Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOTERMAL

GEOFISIKA GEOTERMAL

Disusun Oleh:
Diki Andika
21100120120025

LABORATORIUM GEOTEKNIK, GEOTHERMAL,


DAN GEOFISIKA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
SEPTEMBER 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Maksud
• Menginterpretasi sistem geotermal bawah permukaan berdasarkan Magnetotellurik
• Membuat peta resistivity boundary dan peta rencana titik pengeboran
• Menentukan rencana penampang bawah permukaan titik pengeboran

B. Tujuan
• Praktikan dapat menginterpretasi sistem geotermal bawah permukaan berdasarkan
Magnetotellurik
• Praktikan dapat membuat peta resistivity boundary dan peta rencana titik
pengeboran
• Praktikan dapat menentukan rencana penampang bawah permukaan titik
pengeboran

C. Tempat dan Waktu


Praktikum Geotermal acara Geofisika Geotermal dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Selasa, 13 September 2022
Waktu : 17.30 WIB - Selesai
Tempat : Offline (Ruang 302, Gedung Pertamina Sukowati UNDIP)
BAB II

GEOLOGI REGIONAL

A. Gunung Sorik Marapi

Gunung Sorik Marapi merupakan salah satu gunung berapi yang aktif, dan berada
di Desa Sibanggor Julu Mandailing Natal Sumatera Utara dengan ketinggian
2.145 mdpl. Gunung berapi Sorik Marapi memiliki area manifestasi permukaan
termal yang luas yang terletak di puncak, sisi utara dan timur, dan di utara gunung
berapi. Ada beberapa jenis manifestasi permukaan yang berbeda termasuk danau
kawah asam klorida dan fumarol puncak dan solfataras, fumarol, mata air asam
sulfat dan asam sulfat klorida di sisi timur dan utara gunung berapi dan mata air
panas dan hangat klorida hampir netral untuk utara (Gambar 1).

Gambar 1. Peta lapangan sumur Sorik Marapi dengan manifestasi permukaan regional tertentu.
Sisipkan peta menunjukkan lokasi Sorik Marapi dan penghasil sistem panas bumi lainnya di
Sumatera.
B. Morfologi

Gunung ini memiliki beberapa morfologi, yang pertama Satuan Morfologi Pegunungan
Terlipat terletak di bagian tenggara, timurlaut dan baratlaut, pola aliran sungai dendritik dengan
stadia muda-dewasa, pada ketinggian 500-900 mdpl. Selanjutnya Satuan Morfologi sisa tubuh
gunungapi terletak di utara puncak Sorik Marapi,dengan lereng terjal dengan ketinggian 600-
1200 mdpl. Selanjtunya Satuan Morfologi Sisa Lereng Gunungapi Tua terletak di daerah
sebelah barat dan timurlaut puncak dengan pola aliran sungai dendritik dengan lereng terjal
dengan ketinggian 1400-1800 mdpl. Selanjutnya Satuan Satuan Morfologi aliran Lava dan
Kerucut Lava Sorik Marapi Tua terletak memanjang arah barat-timur dengan Lereng terjal
bagian barat dan melandai di bagian timur dengan pola aliran sungai dendritik stadium muda
dengan ketinggian 1200-1600 mdpl. Selanjutnya Satuan Morfologi Lereng Sorik Marapi terletak
memanjang arah timur-barat sepanjang jalan menuju Natal dengan lereng sedang, pola aliran sungai
radial, stadia muda, ketinggian 1200-1600 mdpl. Satuan Morfologi Kerucut Marapi menempati bagian
dari kerucut Sorik Marapi Muda memiliki karakteristik bergelombang dengan lereng terjal dengan pola
aliran sungai radial stadia muda dengan ketinggian 1600-2150 dpl. Selanjutnya satuan Morfologi
Dataran Aluvial Menempati sebelah utara dan timurlaut, relatif datar, dibentuk oleh endapan aluvial
yang dihasilkan dari sungai pada stadia dewasa-tua dengan ketinggian 400-500 mdpl (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Morfologi Gunung Sorik Marapi


C. Geologi Regional

Gunung Sorok Marapi terdiri dari 8 satuan, terbagi menjadi formasi-formasi batuan sedimen
dan metasedimen serta formasi batuan vulkanik. Sebagian dari batuan vulkanik diperkirakan
berasal dari dua titik erupsi yang waktunya berbeda, yaitu Gunung Sorik Marapi berkala
Holosen dan Gunung Sorik Marapi berkala Pleistosen. Urutan stratigrafi formasi batuan
sedimen dari tua ke muda adalah Formasi Kuantan (Puku), Formasi Silungkang (Pps), Lapisan
Paleozoikum (MPs), Formasi Muarasoma (Mums), Formasi Sihapas (Tms), dan Aluvium (Qh).
Untuk urutan stratigrafi batuan vulkanik dari tua ke muda diantaranya Intrusi Rao Rao (MPirr),
Tuff (Tmv), Lahar Andesit dan Breksi Gunung Api (Qvsm), dan Lava Andesit (Qhvsm).

Gunung Sorik Marapi terletak pada barat laut Panyabungan. Secara regional dan struktural,
daerah ini merupakan bagian dari sistem zona sesar Sumatera (Sumateran Fault Zone) dengan
orientasi barat laut-tenggara yang terbentuk oleh subduksi antar lempeng Eurasia dengan
lempeng Indo-Australia. Interaksi ini juga mengakibatkan terbentuknya beberapa zona
kompresi dan zona regangan. Zona kompresi mengalami lipatan dan sesar naik, sementara zona
regangan mengalami sesar normal dan depresi. Lokasi penelitian pada gunungapi Sorik Marapi
tepatnya pada prospek Sampuraga termasuk pada zona regangan tersebut yaitu pada zona
graben dengan orientasi baratlaut- tenggara yang terlihat di wilayah Rao (Graben Rao), wilayah
Panyambungan (Graben Panyambungan), serta Lubuk Sikaping (Graben Sumpur) (NMS Rock
dkk, 1983). Sesar normal Longat dan Sesar Normal Sirambas diperkirakan juga mengontrol
kemunculan air panas di wilayah penelitian (Gambar 3).
Gambar 3. Peta Geologi Regional daerah (tanpa skala) modifikasi dari Peta Geologi Regional lembar
Lubuksikaping (Rock, N.M.S., 1983)
BAB III

DIAGRAM ALIR PENGERJAAN

Mulai

Menyiapkan data penampang

Menginterprtasi sistem geothermal


bawah permukaan setiap penampang
terprtasi sistem geothermal bawah
permukaan
Membuat peta resitivity berdasarkan
interpetasi sistem geothermal bawah
permukaan sebelumnya
terprtasi sistem geothermal bawah
permukaan

Membuat peta rencana titik


pengebroan
terprtasi sistem geothermal bawah
permukaan
Menginterpretasikan komponen
geothermal dan mengkorelasikannya
dengan surface dan sub surface
terprtasi sistem geothermal bawah
permukaan
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Penentuan Komponen Sistem Geotermal


Komponen sistem geotermal tersusun atas heat source, reservoir, caprock, dan sistem
aliran fluida yang terus menerus. Heat source biasanya berupa magma atau instusi dangkal
yang memiliki umur Kuarter. Reservoir panasbumi adalah formasi batuan di bawah
permukaan yang mampu menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air
panas). Reservoir biasanya merupakan batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas
yang baik. Caprock biasanya merupakan lapisan yang impermeable berupa clay hasil dari
alterasi. Adanya system aliran fluida yang terus menerus didukung dengan adanya
recharge.
Lapisan batuan memilki resistivitas yang berbeda-beda. Berdasarkan Lawless and White
(2012) lapisan caprock memiliki nilai resistivitas <10 Ωm, dan lapisan reservoir memiliki
nilai resistivitas sebesar >10 Ωm yang berada di bawahnya. Berdasarkan hal tersebut maka
dilakukan interpretasi bawah permukaan pada penampang 2D hasil MT, dan didapatkan
hasil sebagai berikut.

Gambar 4. Interpretasi sistem geotermal penampang MT-1 (SW-NE)

Gambar 5. Interpretasi sistem geotermal penampang MT-3 (SW-NE)


Gambar 6. Interpretasi sistem geotermal penampang MT-5 (SW-NE)

Gambar 7. Interpretasi sistem geotermal penampang MT7 (SW-NE)

Berdasarkan interpretasi tersebut diketahui terdapat 2 komponen geotermal yaitu caprock dan
reservoir.
B. Resistivity Boundary
Sistem geotermal satu dengan yang lain umumnya dapat dibatasi berdasarkan batas low
resistivity yang menunjukkan persebaran clay cap. Batas tersebut merupakan resistivity
boundary. Berdasarkan data interpretasi pada kedua penampang MT maka di dapatkan peta
resistivity boundary sebagai berikut.

Gambar 8. Peta resistivity boundary


C. Ploting 5 Ttitk Sumur
Penentuan titik pengeboran bergantung pada tipe sumur/rig yang digunakan, target dan
tujuan, kondisi topografi, dan anggaran yang dikeluarkan. Berdaarkan hal tesebut maka
dihasilkan rencana titik pemboran sebagai berikut

Gambar 9. Peta rencana titik pengeboran


Berikut ini merupakan penampang bawah permukaan titik pengeboran

Gambar 10. Rencana penampang bawah permukaan titik pengeboran

Terdapat 5 sumur yang akan dilakukan pengeboran dengan rincian sumur yaitu 3 buah
Temperature Gradient Hole(TGH), 1 buah sumur conventional, dan 1 deep slimhole. Semua
sumur tersebut terdapat didalam resistivity boundary. Sumur temperature gradient digunakan
untuk mengetahui kehadiran dari reservoir batu lempung dan memvalidasi model konseptual
yang telah dibuat. Deep slimhole digunakan untuk mengecek suhu dari reservoir sehingga
letaknya berada ditengah dan menembus hingga reservoir. Sumur conventional berfungsi untuk
sumur produksi.
BAB V
KESIMPULAN

• Berdasarkan interpretasi dari data penampang MT diketahui terdapat 2 komponen


geotermal yaitu caprock dan reservoir.
• Terdapat 5 sumur yang akan dilakukan pengeboran dengan rincian sumur yaitu 3 buah
Temperature Gradient Hole(TGH), 1 buah sumur conventional, dan 1 deep slimhole.
DAFTAR PUSTAKA

Farhan Deo Febriadin, Agus Didit Haryanto, Johanes Hutabarat, Ridha

Hendri. 2020. POTENSI PERMEABILITAS DAERAH PROSPEK PANAS BUMI


SORIK MARAPI, MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA. Bandung : Padjadjaran
Geoscience Journal

Colin Carver. Ryan Hidayat. 2020. The Fluid Geochemistry of the Sorik Marapi

Geothermal Reservoir. San Francisco : Geologica Geothermal Group, Inc

Ade Rahmayani dan Muhammad Kadri. 2021. IDENTIFIKASI POLA

PENYEBARAN FLUIDA BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL


MENGGUNAKAN GEOLISTRIK DI DAERAH SORIK MARAPI KABUPATEN
MANDAILING NATAL. Medan : Universitas Negeri Medan

Tubagus Gleamen B.P., Agus Didit Haryanto, Aton Patonah, Haris Siagian . 2020. ALTERASI

HIDROTERMAL DAN TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN PADA SUMUR TB-03


LAPANGAN PANAS BUMI SMGP DAERAH SORIK MARAPI, KABUPATEN
MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA. Bandung : Padjadjaran Geoscience
Journal

Anda mungkin juga menyukai