Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN GEOSAINS PRODI GEOLOGI

LAPORAN MINI PRAKTIKUM GEOLOGI PANAS BUMI

Tugas 4 Model Konseptual

Kelompok 12 :

Akhmad Bukhori (2106725886)

Husein Ali Rachman (2106725892)

Syahla Alifah Nurfuadi (2106725904)

DEPOK

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lokasi penelitian terletak di Gunung Lawu yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan
Jawa Timur dengan koordinat 7°37'39.34"S, 111°11'33.65"E. Keterbentukan Gunung Lawu
disebabkan oleh adanya pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang menyebabkan
terjadinya subduksi antara kedua lempeng tersebut. Gunung Lawu menjadi salah satu sumber
energi panas bumi di Indonesia dikarenakan adanya manifestasi berupa fumarole, hotsprings,
ataupun ubahan (Hermawan dan Permana, 2008).
Saat ini Gunung Lawu dalam kondisi semi-aktif, sehingga memiliki kemungkinan bahwa
masih ada aktivitas vulkanisme pada daerah ini yang dapat membentuk manifestasi panas
bumi dan zona alterasi. Menurut Sumintadireja (2005), suhu magma tertinggi berada di
barisan zona vulkanik yang terbentuk salah satunya dari hasil zona subduksi. Berdasarkan
latar belakang ini penelitian mengenai prospek panas bumi dari Gunung Lawu dilakukan
Magma chamber yang dimiliki Gunung Lawu ini memiliki volumetric kurang lebih 300 Km².
Dilihat dari adanya manifestasi panas bumi pada daerah ini, dapat disimpulkan bahwa
Gunung Lawu memiliki potensi panas bumi. Sehingga perlu dilakukan analisis 3G yaitu
Geologi, Geokimia, dan Geofisika untuk menentukan karakteristik daerah panas bumi di
lokasi tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya analisis 3G (Geologi, Geokimia, Geofisika) di dalam eksplorasi
panas bumi ini antara lain:
● Mahasiswa mampu mengilustrasikan model konseptual panas bumi untuk sistem
vulkanik berdasarkan data 3G yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembuatan Model Konseptual


2.1.1 Data Geologi

Peta Geologi regional Gunung Lawu (Ponka,2020)

Berdasarkan dari peta geologi regional Gunung Lawu, hubungan antara


karakteristik gunung api dan penyebaran litologinya dapat dikenali. Pada fasies
proximal, terdapat Formasi Lava Candradimuka (Qvcl) yang terdiri dari lava
andesit, Formasi Lava Anak (Qval) yang terdiri dari lava andesit dengan komposisi
plagioklas, sedikit kuarsa, feldspar, dan amfibol, Formasi Batuan Gunungapi Lawu
(Qvl) yang melibatkan tuf, breksi, dan sisipan lava andesit, Formasi Lava
Jobolarangan (Qvjl) yang terdiri dari lava andesit dengan kandungan kuarsa,
feldspar, dan sejumlah kecil hornblende. Formasi Lava Sidoramping (Qvsl) terdiri
dari lava andesit porfiritik, Formasi Breksi Jobolarangan (Qvjb) melibatkan breksi
gunung api dengan sisipan lava dan susunan andesit, serta Formasi Tuf
Jobolarangan (Qvjt) yang terdiri dari tuf lapili dan breksi batuapung.
Di fasies medial, terdapat Formasi Lahar Lawu (Qlla) yang memiliki komponen
andesit, basal, dan sedikit batuapung yang mencampur dengan pasir gunung api.
Sementara di fasies distal, ditemukan Formasi Wonosari (Tmwl) yang mencakup
batugamping terumbu, sisipan batugamping konglomerat, dan nepal, dan Formasi
Tma yang terdiri dari intrusi andesit dengan tekstur porfiritik.

2.1.2 Data Geokimia


Tabel Hasil Perhitungan Normalisasi Diagram Terner CSH

Tabel Hasil Perhitungan Normalisasi Diagram Terner NKM


Tabel Data Perhitungan Geothermometer Silika dan Na/K

2.1.3 Data Geofisika

Clay cap dari model konseptual


BOC dari model konseptual

Reservoar dari model konseptual


2.2 Analisis dan Jawaban
1. Berikan keterangan peta lokasi WKP dengan Google Earth dan estimasi luas
daerahnya. Gunakan model geofisika sebagai acuan luas daerah.

Berikut adalah Peta Lokasi WKP Gunung Lawu dari kenampakan Google Earth. Estimasi luas
daerah berdasarkan data geofisika di modul tugas 3 analisis 3G adalah sekitar 60.030 Hektar
dengan elevasi 1000-2300 mdpl.
2. Berikan arah mata angin di gambar penampang

Terdapat dua orientasi dari penampang yang A berarah N-S (NGT-JNW) dan
kemudian berlanjut ke B dengan orientasi NW-SE (LWU)
3. Berikan keterangan persebaran manifestasi permukaan, tipe air dan
temperatur manifestasinya.

Dari manifestasi yang muncul dapat dilihat bahwa terdapat hot spring di NGT dan JNW
dimana dari modul 3 kita ketahui merupakan air panas dengan temperatur 48.4 derajat
celcius dari data geoindikator sedangkan LWU juga merupakan air panas yang
termanifestasi menjadi Fumarole dengan temperatur 58.9 derajat celcius. Untuk tipe
airnya hanya diketahui bahwa LWU merupakan volcanic water, dan NGT adalah
peripheral water.
4. Estimasi kedalaman BoC

Dilihat dari manifestasi yang ada, kedalaman BOC dapat diinterpretasikan cukup seragam antara
kedalaman 1200 meter sampai pada kedalaman 1000 meter.

5. Estimasi ketebalan dan sketsa posisi clay cap

Berdasarkan penampang yang telah kami buat, kedalaman clay cap dapat dilihat
berbentuk mengikuti kontur gunung hingga mencapai titik NGT dimana terbentuk seperti
choke point dan berada di kedalaman 500m - 1700m.
6. Sketsa garis muka air tanah (atau bisa disebut dengan water table/piezometric
level)

Muka air tanah dimulai dari kedalaman 0 meter

7. Gambarkan garis isotherm yang sesuai dengan BPD

Garis isothermal dapat dilihat menyebar dari heat source dan menyebar ke sepanjang
penampang seperti yang dapat dilihat di sketsa yang telah kami buat.
8. Gambarkan panah aliran air panas dan air dingin

Dapat dilihat aliran air panas dan air dingin seperti sketsa di atas dimana air dingin
mengalir dari atas permukaan dan air panas berasal dari bawah permukaan dekat dengan
heat source.

9. Gambarkan struktur yang bekerja di daerah tersebut. Jika tidak terlihat bisa
gambarkan arbitrary fault.

Kami menggambarkan terdapat struktur di titik manifestasi yang berfungsi sebagai jalur
fluida, kami menggambarkannya dengan garis putus-putus, karena kami belum bisa
membuktikan adanya struktur sesar atau patahan lainnya.
10. Delineasi zona upflow dan zona outflow

Zona upflow dan outflow digambarkan dengan panah biru dan warna merah dan juga
menggambarkan suhu dari air yang mengalir di jalur air tersebut. Dan juga dari orientasi
N-S kami menginterpretasikannya sebagai zona outflow yang merupakan zona untuk
discharge reservoir yang biasanya ditandai dengan hot spring sebagai tempat keluarnya
fluida kemudian orientasi NW-SE sebagai upflow yang merupakan zona recharge untuk
masuknya fluida biasanya ditandai dengan manifestasi fumarol.
11. Estimasi kedalaman posisi reservoir

Dari penampang yang telah kami buat dan berdasarkan data geofisika kami kedalaman reservoir
kira-kira berada di 1200 meter hingga 2100 meter.
12. Estimasi luas area panas bumi. Gunakan peta Google Earth yang diberi
keterangan

Dari peta Google Earth dan dibandingkan dengan data model konseptual, diestimasikan bahwa
luas area panas buminya adalah 16.000-20.000 meter.

13. Berikan penjelasan singkat tentang model konseptual yang sudah dibuat.
Jelaskan kaitannya dengan geothermal play-geothermal system dan prospek
untuk dieksploitasi.

Berdasarkan model konseptual yang telah disusun, kawasan ini memiliki potensi
sebagai daerah yang menjanjikan untuk sumber panas bumi, dengan tipe geothermal play
CV1 atau magmatic geothermal play. Terdapat berbagai peluang yang dapat dieksplorasi
dari kawasan ini, memberikan kontribusi positif dalam sektor ekonomi, terutama dalam
bidang pariwisata dan energi. Menurut pandangan kami, karena ketinggiannya yang
moderat dan aksesibilitasnya yang baik, wilayah NGT dan JNW dapat dijadikan sebagai
tempat pemandian air panas, sementara area LWU dapat difungsikan sebagai destinasi
wisata geologi. Lokasi ini tidak hanya menampilkan fenomena fumarol yang menarik,
tetapi juga terletak di atas bukit, sehingga sangat cocok sebagai tempat wisata untuk
penyembuhan dan menikmati panorama indah dari Gunung Lawu.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembuatan model konseptual dari WKP Gunung Lawu dengan komponen heat
source, reservoir, dan clay cap. Kita dapat memahami lebih lanjut dari potensi Gunung Lawu
dengan potensinya sebagai tujuan pariwisata dan juga untuk dieksploitasi sebagai sumber energi
geothermal. Dari analisis yang dilakukan diketahui WKP Gunung Lawu merupakan gunung yang
terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur dan merupakan gunung dengan Geotermal
Play CV1 atau magmatic geothermal play dan memiliki potensi yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA

Awang Harun Satyana (2014). Jawa: Jalur Gunungapi Tua & Jalur gunung api
modern.

Hermawan, D., & Permana, A. L. (2018). Geothermal Prospect of Mount Lawu Based on
Volcanostratigraphic Analysis. Buletin Sumber Daya Geologi, 13 (3), 199-213.

Ponka, M.A. (2020). Hydrogeochemical studies of Lawu Geothermal Field, Central Java,
unpublished thesis, Universitas Indonesia.

Qahhar, M.R.A., Daud, Y., Pratama, S.A., Zarkasyi, A., Sugiyanto, A., Suhanto, E.
(2015). Modeling of geothermal reservoir in Lawu field using 2-D inversion of
magnetotelluric data, Proceedings Indonesia International Geothermal Convention and
Exhibition 2015.

Sahdarani, D.N., Ponka, M.A., Yoga, D.A., Kurniadi, D.T., Supriyanto. (2020).
Hydrogeochemical characteristics of geothermal water in Mount Lawu, Indonesia.

Van Bemmelen, R. W. (1970). Geology of Indonesia, General Geology Adjacent


Archipelago, Vol. 1A. The Haque: Government Printing Office

Cumming, W.B. (2016). Resource Conceptual Models of Volcano-Hosted Geothermal


Reservoirs for Exploration Well Targeting and Resource Capacity Assessment: Construction,
Pitfalls and Challenges, GRC Transaction, 40

Anda mungkin juga menyukai