UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN GEOSAINS PRODI GEOLOGI
Kelompok 12 :
DEPOK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya analisis 3G (Geologi, Geokimia, Geofisika) di dalam eksplorasi
panas bumi ini antara lain:
● Mahasiswa mampu mengilustrasikan model konseptual panas bumi untuk sistem
vulkanik berdasarkan data 3G yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut adalah Peta Lokasi WKP Gunung Lawu dari kenampakan Google Earth. Estimasi luas
daerah berdasarkan data geofisika di modul tugas 3 analisis 3G adalah sekitar 60.030 Hektar
dengan elevasi 1000-2300 mdpl.
2. Berikan arah mata angin di gambar penampang
Terdapat dua orientasi dari penampang yang A berarah N-S (NGT-JNW) dan
kemudian berlanjut ke B dengan orientasi NW-SE (LWU)
3. Berikan keterangan persebaran manifestasi permukaan, tipe air dan
temperatur manifestasinya.
Dari manifestasi yang muncul dapat dilihat bahwa terdapat hot spring di NGT dan JNW
dimana dari modul 3 kita ketahui merupakan air panas dengan temperatur 48.4 derajat
celcius dari data geoindikator sedangkan LWU juga merupakan air panas yang
termanifestasi menjadi Fumarole dengan temperatur 58.9 derajat celcius. Untuk tipe
airnya hanya diketahui bahwa LWU merupakan volcanic water, dan NGT adalah
peripheral water.
4. Estimasi kedalaman BoC
Dilihat dari manifestasi yang ada, kedalaman BOC dapat diinterpretasikan cukup seragam antara
kedalaman 1200 meter sampai pada kedalaman 1000 meter.
Berdasarkan penampang yang telah kami buat, kedalaman clay cap dapat dilihat
berbentuk mengikuti kontur gunung hingga mencapai titik NGT dimana terbentuk seperti
choke point dan berada di kedalaman 500m - 1700m.
6. Sketsa garis muka air tanah (atau bisa disebut dengan water table/piezometric
level)
Garis isothermal dapat dilihat menyebar dari heat source dan menyebar ke sepanjang
penampang seperti yang dapat dilihat di sketsa yang telah kami buat.
8. Gambarkan panah aliran air panas dan air dingin
Dapat dilihat aliran air panas dan air dingin seperti sketsa di atas dimana air dingin
mengalir dari atas permukaan dan air panas berasal dari bawah permukaan dekat dengan
heat source.
9. Gambarkan struktur yang bekerja di daerah tersebut. Jika tidak terlihat bisa
gambarkan arbitrary fault.
Kami menggambarkan terdapat struktur di titik manifestasi yang berfungsi sebagai jalur
fluida, kami menggambarkannya dengan garis putus-putus, karena kami belum bisa
membuktikan adanya struktur sesar atau patahan lainnya.
10. Delineasi zona upflow dan zona outflow
Zona upflow dan outflow digambarkan dengan panah biru dan warna merah dan juga
menggambarkan suhu dari air yang mengalir di jalur air tersebut. Dan juga dari orientasi
N-S kami menginterpretasikannya sebagai zona outflow yang merupakan zona untuk
discharge reservoir yang biasanya ditandai dengan hot spring sebagai tempat keluarnya
fluida kemudian orientasi NW-SE sebagai upflow yang merupakan zona recharge untuk
masuknya fluida biasanya ditandai dengan manifestasi fumarol.
11. Estimasi kedalaman posisi reservoir
Dari penampang yang telah kami buat dan berdasarkan data geofisika kami kedalaman reservoir
kira-kira berada di 1200 meter hingga 2100 meter.
12. Estimasi luas area panas bumi. Gunakan peta Google Earth yang diberi
keterangan
Dari peta Google Earth dan dibandingkan dengan data model konseptual, diestimasikan bahwa
luas area panas buminya adalah 16.000-20.000 meter.
13. Berikan penjelasan singkat tentang model konseptual yang sudah dibuat.
Jelaskan kaitannya dengan geothermal play-geothermal system dan prospek
untuk dieksploitasi.
Berdasarkan model konseptual yang telah disusun, kawasan ini memiliki potensi
sebagai daerah yang menjanjikan untuk sumber panas bumi, dengan tipe geothermal play
CV1 atau magmatic geothermal play. Terdapat berbagai peluang yang dapat dieksplorasi
dari kawasan ini, memberikan kontribusi positif dalam sektor ekonomi, terutama dalam
bidang pariwisata dan energi. Menurut pandangan kami, karena ketinggiannya yang
moderat dan aksesibilitasnya yang baik, wilayah NGT dan JNW dapat dijadikan sebagai
tempat pemandian air panas, sementara area LWU dapat difungsikan sebagai destinasi
wisata geologi. Lokasi ini tidak hanya menampilkan fenomena fumarol yang menarik,
tetapi juga terletak di atas bukit, sehingga sangat cocok sebagai tempat wisata untuk
penyembuhan dan menikmati panorama indah dari Gunung Lawu.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembuatan model konseptual dari WKP Gunung Lawu dengan komponen heat
source, reservoir, dan clay cap. Kita dapat memahami lebih lanjut dari potensi Gunung Lawu
dengan potensinya sebagai tujuan pariwisata dan juga untuk dieksploitasi sebagai sumber energi
geothermal. Dari analisis yang dilakukan diketahui WKP Gunung Lawu merupakan gunung yang
terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur dan merupakan gunung dengan Geotermal
Play CV1 atau magmatic geothermal play dan memiliki potensi yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
Awang Harun Satyana (2014). Jawa: Jalur Gunungapi Tua & Jalur gunung api
modern.
Hermawan, D., & Permana, A. L. (2018). Geothermal Prospect of Mount Lawu Based on
Volcanostratigraphic Analysis. Buletin Sumber Daya Geologi, 13 (3), 199-213.
Ponka, M.A. (2020). Hydrogeochemical studies of Lawu Geothermal Field, Central Java,
unpublished thesis, Universitas Indonesia.
Qahhar, M.R.A., Daud, Y., Pratama, S.A., Zarkasyi, A., Sugiyanto, A., Suhanto, E.
(2015). Modeling of geothermal reservoir in Lawu field using 2-D inversion of
magnetotelluric data, Proceedings Indonesia International Geothermal Convention and
Exhibition 2015.
Sahdarani, D.N., Ponka, M.A., Yoga, D.A., Kurniadi, D.T., Supriyanto. (2020).
Hydrogeochemical characteristics of geothermal water in Mount Lawu, Indonesia.