Disusun Oleh
MUHAMAD ALI MA’SUM
C.111.14.0093
Tanah memiliki peran yang sangat penting dalam bidang pekerjaan kontruksi. Tanah yang
ditemukan di lapangan sangat bervariasi dan kualitasnya tidak selalu memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam kontruksi bangunan di atasnya. Penelitian ini mencoba menganalisis besarnya
kekuatan geser dan daya dukung tanah lempung yang distabilkan dengan abu batu bara dan pasir.
Studi stabilisasi bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui hasil data uji Tanah, uji
geser langsung, dan Batas Atterberg dengan campuran 4%, 8%, 12%, 16%.Dari percobaan,
Metode Terzaghi pada tanah liat asli diperoleh qu =6.58 KN/m2, Nilai qu dari daya dukung tanah
dengan campuran 4% = 5.94 KN/m2 , 8% = 5.21 KN/m2 ,12% = 5.61 KN/m2 , dan 16% =
diperoleh nilai qu = 6.62 KN/m2 atau dengan peningkatan untuk qu 0.04 KN/m2. Dari percobaan
Hansen di tanah lempung asli, diperoleh qu = 6.99 KN/m2, nilai daya dukung tanah dengan
campuran 4% = 6.43 KN/m2, 8% = 5.40 KN/m2, 12% = 6.59 KN/m2 dan 16% diperoleh nilai qu
= 6.49 KN/m2 atau dengan penurunan untuk qu = 0.5 KN/m2. Dari percobaan Vesic di tanah
lempung asli, diperoleh qu = 14.75 KN/m2, nilai daya dukung tanah dengan campuran 4% =
12.52 KN/m2, 8% = 10.81 KN/m2, 12% = 13.65 KN/m2 dan 16% diperoleh nilai qu = 14.40
KN/m2 atau dengan penurunan untuk qu = 0.35 KN/m2.
ABSTRACT
Land has a very important role in a field of construction work. The land found in the field
varies greatly and the quality does not always meet the requirements specified in the construction
of buildings above it. This study tries to analyze the amound of shear strength and bearing
capacity of clay which is stabilized with coal ash and sand.
The stabilization study aims to study and find out the results of soil test data, Direct shear
test, and Atterberg limit with a mixture of 4%, 8%, 12%, 16%. From the experiment, the Terzaghi
Method on the original clay was obtained qu = 6.58 KN/m2, qu value of soilbearing capacity with
a mixture of 4% = 5.5.94 KN/m2, 8% = 5.21 KN/m2, 12% = 5.61 KN/m2 and 16% obtained the
quvalue of = 6.62 KN/m2 or with increase for qu by 0.04 KN/m2. From Hansen’s experiments on
native clay soil, it was obtained qu = 6.99 KN/m2, value of soil bearing capacity with a mixture
of 4% = 6.43 KN/m2, 8% = 5.40 KN/m2, 12% = 6.59 KN/m2 and 16% obtained qu value of =
6.49 KN/m2or with a decrease for qu = 0.5 KN/m2. From Vesic experiments on native clay soil,
it was obtained qu = 14.75 KN/m2, qu value of soilbearing capacity with a mixture of 4% = 12.52
KN/m2, 8% = 10.81 KN/m2, 12% = 13.65 KN/m2 and 16% obtained qu value of = 14.40 KN/m2
or with a decrease for qu = 0.35 KN/m2.
x
KATA PENGANTAR
Assalammu’allaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah meberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya dan tak lupa Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan LaporanTugas Akhir ini dengan
baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Penulis sadar bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan, agar LaporanTugas Akhir ini dapat diperbaiki dan bermanfaat bagi
pembaca dikemudian hari. Terima Kasih.
xi
DAFTAR ISI
xiii
4.3.3.Mencari Harga Porositas ....................................................................... 37
4.3.3.Mencari Harga Porositas ....................................................................... 37
4.3.4.Mencari Harga Void Ratio .................................................................... 38
4.3.5.Hasil Analisis perhitungan Derajat kejenuhan Tanah (s)...................... 39
4.4.Pengujian batas-batas Konsistensi (Atterberg Limit) ................................... 40
4.4.1.Batas cair (Liquid Limit) ...................................................................... 40
4.4.2.Batas Plastis (plastic limit).................................................................... 46
4.4.3.Indeks Plastisitas (Plasticity Index) ...................................................... 46
4.5.Sifat Mekanika Tanah ................................................................................... 46
4.5.1.Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test) ................................... 46
4.6.Sistem Klasifikasi Unisfied .......................................................................... 50
4.7.Sieve Analysis (Grain size) .......................................................................... 55
4.7.1.Tujuan ................................................................................................... 55
4.7.2.Alat-alat yang digunakan ...................................................................... 55
4.7.3.Cara kerja .............................................................................................. 56
4.8.Percobaan dengan hidrometer....................................................................... 59
4.8.1.Tujuan percobaan .................................................................................. 59
4.8.2.Alat-alat yang digunakan ...................................................................... 59
4.8.3.Cara kerja .............................................................................................. 59
4.8.4.Prinsip Alat Hidrometer ........................................................................ 59
4.9.Analisis dukung tanah dengan metode Terzaqhi, Hansen & Vesic .............. 64
4.9.1.Analisis Kapasitas dukung Tanah Metode Terzaqhi............................. 65
4.9.2.Analisis Kapasitas dukung Tanah Metode Hansen ............................... 70
4.9.3.Analisis Kapasitas dukung Tanah Metode Vesic.................................. 78
4.10.Hasil pembahasan penelitian ...................................................................... 89
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 97
5.2. Saran ............................................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
Tabel 4.24 Faktor-Faktor Kapasitas Dukung Vesic ....................................................... 80
Tabel 4.25 Faktor Bentuk Pondasi Vesic ....................................................................... 80
Tabel 4.26 Faktor Kedalaman Pondasi Vesic ................................................................. 80
Tabel 4.27 Hasil perhitungan Tanah Asli dengan Metode Vesic .................................. 88
Tabel 4.28 Kesimpulan Hasil Penelitian Tanah Asli ...................................................... 89
Tabel 4.29 Kesimpulan Hasil Penelitian Tanah campuran 4% ...................................... 89
Tabel 4.30 Kesimpulan Hasil Penelitian Tanah campuran 8% ...................................... 90
Tabel 4.31 Kesimpulan Hasil Penelitian Tanah campuran 12% .................................... 90
Tabel 4.32 Kesimpulan Hasil Penelitian Tanah campuran 16% .................................... 91
Tabel 4.33 Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................................ 92
Tabel 4.34 Kesimpulan Hasil Batas Konsistensi Tanah ................................................. 93
Tabel 4.35 Kesimpulan Direct Shear Test Tanah Asli & Bahan campuran ................... 93
Tabel 4.36 Hasil campuran dengan Metode Terzaqhi .................................................... 94
Tabel 4.37 Hasil campuran dengan Metode Hansen ...................................................... 95
Tabel 4.38 Hasil campuran dengan Metode Vesic ......................................................... 96
xvii
DAFTAR GRAFIK
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Masalah
Setiap jenis tanah di setiap daerah pastilah selalu berbeda. Pada sampel
tanah yang diuji pada penelitian ini, mengambil sampel tanah sawah di daerah
Kebonagung, tepatnya di Desa Prigi. Jenis tanah di daerah tersebut berupa tanah
lempung yang sangat basah, karena saat pengambilan sampel, galian tanah untuk
mengambil tanah uji digenangi oleh air.
Seperti yang diketahui, jenis tanah lempung mempunyai daya dukung
tanah yang tidak begitu besar. Hal itu menjadi salah satu problem atau masalah
yang selalu dihadapi saat melakukan pembangunan suatu bangunan baik gedung
maupun rumah. Terutama untuk pembuatan pondasi, karena daya dukung tanah
yang baik sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pondasi pada tanah yang stabil.
Beberapa upaya dilakukan untuk memperoleh stabilitas tanah dengan
melakukan uji laboratorium pada sampel tanah yang telah diambil. Pencampuran
abu batu bara dan pasir dengan variasi 0%, 4%, 8%, 12%, dan 16%. Dengan
banyaknya variasi pada uji laboratorium, dapat membandingkan pengaruh
penambahan campuran serta memperoleh komposisi campuran terbaik yang
dapat meningkatkan daya dukung tanah.
1.3 Maksud
Analisa ini diharapkan untuk mengetahui klasifikasi tanah daerah Desa
Prigi Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak berdasarkan sifat fisik dan
mekanis tanah lempung. Mengetahui pengaruh penambahan abu batu bara dan
pasir terhadap kekuatan daya dukung tanah lempung sebagai bahan campuran
dan menganalisa berapa persen campuran abu batu bara dan pasir agar
memperoleh hasil yang maksimal.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menentukan nilai sifat tanah diantaranya kadar air tanah (w), berat jenis
tanah (Gs), porositas tanah (n), angka pori-pori tanah (e), dan derajat
kejenuhan tanah (s), Kohesi (c), sudut gesek (Q), berat volume tanah basah
(yb), berat volume tanah kering (yd), liquid limit (LL), plastic limit (PL),
analisis saringan
2. Analisis data terhadap hasil uji/ hasil ukur/ hasil kalibrasi yang dilakukan
di laboraturium mekanika tanah yang meliputi identifikasi verifikasi datan
primer, uji soil test, uji specific graffiti (Gs), uji direct shear test, uji sieve
analysis, percobaan hydrometer dan percobaan atterberg limit.
3. Analisis daya dukung tanah dengan menggunakan rumus, Terzaghi
4. Mengetahui kesimpulan dari kekuatan daya dukung tanah pada daerah
Batang, Sehingga tanah tersebut layak untuk dibangun suatu kontruksi
1.5 Manfaat
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Diharapkan hasil daya dukung tanah yang lebih baik dari pada tanah
aslinya.
2. Mengetahui daya dukung tanah di Daerah Desa prigi,Kecamatan
Kebonagung, Kabupaten Demak terhadap campuran abu batu bara
dan pasir serta diharapkan pula dapat menjadi referensi guna
merencanakan pondasi untuk bangunan konstruksi di daerah Daerah
Desa Prigi, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten, Demak.
1.6 Keaslian
Penelitian dengan menggunakan abu batu bara dan pasir untuk stabilisasi
tanah belum pernah dilakukan.
3
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Umum
Butiran lempung lebih halus dari lanau, merupakan kumpulan butiran mineral
kristalin yang bersifat mikroskopis dan berbentuk serpihan-serpihan atau pelat-pelat.
Material ini bersifat plastis, kohesif dan mempunyai kemampuan menyerap ion. Sifat
tersebut sangat dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanah. Tanah terdiri dari 3
komponen, yaitu: air, udara dan bahan padat. Udara dianggap tidak mempunyai
pengaruh teknis, sedang air sangat mempengaruhi sifat teknis tanah. Ruang diantara
butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga
tersebut terisi air seluruhnya, tanah dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila rongga terisi
oleh air dan udara, tanah pada kondisi jenuh sebagian (partially saturated).
4
Gambar 2.1 Diagram Fase Tanah
Sumber : Hardiyatmo,2000 Teknik Pondasi 1
dengan:
Va = volume udara
Vw = volume air
Vs = volume butiranpadat
Vv = volume rongga pori = Va + Vw
V = volume total = Vv + Vs
Istilah umum yang dipakai untuk hubungan berat adalah kadar air (water
content), berat volume (unit weight) dan berat jenis (specific gravity). Definisi dari
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kadar Air
Disebut juga water content didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air
dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki.
𝑊
w= x 100 % …………………………………………………( 2.1 )
𝑊
𝑊
γd = ……………………………………………...…. ( 2.3 )
𝑉
5
3. Berat Jenis (specific gravity, Gs)
𝛄
Gs = ………………………….…………………..…….( 2.4 )
𝛄
W = Ws + Ww
Ws = berat butiran padat
Ww = berat air
γw = berat volume air
a. Kombinasi Campuran
Dalam penelitian ini sampel uji terdiri dari masing-masing material asli dan campuran
yang dibuat berdasarkan variasi penambahan abu batu bara dan pasir, penambahannya
berdasarkan prosentase perbandingan berat abu batu bara dengan tanah lempung dan
perbandingan abu batu bara dengan pasir, Lama waktu pemeraman ditentukan yaitu 0
dan 4 hari yang kemudian sampel berdasarkan variasi penambahan bahan campuran dan
6
lama waktu pemeraman dibuat 2 sampel yang sama. Dari kombinasi campuran pada
ketiga jenis, tanah yang ada akan kami diperoleh pengaruh abu batu bara dan pasir
terhadap perbaikan tanah dasar.
b. Pengujian Sampel
Tentukan indeks properties tanah. Sifat-sifat indeks ini diperlukan untuk
mengklasifikasikan tanah dalam menentukan jenis bahan stabilisasi dengan serbuk
pengikat yang sesuai dan menentukan perkiraan awal jumlah kadar bahan serbuk
pengikat yang perlu ditambahkan ke dalam tanah yang akan distabilisasi.
Pengujian indeks ini adalah sebagai berikut:Batas cair ( LL), sesuai dengan SNI 03-
1967-1990; Batas plastis dan indeks plastisitas sesuai dengan SNI 03-1966- 1990,Berat
jenis tanah sesuai dengan SNI 03-1964-2008/ASTMD85488(72)Kadar air sesuai
dengan ASTM D 2216-(71) Analisa saringan sesuai dengan SNI 03- 1968-1990
Analisis hidrometer, sesuai dengan SNI 03-3423-1994
a) Menyiapkan benda uji;
1) Siapkan contoh tanah yang kering udara dengan cara digemburkan. Apabila
contoh tanah dalam kondisi basah, pengeringan dapat dilakukan dengan
mengangin-anginkan (air-dry).
2) Ambil contoh tanah yang lolos saringan No.4 (4,75 mm) dan disimpan dalam
kantong pada temperature ruangan. Jika tanah tersebut mengandung agregat
tertahan No 4 (4,75 mm) maka ambil material tanah yang lolos saringan 19 mm
tetapi mengandung bahan yang tertahan saringan No.4 (4,75 mm) maksimum.
35%. Berat contoh tanah disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing
standar pengujian yang akan diterapkan.
3) Ambil contoh tanah secukupnya untuk pengujian kadar air awal (SNI 03-1965-
1990).
b) Lakukan uji pemadatan ringan atau pemadatan berat, jika diperlukan, untuk
mendapatkan kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum Lakukan uji
kekuatan tanah dengan uji kuat tekan bebas. Lakukan uji kekuatan tanah dengan uji
kuat tekan bebas sesuai dengan SNI 03-3638-1994 atau uji CBR sesuai dengan
SNI-1744-1989. Pengujian untuk tanah berbutir halus dianjurkan menggunakan uji
kuat tekan bebas, sedangkan uji CBR digunakan untuk tanah berbutir
kasar.Analisis butiran dari grafik diatas, hasil uji analisa diatas kemudian presentasi
tanah lolos tersebut diplotkan kedalam klasifikasi tanah sistem USCS sehingga
7
diketahui jenis tanah yang diuji termasuk dalam klasifikasi tanah lempung
inorganic, dengan tingkat Plastisitas Tinggi (CH). Batas butir kasar dan tanah butir
halus adalh ayakan no.200 (0,075 mm). Jadi pada kurva tersebut tanah berbutir
halus = 80,52% dan tanah butir kasar = 19,48%.
8
pengembangan yang maksimum, yang berarti tanah dan cetakan direndam didalam air
selama 4 hari.
11
2.10.2 Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara
daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah dengan
diameter silinder 3,2 mm mulai retak-retak ketika digulung
12
2.11.1 Klasifikasi Tanah Unified
Pada sistem Unified, suatu tanah diklasifikasikan ke dalam tanah berbutir
kasar (kerikil dan pasir) jika lebih dari 50 % tinggal dalam saringan nomer
200, dan sebagai tanah berbutir halus (lanau dan lempung) jika lebih dari 50
% lewat saringan 200. Yang selanjutnya tanah diklasifikasikan dalam
sejumlah kelompok dan sub kelompok.
Tabel 2.2. Sistim Klasifikasi Tanah ( ASTM D 2487 – 66T )
15
menjadi 2 bagian yang sama. Tegangan normal pada benda uji diberikan dari atas kotak
geser. Gaya geser diterapkan pada setengah bagian atas dari kotak geser, untuk
memberikan geseran pada tengah-tengah benda ujinya.
Tegangan normal dapat dihitung dengan persamaan :
σ (tegangan normal) = …………………………………………………….………(2.6)
Tegangan geser yang melawan pergerakan pergeseran geser dapat dihitung dengan
persamaan :
τ( tegangan geser) = ………………………………………………………………(2.7)
16
bidang-bidang gesernya. Apabila beban yang bekerja pada tanah pondasi telah
melampaui daya dukung batasnya, tegangan geser yang ditimbulkan didalam
tanah pondasi melampaui ketahanan geser tanah pondasi maka akan berakibat
keruntuhan geser dari tanah pondasi. Analisis kapasitas dukung, dilakukan
dengan cara pendekatan untuk memudahkan hitungan. Persamaan-persamaan
yang dibuat, dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang
terjadi saat keruntuhan.
Gambar 2.7 Tekanan pada tanah akan menyebabkan keruntuhan dan menimbulkan tekanan
aktif dan pasif sehingga tanah menggeser ke samping.
Pada gambar di atas disederhanakan dan dianggap sebagai berikut:
Bidang longsoran dianggap garis lurus.
Yang mendorong tekanan aktif, yang melawan tekanan pasif.
Muka tanah dianggap satu bidang dengan dasar pondas, berat tanah setebal Df
dianggap beban terbagi rata q = Df γ kN/m2
Dianggap tekanan aktif dan pasif pada bidang vertikal fiktif KM sebagai berikut,
17
KM = H = B tg(45 – φ/2) = B
Gambar 2.8 Tekanan aktif dan pasif yang disebabkan tekanan normal. Pada keadaan ultimit
sama dengan kondisi seimbang yang terakhir sebelum runtuh σ = σ untuk lebar a meter
maka didapat :
Dengan H = B
Oleh Terzaqhi digunakan rumus dengan bentuk persamaan /b/ tetapi nilainya tidak
sama persis seperti persamaan /a/, diadakan koreksi mengingat Bidang longsor buang
garis lurus Diperhitungkan terhadap 3 macam bentuk pondasi
Persegi ( square)
Bulat ( Round )
Lajur ( Continuous )
Dibedakan keadaan : Kondisi general shear
Ditulis dalam 3 buah Rumus ;
General Shear
1. Continuous footing
σult = c. Nc + q. Nq + 0,5 B . γ Nγ
2. Square footing
σult = 1,3 c . Nc + q. Nq + 0,4 B . γ Nγ
3. -Round footing
18
σult = 1,3 c. Nc + q. Nq + 0,3 B.γ Nγ
Rumus di atas agak disederhanakan menjadi rumus :
General Shear :
σult = α c.Nc + q.Nq+β B.γ Nγ
Dalam rumus tersebut :
1) α dan β adalah faktor bentuk pondasi dimana
Tabel 2.3 Faktor Bentuk Pondasi, Sumber : Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi 1
19
Qu = komponen vertikal ultimit
B = lebar pondasi (m)
L’, B = panjang dan lebar efektif pondasi (m)
= berat volume tanah (kN/m3)
C = kohesi tanah (kN/m2)
Po = tekanan overburden di dasar pondasi (kN/m2)
scsqs = faktor-faktor bentuk pondasi
dcdqd = faktor-faktor kedalaman pondasi
iciqi = faktor-faktor kemiringan beban
bcbqb = faktor-faktor kemiringan dasar
gcgqg = faktor-faktor kemiringan permukaan
NcNqN = faktor-faktor kapasitas dukung Hansen.
Nilai faktor daya dukung lainnya terdapat pada tabel 2.4. Dalam perhitungan faktor
kemiringan beban nilai kohesi c diganti dengan nilai ca (adhesi) apabila dasar
pondasi tidak terlalu kasar. Nilai adhesi ca ini diperoleh dari mengalikan faktor
adhesi dengan nilai kohesi.
Tabel 2.4. Faktor Daya Dukung Hansen (Sumber : Hary C.H., 2002),Mekanika
Tanah 1
φ (°) Nc Nq Nγ φ (°) Nc Nq Nγ
0 5,14 1,00 0,00 26 22,25 11,85 7,94
1 5,38 1,09 0,00 27 23,94 13,20 9,32
2 5,63 1,20 0,01 28 25,80 14,72 10,94
3 5,90 1,31 0,02 29 27,86 16,44 12,84
4 6,19 1,43 0,05 30 30,14 18,40 15,07
5 6,49 1,57 0,07 31 32,67 20,63 17,69
6 6,81 1,72 0,11 32 35,49 23,18 20,79
7 7,16 1,88 0,16 33 38,64 26,09 24,44
8 7,53 2,06 0,22 34 42,16 29,44 28,77
9 7,92 2,25 0,30 35 46,12 33,30 33,92
10 8,34 2,47 0,39 36 50,59 37,75 40,05
11 8,80 2,71 0,50 37 55,63 42,92 47,38
12 9,28 2,97 0,63 38 61,35 48,93 56,17
13 9,81 3,26 0,78 39 67,87 55,96 66,76
14 10,37 3,59 0,97 40 75,31 64,20 79,54
15 10,98 3,94 1,18 41 83,86 73,90 95,05
16 11,63 4,34 1,43 42 93,71 85,37 113,96
17 12,34 4,77 1,73 43 105,11 99,01 137,10
18 13,10 5,26 2,08 44 118,37 115,31 165,58
19 13,93 5,80 2,48 45 133,87 134,87 200,81
20 14,83 6,40 2,95 46 152,10 158,50 244,65
21 15,81 7,07 3,50 47 173,64 187,21 299,52
22 16,88 7,82 4,13 48 199,26 222,30 368,67
23 18,05 8,66 4,88 49 229,92 265,50 456,40
24 19,32 9,60 5,75 50 266,88 319,06 568,57
20
Hansen menganalisa daya dukung dalam kondisi plane strain seperti yang dilakukan
Meyerhof dimana analisa ini hanya dapat digunakan apabila pondasi berbentuk
memanjang tak berhingga. Oleh karena itu, Hansen menyarankan adanya koreksi
sudut geser dalam sehingga nilai sudut geser dalam φ ps = 1,1 φtr dengan φ ps
adalah sudut geser dalam yang digunakan dalam perhitungan daya dukung tanah
dan φ Dr adalah sudut geser dalam dari uji triaksial.
Menurut Vesic (2003), fase-fase keruntuhan fondasi pada pembebanan yang berangsur-
angsur :
Fase I. Saat awal penerapan beban, tanah di bawah fondasi turun yang diikuti oleh
deformasi tanah ke arah lateral dan vertikal kebawah. Sejauh beban yang diterapkan
relatif kecil, penurunan yang jadi kira-kira sebanding dengan besarnya beban yang
diterapkan. Dalam keadaan ini, tanah masih dalam kondisi keseimbangan elastis.
Massa tanah yang terletak di bawah fondasi mengalami kompresi atau pemadatan
yang mengakibatkan kenaikan kuat geser tanah, sehingga menambah kapasitas
dukungnya.
Fase II. Pada penambahan beban selanjutnya, baji tanah terbentuk tepat di dasar
fondasi dan deformasi plastis tanah menjadi semakin nampak. Gerakan tanah pada
kedudukan plastis dimulai dari tepi fondasi. Dengan bertambahnya beban. zona plastis
berkembang. Gerakan tanah ke arah lateral menjadi semakin nyata yang diikuti oleh
retakan lokal dan geseran tanah di sekeliling tepi fondasi. Dalam zona plastis, kuat
geser tanah sepenuhnya berkembang untuk rnenahan beban yang bekerja.
Fase III. Fase ini dikarakteristikkan oleh kecepatan deformasi yang semakin
bertambah seiring dengan penambahan beban. Deformasi tersebut diikuti oleh gerakan
tanah ke luar yang disertai dengan menggelembungnya tanah permukaan, dan kemudian
tanah pendukung fondasi mengalami keruntuhan dengan bidang runtuh yang
berbentuk lengkungan dan garis, yang disebut bidang geser radial dan bidang geser
linier.
Berdasarkan hasil uji model, Vesic (2003) membagi mekanisme keruntuhan fondasi
menjadi 2 macam
21
(1) Keruntuhan geser umum (general shear failure)
(2) Keruntuhan geser lokal (local shear failure).
Analisis kapasitas daya dukung dilakukan dengan cara pendekatan untuk
mempermudah perhitungan-perhitunganya. Persamaan-persamaan yang dibuat
dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat
keruntuhan . Vesic menyarankan penggunaan faktor-faktor kapasitas daya
dukung yang diperoleh oleh beberapa peneliti. Persamaan kapasitas daya
dukung Vesic (2005) selengkapnya memberikan pengaruh-pengaruh seperti
kedalaman, bentuk pondasi, kemiringan dan eksentrisitas beban, kemiringan
dasar dan kemiringan permukaan.
𝑄𝑢
Qu = = sc.dc.ic.bc.gc.cNc + sq.dq.iq.bq.gq.po.Nq + s.d. i.b.g.0,5 .B N
𝐵′𝐿′
Dengan :
Qu = komponen vertikal ultimit
B = lebar pondasi (m)
L’, B’ = panjang dan lebar efektif pondasi (m)
= berat volume tanah (kN/m3)
C = kohesi tanah (kN/m2)
Po = tekanan overburden di dasar pondasi (kN/m2)
scsqs = faktor-faktor bentuk pondasi
dcdqd = faktor-faktor kedalaman pondasi
iciqi = faktor-faktor kemiringan beban
bcbqb = faktor-faktor kemiringan dasar
gcgqg = faktor-faktor kemiringan permukaan
NcNqN = faktor-faktor kapasitas dukung Vesic
22
Tabel 2.5 Faktor bentuk pondasi Vesic ,Sumber : Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi 1
Pondasi memanjang Pondasi empat Pondasi bujur
Faktor bentuk persegi panjang sangkar atau
lingkaran
Sq 1 1 + (B/L) tg φ 1 + tg φ
Tabel 2.6 Faktor bentuk pondasi Vesic, Sumber : Hardiyatmo, 2006, Teknik Pondasi 1
Nilai Keterangan
Faktor bentuk
Hansen, Vesic Jika dasar pondasi miring atau pondasi pada lereng atau bila
D/B > 1
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Selesai
24
3.1 Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai melakukan penelitian,pertama kali dalam persiapan yang
dilakukan adalah konsultasi ke dosen pembimbing untuk mengetahui langkah-
langkahnya. Selanjutnya pembuatan proposal, pengambilan benda uji di lapangan,
pengambilan bahan aditif atau bahan untuk stabilisasinya, persiapan untuk bahan di
laboratorium.
25
b) Berat jenis tanah (Gs), standar ASTM D 854-72
c) Batas konsistensi tanah
- Batas cair (LL), dalam persen (%) standar ASTM D 423-66
- Batas plastis (PL), dalam persen (%) standar ASTM D 424-74
d) Kohesi (c), dalam (kg/cm2) didapat dari Uji Geser Langsung (ASTM D 3080)
e) Sudut geser dalam (φ), dalam derajat (º ) didapat dari Uji Geser Langsung
(ASTM D 3080)
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
27
Perhitungan kadar air (w) Tanah Asli:
Ww x
w=
Ws 100%
W2 - W3 x
w=
W3 - W1 100%
62,35 - 40,6
w= x 100%
40,6 - 16,2
w = 89,13%
Dari pengujian dan perhitungan didapat kadar air tanah Desa Prigi Kebonagung
Demak Jawa Tengah sebesar 89,13 %.
w = 82,59 %
Ww x
w=
Ws 100%
W2 - W3 x
w=
W3 - W1 100%
56,83 –40,3
w= x 100%
40,3 – 16,1
w = 68,30%
28
Perhitungan kadar air (w) Campuran 12 %:
Ww
w= x 100%
Ws
W 2 - W3
w= x 100%
W 3 - W1
54,76 – 40,1
w= x 100%
40,1 – 16
w = 60,82 %
Ww
w= x 100%
Ws
W 2 - W3
w= x 100%
W 3 - W1
54,44– 40,3
w= x 100%
40,3 – 16,4
w = 59,16 %
o
Suhu air t o
o
Gs (30,2 ) = Gs (t ) x
Suhu air 30,2 o
29
Tabel 4.2.Hasil Uji Berat Jenis dan Harga Air Tanah Asli
dengan campuran Abu Batu bara dan Pasir
No Pengujian Tanah asli 4% 8% 12% 16%
1 picnometer no. 5 1 2 3 4
2 berat picnometer 26,8 26,6 26,7 27,1 30,2
kosong
3 Beratpicnometer 70,7 70,5 70.6 80,1 80,2
+aquadest
4 ukur suhu 28˚c= 29,1˚c= 29,3˚c= 29˚c= 28,5˚c=
1,00374 1,00406 1,00408 1,00400 1,00387
5 Hargaair picnometer 44,064 44,079 44,179 53,212 50,193
Mencari Harga Gs / Spesific Gravity
6 berat picnometer+tanah kering 57,75 57,72 56,81 60,59 61,55
7 berat picnometer+tanah 91,15 91,1 90,25 92 91,12
kering+aquadest
8 ukur suhu 29,2˚c= 30˚c= 29˚c= 28,8˚c= 29˚c=
1,00406 1,00420 1,00400 1,00395 1,00414
9 GS 2,939 2,497 2,932 1,544 1,529
30
c = 57,75 gr
d = 91,15 gr
t2˚ = 29,2˚ = 1,00406
c-a
Gs =
w' - (d - c)t2c
57,75 -26,8
44,064-(91,15-57,75).1,00406
= 2,939
31
t2˚ = 29˚=1,00400
c-a
Gs =
w' - (d - c)t2c
56,81-26,7
44,079 -(90,25-56,81).1,00400
= 2,932
60,59-27,1
53,212-(92-60,59).1,00395
= 1,544
32
c-a
Gs =
w' - (d - c)t2c
61,55-30,2
50,193-(91,12-61,55).1,00414
= 1,529
33
UntukPerhitungan Tanah Asli
Volume Void :21,75 cm³
- BeratTanah Kering : 24,4 gr
- Gs : 2,939
Vs 24,4
2,939
=8,30 cm³
γb = 21,75 24,4
(21,75 8,30)
= 1,53 gr/cm³
b
γd =
1 w
= 1,53
1 0,89
= 0,80 gr/cm³
UntukCampuran4%
- Volume Void : 20,4 cm³
- BeratTanah Kering : 24,7 gr
- Gs : 2,497
Vs = 24,7
2,497
= 9,89 cm³
20,4 24,7
γb =
(20,4 9,89)
= 1,48 gr/cm³
34
b
γd =
1 w
= 1,48
1 0,82
=0,81 gr/cm³
Untuk Campuran 8%
- Volume Void : 16,53 cm³
- Berat Tanah Kering :24,2 gr
- Gs : 2,932
Vs = 24,2
2,932
= 8,25cm³
16,53 24,2
γb =
(16,53 8,25)
= 1,64gr/cm³
b
γd =
1 w
= 1,64
1 0,68
= 0,97 gr/cm³
Untuk Campuran 12 %
- Volume Void : 14,66 cm³
- BeratTanah Kering : 24,1 gr
- Gs : 1,544
35
24,1
Vs =
1,544
= 15,60 cm³
γb = 14,66 24,1
14,66 15,60
=1,28 gr/cm³
b
γd =
1 w
= 1,28
1 0,60
= 0,80 gr/cm³
UntukCampuran 16%
- Volume Void : 14,14 cm3
- Berat Tanah Kering : 23,9 gr
- Gs : 1,529
Vs = 23,9
1,529
= 15,63 cm³
γb = 14,14 23,9
(14.14 15,63)
= 1,27 gr/cm³
b
γd =
1 w
1,27
=
1 0,59
= 0,79 gr/cm³
36
4.3.3. Mencari Harga Porositas
`Tabel 4.4.Tabel Perhitungan Harga Porositas Tanah Asli dengan Campuran Abu
Batu bara dan Pasir
d
n=1- x 100%
Gs
γd = 0,80 gr/cm³
Gs = 2,939
n = 1 - 0,80 x 100%
2,939
= 26,22 %
Untuk Campuran 4%
γd = 0,81 gr/cm³
Gs = 2,497
n= 1- 0,81 x 100%
2,497
= 31,43 %
Untuk Campuran 8%
γd = 0,97gr/cm³
Gs = 2,932
37
n= 1- 0,97 x 100%
2,932
= 32,08 %
n = 1 - 0,80 x 100%
1,544
= 50,81%
γd = 0,79 gr/cm³
Gs = 1,529
n = 1 - 0,79 x 100%
1,529
= 50,66%
n
e=
(1 - n)
UntukTanah asli
e = 26,22
1 - 26,22
= 1,039
UntukCampuran 4%
38
e = 31,43
1 - 31,43
= 1,032
UntukCampuran8%
e = 32,08
1 - 32,08
= 1,032
UntukCampuran 12%
e = 50,81
1 - 50,81
= 1,020
UntukCampuran 16%
50,66
e =
1 - 50,66
= 1,020
39
Jika tanah dalam kondisi jenuh air maka nilai derajat kejenuhan adalah sama
dengan 1, karena volume rongga pori dalam tanah seluruhnya terisi oleh air jadi
besarnya volume rongga pori (Vv) sama dengan besarnya berat air (Ww).
Hubungan antara berat jenis tanah (Gs), angka pori tanah (e), dan kadar air tanah
(w) terlihat dalam persamaan berikut ini,
w x Gs
S = x 100%
e
dengan :
S = Derajat kejenuhan tanah (%)
w = Kadar air tanah (%)
Gs = Berat jenis tanah (specific gravity) (gram/cm3)
e = Angka pori tanah
40
Tabel 4.7.Hasil Pengujian Batas CairTanah asli (Liquid Limit)
1 No. Pengujian 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 32 28 23 19
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
Kadar Air
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Banyak Ketukan
41
Tabel 4.8.Hasil Pengujian Batas Cair campuran 4 % (Liquid Limit)
1 No. Pengujian 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 31 29 21 18
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
Kadar Air
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Banyak Ketukan
42
Tabel 4.9.Hasil Pengujian Batas Cair campuran 8 % (Liquid Limit)
1 No. Pengujian 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 31 29 23 18
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
Kadar Air
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Banyak Ketukan
43
Tabel 4.10.Hasil Pengujian Batas Cair campuran 12 % (Liquid Limit)
1 No. Pengujian 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 32 28 21 17
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
Kadar Air
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Banyak Ketukan
44
Tabel 4.11.Hasil Pengujian Batas Cair campuran 16 % (Liquid Limit)
1 No. Pengujian 1 2 3 4
2 Banyaknya Ketukan 29 27 19 15
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
Kadar Air
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Banyak Ketukan
45
4.4.2. Batas Plastis (plastic limit)
Batas plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara
daerah plastis dan semi padat.
Tabel 4.12.Hasil Pengujian Batas Plastis
3 Berat Kaleng + Tanah Basah (gr) 23,15 18,75 22,43 18,75 20,00
4 Berat Kaleng + Tanah Kering (gr) 22,40 17,70 21,30 18,20 19,09
5 Berat Air (gr) 0,75 1,05 1,13 0,55 0,91
6 Berat Kaleng Kosong (gr) 16,40 16,00 16,03 15,65 16,00
7 Berat Tanah Kering (gr) 6,75 5,25 5,27 2,55 3,09
8 Kadar Air (Wa/Wt) x 100% 11,11% 20,00% 21,44% 21,57% 29,45%
46
pada sampel benda uji tanah campuran dengan jumlah sampel sebanyak 3
buah, yaitu untuk beban 2,01 kg, 6,03 kg, dan 10,06 kg.
1. Data Benda Uji Laboratorium:
Berat ring = 0,70 kg
Diameter penampang sample = 6,3 cm
Luas penampang (F) = ¼ .π . D² = 31,17 cm²
Angkakalibrasi = 0,2
Berat beban 1 = 2,01 kg/cm²
Berat beban 2 = 6,03 kg/cm²
Berat beban 3 = 10,06 kg/cm²
Beban normal 1 = 2,01 kg/cm²
Beban normal 2 = 6,03 kg/cm²
Beban normal 3 = 10,06 kg/cm²
2. Rumus Perhitungan:
Beban normal beban ring
Tegangan normal (σn)
F
Pembacaan dial x kalibrasi (0,20)
TeganganGeser (σs)
F
47
Tabel 4.14. Data Perhitungan Direct Shear TestTabel Tanah dengan
Bahan Campuran Abu batu bara dan Pasir
Tanah Berat Tegangan Tegangan
dengan No.Uji Beban Berat ring F (cm²) Bacaan Normal Geser
Campuran Normal (kg) Dial (kg/cm²) (kg/cm²)
I 2,01 0,7 31,17 4 0,087 0,026
Tanah
II 6,03 0,7 31,17 9 0,216 0,058
Asli
III 10,06 0,7 31,17 14 0,346 0,090
Tabel 4.15. Kesimpulan Hasil Direct Shear Test Tanah Asli & Bahan Campuran
Φ
Bahan C (cohesi) (kg/cm2)
(o)
4% 9 0.030
8% 5 0.042
12 % 10 0.035
16 % 8 0.055
48
0,2
0,15
0,05
0
0,087 0,216 0,346
Tegangan Normal
0,2
0,15
Tegangan Geser
0,1
0,05
0
0,087 0,216 0,346
Tegangan Normal
0,2
0,15
Tegangan Geser
0,1
0,05
0
0,087 0,216 0,345
Tegangan Normal
49
0,2
Tegangan Geser
0,15
0,1
0,05
0
0,087 0,216 0,346
Tegangan Normal
0,2
Tegangan Geser
0,15
0,1
0,05
0
0,087 0,216 0,346
Tegangan Normal
50
1. Hasil Klasifikasi Tanah asli
Diagram Plastisitas
Untuk mengklarifikasi
kadar butiran halus dan
berbutir kasar.
Batas atterberg yang
termasuk dalam daerah
yang diarsir berarti
batasan klarifikasinya
menggunakan 2 simbol
Batas Cair
LL (%)
51
berviskositas rendah (MH). Batasan Indeks Platisitas menurut Atterberg sama
seperti tanah asli tanah tersebut memilki sifat plastisitas tinggi, lempung dan
berkohesi.
Diagram Plastisitas
Untuk mengklarifikasi
kadar butiran halus dan
berbutir kasar.
Batas atterberg yang
termasuk dalam daerah
yang diarsir berarti
batasan klarifikasinya
menggunakan 2 simbol
Batas Cair
LL (%)
52
Diagram Plastisitas
Untuk mengklarifikasi
kadar butiran halus
dan berbutir kasar.
Batas atterberg yang
termasuk dalam daerah
yang diarsir berarti
batasan klarifikasinya
menggunakan 2 simbol
Batas Cair
LL (%)
53
Diagram Plastisitas
Untuk mengklarifikasi
kadar butiran halus dan
berbutir kasar.
Batas atterberg yang
termasuk dalam daerah
yang diarsir berarti
batasan klarifikasinya
menggunakan 2 simbol
Batas Cair
LL (%)
54
Diagram Plastisitas
Untuk mengklarifikasi
kadar butiran halus dan
berbutir kasar.
Batas atterberg yang
termasuk dalam daerah
yang diarsir berarti
batasan klarifikasinya
menggunakan 2 simbol
Batas Cair
LL (%)
55
4.7.3 Cara Kerja
1. Percobaan Pendahuluan
Kita ambil sample tanah sebesar 100 gr.
Sample tanah kita rendam dengan air selama 24 jam.
Setelah direndam, sample tadi kita cuci dengan saringan Ø = 0,075
mm
Sample yang kita cuci tadi,setelah larutan yang lolos lewat saringan
airnya sudah jernih,pekerjaan kita hentikan.
Sample yang tertinggal diatas saringan oven,sedangkan Lumpur yang
lolos lewat saringan kita lakukan percobaan Hydrometer.
2. Percobaan Sieve analysis ( grain size )
Sample yang tinggal diatas saringan setelah dioven dan kering kita
timbang beratnya.
Selisih,berat sample kering sebelum dicuci dan sample setelah dicuci
adalah lumpurnya
Kemudian sample kita ayak dengan saringan terdiri dari saringan
ukuran diameter ukuran ( Ø 4,75 ) sampai ukuran yang paling besar (
Ø 0,075 mm ).
Setiap sample yang tertinggal dalam saringan kita tinggal ambil dan
kita timbang, sehinnga dapat ditentukan besranya prosentase.
Rumus :
a
Prosentase = —— x 100 %
b
Dimana :
a = Berat butiran yang tertinggal dalam saringan.
b = Berat mula – mula seluruhnya
- Pekerjaan begitu selanjutnya sampai pada saringan paling halus
( saringan paling bawah ).
56
Tabel 4.16 Data Perhitungan Sieve Analysis untuk tanah asli :
Diameter Saringan Butiran Yang Tertinggal
No
(mm) (gr)
1 4,75 0,9
2 2,00 1
3 1,18 0,2
4 0,85 1,3
5 0,42 1,3
6 0,30 1,8
7 0,18 2,6
8 0,15 1,5
9 0,075 1,9
Perhitungan Tanah Asli
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan. Untuk
tanah asli berat tanah kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,9 Gr
Prosentase = 0,9 X 100 % = 0,9 %
100
2. Diameter saringan = 2,00 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1 Gr
Prosentase = 1 X 100 % = 1 %
100
3. Diameter saringan = 1,18 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 0,2 Gr
Prosentase = 0,2 X 100 % = 0,2 %
100
4. Diameter saringan = 0,85 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,3 Gr
Prosentase = 1,3 X 100 % = 1,3 %
100
57
100
6. Diameter saringan = 0,30 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,8 Gr
Prosentase = 1,8 X 100 % = 1,8 %
100
7. Diameter saringan = 0,18 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 2,6 Gr
Prosentase = 2,6 X 100 % = 2,6 %
100
8. Diameter saringan = 0,15 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,5 Gr
Prosentase = 1,5 X 100 % = 1,5 %
100
9. Diameter saringan = 0,075 Mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 1,9 Gr
Prosentase = 1,9 X 100 % = 1,9 %
100
58
4.8 PERCOBAAN DENGAN HYDROMETER
4.8.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui butiran yang lolos lewat
saringan no.200 ( ø 0,074 mm ) atau dengan kata lain untuk mengetahui
prosentase kandungan lumpur yang di kandung oleh tanah.
4.8.2 Alat – alat yang digunakan
- Alat Hydrometer
- Gelas ukur 1000 ml
- Stop wacth
- Cawan
4.8.3 Cara Kerja
- Tanah yang lolos dari saringan no.200 ( ø 0,074 mm )masih bercampur
dengan air kemudian sample kita biarkan mengendap dan air sebagian kita
buang.
- Endapan lumpur sebagian kita masukkan ke dalam gelas ukur, yang
kemudian kita kocok – kocok sampai betul – betul homogen,disamping itu
persiapan alat hydrometer dan juga stop wacth.
- Alat hydrometer ini kita dapati strip – strip yang terbaca dari titik nol.
- Pembacaan ini kita mulai saat sample masih dalam keadaan homogen serta
waktu dalam 0 detik.
- Kita usahakan air agak tenang sehingga pembacaan dapat jelas, demikian
pembacaan dilakukan berturut – turut dengan interval waktu yang sudah
ditentukan yaitu pada 0’, ¼’, ½’, 1’, 2’, 5’, 10’ dan 48’ sampai hydrometer
menunjukkan angka nol ( 0 ).
4.8.4 Prinsip Alat Hydrometer
Alat hydrometer ini makin lama bergerak turun kebawah jika lumpur
makin mengendap, sehingga alat hydrometer pada waktu tertentu
menunjukkan angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah mengendap.
Rumus Perhitungan Hydrometer :
59
1. Z=a–b
2. 7
D = ( 106 x 10ˉ x Z/t )½
Selisih pembacaan dua strip
3. Prosentase : ———————————— x n %
Jumlah selisih dua strip
Dimana :
a = tinggi alat hydrometer, yang diukur dari titik berat ujung Hydrometer
sampai permukaan hydrometer yang tidak terendam oleh air ( antara 24 – 26
cm ).
b = strip yang terbaca.
t = interval waktu pembacaan
n = prosentase kadar lumpur
D = diameter butiran.
60
1. t= 0 Detik
z= 26-5.4* 0,2 = 20,6
D= (106 x 10^-7 z/t)^0,5 = 0
Pr= 0/5,4 87.5 = 0 %
Pf= 87.5 - 0 = 87.5 %
2. t= 15 Detik
z= 26-5.4* 0,2 = 20,6
D= (106*10^-7*20.6/15)^0,5 = 0,00381 mm
Pr= 0/5,4 87.5 = 0 %
Pf= 87.5 - 0 = 0 %
3 t= 30 Detik
z= 26-5.2* 0,2 = 20,8
D= (106*10^-7*20.8/30)^0,5 = 0,00271 mm
Pr= 0.2/5.4 87.5 = 3,24074 %
Pf= 87.5 - 3,24074 = 84,25926 %
4 t= 60 Detik
z= 26-5* 0,2 = 21
D= (106*10^-7*21/60)^0,5 = 0,00192 mm
Pr= 0.2/5.4 = 3.24074 %
Pf= 84,25926- 3.24074 87.5 = 81.01852 %
5 t= 120 detik
z= 26*4.8* 0,2 = 21,2
D= (106*10^-7*21.2/120)^0,5 = 0,00136 mm
Pr= 0.2/5.4 87.5 = 3.24074 %
Pf= 81.01852- 3.24074 = 77.77778 %
6 t= 300 detik
z= 26-4* 0,2 = 22
D= (106*10^-7*22/300)^0,5 = 0,00088 mm
Pr= 0.8/5.4 87.5 = 12.96296 %
Pf= 77.77778- 12.96296 = 64.81482 %
7 t= 600 detik
z= 26*-1.2* 0,2 = 24,8
D= (106*10^-7*24.8/600)^0,5 = 0,00066 mm
Pr= 2.8/5.4 87.5 = 45.37037 %
Pf= 64.81482- 45.37037 = 19.44445 %
61
8 t= 2880 detik
z= 26-0* 0,2 = 26
D= (106*10^-7*26/2880)^0,5 = 0,0003 mm
Pr= 1.8 / 5.4 87.5 = 19.44445 %
Pf= 19.44445- 19.44445 = 0 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
87,5 = 87,5
62
GAMBAR 6.1 GRAIN SIZE ACCUMULATION CURVE AND HIDROMETER CURVE
( TANAH ASLI)
99.1
100.00
98.1 97.9 96.6 95.3 93.5
90.9
89.4 87.5 87.5
90.00 84.3
81
77.8
80.00
70.00
64.8
60.00
50.00
40.00
30.00
10.00
0
-
10.0000 1.0 0.50 0.10 0.050 0.010 0.0050 0.0010 0.0005 0.0001
DIAMETER IN MM
63
Grain Siize Hidrometer
4.9 Analisis Kapasitas Dukung Tanah Berdasarkan Uji Geser Langsung
(DirectShear Test) Dengan Metode Terzaqhi,Hansen dan Vesicn
Berikut ini adalah hitungan kapasitas dukung tanah berdasarkan data pengujian
Geser Langsung (Direct Shear Test)
+ 0,00 m
Df = 1,4 m
D = 1,4 m
64
4.9.1 Analisis Kapasitas Dukung Tanah dengan Metode Terzaghi
a ) Tanah Asli
Df = 1,4 m
Nilai N‘c, N‘q, dan N‘γ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
untuk pondasi adalah :
N‘c = 8,0
N‘q = 1,9
N‘γ = 0,5
= 6,58 kN /m2
Qs = (1/3) 6,58
= 2,19 kN /m2
65
b ) Tanah Asli dengan Campuran4% :
Df = 1,4 m
Nilai N‘c, N‘q, dan N‘γ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
untuk pondasi adalah :
N‘c = 8,0
N‘q = 1,9
N‘γ = 0,5
= 5,94 kN /m2
Qs = (1/3) 5,94
= 1,98 kN /m2
66
Dari hasil pengujian tanah asli dengan campuran sebesar 4% dengan
sudut geser 90 dan nilai cohesi 0,294 t/m2 didapat nilai kapasitas
dukung tanah (qu) sebesar 5,94t/m2.
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
N‘c = 6,7
N‘q = 1,4
N‘γ = 0,2
= 5,21 kN /m2
Qs = (1/3) 5,21
= 1,74 kN /m2
67
Untuk hasil pengujian tanah asli dengan campuran sebesar
8% dengan sudut geser 50 dan nilai cohesi 0,412 t/m2 nilai kapasitas
dukung tanah (qu)sebesar 5,21 t/m2.
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ)
N‘c = 8,0
N‘q = 1,9
N‘γ = 0,5
= 5,61 kN /m2
Qs = (1/3) 5,61
= 1,87 kN /m2
68
Untuk campuran sebesar 12 % dengan sudut geser 100 dan nilai cohesi
0,343 t/m2 nilai kapasitas dukung tanah (qu) sebesar 5,61t/m2.
Df = 1,4 m
N‘c = 8,0
N‘q = 1,9
N‘γ = 0,5
Qs = (1/3) 6,62
= 2,21 kN /m2
Untuk campuran 16% dengan sudut geser 80 dan nilai cohesi 0,539
t/m2 nilai kapasitas dukung tanah (qu) yaitu 6,62t/m2,
69
Tabel 4.21Kesimpulan Hasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran Abu Batu
bara dan Pasir Metode Terzaghi
25
20
15 qu
qs
10
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.11 Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran Abu Batu bara dan Pasir
Metode Terzaghi
70
B = lebar pondasi (m)
L’, B’ = panjang dan lebar efektif pondasi (m)
= berat volume tanah (kN/m3)
C = kohesi tanah (kN/m2)
Po = tekanan overburden di dasar pondasi (kN/m2)
scsqs = faktor-faktor bentuk pondasi
dcdqd = faktor-faktor kedalaman pondasi
iciqi = faktor-faktor kemiringan beban
bcbqb = faktor-faktor kemiringan dasar
gcgqg = faktor-faktor kemiringan permukaan
NcNqN = faktor-faktor kapasitas dukung Hansen
Untuk lempung jenuh (φ = 0), Brinch Hansen menyarankan persamaan daya
dukung ultimit sebagai berikut.
Nilai factor daya dukung lainnya terdapat pada table 4.28. Dalam perhitungan
faktor kemiringan beban nilai kohesi cdiganti dengan nilai ca (adhesi) apabila
dasar pondasi tidak terlalu kasar. Nilai adhesica ini diperoleh dari mengalikan
factor adhesi dengan nilai kohesi.
71
Tabel 4.22.Faktor Daya Dukung Hansen
(Sumber:Hary C.H., 2002)
φ(°) Nc Nq Nγ φ(°) Nc Nq Nγ
72
a ) Tanah Asli
Df = 1,4 m
Nilai N‘c, N‘q, dan N‘γ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 7,92
Nq = 2,25
Nγ = 0,30
Qu = 2/3 c x Nc + q x Nq + 0,5y x B x Ny
= 6,99 kN /m2
Qs = (1/3) 6,99
= 2,33 kN /m2
Dari hasil pengujian tanah aslidengan sudutgeser 90 dan nilai cohesi 0,392
t/m2 didapat nilaikapasitasdukung tanah (qu) sebesar 6,99 t/m2.
73
b ) Tanah Asli dengan Campuran4% :
Df = 1,4 m
Nilai N‘c, N‘q, dan N‘γ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 7,92
Nq = 2,25
Nγ = 0,30
= 6,43 kN /m2
Qs = (1/3) 6,43
= 2,14 kN /m2
Dari hasil pengujian tanah asli dengan campuran sebesar 4% dengan sudutgeser 90
dan nilai cohesi 0,294 t/m2 didapat nilaikapasitasdukung tanah (qu) sebesar
6,43t/m2.
74
c ) Tanah Asli dengan Campuran 8% :
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 6,49
Nq = 1,57
Nγ = 0,07
= 5,40 kN /m2
Qs = (1/3) 5,40
=1,80 kN /m2
Untuk hasil pengujian tanah asli dengan campuran sebesar 8% dengan sudut geser
50 dan nilai cohesi 0,412 t/m2 nilai kapasitas dukung tanah (qu)sebesar 5,40 t/m2.
75
d ) Tanah Asli dengan Campuran12% :
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 8,34
Nq = 2,47
Nγ = 0,39
= 6,59 kN /m2
Qs = (1/3) 6,59
= 2,20 kN /m2
Untuk campuran sebesar 12 % dengan sudut geser 100 dan nilai cohesi
0,343 t/m2 nilai kapasitas dukung tanah (qu) sebesar 6,59 t/m2.
76
e ) Tanah Asli dengan Campuran 16% :
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 7,53
Nq = 2,06
Nγ = 0,22
Qs = (1/3) 6,49
= 2,16 kN /m2
Untuk campuran 16% dengan sudut geser 80 dan nilai cohesi 0,539 t/m2
nilai kapasitas dukung tanah (qu) yaitu 2,16 t/m2,
77
Tabel 4.23 Kesimpulan Hasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran abu batu bara dan pasir
dengan Metode Hansen
25
20
15 qu
qs
10
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.12 Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran abu batu bara dan pasir dengan
Metode Hansen
𝑄𝑢
Qu = = sc.dc.ic.bc.gc.cNc + sq.dq.iq.bq.gq.po.Nq + s.d. i.b.g.0,5 .B N
𝐵′𝐿′
78
Dengan :
Qu = komponen vertikal ultimit
B = lebar pondasi (m)
L’, B’ = panjang dan lebar efektif pondasi (m)
= berat volume tanah (kN/m3)
C = kohesi tanah (kN/m2)
Po = tekanan overburden di dasar pondasi (kN/m2)
scsqs = faktor-faktor bentuk pondasi
dcdqd = faktor-faktor kedalaman pondasi
iciqi = faktor-faktor kemiringan beban
bcbqb = faktor-faktor kemiringan dasar
gcgqg = faktor-faktor kemiringan permukaan
NcNqN = faktor-faktor kapasitas dukung Vesic
Sebagai ilustrasi perhitungan, diambil lebar pondasi (B=L) 1.4 meter dengan
kedalaman (Df) 1.4 meter seperti pada gambar di bawah ini
+ 0,00 m
Df = 1,4 m
D = 1,4 m
79
Tabel 4.24 Faktor-faktor kapasitas dukung Vesic
Vesic
φ (o)
Nc Nq Nγ
0 5,14 1,00 0
5 6,49 1,57 0.45
6 6,81 1,72 0.57
7 7,16 1,88 0.71
8 7,53 2,06 0.86
9 7,92 2,25 1.03
10 8,34 2,47 1.22
15 10,98 3,94 2.65
20 14,83 6,4 5.39
25 20,72 10,66 10.88
a ) Tanah Asli
γb = 1,490 kN/m3
Df = 1,4 m
80
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 7,92
Nq = 2,25
Nγ = 1,03
sc = 1+(Nq/Nc) = 1+(2,25/7,92)
= 1,28
beban di pusat fondasi dan vertikal, karena itu lebar efektif B’= B = 1,4
;D/B = 1,4/1,4= 1,00
dc = 1+0,4(Df/B) = 1+0,4(1,4/1,4)
= 1,4
= 1,30
dγ =1
81
= 14,75 Kn/m2
𝑞𝑢𝑛
Qs = = (12,66/3) + 12,66= 6,31
𝐹
γb = 1,451 kN/m3
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 7,92
Nq = 2,25
Nγ = 1,03
sc = 1+(Nq/Nc) = 1+(2,25/7,92)
= 1,28
dc = 1+0,4(Df/B) = 1+0.4(1,4/1,4)
= 1.4
= 1,30
dγ =1
= 12,52 Kn/m2
𝑞𝑢𝑛
Qs = = (10,49/3)+ 2,032= 5,53
𝐹
γb =1,608 kN/m3
Df = 1,4 m
83
B=L ( lebar ) = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 6,49
Nq = 1,57
Nγ = 0,45
sc = 1+(Nq/Nc) = 1+(1,57/6,49)
= 1,24
= 1,17
dγ =1
𝑞𝑢𝑛
Qs = = (8,56/3)+ 2,251 = 5,11
𝐹
γb = 1,255 kN/m3
Df = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 8,34
Nq = 2,47
Nγ = 1,22
sc = 1+(Nq/Nc) = 1+(2,47/8,34)
= 1,29
dc = 1+0,4(Df/B) = 1+0,4(1,4/1,4)
= 1,4
= 1,34
dγ =1
= 13,65 Kn/m2
γb = 1,245 kN/m3
Df = 1,4 m
86
B=L ( lebar ) = 1,4 m
Nilai Nc, Nq, dan Nγ berdasarkan nilai sudut geser dalamnya (φ) untuk
pondasi adalah :
Nc = 7,53
Nq = 2,06
Nγ = 0,86
sc = 1+(Nq/Nc) = 1+(2,06/7,53)
= 1,27
beban di pusat fondasi dan vertikal, karena itu lebar efektif B’= B = 1.4
;D/B = 1,4/1,4 = 1,00
dc = 1+0,4(Df/B) = 1+0,4(1,4/1,4)
= 1,4
= 1,21
dγ =1
=14,40 Kn/m2
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Tanah Asli dan Campuran Abu batu bara dan pasir dengan Metode
Vesic
25
20
15 qu
10 qs
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.13 Perbandingan qu dan qs Tanah Asli dan Campuran Abu Batu Bara dan Pasir dengan
Metode Vesic
88
4.10 Hasil Pembahasan Penelitian
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
berdasarkan sifat fisiknya, tanah butir lempung yang berasal dari Desa Prigi
Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak setelah dicampur dengan Abu bara dan
Pasir kali mengalami perubahan sebagai berikut:
a. Tanah Asli
b. Tanah Campuran 4 %
Jenis Tanah:
Dilihat dari tabel sistim klasifikasi tanah (ASTM D 2487-66T), tanah
7 campura 4 % masuk dalam jenis Lempung inorganik dengan
plastisitas rendah atau sedang,lempung dari kerikil, lempung berpasir,
lempung berlanau, lempung dengan berviskositas (CL).
89
c. Tanah Campuran 8 %
d. Tanah Campuran 12 %
Jenis Tanah:
Dilihat dari tabel sistim klasifikasi tanah (ASTM D 2487-66T),
tanah campuran 12 % masuk dalam jenis Lempung inorganik
7
dengan plastisitas rendah atau sedang,lempung dari kerikil, lempung
berpasir, lempung berlanau, lempung dengan berviskositas rendah
(CL).
90
e. Tanah Campuran 16 %
Tabel 4.32 Kesimpulan Hasil Penelitian Tanah Campuran 16 %
No. Sifat fisik tanah Hasil
1 Kadar air (w), (%) 59,16
2 Berat jenis (Gs) 1,529
3
3 Berat Volume gr/cm 1.27
4 Batas cair (LL) (%) 68,33
5 Batas plastis (PL) (%) 29,45
6 Indeks plastisitas (IP) (%) 34,88
Jenis Tanah:
Dilihat dari tabel sistim klasifikasi tanah (ASTM D 2487-66T),Tanah
campuran 16 % masuk jenis : Lanau inorganik, pasir sangat halus,
7
debu padas, pasir halus berlanau atau berlempung (ML) atau Lanau
organik dengan plastisitas rendah dan lempung berlanau organik
(OL)
Grafik 4.14 Perbandingan qu Tanah Asli dan Campuran Abu Batu Bara dan Pasir dengan Metode
Terzaqhi,Hansen dan Vesic
25
20
qu terzaqhi
15
qu hansen
10
qu Vesic
5
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.15 Perbandingan qs Tanah Asli dan Campuran Abu Batu Bara dan Pasir dengan Metode
Terzaqhi, Hansen dan Vesic
25
20
qs terzaqhi
15
qs hansen
10
qs Vesic
5
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
91
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
hal-hal seperti berikut ini :
1. Berdasarkan sifat fisiknya tanah lempung yang berasal dari Desa Prigi,
Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak berwarna coklat kehitam-hitaman.
Memiliki kadar air sebesar 89,13% , berat jenis (Gs) 2,939gr/cm3, berat volume
tanah basah (γb) 1,53gr/cm3 , dan volume tanah kering (γd) sebesar 0,80gr/cm3.
. Setelah di campur dengan campuran 4% mempunyai kadar air 82,59%, berat
jenis (Gs) 2,497gr/cm3, berat volume tanah basah (γb) 1,48gr/cm3. Volume
tanah kering (γd) 0,81gr/cm3. Campuran 8% mempunyai kadar air 68,30%,
berat jenis (Gs) 2,932gr/cm3. berat volume tanah basah (γb) 1.64gr/cm3, volume
tanah kering (γd) 0,97gr/cm3. Campuran 12 % mempunyai kadar air
60,82%,berat jenis (Gs) 1,544gr/cm3, berat volume tanah basah (γb)
1,28gr/cm3, volume tanah kering (γd) 0,80gr/cm3, dan campuran 16 %
mempunyai kadar air 59,16%, berat jenis (Gs) 1,529gr/cm3, berat volume tanah
basah (γb) 1,27gr/cm3, volume tanah kering (γd) 0,79gr/cm3.
Berdasarkan pengujian Aterrberg Limits untuk Indeks Plastisitas (IP) diperoleh data-
data tanah lempung asli dan bahan campuran Abu batu bara dan Pasir sebagai
berikut: Tanah asli = 27,52%, dengan campuran 4 % = 27,43%, 8 % = 28,26%,
12 %= 34,84%, dan 16 % = 34,88%.
92
Tabel 4.34 Kesimpulan Hasil penelitian Hasil Batas Konsistensi Tanah
2. Dari hasil pengujian Direct Shear Test dapat disimpulkan data-data sebagai berikut :
Tanah asli dengan cohesi = 0.040kg/cm3, dan dengan campuran 4 % = 0.030kg/cm3, 8
% = 0.042kg/cm3, 12 % = 0.035kg/cm3, 16 % = 0.055kg/cm3. dari hasil tersebut dapat
diketahui sudut geser dan kohesi meningkat namun pada campuran 16 % mengalami
penurunan tetapi tidak terlalu besar.
Tabel 4.35 Kesimpulan Direct Shear Test Tanah Asli & Bahan Campuran
Φ
Bahan C (cohesi) (kg/cm2)
(o)
4% 9 0.030
8% 5 0.042
12 % 10 0.035
16 % 8 0.055
93
a) Metode Terzaghi
Pada tanah lempung asli didapat qu = 6,58 kN/m2 dan qs = 2,19 kN/m2
Nilai kapasitas dukung tanah dengan campuran Abu batu bara dan Pasir 16%
didapat nilai qu sebesar 6,62=== kN/m2, qs 2,21kN/m2 atau dengan kenaikan
untuk qu sebesar 0,04 kN/m2 dan qs 0,02 kN/m2
Tabel 4.36 Kesimpulan Hasil Tanah Asli dengan Campuran Abu bara dan Pasir dengan Metode
Terzaqhi
25
20
qu
15
qs
10
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.16 Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran Abu batu bara dan Pasir dengan
Metode Terzaghi
94
b) Metode Hansen
Pada tanah lempung asli didapat qu = 6,99 kN/m2 dan qs = 2,33 kN/m2
Nilai kapasitas dukung tanah dengan campuran abu batu bara danPasir 16%
didapat nilai qu sebesar 6,49 kN/m2 dan qs 2,16 kN/m2 atau dengan
penurunan untuk qu sebesar 0,5 kN/m2 dan qs 0,17 kN/m2
Tabel 4.37 KesimpulanHasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran abu batu bara dan pasir
dengan Metode Hansen
25
20
15 qu
qs
10
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.17 Hasil Pengujian Tanah Asli dan dengan Campuran abu batu bara dan pasir dengan
Metode Hansen
95
c) Metode Vesic
Pada tanah lempung asli didapat qu = 14,75 kN/m2 dan qs = 6,31 kN/m2
Nilai kapasitas dukung tanah dengan campuran serbuk genteng dan kapur
16% didapat nilai qu sebesar 14,40 kN/m2 dan qs 5,96 kN/m2 atau dengan
penurunan untuk qu sebesar 0,35 kN/m2 dan qs 0,35 kN/m2
Tabel4.37 KesimpulanHasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran abu batu
bara dan pasir dengan Metode Hansen
Tabel 4.38 KesimpulanHasil Pengujian Tanah Asli dengan Campuran abu batu bara dan pasir
dengan Metode Vesic
qu dan qs metode vesic
30
25
20
15 qu
qs
10
5
0
Tanah Asli 4% 8% 12% 16%
Grafik 4.18 Perbandingan qu dan qs Tanah Asli dan Campuran Abu Batu Bara dan Pasir dengan
Metode Vesic
96
97
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan sifat fisik tanah lempung yang berasal dari Desa Prigi Kecamatan
Kebonagung Kabupaten Demak Jawa Tengah berwarna coklat kehitam-hitaman dan
lengket. Memiliki kadar air (w)sebesar 89,13% , berat jenis (GS) 2,939 gr/cm3, Porositas
tanah (n) 26,22% , Angka pori-pori (e) 1,039, Kejenuhan tanah 25,212% ,Kohesi 0,040
kg/cm2 ,Sudut geser dalam tanah (Φ0) adalah 90 ,berat volume tanah basah (γb)1,53 gr/cm3
,dan volume tanah kering (γd) sebesar 0,80gr/cm3
Berdasarkan pengujian Atterberg Limit untuk Indeks Plastisitas (IP) diperoleh data-data
tanah lempung asli dengan bahan campuran abu batu bara dan pasir sebagai berikut :
Tanah asli (IP) diperoleh hasil 27,52% ,dengan campuran abu batu bara dan pasir untuk
campuran 4% diperoleh hasil (IP) 27,43%,campuran 8% diperoleh hasil (IP) 28,26%,
campuran 12% diperoleh hasil (IP) 34,84%, dan campuran 16% diperoleh hasil 34,88%.
Untuk batas plastisitas (PL) diperoleh 11,11% untuk tanah asli sedangkan dengan
campuran abu batu bara dan pasir untuk campuran 4% diperoleh hasil (PL) 20,00%,
campuran 8% diperoleh hasil (PL) 21,44%,campuran 12% diperoleh hasil (PL) 21,57, dan
campuran 16% diperoleh hasil (PL) 29,45%, dan untuk batas cair tanah (LL) adalah
41,66% Untuk tanah asli sedangkan dengan campuran abu batu bara dan pasir untuk
campuran 4% diperoleh hasil (LL) 49,43,campuran 8% diperoleh hasil (LL) 51,70%,
campuran 12% diperoleh hasil (LL) 59,41%, dan untuk campuran 16% diperoleh hasil
(LL) 68,33%.
Dari pengujian Direct shear Test dapat disimpulkan data-data sebagai berikut : Tanah asli
dengan kohesi 0,040 kg/cm3, dengan campuran abu batu bara dan pasir untuk campuran
4% diperoleh nilai kohesi 0,030 kg/cm3, campuran 8% diperoleh nilai kohesi 0,042
kg/cm3, campuran 12% diperoleh nilai kohesi 0,035 kg/cm3, dan untuk campuran 16%
diperoleh nilai kohesi 0,055 kg/cm3. Dari hasil tersebut dapat diketahui nilai kohesi
meningkat dan untuk hasil nilai analisa nilai sudut geser dalam tanah secara grafis tanah
asli dengan nilai sudut 9% ,dengan campuran abu batu bara dan pasir untuk campuran 4%
97
diperoleh nilai sudut 90, campuran 8% diperoleh nilai sudut 50,campuran 12% diperoleh
nilai sudut 100, dan untuk campuran 16% diperoleh nilai sudut 80 dari hasil tersebut dapat
diketahui sudut geser meningkat.
Pada analisis perhitungan menggunakan metode Terzaqhi, metode Hansen dan metode
Vesic (Direct shear Test) dapat dilihat nilai kapasitas dukung tanah sebagai berikut :
a) Metode Terzaghi
Pada tanah lempung asli didapat qu = 6,58 kN/m2 dan qs = 2,19 kN/m2
Nilai kapasitas dukung tanah dengan campuran Abu batu bara dan Pasir 16% didapat nilai
qu sebesar 6,62 kN/m2, qs 2,21 kN/m2 atau dengan kenaikan untuk qu sebesar 0,04 kN/m2
dan qs 0,02 kN/m2
b) Metode Hansen
Pada tanah lempung asli didapat qu = 6,99 kN/m2 dan qs = 2,33 kN/m2. Nilai kapasitas
dukung tanah dengan campuran abu batu bara danPasir 16% didapat nilai qu sebesar 6,49
kN/m2 dan qs 2,16 kN/m2 atau dengan penurunan untuk qu sebesar 0,5 kN/m2 dan qs 0,17
kN/m2
c) Metode Vesic
Pada tanah lempung asli didapat qu = 14,75 kN/m2 dan qs = 6,31 kN/m2. Nilai kapasitas
dukung tanah dengan campuran abu batu bara dan pasir 16% didapat nilai qu sebesar 14,40
kN/m2 dan qs 5,96 kN/m2 atau dengan penurunan untuk qu sebesar 0,35 kN/m2 dan qs
0,35 kN/m2
98
5.2 Saran
3. Proses stabilitasi tanah lempung dapat menggunakan bahan aditif atau campuran
lainnya yang dapat meningkatkan daya dukung tanah.
4. Penggunaan bahan aditif atau campuran yang tidak merusak lingkungan.
5. Memperbanyak variasi campuran.
99
DAFTAR PUSTAKA