Anda di halaman 1dari 19

Nomor : 0101/RPT/SRI-A/I/2023

Tanggal Kirim : 1 Januari 2022

PENDUGAAN POTENSI AIR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN


ADMT type-800HT2 (Berbasis Magnetotelurik)
(Natural Electrical Field Geophysical Instrument)
Lokasi Cijedil, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
survey tanggal 31 Desember 2023

Smart Resources Indonesia


JL. Rimba Mulya II No 9 Kelurahan Pasir Mulya
Kec Kota Bogor Barat, Kota Bogor. 16118
081571044-09
https://smartresourcesindonesia.com
I. PENGANTAR
Airtanah bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor alam. Geologi dan geomorfologi sangat
menentukan prospek tanah di suatu daerah.
 Struktur geologi mempengaruhi arah gerakan airtanah, jenis dan ketebalan akuifer.
 Stratigrafi dari beberapa lapisan batuan dapat berpengaruh pada jenis, kedalaman, dan ketebalan akuifer.
Sementara itu, permeabilitas dan konsentrasi ion terlarut dipengaruhi oleh litologi akuifer.
 Morfologi relief permukaan bumi mempengaruhi terjadinya dan arah gerakan airtanah. Perubahan
topografi permukaan mempengaruhi kedalaman muka airtanah dan arah gerakan airtanah.
 Morfogenesis mempengaruhi permeabilitas, porositas, dan laju infiltrasi.

Kajian regional terhadap aspek-aspek di atas memberikan gambaran potensi akuifer di suatu daerah. Dalam
perkembangannya kajian regional belum cukup untuk menentukan potensi aktual sehingga diperlukan
teknologi tambahan dalam memetakan daerah dan mendapatkan informasi yang lebih akurat (sebelum
dilakukan pemboran dan survey lanjutan).

ADMT adalah instrumen geofisika yang khusus memberikan gambaran detil vertikal resistivitas batuan dan
akuifer dengan cara mengukur medan listrik alami.
II. LINGKUP JASA
Lingkup dalam survey pemetaan air bawah permukaan sebagai berikut :

 Mengumpulkan data-data hasil survey dan penelitian terdahulu dilokasi yang akan disurvey
 Melakukan kajian literatur semua data-data yang telah terkumpul termasuk kajian regional dan
interpretasi awal (peta geologi, peta produktivitas akuifer, peta DEMNAS/SRTM dan peta lainya
yang terkait)
 Melakukan survey sesuai skala peta yg diinginkan dan atau sesuai targetnya.
 Melakukan rekonsiliasi, analisa studio dan membuat laporan potensi air bawah permukaan.

Pengolahan menggunakan :

 Software yang biasa digunakan Globar Mapper, Google Earth, Surfer, Mapinfo, MapSource,
 Data/Peta yang digunakan : DemNas/DEM, Peta Sub Sektor Geologi Portal ESDM, Google Earth,
Manual ADMT,
IIIA. PRINSIP KERJA INSTRUMEN

Instrumen ini menggunakan prinsip elektromagnetik dan


mampu mengukur medan listrik alami secara pasif disetiap
penggunaan frekuensi yang berbeda (frekuensi tinggi
hingga rendah dalam satu pengukuran), frekuensi tinggi
akan menghasilkan data resitivitas pada kedalaman yang
dangkal dan frekuensi rendah akan menghasilkan data
resistivitas pada kedalaman yg cukup dalam-sangat dalam
(tergantung tipe instrumen yang digunakan).

Rumusnya dapat digunakan untuk menentukan resistivitas


listrik bumi:

Pada media nonmagnetik rumus Skin Depth adalah


Nilai Resistivitas di Bumi

Nilai range resistivitas tiap batuan sangat lah jauh dan


saling tumpang tindih

Lebih membutuhkan banyak data lagi untuk


memastikan apakah suatu batuan memiliki nilai
resistivitas yang rendah atau tinggi

Data Geofisika tidak berdiri sendiri dibutuhkan pilot model yang sebagai bahan rekonsiliasi bisa
Berupa hasil Pemboran, E-logging (FGDC/GSR), Singkapan, Final Model, Objek langsung dan
sebagainya
III.B INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
IV KAJIAN REGIONAL

Cijedil, Desa Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat


PETA DEMNAS

Berdasarkan Peta DEM menunjukan Lokasi Survey merupakan morfologi Perbukitan


Bergelombang berada diketinggian ±681M Diatas Permukaan Laut (DPL)
 Menurut Peta Geologi Regional (sumber Portal ESDM) batuan penyusun lokasi
survey masuk kedalaman Endapan Gunungapi Tua
 Struktur Geologi lokasi survey masuk kategori sederhana-moderat.
 Umur Batuan Kuarter
 Lokasi masuk Cekungan Air Tanah (CAT) Cianjur (debit air tanah bebas 451 juta
m3/tahun, debit air tanah tertekan 16 juta m3/tahun)
Peta Normalized Different Water Indeks (NDWI)

Potensi Air Tanah


Sangat Rendah

Rendah

Rendah-Sedang

Sedang

Tinggi

Metode identifikasi berbasis pengindraan jauh yang sensitif terhadap perubahan kadar air pada tanah,
tampak di lokasi memiliki potensi air tanah rendah hingga sedang
V LOKASI PENGUKURAN DAN HASIL PEKERJAAN
V.1 INDEKS LINTASAN

Lintasan-01
V.2 HASIL PENGUKURAN
1A. DOKUMENTASI LINTASAN-01

Titik awal Situasi Lintasan-01 Arah Lintasan


1B. HASIL PENGUKURAN LINTASAN-01

Prediksi Batuan :
 0-15m : Soil
 15-32m : Endapan Aluvial (Batupasir, Lempung dan Kerikil)
 32-100m : Breksi sisipan Tufa

Prediksi Potensi Akuifer :


 Kedalaman : 15-32m dan 70-88m
 Sistem Akuifer : antar butir dan celah
 Produktivitas Akuifer : produktif penyebaran luas
 Keterusan : sedang-tinggi
 Kelulusan batuan : sedang

Rekomendasi Pemboran :
 Rekomendasi titik bor : 3.8 m dari titik nol pengukuran (titik Bor lama di meter ke 10)
 Rekomendasi Kedalaman : 40m atau 90m
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
 Hal yang tidak mendukung potensi air tanah bagus
1. Batuan formasi ini terdapat juga yg bersifat akuitar (semi permeable) dan akuiklud (impermeable) yaitu batuan bersifat
tufa halus
 Hal yang menguntung (mendukung potensi air tanah bagus) :
1. Struktur geologi sederhana-moderat memungkinkan terjadi celahan yang terisi air tanah (sistem akuifer celah)
2. Berdasarkan peta satelit yang diolah menjadi peta NDWI menunjukan potensi air redah-sedang
3. Secara regional lokasi survey masuk sistem Cekungan Air Tanah (CAT) Cianjur
4. Umur batuan muda yaitu Kuarter.
 Berdasarkan aspek-aspek diatas maka disimpulkan produktivitas dengan penyebaran luas dengan sistem akuifer antar
butir dan akuifer celah.
 Saran sebagai berikut :
1. Apabila pemboran openhole maka sebaiknya dilakukan pengamatan cutting + E-logging (minimal SPR) agar bisa
direkonsiliasi dengan data ADMT (hasil rekaman pada laporan ini) sehingga bisa tepat dalam penentuan posisi
kedalaman akuifer untuk penentuan Screen saat kontruksi.
2. Selama pelaksanaan pemboran sebaiknya diukur perubahan muka air tanah (MAT) sehingga dapat diketahui
apakah posisi kedalaman pemboran sudah atau belum menembus akuifer (dapat dilihat dari ada dan tidaknya MAT,
perubahan MAT, jika MAT naik signifikan maka bisa diasumsikan menembus Akuifer bertekanan, jika turun signifikan
atau hilang bisa diasumsikan water lost cirulation dikarenakan masuk ke zona rekahan atau berongga).
3. Untuk mengetahui debit optimal yang bisa diambil sebaiknya dilakukan Pumping Test.

Anda mungkin juga menyukai