Anda di halaman 1dari 7

Geofisika Eksplorasi Panas Bumi

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN SISTEM PANAS BUMI GUNUNG


SAWAL KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT BERDASARKAN DATA
GRAVITASI
Faza Aflah Afuza
270110190079 Fakultas Teknik Geologi

ABSTRAK
Lokasi penelitian secara geografis termasuk daerah Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat. Penelitian dilakukan untuk menginterpretasi potensi panas bumi berdasarkan data
gravitasi geofisika. Didukung oleh data geologi permukaan, stratigrafi dan struktur geologi,
dapat dibuat suatu model bawah permukaan yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi ada
atau tidaknya potensi sumberdaya panas bumi di suatu daerah penelitian. Metode gravitasi atau
gaya berat digunakan untuk mengetahui sistem bawah permukaan bumi yang paling representatif
dengan aslinya berdasarkan nilai densitas batuan dengan menggunakan prinsip dasar Hukum
newton. Berdasarkan hasil pengolahan data di daerah penelitian memiliki potensi panas bumi
yang ditandai dengan manifestasi panas bumi yang muncul di bagian timur laut, barat daya, barat
laut, dan ujung tenggara kavling penelitian. Adanya manifestasi pada daerah tersebut juga
didukung dengan adanya anomali magnetik rendah dan kemungkinan adanya struktur geologi
yang ada pada daerah tersebut yang ditandai dengan anomali tinggi.

Kata kunci: Panas Bumi, Metode Gravitasi, Oasis Montaj, Anomali Bouger, Gunung Sawal

ABSTRACT
Geographically, the research location includes Gunung Sawal, Ciamis, West Java. The research
was conducted to interpret geothermal potential based on geophysical gravity data. Supported by
surface geological data, stratigraphy and geological structures, a subsurface model can be made
that can be used to identify the presence or absence of geothermal resource potential in a
research area. The gravity or gravity method is used to find out the most representative
subsurface system of the earth based on rock density values ​using the basic principles of
Newton's Law. Based on the results of data processing, the research area has geothermal
potential which is characterized by geothermal manifestations that appear in the northeast,
southwest, northwest, and southeastern corners of the research plot. The presence of
manifestations in the area is also supported by the presence of low magnetic anomalies and the
possibility of existing geological structures in the area which are characterized by high
anomalies.

Keywords: Geothermal, Gravity Method, Oasis Montaj, Bouger Anomali, Mount Sawal

PENDAHULUAN energi. Oleh karena itu salah satu solusi untuk


Kemajuan teknologi pada era sekarang permasalahan tersebut adalah dengan mencari
menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber sumber energi terbarukan sebagai alternatif
energi. Namun, energi fosil kini sudah pengganti dari energi fosil yang sudah
semakin berkurang dan tidak bisa semakin menipis. Sumber energi tersebut
diperbaharui sehingga mengalami defisit adalah panas bumi.

Page | 1
Geofisika Eksplorasi Panas Bumi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Panas bumi adalah sumber energi panas correction, koreksi medan (terrain) dan
yang terkandung di dalam air panas, uap air, koreksi anomali bouger. Kemudian koreksi
serta batuan bersama mineral ikutan dan gas anomali bouger tersebut dijadikan dasar
lainnya yang secara genetik tidak dapat dalam memisahkan anomali residual dan
dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi. anomali regional. Tujuan pemisahan koreksi
Panas bumi merupakan energi sustainable anomali bouger residual adalah untuk
dan ramah lingkungan dalam aspek produksi memperlihatkan nilai persebaran anomali
dan penggunaannya. Panas bumi berkaitan yang menunjukan daerah manifestasi panas
erat dengan sistem vulkanik yang terbentuk bumi di Gunung Sawal.
akibat pergerakan lempeng kemudian
menghasilkan busur kepulauan dan terbentuk - Geologi Regional
gunung api. Indonesia merupakan negara Berdasarkan administrasi daerah
yang terbentuk oleh 3 pertemuan lempeng penelitian berada di sekitar Gunung
tektonik yang aktif bergerak tiap tahunnya Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
sehingga banyak gunung api yang terbentuk. Berdasarkan fisiografi regional, daerah
Akibatnya hampir 40 % cadangan panas penelitian termasuk Zona Bandung yang
bumi di dunia terdapat di Indonesia. diidentifikasikan sebagai Puncak
Dalam eksplorasi panas bumi, metode Geantiklin Jawa Barat yang kemudian
geofisika memiliki peranan yang besar. mengalami pengangkatan dan kemudian
Metode geofisika dimanfaatkan untuk runtuh. (Bemmelen, 1949). Ciri fisik di
menentukan konfigurasi struktur geologi, lapangan dari zona ini adalah berupa
terutama struktur geologi bawah permukaan cekungan antar pegunungan
melalui parameter fisika. Metode Geofisika (Intra-Mountain Basin) yang diapit oleh
gaya berat, berperan dalam memetakan 2 jalur pegunungan yaitu (1) Barisan
besaran fisika batuan bawah permukaan gunung api pemisah Garut dan dataran
bumi. Didukung oleh data geologi Tinggi Bandung (G. Guntur dan G.
permukaan, stratigrafi dan struktur geologi, Mandalawangi) dan (2) Barisan gunung
dapat dibuat suatu model bawah permukaan api pemisah lembah Citanduy
yang dapat digunakan dalam (G.Galunggung, G. Talagabodas, dan
mengidentifikasi ada atau tidaknya potensi G.Sawal)..
sumberdaya panas bumi di suatu daerah
penelitian.(M.Harvan,2016)

METODOLOGI
Metodologi pada penelitian ini adalah
dengan pengolahan data gravitasi
menggunakan Software Oasis Montaj
kemudian interpretasi data untuk mengetahui
sistem panas bumi di Gunung Sawal.
Pengolahan data gravitasi akan
mendapatkan data anomali gravitasi yang
telah mengalami koreksi drift dan koreksi Berdasarkan Peta Geologi Regional
tidal. sehingga koreksi yang perlu dilakukan Lembar Tasikmalaya oleh T.
adalah koreksi altitude yang meliputi free air Budhitrishna (1992), material penyusun

Page | 2
Geofisika Eksplorasi Panas Bumi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

di daerah penelitian berasal dari litologi newton. Berdasarkan Hukum Newton


breksi G. Galunggung, hasil Gunungapi tersebut menjelaskan bahwa nilai
Kuarter Tua dan Muda. Unsur struktur gravitasi pada suatu titik dipengaruhi
yang diperlihatkan memiliki arah oleh massa benda dan jarak benda
Baratlaut-Tenggara, Utara-Selatan, serta sehingga dengan itu kita dapat
Barat-Timur. Unsur struktur berupa mengetahui jenis batuan dan geometri
kelurusan memotong litologi berumur batuan di bawah permukaan. Dalam
kuarter. Adanya kesamaan pola pengukurannya metode gaya berat akan
kelurusan permukaan dengan pola didapatkan variasi gaya gravitasi akibat
struktur yang lebih tua diindikasikan adanya variasi distribusi di bawah
sebagai kemungkinan aktivitas reaktivasi permukaan. selisih dari variasi tersebut
sesar-sesar tua (Sunardi, 2014). disebut anomali bouger. Anomali yang
Dihipotesiskan, daerah penelitian muncul dari metode ini merupakan target
merupakan daerah Gunungapi yang dalam survei penelitian gravitasi.
dipengaruhi oleh keterdapatan sesar Anomali tersebut akan memudahkan para
regional Citanduy. Sesar Citanduy peneliti untuk menafsirkan struktur
merupakan sesar mendatar dextral geologi bumi. Umumnya eksplorasi
dengan arah Baratlaut-Tenggara yang metode gaya berat merupakan
memotong batuan vulkanik muda preliminary survey untuk menentukan
G.Ciremai di Majalengka (Haryanto, bentuk geometri dari cebakan, bentuk
2014). basement, intrusi dan patahan
Daerah penelitian merupakan (Kurniawan, 2014). Dengan melakukan
bagian dari intra-mountain basin interpretasi tersebut diharapkan dapat
Cekungan Garut yang litologinya memberi informasi dan gambaran dalam
didominasi oleh endapan hasil erupsi menentukan prospek dari panas bumi di
gunung api kuarter. Aktifitas vulkanik suatu daerah penelitian.
pada daerah penelitian secara regional
terbagi menjadi periode Terseir (Kala PENGOLAHAN DATA
Eosen Akhir-Miosen dan Miosen Data yang digunakan dalam pengolahan
Akhir-Pliosen) serta periode Kuarter adalah data gravitasi hasil pengukuran
(T.Budhitrishna, 1992). Oleh karena geofisika di lapangan. Data tersebut memuat
beberapa hal di atas maka daerah koordinat X, koordinat Y, elevasi, dan nilai G
penelitian memiliki potensi panas bumi. observation (Gobs). Data tersebut menjadi
dasar dalam melakukan koreksi terrain,
- Metode Gravitasi koreksi Free Air Anomaly, anomali bouger,
Metode gravitasi atau gaya berat dan Corrected Bouger Anomaly (CBA).
digunakan untuk mengetahui sistem Kemudian data CBA yang didapatkan
bawah permukaan bumi berdasarkan dilakukan pemisahan anomali regional dan
nilai densitas batuan dengan anomali residual.
menggunakan prinsip dasar Hukum

Tabel 1. Database Pengolahan Gravitasi


Stasiun Elevasi Gobs Terrain FAA BA CBA
"BASE" 456.00 978080.46 13.88 107.926 56.307 70.187

Page | 3
Geofisika Eksplorasi Panas Bumi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

"GM01" 469.00 978070.19 14.25 102.398 49.310 63.560


"GM02" 466.00 978076.24 13.20 106.939 54.190 67.387
"GM03" 473.00 978072.43 13.20 104.533 50.993 64.197
"GM04" 429.00 978079.78 11.40 97.216 48.649 60.046
"GM05" 411.00 978085.23 10.57 95.445 48.914 59.480
"GM06" 350.00 978105.81 7.94 97.176 57.543 65.480
"GM07" 319.00 978130.65 6.80 112.029 75.903 82.706
"GM08" 274.00 978147.59 5.16 115.019 83.985 89.141
"GM09" 204.00 978144.98 2.90 91.280 68.169 71.069
"GM10" 146.00 978153.23 1.61 81.546 65.003 66.611
"GM11" 201.00 978136.71 3.02 82.824 60.053 63.075
"GM12" 318.00 978105.14 6.72 88.352 52.339 59.060
"GM13" 313.00 978097.90 6.74 80.617 45.170 51.907
"GM15" 447.00 978079.79 12.84 104.796 54.194 67.035
"GM16" 619.00 978056.41 21.72 134.701 64.667 86.390
"GM17" 728.00 978028.37 27.89 140.697 58.358 86.248
"GM19" 356.00 978104.84 8.65 98.836 58.524 67.177
"GM20" 328.00 978126.79 7.33 111.814 74.670 82.004
"GM21" 272.00 978141.57 5.26 109.103 78.295 83.554
"GM22" 317.00 978114.80 6.69 97.092 61.193 67.883
"GM23" 686.00 978041.38 24.79 139.834 62.236 87.026
"GM24" 822.00 978009.89 32.46 150.765 57.822 90.280
"GM25" 544.00 978073.42 17.35 126.157 64.594 81.943
"GM26" 502.00 978084.95 15.03 124.411 67.594 82.626
"GM27" 489.00 978080.70 14.48 116.553 61.204 75.686
"GM28" 544.00 978078.28 17.06 130.898 69.335 86.390
"GM29" 358.00 978123.68 8.25 118.167 77.629 85.877
"GM30" 746.00 978034.51 26.98 149.974 65.605 92.588
"GM31" 547.00 978062.16 16.79 116.632 54.730 71.521
"GM32" 698.00 978036.25 24.89 137.910 58.957 83.846
"GM33" 685.00 978045.58 25.05 143.115 65.629 90.675
"GM34" 610.00 978054.08 19.62 129.125 60.107 79.726
"GM35" 683.00 978032.38 24.16 130.507 53.247 77.405
"GM37" 699.00 978032.35 26.69 135.375 56.309 82.999
"GM38" 650.00 978049.46 23.09 135.902 62.367 85.456
"GM39" 651.00 978060.69 22.53 146.580 72.932 95.461
"GM40" 798.00 978026.17 31.76 158.107 67.871 99.631
"GM41" 413.00 978085.50 10.35 97.041 50.283 60.635
"GM99" 646.00 978044.83 22.45 130.230 57.147 79.599

Tahap Pengerjaan : 2. Membuat peta terrain


1. Membuat database pengolahan 3. Membuat peta elevasi
gravitasi seperti pada tabel 1

Page | 4
Geofisika Eksplorasi Panas Bumi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

4. Melakukan koreksi regional terrain


dan koreksi terrain
5. Mengubah koordinat X dan Y
menjadi longitude dan latitude
dengan sistem koordinat UTM 48S
Zone
6. Melakukan koreksi Free Air
Anomaly
7. Melakukan anomali bouger dan
Corrected Bouger Anomaly (CBA)
8. Membuat peta CBA 18. Aktifkan plug-in gm-sys
9. Membuat grid dan layout peta 19. Gm-sys, new model, from map
Menampilkan Analisis Spektrum profil, Gravity Res_3, Elevation,
10. Aktifkan plug-in USGS dari menu Terrain, ok, buat garis penampang
Gx dari anomaly residual ordo 3
11. Membuat grid spatial filtering 20. Hasil penampang
menggunakan polynomial surface
fitting dari CBA dengan anomali
Regional dan Residual ordo 0
12. Membuat grid spatial filtering
menggunakan polynomial surface
fitting dari CBA dengan anomali
Regional dan Residual ordo 1
13. Membuat grid spatial filtering
menggunakan polynomial surface HASIL DAN ANALISIS
fitting dari CBA dengan anomali Dari pengolahan data dihasilkan peta yang
Regional dan Residual ordo 2 saling menunjang untuk pembuatan peta
14. Membuat grid spatial filtering lainnya.
menggunakan polynomial surface Peta Elevasi
fitting dari CBA dengan anomali
Regional dan Residual ordo 3
15. Aktifkan plug-in Magmap
16. Magmap, interactive filtering, radial
average spectrum, outputnya berupa
analisis spektrum
17. Magmap, spectrum calculation and
display, display spectrum, muncul
grafik radially averaged power
spectrum

Pada daerah penelitian memiliki elevasi dari


157.9 mdpl - 793.5.6 mdpl

Page | 5
Geofisika Eksplorasi Panas Bumi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Peta Terrain Peta CBA (Corrected Bouger Anomaly)

Peta terrain didapatkan berdasarkan nilai Peta CBA didapatkan berdasarkan anomali
koreksi terrain. Pada daerah penelitian bouger. Daerah penelitian memiliki nilai
memiliki nilai terrain rendah dengan nilai anomali bouger dengan rentang 48.7 mgal
0.0 mgal yang ditampilkan dengan warna yang ditampilkan dengan warna biru tua
biru tua dan nilai terrain tinggi dengan nilai hingga 97.3 mgal yang ditampilkan dengan
1.5 mgal yang ditampilkan dengan warna warna merah muda.
merah muda.
Pemisahan Anomali Regional dan
Peta Free Air Anomaly Residual

Peta Anomali Regional

Peta FAA (Free Air Anomaly) didapatkan


berdasarkan dari nilai koreksi FA. Pada
daerah penelitian terdapat rentang nilai 77.9 Pada daerah penelitian didapatkan nilai
mgal yang ditampilkan dengan warna biru anomali regional dengan kisaran 47.2 mGal
tua hingga 151.5 mgal yang ditunjukan oleh yang ditampilkan dengan biru tua hingga
warna merah muda. 93.1 mGal yang ditampilkan dengan warna
merah muda. Nilai anomali tersebut
maksimal di bagian ujung timur laut, barat
laut, dan barat daya kemudian minimum di
bagian utara.

Page | 6
Geofisika Eksplorasi Panas Bumi
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Peta Anomali Residual memperkuat interpretasi bahwa di daerah


penelitian memiliki potensi yang besar akan
manifestasi panas bumi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data pada
daerah penelitian yaitu Gunung Sawal
didapatkan anomali residual dengan rentang
-7.6 mGal hingga 6.8 mGal. Anomali rendah
merupakan indikasi vulkanik dimana
terdapat manifestasi panas bumi, sedangkan
anomali tinggi merupakan indikasi struktur
penyusun di sekitar daerah penelitian. Pada
daerah penelitian yang memiliki nilai
Pada daerah penelitian didapatkan anomali rendah berada di timur laut, barat
nilai anomali residual dengan kisaran -7.6 daya, barat laut, dan ujung tenggara,
mGal yang ditampilkan dengan warna biru sedangkan yang memiliki nilai anomali
tua hingga 6.8 mGal yang ditampilkan tinggi berada di tengah kavling dengan
dengan warna merah muda. Berdasarkan orientasi hampir utara-selatan. Nilai anomali
pemetaan kontur anomali bouger, potensi residual rendah atau tinggi akan
sumber panas bumi diduga berada di timur mengindikasikan manifestasi panas bumi
laut, barat daya, barat laut, dan ujung jika diperkuat dengan adanya sumber mata
tenggara. Daerah potensi panas bumi air panas di lapangan karena manifestasi
ditandai dengan nilai anomali yang rendah panas bumi terkait dengan adanya pola
(Melisa dan Sarkowi,2013). Nilai-nilai aliran hidrotermal, serta struktur bawah
anomali rendah tersebut semakin permukaan yang berupa patahan atau sesar.
menguatkan dugaan adanya
manifestasi-manifestasi yang berkaitan DAFTAR PUSTAKA
dengan panas bumi. Meilisa and Sarkowi., M. (2013)., Analisis
Daerah manifestasi panas bumi Data Gravity Untuk Menentukan Struktur
terkait dengan adanya pola aliran Bawah Permukaan Daerah Manifestasi
hidrotermal, serta struktur bawah permukaan Panasbumi Di Lereng Selatan Gunung
yang berupa patahan atau sesar. Nilai Ungaran. Seminar Nasional Sains dan
anomali yang tinggi menunjukan terdapat Teknologi V Lembaga Penelitian
struktur geologi yang berada dibawah Universitas Lampung ., 5: 181-193. (Jurnal)
permukaan dengan nilai densitas yang tinggi
sedangkan nilai anomali yang rendah Harfan ,M. (2016). Model Geologi Bawah
menunjukan terdapat struktur bawah Permukaan dan Implikasinya pada
permukaan dengan nilai densitas rendah Kemungkinan Keterdapatan Potensi Panas
(Anggraeni, 2021). Pada daerah penelitian Bumi G. Sawal, Tasikmalaya-Ciamis, Jawa
dipengaruhi oleh Sesar Citanduy dan Barat. (Skripsi)
merupakan daerah vulkanik yang

Page | 7

Anda mungkin juga menyukai