Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327051755

Analisis Geostatistik Data Mercury (Hg) di Prospek Panas Bumi Kabupaten


Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Conference Paper · March 2018

CITATIONS READS

0 128

3 authors, including:

Rizal Prabowo
Bandung Institute of Technology
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rizal Prabowo on 29 August 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS GEOSTATISTIK DATA MERCURY (HG) DI
PROSPEK PANAS BUMI KABUPATEN DOMPU,
NUSA TENGGARA BARAT

ADVANCING INDONESIA ENERGY WITH GEOPHYSICS


UNIVERSITAS INDONESIA
2017

Rizal Adi Prabowo Teknik Geologi/2015


Virga Hydra Sahara Teknik Geologi/2015
Rhefika Diah Anggraeni Teknik Geologi/2015

Sub Tema: Eksplorasi Energi Panas Bumi

Institut Teknologi Bandung


Bandung
2017

1
ANALISIS GEOSTATISTIK DATA MERCURY (HG) DI PROSPEK PANAS BUMI
KABUPATEN DOMPU, NUSA TENGGARA BARAT

Rizal Adi Prabowo,a), Virga Hydra Saharab), Rhefika Diah Anggraenic)


Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Lb.Siliwangi, Coblong, Bandung, Jawa Barat 40132

Email: a) rizaladiprabowo@gmail.com, b)virgahydra@gmail.com,


c)
rhefikadiah@gmail.com

ABSTRAK

Riset ini dilakukan untuk mengetahui pola anomali Hg yang dapat digunakan dalam interpretasi zona permeabilitas
untuk keperluan eksplorasi panas bumi. Analisis dilakukan dengan menggunakan data sekunder laporan Daerah Panas Bumi
Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diperoleh dari Pusat Sumber Daya Geologi. Analisis dilakukan pada
data kadar Hg (dry basis) yang berjumlah 102 data menggunakan Exploratory Data Analysis (EDA) dengan membuat summary
statistic analysis, histogram, dan boxplot. Exploratory Data Analysis EDA yang digunakan dengan metode boxplot,
didapatkan satu nilai outlier yaitu 1425 kemudian nilai tersebut tidak digunakan dalam analisis selanjutnya. Setelah dilakukan
EDA, pemodelan variogram dilakukan sebanyak 50 kali dan memperoleh hasil optimal variogram bermodel Spherical yang
memiliki lag spacing sebesar 900 dengan komponen variogram nugget = 32483, sill = 69228 , dan range = 7200 . Setelah
didapatkan model variogram, analisis dilanjutkan dengan metode Ordinary Kriging menggunakan ILWIS dengan pixel size
900 m. Hasil error map ditunjukkan dalam skala warna biru s.d. merah tua. Nilai error dari peta hasil kriging tersebut tidak
terlalu signifikan untuk wilayah yang memiliki range nilai Hg yang besar, sehingga dapat diestimasi permeabilitas di daerah
tersebut cukup baik. Berdasarkan beberapa metode yang telah dilakukan, terdapat trend persebaran Hg berarah NW-SE di
daerah kajian yang sesuai dengan orientasi arah struktur geologi berupa sesar di wilayah Kabupaten Dompu.

Kata Kunci: Panas Bumi, Kabupaten Dompu, Geostatistik, Mercury.

2
1. PENDAHULUAN peta hasil analisis geostatistik dan dengan peta hasil
survei geologi dan geokimia PSDG tahun 2004.
Permeabilitas adalah kemampuan media
berpori untuk menghantarkan fluida. Permeabilitas 1.1 Geologi Regional
yang tinggi umumnya disebabkan oleh kehadiran
struktur geologi seperti patahan atau rekahan Daerah penelitian adalah daerah prospek panas bumi
(Nicholson, 1993; Kooten, 1987; Envall. 2008). Kabupaten Dompu dan sekitarnya yang secara
Dalam eksplorasi panas bumi, zona permeabilitas administratif berada di posisi geografis antara 118°
sering dijadikan untuk target 22’ 30’’ - 118° 30’ 00” Bujur Timur dan 06° 45’ 30”
pengeboran.(Kamah,2001) - 08° 53’ 30” Lintang Selatan dengan skala UTM
659000mE- 661500mE dan 9025750mN-
Metode yang umum dilakukan untuk mendelinasi
9021750mN.
zona permeabel salah satunya adalah analisis
konsentrasi Hg. Distribusi dan konsentrasi Morfologi daerah kabupaten Dompu merupakan
komponen volatile seperti Hg umumnya terdapat jenis perbukitan terjal hingga bergelombang dengan
pada fluida panas bumi dan dapat bermigrasi menuju ketinggian antara 200-1100 mdpl yang dibentuk oleh
permukaan (Koga, dkk, 1982). Adanya anomali Hg kerucut tubuh batuan vulkanik tua berumur tersier
pada permukaan dapat menjadi indikasi suatu zona yang menempati bagian Tengah hingga ke Timur
permeabilitas panas bumi (Sundhoro, 2005). daerah penelitian. Sedangkan dataran menempati
bagian barat dan utara hingga garis pantai. Pengaruh
Data Hg yang didelineasi dengan baik misalnya
gejala tektonik regional pada zaman pra-Tersier
dengan metode geostatistik kemungkinan mampu
hingga Tersier (Miosen) mengakibatkan
menunjukkan zona permeabel yang berpotensi
terbentuknya kelurusan dan struktur-struktur sesar
menciptakan mineralisasi beberapa mineral.
yang sangat kompleks dan pemunculan tubuh
Kemungkinan terjadinya proses mineralisasi sangat
vulkanik atau batuan vulkanik tua di jalur bagian
erat kaitannya dengan alterasi batuan yang
selatan pulau Sumbawa (Tim Survey Wilayah Nusa
disebabkan oleh fluida hidrothermal yang efeknya
Tenggara, 2004).
dapat bertambah besar seiring dengan bertambahnya
permeabilitas. Batuan vulkanik tua (Old Andesite) berumur Tersier
(Miosen tengah – Aras) di jalur Selatan banyak
Perlu diketahui bahwa di Indonesia, metode analisis
terakumulasi jenis-mineral logam seperti emas,
citra masih jarang digunakan sebagai data awal
perak, tembaga dan jenis batuan permata (pegmatite)
eksplorasi panas bumi. Citra yang digunakan
oleh proses sublimasi belerang pada temperature
beragam, seperti Landsat, ASTER, dan DEM. Citra
tinggi (655 – 1000 °C).
Landsat dan DEM dapat digunakan untuk analisis
kelurusan. Kelurusan dalam hal ini merupakan salah
Peranan struktur sesar sangat penting sebagai
satu penanda adanya struktur geologi. Struktur ini
kontrol geologi dan panas bumi, disamping
berpotensi sebagai zona permeabel yang berperan
merupakan media saluran naiknya fluida panas ke
sebagai jalan bagi fluida panas untuk mengalir
permukaan dan juga berfungsi sebagai tempat
menuju kedalaman yang lebih dangkal. Menurut
terakumulasinya panas bumi sepanjang jalur rekahan
Sungkono (1999), zona permeabel merupakan target
tersebut. Orientasi umum struktur di daerah panas
pemboran yang signifikan untuk menemukan sumur
bumi Kabupaten Dompu ialah sesar yang berarah
produktif.
NW – SE (gambar 3.2 dan gambar 3.1) Daerah sesar
Hingga saat ini, analisis kerapatan kelurusan pada ini disusun oleh batuan satuan batuan lava dan
citra satelit sebagai data awal untuk eksplorasi panas satuan batuan breksi (gambar 3.1) (Tim Survey
bumi masih belum banyak digunakan. Oleh karena Wilayah Nusa Tenggara,2004)
itu, penelitian ini merupakan salah satu langkah
survei pendahuluan dalam identifikasi potensi panas
bumi di daerah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara 2. METODE PENELITIAN
Barat Hasil dari penelitian ini sendiri dapat
digunakan untuk melengkapi hasil survei
sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan data sekunder dari
survei terpadu geologi dan geokimia, Daerah Panas
Makalah ini bertujuan untuk menguji kembali data Bumi, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara
distribusi Hg yang digunakan oleh PSDG untuk Barat (Tim Survey Wilayah Nusa Tenggara, 2004).
menentukan manifestasi pola persebaran Hg dari Data kadar Hg yang digunakan dinyatakan dalam
data survei sebelumnya Kemudian ditambah dengan besaran ppb (part per billion) dan berjumlah 102
output berupa peta kemungkinan prospek panas data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
bumi dari overlay antara peta kerapatan kelurusan, software ILWIS, Microsoft Excel, Qgis, dan Arcgis
10.3. Flowchart metodologi diperlihatkan pada
gambar 2.1.

3
Dilakukan Exploratory Data Analysis (EDA), State Geological Survey) tahun 2014. Kelurusan-
Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA), kelurusan yang diperkirakan struktur geologi
Semivariogram, dan Ordinary Kriging sebelum tersebut memiliki pebedaan kontras rona maupun
dilakukan analisis geostatistik,. Dalam Exploratory relief pada citra. Hasil delineasi kelurusan digunakan
Data Analysis (EDA), analisis dilakukan dengan untuk mengetahui orientasi arah kelurusan di daerah
membuat histogram, summary statistic analysis, dan Kabupaten Dompu sehingga dapat diketahui arah
boxplot. Histogram dapat menjelaskan kondisi data gaya utama pembentukan struktur pada daerah
yang digunakan apakah data berupa data bimodal tersebut, yang kemudian akan di interpolasikan
atau unimodal serta dapat menentukan skewness. menggunakan Arcgis 10.3 agar dapat menghasilkan
Summary statistic analysis dapat menunjukkan nilai peta line density yang kemudian akan di overlay
dari mean, median, dan modus apakah terdistribusi dengan beberapa peta yang lain.
normal atau tidak serta dapat menunjukkan apakah
data tersebut tergolong stasioner atau tidak. Boxplot
digunakan untuk menentukan nilai outlier dari data
yang kemudian nilai outlier tersebut akan di 3. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
treatment sesuai dengan kebutuhan. (Tukey, 1977)
Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA)
Sebelum dilakukan analisis geostatistik, terlebih
bertujuan untuk menganalisis keterkaitan spasial
dahulu dilakukan EDA dengan metode summary
(Rusche, 2008). ESDA berupa: (1) postplot
statistic analysis (Tabel 4.1), histogram (Gambar
(terintegrasikan dengan Countur Map) digunakan
4.1), dan boxplot (Gambar 4.2) yang didapatkan
untuk memeriksa trend data (Bohling, 2005) (2)
dengan menggunakan Microsoft Excel. Dari
Symbol map, peta yang menggunakan simbol
summary statistic analysis (tabel 4.1) dan Histogram
tertentu untuk kelas tertentu untuk
(gambar 4.1), data memiliki nilai skewness >1 yaitu
merepresentasikan nilai yang terdapat pada titik
1,23 (Brown, 1997) yang artinya data bersifat
lokasi simbol tersebut dalam peta lokasi penelitian.
skewness positif.
(Jenny, 2009)
Semivariogram digunakan untuk menentukan Dalam penentuan boxplot (gambar 4.2 dan tabel 4.2)
variasi data, anisotropi, dan semivariogram model digunakan persebaran Hg untuk mengetahui
data. Pada analisis menggunakan semivariogram karakteristik dari distribusi data serta penyebaran
ditentukan nilai sill, range, dan nugget. Sill data pengamatan. Dari hasil boxplot yang
menunjukkan nilai batas ketika data sudah tidak ditunjukkan oleh gambar 4.2, didapatkan 1 populasi
menunjukkan korelasinya atau yang sering disebut dan ditemukannya 1 outlier. Adanya 1 outlier yang
sebagai nilai maksimum semivariogram. Range cukup jauh di bagian atas boxplot disertai dengan
menunjukkan jarak saat sill tercapai, artinya range whisker bagian atas yang lebih panjang, menunjukan
merupakan jarak ketika data sudah mulai tidak bahwa distribusi data cenderung ke arah kanan
menunjukkan korelasi antar data. Nugget adalah (positif skewness).
nilai semivariogram saat lag sama dengan nol atau
pada tempat yang sama saat dilakukan pengambilan Nilai outlier berdasarkan boxplot analysis berada
data pada waktu berbeda, maka yang didapatkan diatas 1115 ppb. Dari hasil yang ada maka dapat
adalah nilai yang berbeda. (Suryantini. 2017; dikatakan bahwa hanya terdapat 1 nilai outlier yaitu
Matheron,1963) : 1425 ppb. Metode geostatistik akan baik jika data
yang digunakan terdistribusi normal dan tidak ada
Kriging digunakan untuk mengestimasi nilai kadar outlier. Oleh karena itu outlier tidak diikutsertakan
Hg yang berada pada point map. Jenis Kriging yang dalam analisis berikutnya yaitu variogram dan
digunakan adalah Ordinary Kriging, dikarenakan kriging.
asumsi bahwa nilai rata-rata dan trend dari data Hg
tersebut tidak diketahui. Metode ini akan Jika outlier dihilangkan, maka EDA yang dihasilkan
memberikan gambaran berupa peta persebaran kadar dapat dilihat pada gambar 4.3 dan tabel 4.3. Dari
Hg dan error map. Error map akan menunjukkan histogram (gambar 4.3) dan Summary Statistic (tabel
nilai error hasil estimasi kriging. Semakin kecil nilai 4.3), didapat kesimpulan bahwa data memiliki nilai
error maka semakin baik hasil estimasi kriging skewness yang bernilai <1 yaitu 0.97 (Brown, 1997)
tersebut. (Alfina, 2010; David, 1977) yang artinya bahwa data normal.Peak pada
histogram terbentuk pada kelas ke dua sedangkan
Metode yang digunakan dalam penelitian mean senilai 460.47, median 409, modus 360 serta
menggunakan citra satelit adalah dengan cara standard deviasi yang cukup besar yaitu 232.81.
menganalisis kelurusan daerah Kabupaten Kerinci
dengan menggunakan Digital Elevation Model
(DEM). Citra satelit yang digunakan dalam untuk
analisis kelurusan bersumber dari USGS (United

4
3.1 Exploratory Spatial Data Analysis Analisis Variogram Surface pada gambar 4.7,
terlihat bahwa data anomali Hg pada daerah ini
bersifat isotropic karena dari pusat surface hingga
Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) radius lingkaran 7200 m, data didominasi warna
digunakan untuk mengetahui persebaran data secara biru. Warna biru ini menunjukkan bahwa data
spasial. Outlier pada analisis tahap ini sudah tidak lapangan pada daerah ini masih berkolerasi dengan
diikutsertakan. Metode yang digunakan ialah radius lingkaran 7200 m. Hal ini merupakan suatu
Countur Map (Gambar 4.4) dan Symbol Map penemuan kemungkinan lokasi prospek panas bumi
(Gambar 4.5) dengan menggunakan aplikasi ILWIS. yang ekonomis dari segi statistik karena selain dari
tingginya nilai data Hg, daerah ini juga cukup luas
Dari data spasial gambar 4.4 dapat dilihat bahwa untuk di eksploitasi.
sampling data sudah baik karena dilakukan secara
tegak lurus struktur sesar dan jarak yang konsisten
antar data. Dari hasil pemodelan, terlihat bahwa
3.4 Analisis Kriging
terdapat daerah yang memiliki nilai konsentrasi Hg
tertinggi (lingkaran merah pada gambar). Sehingga Metode Ordinary Kriging digunakan untuk
dapat dikatakan bahwa lokasi tersebut memiliki menginterpolasi data distribusi Hg agar diperoleh
permeabilitas yang baik. daerah estimasi dengan menggunakan software
ILWIS. Dalam analisis kriging dibutuhkan jarak data
Anomali persebaran Hg dengan manifestasi panas terjauh untuk mengestimasi daerah yang akan diteliti
bumi memiliki kecenderungan yang sama jika yang kemudian digunakan sebagai field length
dilihat pada Countur Map (gambar 4.4). Terdapat 2 (gambar 4.8). Serta lag 900 m dari analisis
tempat dimana nilai Hg terkonsentrasi tinggi yang variogram digunakan kembali pada analisis tersebut.
jika dikomparasikan dengan peta Citra Satelit DEM
Azimuth Cahaya 00 daerah penelitian (gambar 3.2) Metode Kriging yang digunakan adalah jenis
merupakan salah satu tempat manifestasi panas bumi Ordinary Kriging. Hasil yang didapat adalah peta
berupa mata air panas. Kegiatan eksplorasi panas estimasi distribusi Hg dan peta error-nya. Ordinary
bumi sendiri bisa dilakukan secara optimal hanya di Kriging dipilih karena berdasarkan hasil analisis
zona yang berlingkar merah, karena disitulah daerah variogram didapat bahwa karakteristik persebaran
yang menunjukkan konsentrasi Hg tinggi sehingga Hg di daerah Kabupaten Dompu isotropic. Pada peta
dapat dikatakan bahwa memiliki permeabilitas yang estimasi hasil kriging didapat peta distribusi (gambar
tinggi pula. 4.9) yang dinyatakan dengan penggolongan warna.
Warna biru s.d. merah muda menunjukkan nilai Hg
yang semakin meningkat.
3.2 Analisis Variogram
Dengan software ILWIS, didapatkan error map
Analisis variogram digunakan untuk melihat (gambar 4.10) dari Ordinary Kriging. Error map
hubungan spasial yang ditunjukkan dengan nilai merupakan peta yang menunjukkan nilai error hasil
nugget, sill, dan range. Arah yang digunakan adalah estimasi kriging. Error map yang dihasilkan
omnidirectional dan model yang digunakan adalah menunjukkan error pada daerah yang diinterpolasi
model spherical karena data cenderung dengan persebaran data yang ada memiliki nilai yang
menunjukkan kenaikan perlahan yang kemudian kecil (warna biru) sehingga dapat disimpulkan
cenderung konstan (Bohling,2005). Persamaan bahwa hasil interpolasi cukup baik
variogram ditunjukkan pada gambar 4.6 dan 4.7.

Sehingga didapatkan estimasi hasil Ordinary


Telah dilakukan percobaaan dengan berbagai lag Kriging, wilayah pada koordinat 655000-659000,
dalam pembuatan variogram. Lag sebesar 900 m 9027000-9030000 atau seluas ±12000 km2 memiliki
(Gambar 4.6) dianggap lag yang memiliki hasil permeabilitas cukup baik sebagai prospek panas
semivariogram terbaik karena banyak titik plot bumi.
semivariogram yang cenderung berada pada garis
model. Model semivariogram ini adalah spherical
model. Dengan lag 900 m diperoleh nilai sill = 3.5 Analisis Citra Satelit
69228, range = 7200, dan nugget = 32483.
Penentuan variogram terbaik ini dibutuhkan untuk
mendapatkan variable-variabel yang dibutuhkan Arah gaya utama delineasi kelurusan struktur yang
pada langkah selanjutnya yaitu Ordinary Kriging. diperkirakan patahan maupun rekahan dilakukan
dengan menggunakan DEM berazimuth cahaya 0 0,
900, 1800, dan 2700 (Gambar 4.11). Hasil analisis
3.3 Analisis Variogram Surface data kelurusan dengan menggunakan diagram roset
(Gambar 4.12) menunjukkan bahwa arah kelurusan

5
struktur utama di daerah Kabupaten Dompu adalah bikarbonat. Namun terdapat perbedaan pada mata air
NW-SE. Hal ini dapat divalidasi dikarenakan arah panas Cangga-2 dan Limea yang merupakan tipe
NW-SE merupakan arah dari sesar-serar regional sulfat dan klorida-sulfat. Berdasarkan perhitungan
yang berada pada daerah Nusa Tenggara Barat. Pada menggunakan geotermometer SiO2 konduktif,
diagram roset dapat dilihat pula terdapat diperkirakan suhu dari reservoir panas bumu
kecenderungan dominan tegasan yang tegak luruh tersebut berkisar antara 124oC-180oC. Sesuai dengan
arah kelurusan struktur utama (NE-SW). Hal ini klasifikasi enthalpi panas bumi yang berada di
mengindikasikan bahwa daerah tersebut juga Indonesia, maka jenis sistem panas bumi pada
terpengaruh oleh struktur-struktur patahan atau daerah ini termasuk ke dalam enthalpi sedang.
rekahan yang bersifat lokal. Hal ini menarik suatu Menurut data dari PSDG, luas daerah prospek
garis besar dimana Daerah Kabupaten Dompu minimum dari lapangan panas bumi ini sekitar 10
didominasi oleh struktur-struktur regional yang km2. Besar luas daerah prospek dihitung berdasarkan
memiliki arah NW-SE ditambah dengan pengaruh persebaran manifestasi panas bumi dan luasan dari
patahan atau rekahan lokal berarah NE-SW. struktur geologi secara regional. Melalui metode
rapat daya, dengan persamaan Hel = A x Qel , dimana
Peta kerapatan kelurusan (Gambar 4.13) Hel adalah besaran sumber daya , dan Qel merupakan
memberikan informasi mengenai anomali kerapatan rapat daya yang dapat dibangkitkan per luas daerah,
patahan dan rekahan yang digunakan untuk dengan asumsi awal bahwa reservoir pada daerah ini
memprediksi daerah recharge area. Pada sistem pada enthalpi sedang, maka nilai konstanta Qel
panas bumi, fluida panas bumi akan mengalir ke atas adalah 12,5. Maka dari itu, melalui
melalui zona permeabel yang umumnya berasal dari
struktur geologi sehingga semakin besar tingkat
3.7 Pembahasan
kerapatan struktur maka semakin besar tingkat
permeabilitasnya. Oleh karena itu, daerah yang
memiliki anomali kerapatan kelurusan paling tinggi Trend yang mengarah dari NW-SE menunjukkan
diasumsikan sebagai daerah recharge area yang adanya suatu kejadian geologi yang menyebabkan
memiliki permeabilitas paling baik. Anomali kemunculan trend tersebut. Dari Peta Geologi
kerapatan kelurusan yang besar ditandai dengan Kabupaten Dompu sendiri, terdapat sesar regional
warna oranye-merah dapat dilihat pada gambar 4.... yang memiliki arah relatif sejajar dengan trend yang
didapatkan melalui analisis Ordinary Kriging
tersebut. Kemungkinan besar, trend arah Hg dari
Peta kompilasi geosains (Gambar 4.14) dihasilkan hasil kriging, berhubungan langsung dengan
dengan melakukan overlay peta kerapatan kelurusan kemunculan sesar pada wilayah tersebut. Data yang
yang memiliki nilai besar (warnya oranye-merah) didapatkan dari kriging lebih baik karena terjadi
,peta hasil Ordinary Kriging Lag 900 dan dengan pemangkasan pada data berupa pembuangan nilai
peta hasil survei geologi dan geokimia PSDG tahun outlier, sehingga dapat memberikan interpolasi pada
2004. Delineasi hasil overlay tersebut merupakan data dan menunjukkan kemunculan dari trend.
daerah yang memiliki kerapatan struktur paling
tinggi dan distribusi Hg terbesar sehingga
diperkirakan menjadi daerah prospek panas bumi. Kemudian dari trend yang mengarah NW-SE juga
Berdasarkan hasil overlay tersebut, daerah prospek dipengaruhi oleh adanya sesar-sesar minor lokal
panas bumi Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara yang kemunculannya dapat diketahui dengan
Barat berada pada daerah bervulkanostratigrafi analisis Diagram Roset (gambar...) yang arahnya
satuan batuan lava Wawosigi 2 dan satuan batuan tegak lurus sesar regional Namun dikarenakan
breksi wawosigi yang terletak disebelah Utara pengaruh sesar lokal ini kalah besar dibandingkan
satuan batuan Wawosigi 1 dan sebelah Barat satuan pengaruh sesar regional, trend persebaran Hg yang
batuan lava Puma 1. Kedua jenis batuan ini sama- muncul adalah mengikuti arah dominan dari sesar
sama dipengaruhi oleh sesar berarah NW-SE. regional. Sesar sendiri memiliki peran penting
dalam sistem panas bumi. Struktur sesar
mengakibatkan adanya pembentukan permeabilitas
3.6 Analisis Potensi Panas Bumi dari batuan beku yang menyebabkan aliran fluida
panas bumi dapat mengalir dengan baik.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM,
lapangan panas bumi Kabupaten Dompu memiliki
manifestasi permukaan berupa mata air panas yang 4. KESIMPULAN
tersebar dalam berbagai elevasi. Mata air panas Hu’u
terletak pada elevasi paling rendah yaitu 97 m, Data lapangan anomali Hg PSDG daerah Kab.
sedangkan mata air panas Sori Rawa memiliki Dompu memiliki persebaran Hg mendekati
elevasi tertinggi yaitu 260 m. Saat dilakukan uji distribusi normal. Data spasial memperlihatkan
geokimia, dapat diketahui bahwa manifestasi air pengambilan sampling data sudah baik yang
panas tersebut hampir seluruhnya bertipe

6
dilakukan secara tegak lurus strike struktur sesar dan Bohling, Geoff (2005). Kriging. Diambil dari
jarak yang konsisten antar data. http://people.ku.edu
Variogram surface data bersifat isotropic
menunjukkan daerah ini masih berkolerasi dengan Brown, James Dean (1997). Skewness and Kurtosis.
radius lingkaran 7200 m. Kriging dapat Diambil dari http://hosted.jalt.org
menunjukkan luas prospek sekitar ±12000 km2 David, M. 1977 Geostatistical Ore Reserve
dengan anomali Hg rata-rata ±1000 ppb dengan error Estimation. Amsterdam: Elsevier.
200 ppb. Ini dinilai cukup ekonomis karena
permeabilitas besar menyatakan besar pula aliran Envall, Taoio. 2008. Permeability and its effect on
dari fluida hidrothermal. the utilization of geothermal energy. Jyväskylä :
University of Jyväskylä
Pembuatan Ordinary Kriging memperjelas bahwa
data ini berada pada daerah batuan permeabilitas Gerald K. Van Kooten. 1987. Geothermal
tinggi yang memiliki trend NW-SE dimana hal ini Exploration Using Surface Mercury
mungkin disebabkan bersamaan dengan adanya zona Geochemistry. Journal of Volcanology and
sesar berarah NW-SE. Nilai permeabilitas Geothermal Research. Vol. 31 Pages 269-280
menunjukkan skala tinggi pada daerah NE daerah Jenny, Bernhard dkk. (2009). Cartographica: Self
penelitian karena terdapat banyak manifestasi panas Adjusting Legends for Proportional Symbol
bumi berupa mata air panas dan jenis litologi berupa Maps. Diambil dari
satuan batuan lava dan satuan batuan breksi yang https://pdfs.semanticscholar.org
permeabilitasnya baik.
Kamah, Yustin.2011. Pemetaan Permeabilitas
Berdasarkan overlay peta kerapatan kelurusan, peta
Potensial Sebagai Target Reservoir Pada Area
hasil Ordinary Kriging Lag 900 dan dengan peta
Panasbumi Ulubelu, Lampung.Yogyakarta.
hasil survei geologi dan geokimia PSDG tahun 2004,
Proceeding of the 5th Inaga Annual Scientific
daerah prospek panas bumi Kabupaten Dompu,
Conference &Exhibition.
Nusa Tenggara Barat berada pada daerah
bervulkanostratigrafi satuan batuan lava Wawosigi 2 Suryantini. 2017. GL-3102 Geostatistik : Tutorial
dan satuan batuan breksi wawosigi yang terletak Variogram. Institut Teknologi Bandung.
disebelah Utara satuan batuan Wawosigi 1 dan
sebelah Barat satuan batuan lava Puma 1. Kedua Koga, A. Taguchi, S., Mahon, W.A.J. 1982. The Use
jenis batuan ini sama-sama dipengaruhi oleh sesar of Volatile Constituents in Geothermal Fluids for
berarah NW-SE. Daerah tersebut merupakan zona Assessing the Type, Potential and Near Surface
permeable yang dapat berperan sebagai jalan bagi Permeability of a Geothermal System: the
fluida panas bumi. Broadlands Geothermal Area, N.Z. New Zealand
: Proceeding New Zealand Geothermal
Maka dengan metode geostatistik dapat dikatakan Workshop
bahwa daerah Kab. Dompu memiliki probabilitas
prospek panas bumi yang ekonomis untuk Matheron, G. 1963. Principles of Geostatistics,
dieksplorasi dan eksploitasi dengan beberapa Society of Economic Geologists Vol. 58, No. 8, ,
manifestasi panas bumi dan memiliki permeabilitas pages. 1246- 1266.
baik yang terletak disekitar sesar NW-SE.
Nicholson, 1993. Geothermal Fluid : Chemistry and
Exploration Technique. Springer.
UCAPAN TRIMAKASIH
Sungkono, 1999. Analysis of Digital Topographic
Penulis berterima-kasih kepada Dr. Eng. Suryantini Data for Exploration and Assesment of
dan Hendro Wibowo, ST. Msc. yang telah Geothermal Systems, Procceding 21st New
memberikan pembelajaran mengenai dasar ilmu Zealand Geothermal Workshop
geostatistik dan aplikasinya pada berbagai data. Sundhoro,Henry; Bakrun; Bangbang Sulaeman;
Penulis juga berterimakasih kepada rekan-rekan Timor Situmorang,; Eddy Sumardi; Imanuel.
yang membantu dan memberikan dorongan serta MF; Dikdik Risdianto; Liliek. R. R..2005.Survei
semangat dalam pembuatan paper ini. Panas Bumi Terpadu (Geologi, Geokimia Dan
Geofisika) Daerah Hu’u, Kabupaten Dompu,
DAFTAR PUSTAKA Provinsi Nusatenggara Barat. Subdit Panas
Bumi

Alfina, A. 2010. Metode Ordinary Kriging pada Tim Survey Wilayah Nusa Tenggara. 2004. Laporan
Geostatistik. Fakultas Matematika Dan Ilmu Penyelidikan Geologi, Geokimia, dan Geofisika
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Terpadu Daerah Panas Bumi Hu’u Kabupaten
Yogyakarta.

7
Dompu – Nusa Tenggara Barat. Bandung: Pusat LAMPIRAN
Sumber Daya Geologi. Unpublished.

Tukey, John W. (1977). Exploratory Data


Analysis.Pearson.ISBN 978- Mulai

0201076165.Sundhoro,Henry; Bakrun;
Bangbang Sulaeman; Timor Situmorang,; Eddy Analisa Non-Spasial
Sumardi; Imanuel. MF; Dikdik Risdianto; Liliek.
R. R..2005.Survei Panas Bumi Terpadu Exploratory Data Analysis
(Geologi, Geokimia Dan Geofisika) Daerah
Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi
Nusatenggara Barat. Subdit Panas Bumi Data
terdistribusi Terdapat Terdapat
Tim Survey Terpadu Wilayah Jambi. 2004. normal Trend Outlier

Laporan Akhir Survei Terpadu Geologi dan


Geokimia Daerah Panas Bumi Gunung
Hapus
Kapur Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Analisais

Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi.


Exploratory
Spatia Data
Analysis

Pemodelan
Semivariogram

Semivarioram Map

Interpolasi Spasial

Ordinary Kriging

Validasi menggunakan
Kriging Error

selesai

Gambar 2.1 Flowchart

8
9
10
11
12
13

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai