Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH

p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI


GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH

Akmal Lutfi Altuway 1, Denny Suwanda Djohor 2

1,2
Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian & Energi, Usakti Gedung D, Lantai 2, Jl. Kyai Tapa No.1,
Grogol, Jakarta 11440
a)
Email korespondensi: altuway85@gmail.com

Abstrak. Formasi Tapak merupakan hasil dari aliran turbidit yang memiliki keunikan geologi dalam hal litofasies. Penelitian
dilakukan guna mengetahui litofasies, asosiasi litofasies dan provenance pengendapan Formasi Tapak pada daerah penelitian.
Pengambilan data menggunakan metode stratigrafi terukur yang kemudian dilakukan analisis sehingga menghasilkan data dan
pembahasan dalam aspek stratigrafi dan segitiga provenance di daerah aliran sungai Paningkaban, Kecamatan Gumelar,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Stratigrafi daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga satuan batuan. Asosiasi fasies
batupasir – batulempung Formasi Tapak, termasuk dalam lithofasies classical turbidite dan massive sandstone. Lithofasies
batulempung perselingan batupasir “A”, dan batupasir, diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan pengendapan smooth
suprafan of portion lobes, dan lithofasies batulempung perselingan batupasir “B” diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan
pengendapan smooth – channelled yang berada pada middle fan. Pada batupasir Formasi Tapak di daerah penelitian, memiliki
komposisi batuan yang dominansi oleh quartz dan feldspar. Berdasarkan sampel pada batupasir Formasi Tapak Daerah
Paningkaban berjenis wacke - arenite berada pada tatanan tektonik recycle orogen.

Kata Kunci: Banyumas, Formasi Tapak, lithofasies, Provanance

Abstract. The Tapak formation is the result of a turbidite stream that has a unique geology in terms of lithofacies. The research
was conducted to find out litofacies, litofacies association and provenance model of deposition of Tapak Formation in the research
area. Retrieval data using measuring section method which is then analyzed so as to produce data that has been done conduce
discussion and data in term of stratigraphic aspect and triangle provenance in the Paningkaban watershed, Paningkaban village
and surrounding, Gumelar Sub-District, Purworejo District, Central Java Province. Geographically, Research area’s
stratigraphic can be grouped into three rock units. The facies association is in the sandstone-mudstone, particularly in the Tapak
Formation. It is part of the Classical Turbidite lithofasies. Interlocking mudstone-sandstone “A” dan sandstone are interpreted to
be a part of the sedimented region of a Smooth Suprafan Of Portion Lobe and Masive sandstone. interlocking mudstone-sandstone
“B” interpreted in channel – smooth. The rock composition in the Tapak Formation is dominated by quartz dan feldspar, showing
that it has sedimented in the mid-fan part of the submarine fan setting. Based on the sample of the sandstone sediment, the Tapak
Formation falls into the wacke type with plutonic origin rocks located in the tectonic order of recycle orogen, specifically the
quartzose recycled.

Keywords: Banyumas, Paningkaban, Tapak Formation, lithofasies, Provenance

Page 25
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

PENDAHULUAN TEORI DASAR

Salah satu bagian dalam penelitian geologi Fasies Turbidit Berdasarkan Walker (1978)
permukaan adalah dengan menganalisis fasies
lingkungan pengendapan berdasarkan hasil Walker (1978) menjelaskan secara garis besar
observasi singkapan di lapangan. Penelitian ini kipas bawah laut dibagi menjadi tiga bagian
dilakukan untuk memahami proses – proses (Gambar 1), yaitu : kipas bawah (lower fan),
sedimentasi dan lingkungan pengendapan batuan kipas tengah (middle fan), dan kipas atas (upper
sedimen klastik, yang selanjutnya dapat fan).
digunakan sebagai acuan dalam memahami
kondisi di bawah permukaan.
Karakteristik litofasies dan asosiasi litofasies
Formasi Tapak yang diintegrasikan dengan data
lapangan, diharapkan dapat menjelaskan proses
sedimentasi, model lingkungan pengendapan
Formasi Tapak secara detail dan provenance atau
sumber batuan daerah penelitian. Daerah
penelitian yang terletak pada Sungai
Paningkaban memiliki singkapan yang
tersingkap baik dan menerus., Penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan mengenai
Formasi Tapak bagian bawah menghasilkan
interpretasi berupa lingkungan pengendapan pada
zona tidal atau pasang surut, namun melihat
kenampakan fisik di lapangan pada lokasi
pengamatan, tidak muncul karakteristik endapan
yang mencirikan lingkungan tersebut. Oleh
Gambar 1. Urut urutan model vertikal Kipas Bawah Laut
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk (Walker, 1978)
mengetahui variasi lingkungan pengendapan
yang dapat muncul dari batuan-batuan penyusun Tatanan Tektonik Provanance
Formasi Tapak bagian bawah
Analisis provenance akan menghubungkan
METODELOGI PENELITIAN antara sumber sedimen dengan tektonik setting
yang ada dan asosiasi tempat pengendapan yang
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu dapat terlihat dari komposisi akumulasi dari
berupa pengambilan data dengan metode mineral kuarsa, feldspar dan lithic. Teori
measuring section. Setelah mandapatkan data tektonik lempeng dapat menginterpretasikan
tersebut, yaitu pembuatan kolom stratigrafi bagian-bagian dari suatu tatanan tektonik yang
terukur kemudian pemilihan sample, sehingga akan menunjukan dari mana sumber suatu
terpilih sample yang mewakili. Sehingga data sedimen berasal, apakah itu berasal dari blok
laboratorium petrologi dan paleontologi dapat kerak benua (continent), volcanic arc yang
diintergrasikan dengan data lapangan sehingga berasosiasi dengan zona subduksi, atau pada
dapat menghasilkan data berupa model bagian tektonik setting yang lainya. Untuk
lingkungan pengendapan, dan model provenance, memastikan. Untuk membedakan asal sedimen-
yang didapat dari pemasukan data petrologi sedimen berdasarkan tectonic provenanace,
kedalam segitiga provenance oleh suzeck, dkk, Dickinson dan Suczek, 1979 ( Dickinson dkk
1978. 1983) membuat suatu model diagram segitiga
yang terdiri dari proporsi kuarsa polikristalin

Page 26
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

dan monokristalin, K-feldsfar dan plagioklas muda. Banyak dijumpai lapisan tipis kalsit yang
dan fragmen batuan vulkanik, batuan sedimen tegak lurus bidang perlapisan. Banyak
serta batuan metamorfik (Gambar 2). mengandung foraminifera kecil dengan ketebalan
sekitar 300 meter
2. Formasi Halang (Tmph): batupasir andesit,
konglomerat tufaan dan napal yang bersisipan
batupasir. Di atas bidang perlapisan batupasir
terdapat bekas-bekas cacing. Foraminifera kecil
menunjukkan umur Miosen Akhir dengan tebal
sekitar 800 meter Aluvial
3. Formasi Kumbang (Tmpk): Terdiri dari breksi,
Gambar 2. Klasifikasi provenance oleh Dickinson dan
Suczek (1979)
lava andesit dan tufa. Dibeberapa tempat breksi
batuapung dan tuf pasiran . tersingkap baik di
gunug kumbang sekitar 3 km sebelah barat peta
Fisiografi Regional dengan tebal 2000 meter.

Menurut Bemmelen (1949), fisiografi Pulau 4. Anggota Batugamping Formasi Tapak (Tptl):
Jawa dibagi menjadi 6 bagian (Gambar 3), merupakan lensa-lensa batugamping tak berlapis
yaitu: berwarna kelabu kekuningan.
1. Dataran Aluvial Jawa 5. Formasi Tapak (Tpt): batupasir berbutir kasar
2. Dataran Gunungapi Kuarter berwarna kehijauan dan konglomerat setempat
3. Antiklinorium Bogor-Serayu Utara- dijumpai breksi andesit. Dibagian atas terdiri dari
Kendeng batupasir gampingan dan napal berwarna hijau
yang mengandung kepingan moluska. Tebal
4. Zona Depresi Jawa Tengah Depresi Jawa sekitar 500 meter. Formasi Tapak terbagi
dan Zona Randublatung menjadi dua bagian. Formasi Tapak bagian
5. Pegunungan Serayu Selatan bawah tersusun atas batupasir kasar dan
6. Zona Pegunungan Selatan Jawa konglomerat yang disisipi breksi andesit yang
semakin keatas ukuran butirnya semakin
menghalus dan muncul sisipan napal (Marks,
1957; Kastowo, 1975). Formasi Tapak bagian
atas merupakan batugamping terumbu yang
muncul secara setempat (Kastowo, 1975).
Formasi Tapak berumur Pliosen Awal (Oostingh,
1935 dalam Marks, 1957). Formasi Kalibiuk
terusun oleh batulempung dan napal berwarna
biru pada bagian bawah yang kemudian muncul
sisipan batupasir pada bagian tengah dan atas
Gambar 3. Fisiografi pulau jawa (Bemmelen, 1949) serta batugamping moluska pada bagian atas
(Marks, 1957; Kastowo, 1975). Formasi ini
Stratigrafi Regional berumur akhir Pliosen Awal hingga awal Pliosen
Akhir (Bemmelen, 1970).
Stratigrafi Regional daerah Semedo
termasuk dalam stratigrafi daerah Jawa Tengah. PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan terhadap Peta geologi
regional Mejanang dan Purwekerto - Tegal Pengambilan data, dilakukan dengan
berskala 1:100.000 yang dibuat oleh M. Djuri, pengambilan data lapangan, penulis melakukan
H. Samodra, T C. Amin & S. Gafoer (1996) dan observasi singkapan menggunakan metode
Kasrowo (1975) dari tua ke muda. measuring section yang dilakukan sepanjang
1. Formasi Rambatan (Tmr): serpih, napal dan 3,55 km.
batupasir gampingan. Napal berselang-seling
dengan batupasir gampingan berwarna kelabu

Page 27
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Pembahasan Data Lapanagan Pada satuan batulempung perselingan


batupasir “A”, memiliki ciri yaitu ketebetalan
Pada hasil obnservasi dikelompokan menjadi lempung lebih dominan, dengam kondisi
3(tiga) yaitu satuan batulempung perselingan batupasir yaitu, memiliki ciri dengan ukuran
batupasir “A”(Gambar 4), satuan batupasir batupasir halus – sedang, porositas yang baik
(Gambar 5), satuan batulempung perselingan dengan kemas sebian terbuka dengan struktur
batupasir “B” (Gambar 6). sedimen yang berkembang yaitu, parallel
laminasi, cross laminasi, hummocky, dan load
cast dengan semen karbonatan pada
batulempungnya terdapat penciri warna
kehijauan. Pada satuan batupasir, memiki ukuran
butir sedang, kemas sebagian terbuka dengan
besar butir sedang – kasar memiliki struktur
sedimen memasive dengan keterbatan adanya
endapan banjir. Pada satuan batulempung
perselingan batupasir “B”, ukuran pasir sedang –
kasar dominansi batulempung dengan pola
Gambar 4. Singkapan lokasi pengamatan LP 4, pada mengasar keatas. Padaa satuan ini struktur
satuan batlempung perselingan batupasir “A”(Altuway, sedimen yang berkembang parallel laminasi,
2019 loadcast, dan cross laminasi.

Analisis Laboratorim

Tabel 1. Resume karakteristik litofasies berdasarkan


parameter tekstur batuan hasil analisis petrografi pada
satuan batupasir karbonatan selang-seling
batulempung karbonatan.(Akmal, 2019)
Satuan No Sample Litofasies (Pettijohn, 1975) Bentuk Butir (mm) Kontak Butiran Kemas Pemilah

16 Calcareous Mudstone ≤ 0,04 Membundar tanggung - No Contact Buruk


Menyudut tanggung
15 Calcareous Arkose Arenite Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,4 Membundar tanggung - Pin Point sedang -
Batulem Menyudut tanggung buruk
pung 5 Calcareous Feldpatic Wacke ≤ 0,04 Membundar tanggung No Contact Baik
Perseling
an 3 Calcareous Arkose Arenite Fragmen 0.2 ; matriks < 0.1 Membundar tanggung - Point contact - sedang -
Batupasir Menyudut tanggung long contact buruk
"B" 5 Calcareous Feldpatic Wacke Fragmen n ≥ 0,6 ; Matriks ≤ 0,2 Membundar tanggung - Point contact - sedang -

Gambar 5. Berada pada lokasi pengamatan 8, di lokasi ini 14 Calcareous Arkosic Wecke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1
Menyudut tanggung
Membundar tanggung -
long contact
Pin Point
buruk
sedang -

ditemukkan singkapan pada satuan batupasir (Altuway,


Menyudut tanggung buruk
13 Calcareous Arkose Arenite Fragmen n ≥ 0,4; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung - Pin Point sedang -
Menyudut tanggung buruk
2019) Batupasir
10 Calcareous Arkosic Wacke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung -
Menyudut tanggung
Pin Point sedang -
buruk
9 Calcareous Arkosik Wecke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung - Point contact - sedang -
Menyudut tanggung long contact buruk
4 Calcareous Arkose Wacke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung - Pin Point sedang -
Menyudut tanggung buruk
Batulem 11 Calcareous Mudstone ≤ 0,04 Membundar tanggung No Contact sedang -
pung buruk
Perseling 8 Calcareous Arkosic Wacke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung - Pin Point sedang -
an Menyudut tanggung buruk
Batupasir 13 Calcareous Arkosic Arenite Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung - Point contact - sedang -
"A" Menyudut tanggung long contact buruk
6 Calcareous Mudstone ≤ 0,04 No Contact Baik
Membundar tanggung
7 Calcareous Arkosik Wecke Fragmen n ≥ 0,2 ; Matriks ≤ 0,1 Membundar tanggung - Pin Point sedang -
Menyudut tanggung buruk

Pada pengambilan sample dibeberapa titik


(Tabel 1), menujukan dominansi dari singkapan
yang ada didominasi oleh litofasies Calcareous
Arkosic Wacke Pada lokasi yang didapati pada
Gambar 6. Singkapan lokasi pengamatan LP 4, pada
lokasi satuan batulempung perselingan batupasir,
satuan batlempung perselingan batupasir “B” (Altuway, dari singkapan menunjukan adanya penebalan
2019) dengan pola adanya batu pasir makin muda
makin kasar dari batuan, dari mudsotene menju
arkose arenite yang berada pada lokai

Page 28
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

pengamatan pada satuan batulempung disimpulkan terdapat zonasi puncak diterjadi


perselingan batupasir hal memang pada lokasi ini pada setiap fase fosil berbeda – beda. Lokasi
mudstone masih menjadi dominasi utama namun pengambilan sample di bawah menujukan daerah
kondisi batupasir pada lokasi ini mengasar atau puncak pengendapan berada pada Batial Atas,
coarsening upworth. sedangkan pada sample bagian tengah
menunjukan fosil berada pada zonasi puncak
berada pada Neritik Luar, dan pada pada sample
atas, menunjukan zonasi puncak pada Neritik
Tengah. Hal ini menjadi data penguat bahwa
Formasi Tapak in mengalami pembentukan
melalui proses turbidite karna memiliki slope
Tabel 2. Tabel Penunjuk Fossil plantonik sehingga terbentuklah Formasi Tapak.
menurut Blow, pada lokasi pengamtan 01, 08
dan 16 pada batas atas – bawah.(Akmal, Tabel 3. Tabel Penunjuk Fossil bentonik
2019) menurut Blow, pada lokasi pengamtan 01, 08
dan 16 pada batas atas - bawah.(Akmal,
No Bawah
sample Zaman
Miosen
Tersier
Pliosen
Kuarter 2019)
Pleistosen Holosen
Kala (Epoch) Awal Tengah Akhir Awal Tengah Akhir
1 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N 20 N 21 N 22 N 23
Sphaeroidinella subdehiscens Blow, 1959 BAWAH
Globigerinoides ruber d'Orbigny, 1839 No Lingkungan Neritik Batial
Hastigerina aequilateralis Brady, 1879 Transisi
Sample Pengendapan Tepi Tengah Luar Atas Bawah
Globorotalia obessa Brady, 1879
Orbulina universa d'Orbigny, 1839 Foraminifera Kedalaman (m)
Bentonik 0 5 20 100 200 500 2000
Tengah Amphycoryna scolaris Cusman, 1913
Zaman Tersier Kuarter 1
Miosen Pliosen Lenticulina denticulifera Cushman, 1913
Pleistosen Holosen
Kala (Epoch) Awal Tengah Akhir Awal Tengah Akhir Robulus orbicularis d'Orbigny, 1826
8 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N 20 N 21 N 22 N 23
Globigerinoides ruber d'Orbigny, 1839
TENGAH
Globorotalia plesiotumida Banner & Blow, 1965
Globigerinoides trilobusReuss, 1850 No Lingkungan Neritik Batial
Transisi
Sample Pengendapan Tepi Tengah Luar Atas Bawah
Foraminifera Kedalaman (m)
Atas
Zaman Tersier Kuarter
Bentonik 0 5 20 100 200 500 2000
Miosen Pliosen Bolivina sp.d'Orbigny, 1839
Pleistosen Holosen 8
Kala (Epoch) Awal Tengah Akhir Awal Tengah Akhir Nonion Fichtel & Moll, 1798
16 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N 10 N 11 N 12 N 13 N 14 N 15 N 16 N 17 N 18 N 19 N 20 N 21 N 22 N 23 Cibicides
Dentalinafloridinus Cusman, 1913
Risso, 1826
Globigerinoides ruber d'Orbigny, 1839
Neogloboquadrina humerosa Takayanagi & Saito, 1962
Globorotalia plesiotumida Banner & Blow, 1965 ATAS
No Lingkungan Neritik Batial
Transisi
Sample Pengendapan Tepi Tengah Luar Atas Bawah
Foraminifera Kedalaman (m)
Berdasarkan hasil analisis keterdapatan fosil Bentonik 0 5 20 100 200 500 2000

foraminifera plankton (Tabel 2), fosil petunjuk 16


Pyrgo sarsi Schlumberger, 1891
Lenticulina sp. Lamarck, 1804
yang ditemukan pada lapisan atas satuan batuan Cassidulina crassavar porrecta Heron-Allen & Earland, 1932
Ephidium sp.Linnaeus, 1758
ini adalah Sphaeroidinella subdehiscens dan
Globigerinoides ruber yang menunjukkan Model Lingkungan Pengendapan
satuan ini berumur M iosen Akhir – Pliosen
Awal (N17- N18) (klasifikasi B low, 1969 Hasil analisis tersebut didukung dengan
dalam Bolli, dkk. 1985) pada lapisan bawah dari analisis litofasies yang menunjukan dengan lebih
satuan batuan ini. Sedangkan, pada lapisan atas spesifik bahwa litofasies dari daerah penelitian
satuan batuan ini ditemukan Globorotalia ini diendapkan pada lingkungan pengendapan
multicamerata dan Globorotalia multicamerata neritic-tengah - bathial atas.. Berdasarkan
yang menunjukan satuan ini berumur Pliosen petrografi didukung oleh kehadiran mineral
Awal – Pliosen Tengah (N19) (klasifikasi Blow, feldspar pada kipas tengah bagian bawah yang
1969 dalam Bolli, dkk.1985). Sehingga, menunjukan bahwa kehadiran feldspar
disimpulkan satuan ini memiliki umur (N17 – mencirikan semakin jauh dengan sumber
N19) (klasifikasi Blow, 1969 dalam Bolli, dkk. sedimentasi dikarenakan sifat dari mineral
1985). feldspar yang kurang resisten. Kemudian adanya
Hasil dari analisa batrimetri (Tabel 3) guna kehadiran mineral glaukonit pada Lokasi
mengetahui lingkungan pengendapan yang ada, Pengamatan 8 dan 3 merupakan mineral

Page 29
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

autogenic (terbentuk ditempat). Asosiasi fasies memiliki energi tinggi dengan jarak transportasi
pada batupasir – batulempung khususnya pada pendek atau masih dengan batuan sumber.
Formasi Tapak. Termasuk dalam lithofasies Material fragmen kuarasa, fragmen feldsfar dan
classical turbidite dan massive sandstone. fragmen litik penyusun batupasir di daerah
Lithofasies satuan batulempung perselingan penelitian didistribusikan dengan jumlah
batupasir “A” dan satuan batupasir, bervariasi dalam seluruh sampel yang diamati
diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan Tabel 4. Menunujukan representasi batupasir
pengendapan Smooth Suprafan Of Portion Lobes. pada sayatan tipis didaerah penelitian.
Lithofasies satuan batulempung perselingan
batupasir “B” diinterpretasikan termasuk dalam Tabel 4. Persentasi QFL (%) (Altuway,2019)
lingkungan pengendapan smooth – channeled
yang berada pada lingkungan pengendapan
middle fan dalam setting kipas laut dalam
(Gambar 7).

Gambar 9. Model Provenance (Dikinson dkk. 1983)

Hasil klasifikasi pada diagram segitiga


Gambar 7. Model lingkungan pengendapan.(Altuway, provenance oleh Dickinson dan Suczek, 1979
2019)
(Gambar 9), batupasir Formasi Tapak dan berasal
Tinjauan Provenance dari batuan yang berada pada tatanan Continental
block yang dimana Formasi Tapak bersumber
Material batupasir yang ada di Formasi Tapak dari area Transisitional - Craton Interior, serta
, Paningkaban meliputi fragmen kuarasa, fragmen berasal dari tatanan tektonik recycled orogen
feldspar dan fragmen litik. Batupasir ini yang bersumber pada daerah Quartzose Resycled
merupakan bagian dari turbidite- sequence (Budi yang dimana mendominasi dari 10 (sepuluh)
Muljana, 2012) yang memiliki karakteristik sampel yang dianalisis dan bersumber dari
tekstur berbutir Penyusun halus – kasar yang produk recycled orogenic yang disebabkan oleh
didominasi oleh tekstur berbutir sedang-kasar perombakan batuan dasar hingga komposisi
dengan bentuk butir menyudu tanggung. batupasir Formasi Tapak didominasi oleh kuarsa
Batupasir ini tertransportasi dari lingkungan yang monokristalin, tak ditemukan kuarsa

Page 30
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

pollikristalin, lithic presentasi yang rendah DAFTAR PUSTAKA


(Gambar 8).
1. Altuway, Akmal Lutfi. 2019 Analisis
lithofacies dan provenance batupasir selang
seling batulempung di Gumelar, Kab.
banyumas, Jawa Tengah. Trisakti University
2. Bemmelen, R. W. Van. 1949. The Geology of
Indonesia, Vol. IA: General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes. The
Hague: Government PrintingBOffice.
3. Boggs, Sam, J. R. 1995. Principles of
Sedimentology and Stratigraphy. New Jersey.
Gambar 8. Pemodelan provenance Formasi
University of Oregon, Prentice Hall, Upper
Tapak(Altuway,2019 Saddle River
4. Bolli, H.M., & John B. Saunders. 1985.
KESIMPULAN Oligocene to Holocene low latitude planktic
foraminifera. p. 156-257.
Berdasarkan hasil penelitian lithofacies dan 5. Bouma, A.H., 1962, Sedimentology of Some
provenance di Gumelar, Formasi Tapak, Flysh Deposits, A Graphic Approach to Facies
Kaabupaten Banyumas, Jawa Tengah : Interpretation. Elsevier Co., Amsterdam
• Daerah penelitian dibagi menjadi tiga (3) 6. Dickinson, W.R, dkk. 1983. Provenance of
Satuan, yaitu: Satuan batulempung North American Phanerozoic sandstone in
perselingan batupasir (A), satuan batupasir, relation to tectonic setting. Geological Society
dan Satuan batulempung perselingan of America Bulletin, v. 94, p. 222-235,
batupasir (B). 7. Dickinson, W.R and Suczek C.A. 1979. Plate
• Asosiasi fasies pada batupasir – batulempung Tectonics and Sandstone
khususnya pada Formasi Tapak. Termasuk 8. Dott, R. H, 1964, Wacke, Greywacke and
dalam lithofasies classical turbidite dan matrix-what approach to immature sandstone
massive sandstone. Lithofasies satuan classification, Journal of Sedimentary
batulempung perselingan batupasir “A” dan Petrology, v-34, p625-632
satuan batupasir, diinterpretasikan termasuk 9. Orbigny d', A. D. 1846. Die fossilen
dalam lingkungan pengendapan Smooth Foraminiferen des tertiären Beckens von
Suprafan Of Portion Lobes. Lithofasies satuan Wien. Foraminifères fossiles du bassin
batulempung perselingan batupasir “B” tertiaire de Vienne. 312 p
diinterpretasikan termasuk dalam lingkungan 10. Pettijohn, F. J. 1975. Sedimentary Rocks:
pengendapan smooth – channeled yang berada Harper & Row Publishers, New York -
pada lingkungan pengendapan middle fan Evanston – San Fransisco – London.
dalam setting kipas laut dalam. 11. Phleger, Fred B. & franked L.Parker. 1951,
• Pada Formasi Tapak, memiliki komposisi foraminifera species part II, The
batuan dengan dominansi quartz dan Geological Society of American Memoir
feldspar. Berdasarkan Sampel Sedimen 46
batupasir Formasi Tapak berjenis wacke – 12. Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996, Komisi
arenite berada pada tatanan tektonik recycle Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli
orogen yaitu pada bagian, yang berasal dari Geologi Indonesia (IAGI)
produk trasational continental – interior 13. Walker, R.G., 1978, Deep-water Sandstone
craton dan quartzose recycled. Facies and Ancient Submarine Fans: Model
for Exploration for Stratigraphic Traps,

Page 31
ANALISIS LITHOFACIES DAN PROVENANCE FDI GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS, JAWA TENGAH
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume I, Nomor 1, halaman 25-32, February, 2020
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

American Association of Petroleum


Geologists Bulletin
14. Walker, Roger G., and James, Noel P. 1992.
Facies Models: Response to Sea Level
Change. Geological Association of Canada

Page 32

Anda mungkin juga menyukai