Anda di halaman 1dari 4

Interpretasi Jenis Batuan Bawah Permukaan Sumber Panas Bumi

menggunakan Metode Geomagnet di Wilayah Hu’u Daha


Kabupaten Dompu

PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
TITHA CININTYA HIDAYAH
G1B01073

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Panas bumi (Gheotermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang
terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh batuan
beku panas. Air permukaan yang berasal dari sungai, hujan, danau, laut dan lain-lain
meresap menjadi air tanah, mengalir dan bersentuhan dengan tubuh magma atau batuan
beku panas tersebut, mendidih kemudian membentuk air dan uap panas. Berat jenis,
temperature dan tekanannya, uap dan air panas ini mengalir kembali ke permukaan melalui
bidang-bidang rekahan di lapisan kulit bumi dan membentuk manifestasi panas bumi.

Salah satu manifestasi panas bumi terbesar yaitu berada di Indonesia. Indonesia
merupakan salah satu penyimpan energi panas bumi terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan
kondisi geografis Indonesia yang berada pada kerangka tektonik dunia. Diketahui cadangan
panas bumi di Indonesia pada tahun 2018 yaitu sebesar 28,5 GW (Giga Watt) yang mana
merupakan 40% total energi panas bumi potensial yang tersedia di dunia. Sebagai salah satu
sumber energi terbarukan yang sangat potensial, Pemerintah berupaya mendorong
peningkatan pemanfaatan panas bumi di Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Direktorat
Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi tercatat
sumber daya panas bumi yang termanfaatkan telah mencapai 1.948,5 MW yang terdiri dari
13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada 11 Wilayah Kerja Panas Bumi
(WKP). Energy panas bumi selain bisa dimanfaat untuk energy pembangkit listrik juga bias
dimanfaat untuk pariwisata, pertanian dan bidang lainnya. Wilayah Nusa tenggara yang
masih minim pemanfaatan energy panas salah satunya yaitu wilayah Hu’u Daha, Dompu.

Lokasi manifestasi Panas Bumi Hu’u Daha sendiri berjarak ± 35 km di sebelah


selatan Kota Kabupaten Dompu dan dapat dicapai dari ibu Kota Provinsi Mataram dengan
menggunakan transportasi darat dengan waktu tempuh sekitar 12 jam menyebrangi Selat
Sumbawa. Dari aspek geologi, sistem panas bumi di daerah Hu’u Daha berlokasi di
lingkungan vulkanik tua yang berumur Miosen Tengah – Atas, atau dari hasil dating metode
jejak belah (fission track) adalah 5,8 ± 0,2 juta tahun. Hasil pengukuran geofisika
memperlihatkan bahwa reservoir diperkirakan berada pada kedalaman lebih dari 900 dan
diperkirakan berada pada satuan batuan vulkanik tua. Pembentukan zona rekahan ini
diperkirakan dikontrol oleh struktur-struktur geologi yang berarah barat laut – tenggara,
yang berpotongan dengan beberapa sesar yang berarah barat-timur hingga barat daya – timur
laut.

Berdasarkan lokasi sumber panas bumi wilayah Hu’u Daha agar pemanfaatan lebih
optimal dilakukan penelitian mengenai struktur batuan penyusunnya menggunakan metode
geofisika, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode geomagnet. Metode
geomagnetik merupaka metode yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Metode ini
sering digunakan untuk mengekplorasi jenis batuan dan juga sering digunakan untuk survei
pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral, maupun untuk
keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Metode ini mempunyai akurasi pengukuran
yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah
dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. koreksi pembacaan praktis
tidak perlu dilakukan.

Dalam melakukan pengukuran geomagnet, peralatan yang paling utama digunakan


adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan utuk mengukur kuat medan magnetik di
lokasi survei. Salah satu jenisnya yaitu Proton precission Magnetometer (PPM) yang
digunkan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang bersifat
mendukung dalam survei magnetik adalah Global Positioning System (GPS). Peralatan ini
digunakan untuk mengukur titik pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian dan
waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan batuan satelit.
Penggunaan sinyal satelit karena satelit menajngkau daerah yang sangat luas dan tidak
terganggu ole gunung, lembah, bukit atau pun jurang. Pengukuran data medan magnetik
yang pertama dilakukan menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable
magnetometer. Data yang dicata dalam proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat
medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan. Dalam melakukan akuisis data magnetik
pertama yang dilakukan adalah menentukan base station dan station-station pengukuran,
ukurannya disesuaikan dengan lokasi pengukuran. Kemudian dilakukan pengukuran medan
magnet di station-station pengukuran di setiap lintasan pada saat bersamaan pula dilakukan
pengukuran variasi harian di base station. Base station merupakan alat yag digunakan
sebagai pengirim dan penerima sinyal komunikasi.

1.2 Batasan Masalah


Penelitian yang dilakukan dibatasi dengan topik penelitian yaitu, interpretasi jenis
batuan daerah panas bumi di wilayah Hu’u Daha, Dompu menggunakan metode geomagnet.
Penelitian berfokus pada struktur perlapisan bawah permukaan untuk mengetahui jenis
batuan yang tersusun berdasarkan hasil magnetisasi dari metode geomagnet yang digunakan.

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana memetakan anomali magnetik bawah permukaan sumber panas bumi
wilayah Hu’u Daha?
b. Bagaimana struktur batuan bawah permukaan sumber panas bumi Hu’ Daha berdasarkan
nilai sustibilitas batuannya?

1.4 Tujuan
a. Untuk mengetahui pola pemetaan anomali bawah permukaan sumber panas bumi wilayah
Hu’u Daha.
b. Untuk mengetahui struktur batuan bawah permukaan sumber panas bumi berdasarka nilai
sustibilitas batuan wilayah Hu’u Daha.

1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan gambaran mengenai bagaimana struktur
batuan dan jenis batuan yang tersusun dari sumber panas wilayah Hu’u Daha dan bagaimana
pola pengembangan lebih lanjut. Selain itu juga memudahkan para penelitian untuk
menentukan peluang eksplorasi lebih lanjut wilayah Hu’u Daha.

Anda mungkin juga menyukai