Abstrak. Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2015 di Oemanu dengan menggunakan metode
geolistrik resistivitas 2D konfigurasi Wenner mendapatkan hasil sebaran zona yang berpotensi
mengandung mangan. Namun, penelitian tersebut tidak memuat informasi terkait posisi dan jumlah
dugaan secara detail. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pit test, dimana hanya ada satu titik yang berhasil
dieksploitasi dari sembilan titik yang dianggap berpotensi. Penelitian kali ini bertujuan untuk memperoleh
dugaan mineral mangan yang lebih optimal dengan menggunakan korelasi metode geolistrik resistivitas
dan polarisasi terinduksi (IP) dengan konfigurasi Wenner. Penelitian ini memuat data resistivitas dan
chargeability dari 273 lintasan yang tersebar di area prospek. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
resistivitas mangan pada rentang nilai 0.1 Ωm hingga 0.6 Ωm dengan rata-rata error 3% hingga 6%.
Sedangkan, rentang nilai chargeability mangan adalah 9 msec hingga 14 msec dengan rata-rata error 1%
hingga 3%. Penelitian menunjukkan bahwa metode korelasi dapat memberikan informasi mengenai
lempung limonit yang merupakan asosiasi sedimen lempung dan logam. Hal ini membuat korelasi metode
lebih optimal karena memperkecil kesalahan interpretasi mangan atau lempung limonit.
Kata Kunci: mangan; polarisasi terinduksi (IP); resistivitas
Abstract. A research conducted in 2015 at Oemanu using 2D geoelectric resistivity method with Wenner
configuration obtained the distribution of manganese potentially zones. However, this study represented
less information about position and number of allegations in detail. This was indicated by the results of the
pit test, where only one point was successfully exploited from the nine points that were considered potential.
This research aims to obtain a more optimal prediction of manganese minerals by the correlation of
resistivity and chargeability using geoelectrical method with Wenner configuration. This research contains
resistivity and chargeability data from 273 lines scattered in the prospect area. Based on the research,
manganese resistivity value range is 0.1 Ωm to 0.6 Ωm with an average error of 3% to 6%. Meanwhile, the
manganese chargeability value range is 9 msec to 14 msec with an average error of 1% to 3%. Also, the
correlation method can provide information about limonite clay which is an association of clay sediments
and metals. This makes the correlation method is more optimal because it minimizes the misinterpretation
of manganese or limonite clat which has a low resistivity and high chargeability.
Keywords: manganese; induced polarization (IP); resistivity
Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782 103
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
Gambar 1. Peta Geologi Timor Tengah Utara (Koesoemadinata dan Noya, 1989)
Kompleks Melange adalah kompleks batuan yang ungu, packstones, dan boundstones yang kaya akan
bancuh (campur aduk), mengandung fragmen atau rombakan cangkang koral, krinoida, byrozoida,
blok besar dan kecil dengan sifat litologi berbeda dari brachipoda, cephalopoda dan fusilinida serta batuan
batuan pengepungnya atau matriksnya (Bemmelen, beku ekstrusif yang merupakan batuan tertua di
1949). Kompleks ini dihasilkan akibat proses Timor (Bachri dan Permana, 2017).
tektonik, sehingga gejala-gejala tektonik dengan kuat Pada satuan kedua yaitu alokton yang
terekam di kompleks batuan ini. Sebagian orang terbentuk pada masa Jura Akhir sampai Meosen
menegaskan istilah ini sebagai melange tektonik Akhir terjadi pembentukan Formasi Nakfunu dan
(Greenly, 1919). Formasi Ofu. Litologi yang menyusun Formasi
Menurut Rosidi dkk. (1979) dan CRIPPEN Nakfunu ini adalah radiolarite, batulempung,
(1980), stratigrafi regional Pulau Timor Barat kalsilutit, batulanau, perlapisan batulempung,
tersusun dari berbagai jenis batuan yang sangat kalkarenit, wackestones, dan packstones. Formasi
beragam yaitu batuan beku, vulkanik, sedimen, dan Ofu diendapkan setelah terjadinya hiatus pada
batuan malihan. Batuan penyusun di sekitar daerah Paleosen Awal sampai Miosen Akhir. Litologi
penelitian berturut-turut dari yang paling tua terdiri penyusun dari formasi ini adalah batugamping masif
dari Komplek Mutis (Ppm), Formasi Bisane (Pb), berwarna putih-merah muda dengan kenampakan
Formasi Aitutu (Tra), Formasi Maubisse, Formasi Noil rekahan konkoidal sampai sub konkoidal (Bachri dan
Toko (Tmn), Komplek Bobonaro (Tb), Formasi Noele Permana, 2017).
(Qtm), Batugamping Koral (Ql), Konglomerat dan Pada satuan ketiga yaitu autokton yang
Kerakal (Qac), serta Aluvium (Qa). terbentuk pada masa Pliosen Awal hingga Pliosen
Ditinjau dari tektonostratigrafinya pada daerah Akhir membentuk Kompleks Bobonaro (Rosidi dkk.,
penelitian terdiri dari tiga runtunan 1979; Suwitodirdjo dan Tjokrosapoetro, 1979) atau
tektonostratigrafi yaitu paraautokton, alokton, dan Bobonaro Scaly Clay (Audley-Charles, 1968)
autokton. Pada satuan paraautokton yang terbentuk merupakan batuan campuraduk (chaotic rock) yang
pada masa Pra-Perm hingga Jura awal terjadi tersusun oleh matriks lempung bersisik yang
pembentukan Formasi Maubisse. Formasi ini mengandung bongkahan batuan yang berumur lebih
berumur Perm Awal sampai Perm Akhir dengan tua.
litologi penyusunnya adalah biokalkarenit merah-
104 Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782 105
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
106 Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
dan chargeability yang bertujuan untuk menentukan lokasi penelitian pada tahun 2015. Sedangkan nilai
zona asosiasi endapan mineral. Selanjutnya chargeability batuan Mn pada skala > 5 msec, nilai ini
dilakukan proses data matching antara data diambil berdasarkan pit test, yang dilakukan di awal
resistivitas dengan data chargeability menggunakan penelitian untuk mencari nilai yang dijadikan dasar.
parameter nilai resistivitas dan chargeability yang Berdasarkan kedua parameter tersebut kemudian
telah ditetapkan. dilakukan overlay dari kedua penampang untuk
selanjutnya dilakukan analisa zona potensi
HASIL DAN PEMBAHASAN persebaran Mn.
Pengolahan data dimodelkan berdasarkan
parameter resistivitas dan chargeabilitas batuan
untuk kemudian didapatkan penampang struktur 2D
bawah permukaan. Kedua parameter tersebut
didapatkan dari perhitungan matematis dan fisis
menggunakan metode inverse least square. Metode Gambar 6. Penampang hasil inversi pada lintasan LK 24
T3 dengan iterasi ke 5, error 5,6%
inversi linier kuadrat terkecil (inverse least square) ini
merupakan modifikasi model awal secara iteratif
Penumpang hasil inversi nilai resistivitas pada
hingga diperoleh model yang responnya cocok
Gambar 6 merupakan hasil inversi pada iterasi ke 5
dengan hasil akusisi data lapangan (observed data).
dengan rms error 5,6%. Pada hasil penampang
Data hasil pengukuran di lapangan kemudian diolah
tersebut dapat diketahui lintasan LK 24 T3 memiliki
serta didapatkan penampang 2D hasil inversi data
rentang nilai resistivitas pada 0,117 Ωm hingga 271
resistivitas dan chargeability. Pada proses
Ωm. Berdasarkan parameter yang digunakan pada
pengolahan ini, dilakukan perubahan skala untuk
penelitian ini, batuan sedimen pembawa mineral Mn
mempermudah penentuan zona potensi persebaran
memiliki nilai resistivitas yang rendah dalam rentang
Mn. Nilai resistivitas batuan sedimen pembawa
nilai 0,1 – 1,6 Ωm. Pada Gambar 6 dapat diketahui
mineral Mn yaitu 0.1 – 1.6 Ωm berdasarkan uji lab di
Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782 107
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
batuan dengan rentang nilai tersebut tersebar pada interpretasi pada tahap selanjutnya. Dalam proses
kedalaman 1,27 – 7,88 meter dengan jarak lateral interpretasi dilakukan pengaturan skala warna pada
pada meter ke 22 hingga meter ke 47 dengan penampang resistivitas untuk melakukan proses
persebaran menipis pada meter ke 47. penentuan zona prospek. Proses pengaturan skala
Dalam proses interpretasi dilakukan pengaturan warna dilakukan dengan melakukan klusterisasi
skala warna pada penampang resistivitas untuk warna indikator menjadi dua sub warna yaitu kuning
melakukan proses penentuan zona prospek. Proses dan biru muda, dimana warna kuning merupakan
pengaturan skala warna dilakukan dengan indikasi asosiasi endapan mineral pada zona
melakukan pengaturan skala warna menjadi 3 warna prospek.
yaitu biru, kuning, dan oranye, dimana warna biru
merupakan indikasi zona prospek, kuning adalah
batuan high resistivity (batugamping), dan oranye
adalah lapisan sedimen.
Gambar 9. Penampang chargeability yang telah diatur
skala warna, warna kuning adalah nilai chargeability di
atas 5 msec yang mengindikasi adanya asosiasi endapan
mineral mangan
Gambar 7. Penampang resitivitas yang telah diatur skala Untuk mempermudah proses interpretasi
warna menjadi 3 sub warna yaitu biru, kuning, dan
oranye, dimana warna biru merupakan indikasi zona
dilakukan pengaturan skala warna menjadi 2 warna
prospek yaitu warna kuning adalah nilai high chargeability
(zona prospek) dan warna biru muda adalah nilai low
Berdasarkan data resistivitas, penentuan zona chargeability. Penampang chargeability hasil
prospek dapat dilakukan, namun tingkat akurasinya pengaturan skala ditunjukkan dalam Gambar 9.
rendah. Hal ini diakibatkan karena mangan dan Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya
lempung limonit memiliki nilai resistivitas yang relatif dilakukan proses data matching antara data
sama sehingga diperlukan data penguat untuk resistivitas dengan data chargeability menggunakan
menambah akurasi dari interpretasi target (mangan). parameter nilai resistivitas dan chargeability yang
telah ditetapkan. Pengkorelasian data dan data
matching dapat dilakukan karena data resistivitas
dan chargeability merupakan data yang diambil
dalam waktu yang sama. Interpretasi dilakukan
secara kualitatif yaitu dengan melihat penampang
Gambar 8. Penampang chargeability batuan bawah 2D (pseudosection) dan keterkaitan pola anomali
permukaan pada salah satu titik dengan rentang 9 – 14
msec yang tersebar pada meter ke 22 hingga meter ke resistivitas dan chargeability. Sementara interpretasi
30 kuantitatif dilakukan dengan cara perhitungan
volumetrik dugaan cadangan mangan. Interpretasi
Pada Gambar 8 dapat diketahui bahwa nilai dari masing-masing lintasan pengukuran dilakukan
chargeability batuan bawah permukaan pada berdasarkan analisis awal yang dilakukan
lintasan LK 24 T3 memiliki rentang 9 – 14 msec yang sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan kondisi
tersebar pada meter ke 22 hingga meter ke 30. Pada geologi setempat dan nilai dari resistivitas serta
proses pengolahan data yang dilakukan nilai iterasi chargeability dari masing-masing litologi batuan.
yang digunakan yaitu 5 dengan nilai rms error 1.6%.
Berdasarkan nilai rms error yang didapatkan dapat
diketahui bahwa data chargeability tersebut
merupakan data yang valid untuk dilakukan
108 Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782 109
Jurnal Geosaintek, Vol. 7 No. 3 Tahun 2021. 103-110. p-ISSN: 2460-9072, e-ISSN: 2502-3659
magnetik. Lalu dilakukannya perhitungan volume Suwitodirdjo, K. dan Tjokrosapoetro, S. (1979), Peta
dugaan dengan menggunakan metode yang tepat Geologi Lembar Kupang-Atambua, Timor, skala
1:250.000,.
agar dugaan volume dapat dan dilakukannya
penelitian di lokasi lain yang berpotensi mengandung
mineral mangan (Mn) yang memiliki ciri khas geologi
yang berbeda.
Ucapan Terima Kasih -------------------
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember yang telah mendukung
penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Audley-Charles, M. (1968), "The Geology of Portuguese
Timor", Geological Society, London, Memoirs,
http://doi.org/10.1144/GSL.MEM.1968.004.01.02.
Bachri, S. dan Permana, A.K. (2017), "Tektonostratigrafi
Cekungan Timor di Bagian Barat Pulau Timor", Jurnal
Geologi dan Sumberdaya Mineral, Vol.16, No.2, hal.
79–91.
http://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v16i2.43.
Bemmelen, V. (1949), The General Geology of Indonesia
and Adjacent Archipelagoes Vol IA.
Greenly, E. (1919), Google-Books-ID: xmoRAAAAIAAJ, The
Geology of Anglesey, H.M. Stationery Office.
Hutchison, C.S. (1983), Google-Books-ID: lEBdDwAAQBAJ,
Economic Deposits and Their Tectonic Setting,
Palgrave Macmillan, California.
Loke, M.H. (2001), Tutorial: 2-D and 3-D Electrical
Imaging Surveys, Geotomo Software, Malaysia.
Priyono, A. (2019), Metode Induksi Polarisasi untuk
Menentukan Persebaran dan Sumberdaya Hipotetik
Endapan Timah Primer pada Zona Intrusi Granit
Daerah Gunung Batubesi Belitung Timur, Bachelor’s
Thesis, Universitas Lampung, Lampung.
Reynolds, J.M. (2011), Google-Books-ID:
kMnHYMgMzVQC, An Introduction to Applied and
Environmental Geophysics, John Wiley & Sons, New
Jersey.
Rosidi, H.M.D., Tjokrosapoetro, S. dan Gafoer, S. (1979),
Peta Geologi Lembar Kupang-Atambua, Timor =
Geologic Map of the Kupang-Atambua Quadrangles,
Timor,.
110 Artikel diterima 3 Maret 2021, Revisi 21 Desember 2021 Online 31 Desember 2021
http://dx.doi.org/10.12962/j25023659.v7i3.8782