Pekerjaan penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua bagian.
Pemakaian :
Untuk tujuan penyelidikan geologi teknik yang biasa dipakai adalah metode
referaksi atau gempa bias dangkal.
Prosedur :
Cara penembakan dapat dipakai cara penampang (profile atau in-line
shooting) dan dilakukan dengan penembakan bolak-balik.
Penempatan Geophone :
Untuk lintasan gempa utama, jarak antara geophone dapat diatur disesuaikan
dengan keadaan medan.
Data-data yang diperoleh yaitu :
Cepat rambat gelombang datar pertama Vp, gelombang tegak Vs dan rapat
masaρ1 dapat dihitung, juga harga young modulus.
Metode Geolistrik
Metode Geolistrik yaitu berdasarkan prinsip bahwa batuan akan mempunyai
harga yang berbeda nilai tahanan jenis terhadap aliran listrik yang mengalir
dalam batuan. Pendugaan geolistrik dengan cara Vertical Electrical Sounding
(VES), dengan penyusunan elektrodanya mengikuti aturan WENNER. Aturan
Wenner ini paling sesuai untuk diterapkan pada pendugaan yang dangkal.
- Jarak titik-titik duga
Jarak antara titik-titik duga di tiap tempat disesuaikan dengan keadaan
geologi dan keadaan topografinya, demikian juga dengan arah
bentangnya sehingga kesalahan dalam pengamatan akan sedikit
mungkin. Jarak dapat berkisar antara (25 – 50) meteran.
- Kedalaman pendugaan
Tergantung dari jenis alat yang dipergunakan dan disesuaikan dengan
tujuan penyelidikan. Untuk penyelidikan Site Weir : kedalaman
pendugaan cukup mencapai 30 meteran.
- Perhitungan
Nilai tahanan jenis dapat dihitung dengan rumus ”BARNES” yaitu :
2 P. Da
r L=
1 / RL
Dimana :
Dimana :
K = koefisien permeabilitas
Q = dibit air
L = panjang bagian yang ditest
R = jari-jari lubang bor
H = perbedaan head dari air = H (gravitasi) + H (tekanan)
Dimana :
K = koefisien permeabilitas yang dicari
Q = debit air yang masuk dalam keadaan seimbang
L = panjang bagian yang ditest
H = perbedaan Head air = H (gravitasi)
R = jari-jari lubang bor
Tempat-tempat Percobaan
- Tempat-tempat (bagian) yang ditest umumnya pada setiap kedalaman
antara (11/2 –3) meteran.
- Pada setiap pergantian lapisan.
A.7. Adit
Yaitu galian yang dibuat menembus bukit (terowongan) dengan tujuan untuk
mengetahui lebih jelas gejala-gejala geologi dan mengadakan pengamatan
-pengamatan mengenai sifat-sifat fisik batuan dalam keadaan aslinya di lapangan.
Misalnya: shear strength, compressive strength dan lain-lain.
Dimensi : diusahakan seekonomis mungkin, tetapi pekerja maupun yang akan
melakukan pengamatan dan percobaan mudah untuk bergerak.
Umumnya : Tinggi : (1,80 – 2,00) meter
Lebar : (1,50 – 2,00) meter
Panjang : berkisar antara (50 –100) meter
A.8. Penyondiran (Dynamic Penetration Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai perlawanan konus dari perlapisan
tanahnya dan variasi kedalaman dari pada lapisan yang cukup keras.
Alat sondir :
Yang bisa digunakan berkapasitas sedang dimana alat tersebut dapat membaca
nilai maksimum perlawanan konus hingga 200 kg/ cm2. Mata sondir yang
digunakan ialah Biconus, sehingga akan diperoleh nilai perlawanan konus dan
local friction-nya. Penyondiran ini mampu mencapai kedalaman 20 m atau bila
perlawanan konus telah mencapai 200 kg/ cm2.
Dynamic Penetration Test
Pada lapisan tanah berbutir kasar, pendugaan jenis lapisan tanah dapat
digunakan engan alat D. C. P. T. Dimana mata konus 10 cm2, berat palu 10 kg
dan tinggi jatuh 50 cm. Sehingga jenis serta gambaran kepadatan lapisan tanah
ini dapat diketahui dengan menghitung jumlah pukulan pada batang
penetrometer setiap penetrasi tersebut masuk 20 cm.
Dimana :
K = koefisien permeability
Q = banyaknya air yang tertampung pada satuan waktu tertentu (volume/ waktu)
h = tinggi total muka air terhadap dasar tabung percobaan
L = tebal contoh tanah
A = luas permukaan contoh tanah
Untuk jenis tanah yang lambat mengalirkan air Maka digunakan alat FALLING
HEAD Permeameter. Pipa yang digunakan kecil, dengan maksud dalam waktu
relatif pendek penurunan air dapat dibaca. Debit air tidak langsung ukur. Rumus
yang dipakai :
Q.L h0 a.L h0
K= ∈ atau K = log (cm/ det)
A . h h1 A .t h1
Dimana :
K = koefisien permeability
a = diameter pipa
L = tebal contoh tanah
A = luas permukaan contoh tanah
t = waktu pembacaan penurunan m air dari t0 ket1
h0= tinggi pembacaan m• a •semula
h1= tinggi pembacaan m• a •terakhir
Untuk tanah inpervious ini, lebih lama pembacaan penurunan airnya, maka akan
lebih baik, karena akan lebih teliti.
B.11. Compaction Test
Salah satu cara untuk memperoleh hasil pemadatan yang maksimal telah banyak
digunakan metoda Proctor (1933) di laboratorium. Dengan cara ini maka pegangan
sebagai dasar-dasar pemadatan di lapangan dapat dilakukan seperti penentuan
kadar air optimum (Wopt) perkiraan kepadatan tanah dan penentuan peralatan
pemadatan di lapangan. Jumlah tanah bahan proctor berkisar 30 kg, tanah ini
dikenakan percobaan standar/ Modified AASHO, sehingga nilai kadar air
optimumnya dapat diketahui, juga maksimum kepadatan kering dan basahnya.
Sehubungan dengan kapasitas peralatan pemadatan tanah yang ada di lapangan,
maka perlu dikerjakan system Modified AASHO sehingga akan diperoleh nilai
maksimum kepadatan lebih besar agar lengkung pemadatan cukup baik, maka
minimal 5 titik hasil pemadatan perlu diperoleh dengan kadar air berkisar ± 3% pada
daerah optimum.
Prosedur dilakukan mengikuti AASHO T. 180; . 99 dan ASTM.