) itu sama untuk setiap kasus
yaitu dari 0 % sampai 1 % dengan interval 0.2 %. Dengan variasi data tersebut
dapat dihasilkan nilai densitas tersaturasi minyak dan gas yang berbeda-beda.
Case satu menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.7 gr/cc, 0.2 %, 0.8 gr/cc,
0.001 gr/cc dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 2.32
gr/cc, 2.33 gr/cc, 2.34 gr/cc, 2.34 gr/cc, 2.35 gr/cc, 2.36 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 2.1602 gr/cc, 2.20016 gr/cc, 2.24012 gr/cc, 2.28008 gr/cc, 2.32004
gr/cc, 2.36 gr/cc.
Case dua menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.7 gr/cc, 0.6 %, 0.8 gr/cc,
0.001 gr/cc, dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 1.56
gr/cc, 1.58 gr/cc, 1.61 gr/cc, 1.63 gr/cc, 1.66 gr/cc, 1.68 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 1.0806 gr/cc, 1.20048 gr/cc, 1.32036 gr/cc, 1.44024 gr/cc, 1.56012
gr/cc, 1.68 gr/cc.
Case tiga menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.2 gr/cc, 0.2 %, 0.8 gr/cc,
0.001 gr/cc, dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 1.92
gr/cc, 1.93 gr/cc, 1.94 gr/cc, 1.94 gr/cc, 1.95 gr/cc, 1.96 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 1.7602 gr/cc, 1.80016 gr/cc, 1.84012 gr/cc, 1.88008 gr/cc, 1.92004
gr/cc, 1.96 gr/cc.
Case empat menggunakan densitas matriks batuan (ρm), porositas, densitas
hidrokarbon (ρhc), dan densitas air (ρw) berturut-turut 2.7 gr/cc, 0.2 %, 0.2 gr/cc,
0.001 gr/cc, dan 1 gr/cc. Nilai densitas tersaturasi minyak yang diperoleh untuk
nilai Sw berturut dari 0 hingga 1 dengan interval 0.2 berturut – turut adalah 2.20
gr/cc, 2.23 gr/cc, 2.26 gr/cc, 2.30 gr/cc, 2.33 gr/cc, 2.36 gr/cc dan untuk gas
berturut-turut 2.1602 gr/cc, 2.20016 gr/cc, 2.24012 gr/cc, 2.28008 gr/cc, 2.32004
gr/cc, 2.36 gr/cc.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dan berdasarkan grafik
yang digambar oleh tiap-tiap kasus dapat menjelaskan pengaruh dari tiap-tiap
variable yang ada pada persamaan 1. Berdasarkan persamaan 1 hubungan antara
densitas tersaturasi dengan variable yang mempengaruhinya pada persamaan 1
bersifat linier dan itu dibuktikan dengan grafik garis lurus untuk masing-masing
kasus. Semakin besar nilai variable yang mempengaruhi maka semakin besar nilai
densitas tersaturasinya. Untuk densitas gas dan minyak hanya memberikan
kenaikan yang kecil pada nilai densitas tersaturasi.
Hubungan yang paling mencolok ditunjukkan oleh porositas dan densitas
matrik batuan. Untuk porositas dapat dilihat dari kasus 1 dan 2 jika dibandingkan,
porositas sangat besar pengaruhnya terhadap densitas tersaturasi bahkan
kenaikannya hampir 50 % jika porositasnya dinaikkan 100 % dari nilai porositas
sebelumnya jika nilai densitas matriks batuan, densitas gas, densitas minyak, dan
densitas air konstan.. Hal ini menunjukkan semakin besar porositas maka jumlah
fluida yang dapat ditampung oleh suatu reservoir akan semakin besar sehingga
densitas tersaturasinya juga akan semakin besar. Untuk densitas matriks batuan
dapat dilihat dari perbandingan kasus 1 dan 3 kenaikan nilai densitas tersaturasi
untuk gas lebih besar jika dibandingkan dengan kenaika nilai densitas tersaturasi
untuk minyak jika nilai porositas, densitas minyak, densitas gas, dan densitas air
konstan. Hal ini berhubungan dengan konsep matriks batuan itu sendiri. Matriks
batuan merupakan massa dasar dari batuan sedimen dengan ukuran fine-grained
clay. Bisa dibayangkan ruang antar batuan sangat kecil untuk ukuran tersebut. Jika
densitas matrik batuan naik maka ruang antar butiran matriks tersebut juga akan
ikut membesar dan sebaliknya sedangkan gas memiliki sifat untuk memenuhi
ruangan sedangkan minyak tidak sehingga ketika densitas matriks batuan
membesar maka gas akan lebih mudah untuk mengisi ruang antar matriks
tersebut jika dibandingkan dengan minyak. Oleh karena itu nilai densitas
tersaturasi oleh gas naik lebih besar jika dibandingkan dengan densitas tersaturasi
oleh minyak. Ketika nilai Sw = 0 nilai densitas tersaturasi minyak dan gas sama hal
ini disebabkan ketika Sw = 0 kandungan air di dalam reservoir tidak ada sehingga
densitas tesaturasi untuk minyak dan gas nilainya sama.
Untuk percobaan kedua menggunakan dua kasus yaitu reservoar yang diisi
gas dan reservoar yang diisi minyak. Untuk kasus yang pertama menggunakan
data porositas, densitas matriks, Km, Kw, Kd, Modulus Geser, Kgas, Densitas air,
dan Densitas Gas yang nilainya secara berturut – turut adalah 0,33%, 2,65%,
40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa, 3,3056 Gpa, 1gr/cc, 0,1gr/cc. Sedangkan untuk kasus
yang kedua menggunakan data porositas, densitas matriks, Km, Kw, Kd, Modulus
Geser, Kgas, Densitas air, dan Densitas Gas yang nilainya secara berturut – turut
adalah 0,33%, 2,65%, 40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa, 1 Gpa, 1gr/cc, 0,8gr/cc.
Kasus pertama yaitu reservoar yang diisi gas menggunakan data Km, Kw,
Kd, Modulus Geser, Kgas, Densitas air, dan Densitas Gas yang nilainya secara
berturut – turut adalah 0,33%, 2,65%, 40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa, 3,3056 Gpa,
1gr/cc, 0,1gr/cc. Nilai yang di peroleh menggunakan persamaan Willy yaitu nilai
Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan interval 0,1 adalah
1131.491426, 1200.237975, 1277.87864, 1366.258816, 1585.581655, 1723.95305,
1888.784516, 2088.468186, 2335.36463, 2648.463061 sedangakan untuk persamaan
Gassman yaitu nilai Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan interval 0,1
adalah 2064.596667, 2048.633173, 2033.249702, 2018.506528, 2004.514472,
1991.483406, 1979.841575, 1970.584779, 1966.616001, 1981.291271 sedangkan untuk
nilai Kfl, Ksat, Vs, dan Poisson Ratio ada pada bab 4 di hasil pengolahan data.
Kasus kedua yaitu reservoar yang diisi oil menggunakan data porositas, densitas
matriks, Km, Kw, Kd, Modulus Geser, Kgas, Densitas air, dan Densitas Gas yang
nilainya secara berturut – turut adalah 0,33%, 2,65%, 40Gpa, 2,38 Gpa, 3,2477Gpa,
1 Gpa, 1gr/cc, 0,8gr/cc. Nilai yang di peroleh menggunakan persamaan Willy yaitu
nilai Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan interval 0,1 adalah
2179.450644, 2218.742019, 2259.476102, 2301.733839, 2345.602348, 2391.175517,
2438.554674, 2487.849344, 2539.178086, 2592.669452, 2648.463061 sedangakan
untuk persamaan Gassman yaitu nilai Vp untuk Sw berturut – turut dari 0 hingga 1 dengan
interval 0,1 adalah 2225.807572, 2237.985566, 2251.964832, 2268.078672,
2286.749408, 2308.520409, 2334.103103, 2364.44792, 2400.854791, 2445.151821,
2499.997333 sedangkan untuk nilai Kfl, Ksat, Vs, dan Poisson Ratio ada pada bab 4 di hasil
pengolahan data.
Berdasarkan analisa grafik Sw vs Vp yang menggunakan persamaan Willy
dan Gassman dapat dilihat bahwa nilai Vp cenderung naik seiring bertambahnya
nilai Sw. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat korelasi dari hasil
perhitungan nilai Vp untuk reservoir Oil sedangkan untuk Reservoar Gas
menggunakan persamaan Willy bahwa nilai Vp cenderung naik seiring
bertambahnya nilai Sw tetapi untuk persamaan Gassman nilai Vpnya sedikit
mengalami penurunan seiring bertambahnya nilai Sw tetapi pada nilai Sw 1%
terjadi kenaikan yang cukup signifikan
I. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai


berikut :
1. Pada grafik yang digambarkan oleh kasus 1 sampai 4 dapat terlihat
dengan jelas bahwa untuk Sw = 1 atau bisa dikatakan seluruh reservoir
terjenuhi oleh air maka nilai untuk densitas tersaturasi untuk oil-filled
dan gas-filled sama karena suah tidak ada kandungan fluida minyak atas
gas di dalam reservoir. Hubungan yang digambarkan pada grafik untuk
kasus 1 sampai 4 dapat disimpulkan bersifat linier karena semakin
besar nilai saturasi air (Sw) maka nilai densitas tersaturasi untuk oil-
filled dan gas-filled juga semakin besar. Perubahan nilai porositas
menyebabkan perubahan nilai densitas tersaturasi yang signifikan
ketika nilai densitas matriks batuan, densitas gas, densitas minyak, dan
densitas air konstan. Perubahan nilai densitas matriks batuan lebih
berpengaruh terhadap perubahan nilai densitas tesaturasi gas jika
dibandingkan dengan yang tersaturasi oleh minyak jika nilai porositas,
densitas minyak, densitas gas, dan densitas air konstan.
2. Densitas tersaturasi oleh minyak dan densitas tersaturasi leh gas dapat
dihitung menggunakan persamaan 1.
3. Kecepatan gelombang primer untuk persamaan Gassman dapat dihitung
pada persamaan 2 sedangkam untuk persamaan Willy pada persamaan
4

II. MANFAAT PRAKTIKUM

Manfaat praktikum yang ingin diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami pengaruh densitas air, densitas minyak,
densitas gas, saturasi air, dan porositas terhadap densitas tersaturasi.
2. Mahasiswa dapat memahami dengan jelas hubungan antara variable-
variable pada persamaan 1.
3. Mahasiswa dapat memahami persamaan Willy dan persamaan Gassman
DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. 2019. Oilfield Glossary – Reservoir. Tersedia :


https://www.glossary.oilfield.slb.com/en/Terms/r/reservoir.aspx
[2] Brown,Allistar R. “Interpretation of Three – Dimensional Swismic Data 7th
Edition” 2011. SEG and AAPG
[3] David Halliday dkk. 2014. Fundamentals of Physics Tenth Edition. Hal 9. Wiley :
Denvers.
[4] James W. Amyx dkk. 1960. Petroleum Reservoir Engineering Physical
Properties. Hal 36-37. Mc-Graw Hill : United States of America
[5] John M. Reynolds. 2012. An Introduction to Applied and Enviromental
Geophysics Second Edition. Hal 149. Wiley-Blackwell : Oxford
[6] Sukmono, S., 2010, Diktat Kuliah Interpretasi Seismik Refleksi, ITB

Anda mungkin juga menyukai