Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU

BERDASARKAN PEMODELAN 3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG


PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA MAGNETOTELLURIK (MT)
F Hendrasto, Y Yunis
Journal of Geoscience Engineering and Energy (JOGEE) 3 (1), 19-30

e-ISSN 2722-6530 (Online) p-ISSN 2715-5358 (Print)

https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee/issue/view/969
Tim Editor

https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee/about/editorialTeam#reviewer
Tim Reviewer
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee/about/editorialTeam#reviewerReviewer

https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee
https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee/about/contact

https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee/issue/view/969
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU
BERDASARKAN PEMODELAN 3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG
PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA MAGNETOTELLURIK (MT)
F Hendrasto, Y Yunis
Journal of Geoscience Engineering and Energy (JOGEE) 3 (1), 19-30

https://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/jogee/article/view/13350
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN 3D


MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)

DETERMINATION OF TOP GEOTHERMAL RESERVOIR OF TULEHU AREA WITH IDENTIFICATION


OF MINERALS IN WELL X BASED ON LOG DATA AND COMPLIANCE WITH MAGNETOTELLURIC
DATA (MT)

Thoriq Muzakki Yudistian1, Fajar Hendrasto1, Yudistian Yunis2.

1
Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta,
Indonesia
² PT. PLN Gas dan Geothermal, KMO Building Lantai 8, Jakarta 12120, Indonesia

1
*Penulis untuk korespondensi (corresponding author):
E-mail corresponding author: f_hendrasto@trisakti.ac.id

Abstrak. Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Tulehu yang merupakan penugasan Sejarah Artikel :
pemerintah kepada PLN menjadi objek penulisan penelitian ini. WKP Tulehu terletak • Diterima
di Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Maksud dari penelitian 20 Desember 2021
adalah untuk mengaplikasikan interpretasi data geofisika magnetotellurik untuk • Revisi
05 Januari 2022
menentukan bagian atas zona reservoir (top reservoir) pada kegiatan eksplorasi dan
• Disetujui
produksi panasbumi, Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
12 Fabuari 2022
mengkonfirmasi suatu model konseptual panasbumi dengan hasil korelasi dari data • Terbit Online
magnetotellurik dan data sumur. Data yang dihasilkan merupakan hasil pengolahan 28 Februari 2022
data 3D menggunakan software Leapfrog Geothermal untuk mengetahui lebih lanjut
pada sistem geothermal yang berada di daerah Tulehu. Berdasarkan hasil interpretasi Kata Kunci :
dan pemodelan dapat disimpulkan bahwa top reservoir berdasarkan atas nilai ➢ Geothermal
resistivity nya, karena top reservoir mengandung konduktivitas yang tinggi maka saat ➢ Magnetotellurik,
di konversikan kedalam resistivitas maka berada pada nilai resistivity yang rendah, ➢ Top Reservoir,
yang terletak pada kedalaman relatif 700 – 1000m ➢ Tulehu
➢ Resistivities
Abstract. Tulehu Geothermal Working Area (WKP) which is a government assignment
Keywords :
to PLN became the object of writing this research. WKP Tulehu is located in Ambon ➢ Geothermal
Island, Central Maluku Regency, Maluku Province. Therefore, the purpose of the study ➢ Magnetotelluric
is to apply the interpretation of magnetotelluric geophysical data to determine the ➢ Top Reservoir
top reservoir zone in geothermal exploration and production activities, while the ➢ Tulehu
purpose of this study is to confirm a conceptual model of geothermal with correlation ➢ Resistivity
results from magnetotelluric data and well data. The data generated is the result of
3D data processing using Leapfrog Geothermal software to find out more about
geothermal systems located in Tulehu. Based on the results of interpretation and
modelling it was concluded that the top reservoir of its resistivity value because the

Page 19
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

top reservoir contains high conductivity then when converted into resistivity it is in low
resistivity which tends to be at a relative depth of 700 - 1000m

PENDAHULUAN

Geothermal / Panas bumi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari panas yang berada dibawah
permukaan bumi / sub surface yang dimana panas tersebut berada dilingkungan vulkanik yang dimana
sumber panasnya itu adalah magma dan media pengantar panas nya adalah air maupun uap. Energi
tersebut dapat menjadi energi non konvensional dimana energi tersebut termasuk kedalam energi
terbarukan sustainable atau energi yang dapat digunakan secara jangka panjang .
Dalam sistem panasbumi, air yang ada di dalam tanah maupun batuan dapat dipanaskan dari sumber panas
seperti magma, kemudian energi panas mengubah air menjadi uap. Uap dengan energi kinetik yang tinggi
ini dapat dialirkan ke dalam turbin pembangkit listrik dan mendorong turbin, sehingga energi kinetik dari
uap melalui turbin dan generator diubah menjadi energi listrik. Setelah energi listrik dihasilkan, uap
kemudian mengalami kondensasi menjadi air dan selanjutnya diinjeksi kembali ke dalam tanah agar proses
ini dapat menjadi siklus panasbumi yang bersifat terbarukan.
Identifikasi sistem panas bumi diawali dengan studi yakni melakukan survey geologi dan geokimia
permukaan yang selanjutnya menjadi pedoman untuk survey geofisika guna mendapatkan gambaran
bawah permukaan system panas bumi. data geologi yang terdiri dari sebaran menifestasi panas bumi,
litologi, data struktur geologi, alterasi mineral dan data pendukung lainnya hasil pengolahan data geokimia
seperti sifat / komposisi kimia, temperature dan geothermometer yang selanjutnya diintergrasikan dengan
data geofisika yang terdiri dari data magnetotellutrik (MT) dan gravity dalam rangka memodelkan sistem
panas bumi di daerah penelitian. Sehingga pemahaman konsep geologi, geokimia dan geofisika yang tepat
dapat memberikan gambaran system panasbumi di daerah penelitian.

GEOLOGI REGIONAL

Pulau Ambon termasuk dalam peta geologi regional lembar Ambon (Gambar 1) , menurut
Tjokrosaputro, dkk (1993) dan secara stratigrafi regional tersusun dari tua ke muda sebagai berikut:
a. Pembentukan Kanikeh (TJk), yang disusun oleh distribusi batu pasir dan serpih, yang
merupakan trias tua terlambat ke Jura. Formasi Kanikeh ini tidak selaras di atas Formasi Saku
(Ts), yang terdiri dari batu sabak, metagreywacke, konglomerat meta dan sisipan batu kapur.
b. Batuan Gunung Ambon (Tpav), yang Pliosen pada usia, terdiri dari lava andesit, dasit, breksi
vulkanik , breksi tufaan dan tuff.
c. Batuan Beku (Tig), adalah batu intrusi yang merupakan Pliosen tengah-akhir.
d. Batugamping Terumbu (Ql), yang berusia di sekitar Upper Pleistocene-Holocene, terdiri dari
terumbu karang, ganggang, dan fragmen karang, yang terletak tidak sejajar di atas Formasi
Fufa.
e. Endapan Aluvium (Qa), adalah batuan Holosen-Resen, yang terletak tidak sejajar di atas semua
batu. Secara regional daerah penelitian termasuk kedalam satuan batuan Gunungapi Ambon
(Tpav).

Page 20
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 1. Peta Geologi Regional Lembar Ambon & Maluku, (Tjokrosaputro, 1993)

Akuisisi Data Magnetotellurik


Tujuan dari survei Magnetotelluric (MT) adalah untuk mendeteksi zona yang menjanjikan
untuk pengembangan panas bumi dengan mempelajari distribusi resistivitas bawah permukaan yang
diperoleh dari hasil survei MT. Secara khusus, menggambarkan lokasi sesar dan sistem rekahan dengan
mempelajari diskontinuitas resistivitas, dan zona batuan penutup waduk panas bumi dengan
mempelajari zona resistivitas rendah pada kedalaman yang relatif dangkal, penting dalam memilih
target pemboran di masa mendatang. Stasiun pengukur ditempatkan dalam konfigurasi grid pemisah
stasiun dari sekitar 700 m hingga 800 m untuk mendeteksi sistem kesalahan, yang sering menyediakan
jalur untuk fluida panas bumi. Jumlah total stasiun dalam setiap survei adalah 34 (Gambar 2).
Berdasarkan pengalaman kami di banyak lapangan panas bumi, kedalaman waduk panas bumi
layak secara ekonomi karena target pemboran diperkirakan berkisar antara 1.000 m dan 2.500 m. Oleh
karena itu, untuk memperoleh informasi resistivitas dari kedalaman ini dan dari level yang lebih dalam,
lebih dari 50 frekuensi dalam kisaran dari 320 Hz hingga 0,001 Hz digunakan untuk akuisisi data MT.
Dengan rentang frekuensi ini, kedalaman investigasi dianggap mencapai level yang lebih dalam dari 25
km dalam lingkungan yang konduktif. Selain itu, dilakukan inversi resistivitas tiga dimensi dengan
kendala kehalusan untuk mengestimasi detail struktur resistivitas bawah permukaan di lapangan panas
bumi Tulehu.

Gambar 2. Lokasi Peta Stasiun Survey Magnetotellurik (WestJEC dan PLN G & G )

Page 21
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Hasil Data Pemboran Sumur X


Pada log bor sumur X seperti ditunjukan pada Gambar 3 yang terletak pada kedalaman 120 m
terdapat tuff rhyolite keras dengan alterasi argillic-silicic. Pada kedalaman 520 m didominasi oleh
rhyolite, dacite tuff, ash tuff dan lapisan tipis batulumpur juga ditemukan di dalam pemboran ini.
Zona paling atas lebih argillic dan diindikasikan oleh meningkatnya methylene blue index (MEB)
sebagai mineral lempung smectite kaolinite yang juga ditemukan dalam sampel. Di bawah interval
rhyolite tuff adalah lapisan tipis dacite tuff ditandai oleh warna abu-abu muda ke abu-abu kehijauan
pada andesit. Terdapat Klorisasi yang mengandung kalsit berlimpah. Pada kedalaman 550 m pada
batuan andesit. Epidote pertama kali ditemukan berada di sekitar kedalaman 750 m. Pada
kedalaman selanjutnya hampir seluruhnya andesit sepanjang jalan ke bawah dengan hanya interval
dacite tuff.
Sebagian Andesit terklorisasi. Kalsit dapat diamati dimulai dari sekitar 780 m. Pirit jarang
terdapat dalam veinlet kalsit sementara pirit euhedral umum tersebar. Kalsit juga sering ditemukan
sebagai mineral individu. Sementara pemboran formasi andesit, lempung abu-abu muda ditemukan
pada kedalaman 835 hingga 935 meter. Lempung itu mungkin terisi Illite. Partial Loss Circulation
(PLC) pertama diamati pada kedalaman 957 m, diikuti oleh Total Loss Circulation (TLC). Pemboran
dilanjutkan dengan keterdapatan andesit sampai kedalaman maksimum. Veinlet silika kecil atau
langka diamati dimulai sekitar kedalaman 1.330 m sampai ke dasar pemboran.

Gambar 3. Data Sumur X Pada daerah Penelitian

METODE PENELITIAN

Panas bumi adalah sumber panas yang terdapat di dalam bumi yang dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Panas tersebut umumnya mempunyai media air dan gas yang berasosiasi dengan
sumber panas yang berupa magma. Energi panasbumi selalu berhubungan erat dengan kegiatan

Page 22
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

volkanisme. pengertian energi panasbumi adalah suatu energi yang berpotensial tersimpan di
bawah permukaan bumi, yang berupa air panas atau uap panas sebagai hasil dari adanya sumber
panas. Dengan kata lain energi panasbumi merupakan salah satu bentuk energi yang termediakan
dalam bentuk uap dan air yang memiliki suhu dan tekanan tinggi.
Menurut Hochstein, (1982) bahwa sistem panasbumi merupakan siklus panas pada mantel
bagian atas dan kerak bumi. Panas berasal dari suatu magma, memanasi air tanah dan membentuk
uap, air panas, dan gas. Sumber panasbumi di daerah vulkanik adalah batuan yang telah mengalami
radiasi panas dari magma. Clay Cap dan Reservoir terbentuk oleh batuan hasil erupsi gunungapi
seperti batuan piroklastik dan lava. Dalam pembentukkannya, sistem panasbumi mempunyai
beberapa syarat, yaitu:
a. Tersedianya air; Sumber air dalam sistem ini umumnya terdiri dari percampuran air
magmatik dan air meteorik atau dari air meteorik saja.
b. Sumber panas (heat source); Berfungsi sebagai pemanas suatu fluida dalam akifer
atau reservoir, panas tersebut dalam bentuk masa panas yang berupa: padat, cairan,
gas, radio aktif dan reaksi kimia.
c. Zona reservoir; Tersusun oleh batuan yang mempunyai daya lulus (permeabilitas)
terhadap fluida dan gas yang baik.
d. Cap Rock; Merupakan jenis batuan yang impermeable, misalnya batuan yang telah
tekena alterasi lempung (argilitisasi). Berfungsi sebagai penutup akumulasi air panas
atau uap sehingga tidak menerobos ke permukaan.
e. Aktivitas tektonik; Berupa struktur geologi berupa sesar atau kekar yang membentuk
celah untuk masuknya air meteorik ke zona resapan.

Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, dimana penelitian kuantitatif
dilakukan dengan menganalisis data - data geofisika, geokimia dan geologi di daerah penelitian.
Penelitian kualitatif dilakukan saat hasil penelitian kuantitatif telah diperoleh, dimana penelitian
kualitatif dilakukan dengan menginterpretasi dan menganalisis hasil penelitian kuantitatif yang
diperoleh, lalu mengambil kesimpulan dari hasil penelitian.
Data lapangan yang didapati berupa data sekunder dari perusahaan yang berada di daerah
penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data magnetotellurik dengan
penampang vertical maupun horizontal dari kedalaman 100 – 2000. Penelitian kualitatif dilakukan
saat hasil penelitian kuantitatif telah didapati, dimana penelitian kualitatif dilakukan dengan
menginterpretasi dan menganalisis hasil penelitian kuantitatif yang diperoleh, seperti tingkat data
geokimia air panas bumi maupun data geokimia gas panas bumi ,lalu digunakan juga data sumur
untuk menentukan litologi daerah penelitian dengan kandungan mineral penciri yang dapat
dijadikan suatu korelasi yang menghasilkan suatu model sistem panas bumi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Data Geokimia Air


Analisisi ini dilakukan untuk mengetahui zona uplow maupun outflow Panasbumi dari daerah
penelitian berdasarkan sumber air yang terdapat pada panasbumi. Analisis geokimia diinisiasi dari
hasil data kimia air sumur bor dengan cara memasukan nilai kimia air ke grafik klasifikasi ditentukan
dengan bantuan microsoft excel. Data sampel Fluida sumur panas bumi yang telah dianalisis
didasarkan dari hasil laporan studi dari PLN Gas dan Geothermal

Page 23
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Analisis Jenis Air Panasbumi


Dalam analisis ini akan mengetahui jenis air panas bumi berdasarkan unsur ataupun
senyawa kimia HCO3, SO4, dan Cl. Analisis ini dilakukan untuk membantu dalam penentuan
zona upflow dan outflow daerah penelitian sampel fluida sumur panas bumi yang
dibantu dengan diagram klasifikasi Giggenbach (1991) Gambar 4.

Gambar 4. Tipe air daerah penelitian berdasarkan klasifikasi


(Giggenbach, 1991 dalam Powell dan Cumming, 2010)

Analisis Sumber Air Panas Bumi


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sumber ataupun asal air yang berada pada daerah
penelitian. Kemudian dikerjakan dengan cara analisis unsur kimia Cloride, Boron, dan Lithium yang
terdapat pada fluida sumur panas bumi dimana nilai tersebut diplot dengan bantuan grafik klasifikasi
menurut Giggenbach (1991). Gambar 5.

Gambar 5. Sumber air panas bumi daerah penelitian berdasarkan klasifikasi (Giggenbach, 1991 dalam Powell
dan Cumming, 2010)

Page 24
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel TLU X bersumber dari
Air laut, hal ini diketahui dari nilai sampel kimia air Fluida sumur panas bumi pada tabel
klasifikasi.

Analisis Kesetimbangan Air Panas Bumi


Dalam analisis sampel fluida sumur panas bumi, analisis kesetimbangan air diperlukan
untuk mengkonfirmasi suatu fluida sumur telah mencapai full equilibrium atau masih
immature water. Dari hasil analisis ini, dapat terlihat kadar unsur Na dan Mg yang
terkandung pada suatu sampel fluida sumur panas bumi. Karena semakin banyak
kandungan Na dan Mg pada sampel air, maka dapat simpulkan bahwa fluida tersebut sudah
sebagian mencapai kesetimbangan air panasbumi (Partial Equilibrium) Gambar 6.

Gambar 6. Kesetimbangan Air (Na – K – Mg ) Daerah Penelitian Berdasarkan Klasifikasi Giggenbach 1991

Penentuan Top Reservoir Daerah Penelitian


Berdasarkan hasil interpretasi geologi, geokimia, dan, geofisika dapat digunakan untuk
menentukan top reservoir suatu sistem panas bumi sistem panas bumi dari daerah penelitian serta
didukung oleh data geofisika metode Magnetotellurik dan data geokmia, yaitu data fluida sumur,
dan data geologi yang didukung oleh data log sumur serta data kenampakan mineral penciri
panasbumi yaitu epidote yang terdapat pada sumur X oleh semua data tersebut dapat membuat
suatu model yang dapat mengkorelasikan data – data yang telah diproses.

Interpretasi Daerah Penelitian


Setelah beberapa pertimbangan dari tentatif model pada lokasi penelitian yang ditujukan pada
Gambar 7 dibuatnya suatu model 3D. Berdasarkan model tersebut dan dari hasil korelasi antara data
sumur dan penampang vertikal magnetotellurik seperti ditunjukan pada Gambar 8 yang dapat
menjadi pembukti kuat top reservoir panasbumi di daerah penelitian yaitu dapat ditarik garis
korelasi dimana garis tersebut pada kedalaman sumur 750 m dimana dari kedalaman tersebut
merupakan kenampakan mineral penciri zona reservoir panasbumi yaitu epidote. Kemudian pada
penampang magnetotellurik pada kedalaman 750m dapat diinterptretasikan pada nilai resistivitas
10 – 12 Ohm - m merupakan zona konduktivitas yang tinggi sehingga dapat ditentukan daerah
tersebut merupakan top reservoir, lalu berdasarkan grafik temperatur pada sumur dapat lihat pada

Page 25
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

kedalaman 750 m terdapatnya kenaikan suhu yang sangat cepat menjadi 125˚C. Dari beberapa bukti
tersebut dapat ditentukan bahwa top reservoir panasbumi pada kedalaman 750 m
Dari hasil korelasi sumur alterasi dengan penampang vertikal MT yang ditunjukan pada Gambar
9 dapat diketahui pada kedalaman 750m terdapat perubahan pada zona alterasi argillic menjadi
prophylithic, dimana zona alterasi tersebut merupakan suatu tanda keberadaan mineral penciri top
reservoir yaitu epidote. Kemudian pada grafik MEB ( Methylene Blue Index) terdapat pada sumur
tersebut dapat dilihat pada kedalaman 500 m ke 750 m grafik MEB pun turun drastis hal ini dapat
menjadi suatu bukti transisi dari clay cap menuju ke top reservoir panas bumi yang berada pada
daerah Tulehu.

Gambar 7. lokasi Penelitian Pada Peta geologi, modifikasi dari PT. PLN Persero (2010)

Page 26
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-30 Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 8. Model Tentatif Top Reservoir Panasbumi

Gambar 9. Korelasi Sumur Alterasi Dengan Penampang

Hasil Interpretasi Top Reservoir Daerah Penelitian


Selanjutnya untuk membuat suatu interpretasi top reservoir daerah penelitian yang dibantu
oleh pemodelan 3D dari software leapfrog dari hasil pemodelan tersebut untuk mengetahui sistem
panas bumi di daerah Tulehu yang berdasarkan data – data penampang MT, zona alterasi pada sumur
X yang terdapat mineral penciri panas bumi, dan peta geologi serta data DEM daerah penelitian.
berikut daerah penelitian yang dimodelkan seperti ditunjukan pada Gambar 10.

Page 27
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-34, Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 10. Lokasi penelitian pada Model Leapfrog Geothermal


Tahapan prosedur pembuatan model konseptual sistem panas bumi daerah Tulehu sebagai
berikut. Pertama memasukan peta geologi, penampang vertikal dan horizontal MT, lalu
mengkorelasikan kedua peta maupun penampang tersebut untuk kedalam aplikasi global mapper
untuk rectify peta tersebut agar disesuaikan dengan koordinat yang berada dalam peta tersebut
kemudian dibantu oleh data DEM untuk memproyeksikan topografi daerah penelitian untuk
dimasukan kedalam aplikasi Leapfrog Geothermal. Setelah semua peta telah sesuai dengan
kedalaman dan letak titik koordinatnya melakukan menarikan polyline pada peta MT yang
menjadikan hasil rupa 3D daerah penelitian

Pada Model 3D tersebut didasarkan oleh polyline yang di interpretasikan pada Penampang MT
yang dapat ditarik menjadi tiga polyline yaitu Layer 0 -10 Ohm.m, 10 -50 Ohm.m , > 50 Ohm.m, dan
Top Soil seperti yang dilihat pada Gambar 11. Kemudian setelah membuat model 3D memasukan
data zona alterasi pada sumur X untuk menyesuaikan suatu model sistem panas bumi tersebut
dengan data zona alterasi pada sumur X, pada sumur tersebut terdapat dua zona alterasi yaitu
Argillic, dan Prophylitic selanjutnya dapat memasukan data sumur dengan cara menginput arah
sumur, kedalaman sumur, alterasi mineral pada sumur, serta koordinat letak sumur X berada,
setelah diinput pada aplikasi Leapfrog Geothermal.
Tahap selanjutnya adalah membuat penampang sistem panas bumi di daerah Tulehu untuk dapat
menentukan top reservoir dengan identifikasi mineral penciri berdasarkan data sumur dan
kesesuaian dengan data Magnetotellurik (MT) yang ditunjukan pada Gambar 12.

Gambar 11. Model 3D Daerah Penelitian

Page 28
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-34, Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

Gambar 12. Penampang Overlay Data MT Dan Sumur TLU X

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang ada pada daerah, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sumatera Selatan pada Sumur DVS-1 Formasi Talang akar, terdiri dari litologi batupasir, yang mana
batupasir pada daerah ini dibagi menjadi dua, yaitu batupasir karbonatan dan batupasir klastik.
2. Pada sumur ini proses diagenesis yang terjadi yaitu sementasi, rekristalisasi, kompaksi, dan juga
pelarutan
3. Pada daerah penelitian ini memiliki tahapan diagenesis yang terjadi yaitu tahapan telodiagenesis,
dimana tahapan ini berhubungan dengan adanya pengangkatan dan umumnya dihasilkan dari
fluida dekat, yang mana juga ditandai dengan adanya disolution.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua, yang selalu memberi doa dan semangat,
kepada pihak perusahaan PT. PERTAMINA OK, yang memberi kesempatan untuk melakukan analisis
terhadap daerah dan sumur yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Blatt, H., Tracy, R. J., dan Owens, B. E., 2006, Petrology3rd: Igneous, Sedimentary and Metamorphic,
W.H. Freeman and Company, New York.

2. De Coster, 1974. The Geology of the Central and South Sumatera Basin, Proceeding Indonesia
Petroleum Association

3. McKinley, J. M., dkk. 2012. An Integrater Stratigraphic, Petrophysical, Geochemical, and


Geostatistical Approach to the Understanding of Burial Diagenesis: Triassic Sherwood Sandstone
Group, SouthYorkshire, UK. International Association Sedimentology Special Publication vol. 45
(231-256).

Page 29
PENENTUAN TOP RESERVOIR PANAS BUMI DAERAH TULEHU BERDASARKAN PEMODELAN
3D MENGGUNAKAN DATA GEOKIMIA, LOG PADA SUMUR X DAN INTERPRETASI DATA
MAGNETOTELLURIK (MT)
p-ISSN 2715-5358, e-ISSN 2722-6530, Volume III Nomor 01 halaman 19-34, Febuari 2022
https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/jogee

4. Nichols Gary. 2009. Sedimentology and Stratigraphy. 2nd Edition. Blackwell Science Ltd : United
Kingdom.

5. Pettijohn, F.J., Potter, P.E., dan Siever, R., 1987, Sand and Sandstones, 2nd ed., Springer-Verlag,
New York,553h.

6. Wisnu dan Nazirman, 1997, 鈥淕eologi Regional Sumatera Selatan.

Page 30

Anda mungkin juga menyukai