Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

METODE GEOLISTRIK DAN ELEKTROMAGNET TG3108

MODUL KE-II
PENGOLAHAN DATA VES

Oleh :
Atika Amalia 121120090

Asisten :

Sarah Manurung 120120019


Ndiko Pradana Putra 120120023
Raihan Baitor Rahman 120120031
Azriel Bilhaq 120120064
Lidya Margareth Telaumbanua 120120086
Natal Hutajulu 120120121
Alfiando Nainggolan 120120131
Waldi Tambunan 120120175

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
I. Hasil Pengolahan
1.1 Desain Akuisisi & Desain Geologi Regional

Figure 1 Desain Akuisisi

Figure 2 Desain Geologi Regional


1.2 Tabel Acuan

Table 1 Tabel Acuan

Nilai Litologi
Resistivitas
<20 Ωm Tuffaceous Claystone (Lempung Tufan) Batuan tuf berbutir halus
yang memiliki kandungan clas. Sifatnya imermeable dan tidak
dapat menjadi akuifer
20-80 Ωm Tuffaceous Sandstones (Pasir Tufan) batuan tuf yang memiliki
kandungan pasir dengan ukuran butir menengah-kasar. Sifatnya
permeable dengan porositas baik dan dapat menjadi akuifer
tertekan.
80-150 Ωm Tuff (Tuf) Batuan tuf dengan ukuran butir kasar, terletak pada
bagian yang relative dangkal dari premukaan/pada bagian bawah
tanah pneutup. Batuan ini juga dapat berperan menjadi akuifer.
>150 Ωm Tuff (Tuf) Batuan Tuf dengan ukuran butir halus dan kompak.

1.3 Pengolahan di IPI2WIN

Figure 3 Pengolahan di IPI2WIN


1.4 Pemodelan Litologi

Figure 4 Pemodelan Litologi

II. Analisis
2.1 Parameter yang digunakan
Metode geolistrik atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah
satu bagian dalam metode geolistrik yang dalam pengukurannya memiliki tujuan
untuk mengetahui variasi sebaran nilai lapisan bawah permukaan secara vertikal
(Manullang, Laensapura, & Rizka, 2020). Dalam pengukuran metode VES
pengukuran pada titik sounding dilakukan dengan mengubah jarak elektroda,
dimana perubahan jarak elektroda dilakukan dari jarak elektroda kecil kemudian
membesar secara gradual (Utari, 2020).
Pada praktikum kali ini kita menggunakan parameter resistivitas (ρ).
Dimana pada lapisan pertama memiliki nilai resistivitas sebesar 80.9 dengan
ketebalan (h) 1.52 dan kedalaman (d) 1.52 serta ketinggian (Alt) -1.52. dapat dilihat
dari table acuan bahwa nilai resistivitas 80-150 Ωm merupakan batuan tuff dengan
ukuran butir kasar, terletak pada bagian yang relative dangkal dari premukaan/pada
bagian bawah tanah pneutup. Batuan ini juga dapat berperan menjadi akuifer. Lalu
untuk lapisan kedua terdapat nilai resistivitas sebesar 53.5 dengan ketebalan (h)
14.2 dan kedalaman (d) 15.7 serta ketinggian (Alt) -15.72. Jika ditinjau dari table
acuan, nilai resistivitas 20-80 Ωm merupakan batuan Tuffaceous Sandstones yang
memiliki kandungan pasir dengan ukuran butir menengah-kasar. Sifatnya
permeable dengan porositas baik dan dapat menjadi akuifer tertekan. Lalu pada
lapisan ketiga dengan nilai resistivitas 16.6, ketebalan (h) >14.2 dan kedalaman (d)
>15.7 serta ketinggian (Alt) > -15.72. Lalu jika ditinjau dari table acuan, nilai
resistivitas yang bernilai <20 Ωm merupakan Tuffaceous Claystone (Lempung
Tufan) atau Batuan tuf berbutir halus yang memiliki kandungan clas. Sifatnya
imermeable dan tidak dapat menjadi akuifer. Resistivitas digunakan untuk
mengidentifikasi litologi di daerah pengukuran. Ketika ada anomaly yang tinggi
maka densitas nya rendah. Dari hasil berikut terdapat nilai error sebesar 2.45%,
semakin dekat garis merah dan biru maka error yang dihasilkan akan semakin kecil.
Begitu juga sebaliknya. Nilai error pada tahapan tersebut menandakan bahwa
adanya ketidaksesuaian antara hasil pengukuran atau observasi dengan data hasil
kalkulasi
Dalam pengukuran dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis
didasarkan pada anggapan bahwa bumi bersifat homogen isotropis (Wijaya, 2015).
Homogen isotropis adalah anggapan bahwa bumi memiliki satu lapisan dengan satu
nilai resistivitas yang sama (Fitrianto, Supriyadi, & Mukromin, 2018). Kurva yang
telah kita buat memiliki arti bahwa kegiatan akuisisi yang kita lakukan datanya
dapat digambarkan dengan beberapa fungsi logaritma.

2.2 Hubungan Resistivitas dan konduktivitas


Nilai resistivitas dan nilai konduktivitas merupakan nilai yang saling
berbanding terbalik dimana semakin besar nilai resistivitas, semakin kecil nilai
konduktivitas. Resistivitas merupakan kemampuan suatu bahan atau medium untuk
menghambat arus listrik. Resistivits digunakan untuk mengidentifikasi litologi di
daerah pengukuran. Konduktivitas listrik merupakan ukuran dari kemampuann
suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Seperti dari praktikum yang telah
kita lakukan di modul sebelumnya, Ketika suatu beda potensial listrik ditempatkan
pada ujung-ujung sebuah konduktor, lalu di lanjutkan dengan penempatan arus
listriknya. Muatan-muatan bergerak lalu berpindah dan akan menghasikan arus
listrik konduktivitas. Konduktivitas pada modul ini dapat digunakan untuk
mengetahui struktur bawah permukaan tanah.

2.3 Hubungan formasi batuan yang ada di desain Geologi Regional dengan hasil
pemodelan litologi yang di dapatkan. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini, pada
desain geologi regional terdapat kode QTI yang merupakan identifikasi batuan tuff.
Batuan Tuff merupakan batuan piroklastik hasil letusan gunungapi secara
megaskopis memiliki karakteristik berwarna lapuk cokelat kekuningan dan warna
segar abu-abu kekuningan. Maka dapat disimpulkan bahwa batuan yang ditemukan
pada daerah kebun raya ITERA merupakan jenis batuan tuff
III. Lampiran
3.1 Pengolahan Excel

Figure 5 Tabel Pengolahan Excel


3.2 Pengolahan di IPI2WIN dan Surfer
3.3 Bukti mengikuti praktikum

Anda mungkin juga menyukai