com
ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan Produk vulkanik di daerah ini terdiri dari aliran lava
sistem panas bumi Arjuno-Welirang bagian utara dari data dan piroklastik [1].
MT dan gravitasi. Pemodelan MT dilakukan dalam 2D dan Keberadaan panas bumi kawasan Arjuno-
gravitasi dalam 3D. Dari model 2D MT berarah Utara- Welirang ditandai dengan adanya sumber air panas
Selatan menunjukkan model resistivitas 2 lapisan, yaitu (Padusan, Coban dan Cangar), endapan silika sinter
resistivitas rendah (<10 Ohm.m) yang berasosiasi dengan di sekitar sumber air panas, serta adanya alterasi
batuan lava basalt dengan alterasi mineral lempung dan pada puncak Bahu Gunung Welirang dan fumarol
dugaan batuan penutup. Dan lapisan dengan resistivitas [1].
sedang (60-100 Ohm.m) berasosiasi dengan batuan Sistem panas bumi merupakan sistem
andesit berumur Kuarter Bawah yang merupakan sistem perpindahan panas secara alami dalam volume
reservoir. tertentu di kerak bumi dimana panas dipindahkan
Sebaran anomali Bouguer mencerminkan litologi dari sumber panas ke zona pembuangan [2].
batuan di permukaan. Anomali yang relatif rendah Terdapat empat unsur penting penyusun sistem
di Utara (25-28 mGal) diduga terkait dengan aliran panas bumi, yaitu sumber panas, fluida panas
piroklastik. Anomali tinggi di Selatan (>43 mGal) bumi, batuan reservoir dan penutup (caprock),
terkait produk Gunung Anjasmoro menyebar ke yang dimana sifat fisik masing-masing unsur dapat
bagian Barat Daya dengan komposisi lava digambarkan dengan metode geofisika.
andesitik-basaltik. Anomali 28-40 mGal diduga Penelitian ini akan menginterpretasikan model
berhubungan dengan Lava Welirang I yang Caprock dan Reservoir Arjuno-Welirang bagian utara
menyebar ke arah tengah Utara dengan komposisi dengan pemodelan 2D magnetotelluric (MT) dan
lava basal. Dari model 3D hasil inversi anomali pemodelan gravitasi 3D.
Bouguer menunjukkan adanya lapisan dengan
kepadatan 1,49 gr/cm3 - 2,4 gr/cm3 dengan
material jenis lempung yang diduga caprock, METODE
terletak pada kedalaman 900 m - 2100 m DBMTS.
Terdapat anomali kepadatan rendah yang terkait METODE MT
dengan Sumber Air Panas Coban. Dan lapisan
Magnetotelluric (MT) merupakan suatu teknik
dengan kepadatan 2,4 gr/cm3 - 3,0 gr/cm3 diduga
eksplorasi pasif yang memanfaatkan spektrum luas
merupakan reservoir andesit, berada pada
variasi geomagnetik yang terjadi secara alami yang
kedalaman sekitar ≥ 1.
kurang sebagai sumber induksi elektromagnetik di
Kata kunci.Arjuno-Welirang, caprock, reservoir, MT
dalam bumi. MT berbeda dengan teknik geolistrik
dan gravitasi
aktif dimana sumber arus disuntikkan ke dalam
PERKENALAN tanah [3].
Magnetotelurik metode (MT) adalah itu
Arjuno-Welirang merupakan kompleks gunung berapi metode sounding elektromagnetik (EM) dengan
stratovolcano berjenis kembar dengan ketinggian 3.339 m mengukur komponen pasif medan listrik (E) dan
dan Arjuno untuk Welirang 3.156 m. Kompleks Arjuno- medan magnet alami (H) yang berubah terhadap
Welirang terdapat dua gunung berapi tua, Gunung Ringgit waktu. Perbandingan antara medan listrik dengan
di Timur dan Gunung Linting di Selatan. Kawasan panas medan magnet yang tegak lurus disebut impedansi
bumi Gunung Arjuno-Welirang merupakan produk batuan yang merupakan sifat listrik medium seperti
vulkanik Kuarter yang dapat dipisahkan berdasarkan konduktifitas dan resistivitas. Kurva sounding yang
pusat letusannya. Beberapa dihasilkan dari metode MT merupakan kurva
resistivitas semu yang menggambarkan
variasi frekuensi konduktivitas listrik dengan
kedalaman.
Metode magnetotellurik memanfaatkan variasi sifat HASIL DAN DISKUSI
medan elektromagnetik (EM) dengan frekuensi yang
sangat luas antara 10-5Hz – 104Hz. Dengan rentang ANOMALI RESISTIVASI DARI MT
frekuensi yang luas, metode ini dapat digunakan untuk Data bunyi magnetotelurik merupakan data
penyelidikan bawah permukaan pada kedalaman yang menunjukkan hubungan antara frekuensi
beberapa puluh meter hingga ribuan meter di bawah sinyal dengan resistivitas semu. Pada tahap
permukaan bumi. Semakin rendah frekuensi yang dipilih pengolahan data MT-Editor terlihat penampang
maka akan semakin besar jangkauan penetrasinya. kurva resistivitas (ρxy dan ρyx). Kedua kurva
Semakin tinggi frekuensi yang dipilih maka jangkauan tersebut diturunkan dari nilai impedansinya (Zxy
penetrasi akan semakin dangkal. Perbandingan antara dan Zyx). Dalam pemodelan respon
medan listrik dan medan magnet akan memberikan magnetotelurik, medan elektromagnetik yang
informasi konduktivitas di bawah permukaan. Rasio pada digunakan adalah medan listrik gelombang bidang
rentang frekuensi tinggi informasi bawah permukaan yaitu medan polarisasi (Transfer Electrical/TE) dan
dangkal, sedangkan rasio pada rentang frekuensi rendah medan magnet (Magnetic Transfer/CE). Digunakan
informasi bawah permukaan. Rasio ini dapat kurva sehingga nilai resistivitas Transfer Listrik (TE)
direpresentasikan sebagai resistivitas semu MT dan fase dan Transfer Magnetik (TM) adalah (ρxy dan ρyx).
sebagai fungsi frekuensi. Kedua nilai resistivitas tersebut terkadang berbeda
untuk setiap frekuensi, hal ini disebabkan oleh
METODE GRAVITASI perbedaan fasa gelombangnya.
Resitivitas yang digunakan untuk memperoleh
Metode gravitasi digunakan untuk menggambarkan struktur penampang struktur bawah permukaan
bentuk/struktur geologi bawah permukaan berdasarkan menghasilkan nilai resistivitas yang invarian. Invarian
variasi medan gravitasi bumi yang timbul dari perbedaan didefinisikan sebagai komponen utama peralatan
kepadatan batuan. Metode ini dapat digunakan untuk impedansi tensor. Dengan kata lain, nilai resistivitas
menggambarkan prospek panas bumi karena sistem pada penampang struktur bawah permukaan
panas bumi yang tersusun atas batuan penutup, reservoir, merupakan nilai rata-rata resitivitas kurva (ρxy dan
dan batuan dasar mempunyai kontras kepadatan yang ρyx) pada tahap pemrosesan MT editor (Gambar 1).
berbeda-beda. Suatu material/massa sumber panas Pada sistem panas bumi di daerah vulkanik, batuan
seperti batuan pada kerak bumi akan menimbulkan yang tidak dapat diubah (caprock) umumnya memberikan
gangguan pada medan gravitasi yang kemudian dikenal nilai respon resistivitas yang rendah, sedangkan batuan
dengan anomali gravitasi. yang berfungsi sebagai reservoir memberikan nilai
Pada tahap pemodelan, dilakukan inversi data gravitasi resistivitas respon yang lebih tinggi dibandingkan batuan
atau pemodelan maju untuk mendapatkan gambaran struktur penutup [5]. Pada lokasi penelitian terdapat zona alterasi
bawah permukaan berdasarkan distribusi kepadatan batuan. atau alterasi hidrotermal. Alterasi hidrotermal terjadi
Secara teknis pemodelan dilakukan dengan menggunakan karena adanya perbedaan antara mineral primer dengan
model objek 3D berbentuk prisma. Ketika massa dalam bentuk kondisi lingkungan baru. Selain perubahan mineralogi
3 dimensi apa pun terdistribusi secara kontinyu dengan massa penyusun batuan, alterasi hidrotermal juga akan
jenis, potensial gravitasi pada titik P (x, y, x) di luar distribusi mengubah sifat kimia dan fisik batuan (misalnya massa
massa jenis adalah jenis, sifat kemagnetan, dan resisitivitas batuan).
diberikan oleh [4]:
Utara Selatan
Rho
(Ωm)
Ketinggian (m)
Sistem panas bumi caprock mempunyai resistivitas Puncung Kemiri dan itulah pola perwujudan
yang rendah karena adanya beberapa mineral hasil keberlangsungan Sumber Air Panas Coban.
alterasi hidrotermal khususnya mineral lempung
sekunder. Batuan penutup mempunyai arti yang ANOMALI BOUGUER
sangat penting dalam sistem panas bumi batuan
penutup karena akan mencegah terjadinya
Anomali Bouguer pada dasarnya
penumpukan air panas atau uap yang terbentuk
mereduksi besarnya nilai deviasi Bouguer dari
merembes ke permukaan dengan cepat sehingga
nilai teoritis Bouguer. Nilai gravitasi anomali
batuan penutup tersebut harus kedap air. Lapisan
Bouguer lengkap yang sudah dikoreksi;
penutup merupakan zona konduktif.
pasang surut, koreksi penyimpangan, koreksi
Lapisan batuan dengan nilai resistivitas antara ±
garis lintang, koreksi udara bebas, koreksi
10-60 Ohm.m (kuning sampai hijau) kemungkinan
Bouguer dan koreksi medan.
Anomali Bouguer lengkap terhadap kepadatan
berasosiasi dengan umur batuan andesit seperempat
2,67 gr/cm3 kawasan panas bumi Gunung Arjuno
bagian bawah diperkirakan dapat menjadi reservoir
Welirang ditunjukkan pada Gambar 2. Variasi nilai
sistem panas bumi pada daerah outflow pada titik sampai
anomali Bouguer bervariasi antara 4-52 mGal dengan
MTAW MTAW-08- 25. Sebab pembentukan waduk di
skala warna ungu hingga merah. Nilai anomali
daerah ini dipengaruhi oleh manifestasi Air Panas
Bouguer (28-40 mGal) dominan pada bagian tengah ke
Padusan, yang mengandung konsentrasi Cl yang tinggi
arah Barat, sedangkan pada sisi Utara anomali relatif
dalam analisis kimia air sehingga diindikansi adanya
lebih rendah (25-28 mGal). Di bagian timur, anomali
hubungan langsung dengan waduk dan zona permeabel
rendah (<25 mGal) dan anomali tertinggi (>43 mGal)
yang dikendalikan oleh Sesar Sesar.
terletak di sebelah Selatan.
Gambar 2. Anomali Bouguer Lengkap Arjuno-Welirang bagian Utara
Sebaran relatif anomali Bouguer mencerminkan Dari model sebaran kepadatan bawah permukaan terlihat
struktur geologi permukaan batuan yang adanya pola lapisan struktur geologi bawah permukaan
didominasi oleh lava andesitik produk Gunung Api (Gambar 3) yang ditandai dengan perubahan warna antara
Arjuno-Welirang. Anomali yang relatif rendah di merah, hijau dan biru yang menunjukkan adanya lapisan
bagian utara (25-28 mGal) diduga terkait dengan batuan. Lapisan pertama (merah) yang mana
aliran piroklastik yang berasal dari kompleks mempunyai kepadatan yang tinggi, lapisan kedua (hijau) mempunyai a
Gunung Arjuno-Welirang (Qapw dan Qapaw). Di kepadatan sedang dan lapisan ketiga (biru) memiliki
Selatan dengan anomali tinggi >43 mGal Gunung kepadatan kecil dengan lapisan tipis.
Anjasmoro berkaitan dengan produk yang berada Berdasarkan Gambar 3 nilai kepadatan 1,49 gr/cm3
di sisi Barat dengan komposisi lava andesitik- Caprock - 2,4 gr/cm3 terletak pada kedalaman 900 m
basaltik dan lava tua tersebar di Welirang Arjuno sampai dengan 2100 m DBMTS dengan jenis material
bagian Barat sampai Belatan dengan komposisi yaitu lempung (clay) dan reservoir berada pada kepadatan
lava andesitik-basaltik. Anomali ketinggian tersebut 2,4 gr/ cm3 - 3,0 gr/cm3 berada pada kedalaman sekitar ≥
adalah Sumber Air Panas Coban. Untuk anomali 1,5 km DBMTS dengan jenis batuan material andesit.
28-40 mGal diduga berhubungan dengan
penyebaran Lava Welirang I ke arah tengah Utara Model potongan dibawah Sumber Air Panas Coban
dengan komposisi lava basalt. ditunjukkan pada Gambar 4. Model kepadatan rendah (biru)
berhubungan dengan keberadaan sumber air panas. Panas ini
MODEL 3D ARJUNO-WELIRANG menerobos zona lemah atau struktur patahan.