Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

PROSEDUR, 13thBalai Pertemuan Konvensi & Pameran GEOTHERMAL Internasional Indonesia


2013 - Jakarta Convention Center Indonesia, 12 – 14 Juni 2013

INTERPRETASI CAPROCK DAN RESERVOIR SISTEM


PANAS PANAS ARJUNO-WELIRANG DARI
MODEL GRAVITASI MT 2D DAN 3D

Ahmad Zaenudin1, Ferra Nidya1, Suharno1, Rustadi1, Asep S.2


dan Ahmad Zarkasyi2

1Teknik Geofisika Fakultas Teknik Unila,2PSDG ESDM Bandung


email: zae_unila@yahoo.com

ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan Produk vulkanik di daerah ini terdiri dari aliran lava
sistem panas bumi Arjuno-Welirang bagian utara dari data dan piroklastik [1].
MT dan gravitasi. Pemodelan MT dilakukan dalam 2D dan Keberadaan panas bumi kawasan Arjuno-
gravitasi dalam 3D. Dari model 2D MT berarah Utara- Welirang ditandai dengan adanya sumber air panas
Selatan menunjukkan model resistivitas 2 lapisan, yaitu (Padusan, Coban dan Cangar), endapan silika sinter
resistivitas rendah (<10 Ohm.m) yang berasosiasi dengan di sekitar sumber air panas, serta adanya alterasi
batuan lava basalt dengan alterasi mineral lempung dan pada puncak Bahu Gunung Welirang dan fumarol
dugaan batuan penutup. Dan lapisan dengan resistivitas [1].
sedang (60-100 Ohm.m) berasosiasi dengan batuan Sistem panas bumi merupakan sistem
andesit berumur Kuarter Bawah yang merupakan sistem perpindahan panas secara alami dalam volume
reservoir. tertentu di kerak bumi dimana panas dipindahkan
Sebaran anomali Bouguer mencerminkan litologi dari sumber panas ke zona pembuangan [2].
batuan di permukaan. Anomali yang relatif rendah Terdapat empat unsur penting penyusun sistem
di Utara (25-28 mGal) diduga terkait dengan aliran panas bumi, yaitu sumber panas, fluida panas
piroklastik. Anomali tinggi di Selatan (>43 mGal) bumi, batuan reservoir dan penutup (caprock),
terkait produk Gunung Anjasmoro menyebar ke yang dimana sifat fisik masing-masing unsur dapat
bagian Barat Daya dengan komposisi lava digambarkan dengan metode geofisika.
andesitik-basaltik. Anomali 28-40 mGal diduga Penelitian ini akan menginterpretasikan model
berhubungan dengan Lava Welirang I yang Caprock dan Reservoir Arjuno-Welirang bagian utara
menyebar ke arah tengah Utara dengan komposisi dengan pemodelan 2D magnetotelluric (MT) dan
lava basal. Dari model 3D hasil inversi anomali pemodelan gravitasi 3D.
Bouguer menunjukkan adanya lapisan dengan
kepadatan 1,49 gr/cm3 - 2,4 gr/cm3 dengan
material jenis lempung yang diduga caprock, METODE
terletak pada kedalaman 900 m - 2100 m DBMTS.
Terdapat anomali kepadatan rendah yang terkait METODE MT
dengan Sumber Air Panas Coban. Dan lapisan
Magnetotelluric (MT) merupakan suatu teknik
dengan kepadatan 2,4 gr/cm3 - 3,0 gr/cm3 diduga
eksplorasi pasif yang memanfaatkan spektrum luas
merupakan reservoir andesit, berada pada
variasi geomagnetik yang terjadi secara alami yang
kedalaman sekitar ≥ 1.
kurang sebagai sumber induksi elektromagnetik di
Kata kunci.Arjuno-Welirang, caprock, reservoir, MT
dalam bumi. MT berbeda dengan teknik geolistrik
dan gravitasi
aktif dimana sumber arus disuntikkan ke dalam
PERKENALAN tanah [3].
Magnetotelurik metode (MT) adalah itu
Arjuno-Welirang merupakan kompleks gunung berapi metode sounding elektromagnetik (EM) dengan
stratovolcano berjenis kembar dengan ketinggian 3.339 m mengukur komponen pasif medan listrik (E) dan
dan Arjuno untuk Welirang 3.156 m. Kompleks Arjuno- medan magnet alami (H) yang berubah terhadap
Welirang terdapat dua gunung berapi tua, Gunung Ringgit waktu. Perbandingan antara medan listrik dengan
di Timur dan Gunung Linting di Selatan. Kawasan panas medan magnet yang tegak lurus disebut impedansi
bumi Gunung Arjuno-Welirang merupakan produk batuan yang merupakan sifat listrik medium seperti
vulkanik Kuarter yang dapat dipisahkan berdasarkan konduktifitas dan resistivitas. Kurva sounding yang
pusat letusannya. Beberapa dihasilkan dari metode MT merupakan kurva
resistivitas semu yang menggambarkan
variasi frekuensi konduktivitas listrik dengan
kedalaman.
Metode magnetotellurik memanfaatkan variasi sifat HASIL DAN DISKUSI
medan elektromagnetik (EM) dengan frekuensi yang
sangat luas antara 10-5Hz – 104Hz. Dengan rentang ANOMALI RESISTIVASI DARI MT
frekuensi yang luas, metode ini dapat digunakan untuk Data bunyi magnetotelurik merupakan data
penyelidikan bawah permukaan pada kedalaman yang menunjukkan hubungan antara frekuensi
beberapa puluh meter hingga ribuan meter di bawah sinyal dengan resistivitas semu. Pada tahap
permukaan bumi. Semakin rendah frekuensi yang dipilih pengolahan data MT-Editor terlihat penampang
maka akan semakin besar jangkauan penetrasinya. kurva resistivitas (ρxy dan ρyx). Kedua kurva
Semakin tinggi frekuensi yang dipilih maka jangkauan tersebut diturunkan dari nilai impedansinya (Zxy
penetrasi akan semakin dangkal. Perbandingan antara dan Zyx). Dalam pemodelan respon
medan listrik dan medan magnet akan memberikan magnetotelurik, medan elektromagnetik yang
informasi konduktivitas di bawah permukaan. Rasio pada digunakan adalah medan listrik gelombang bidang
rentang frekuensi tinggi informasi bawah permukaan yaitu medan polarisasi (Transfer Electrical/TE) dan
dangkal, sedangkan rasio pada rentang frekuensi rendah medan magnet (Magnetic Transfer/CE). Digunakan
informasi bawah permukaan. Rasio ini dapat kurva sehingga nilai resistivitas Transfer Listrik (TE)
direpresentasikan sebagai resistivitas semu MT dan fase dan Transfer Magnetik (TM) adalah (ρxy dan ρyx).
sebagai fungsi frekuensi. Kedua nilai resistivitas tersebut terkadang berbeda
untuk setiap frekuensi, hal ini disebabkan oleh
METODE GRAVITASI perbedaan fasa gelombangnya.
Resitivitas yang digunakan untuk memperoleh
Metode gravitasi digunakan untuk menggambarkan struktur penampang struktur bawah permukaan
bentuk/struktur geologi bawah permukaan berdasarkan menghasilkan nilai resistivitas yang invarian. Invarian
variasi medan gravitasi bumi yang timbul dari perbedaan didefinisikan sebagai komponen utama peralatan
kepadatan batuan. Metode ini dapat digunakan untuk impedansi tensor. Dengan kata lain, nilai resistivitas
menggambarkan prospek panas bumi karena sistem pada penampang struktur bawah permukaan
panas bumi yang tersusun atas batuan penutup, reservoir, merupakan nilai rata-rata resitivitas kurva (ρxy dan
dan batuan dasar mempunyai kontras kepadatan yang ρyx) pada tahap pemrosesan MT editor (Gambar 1).
berbeda-beda. Suatu material/massa sumber panas Pada sistem panas bumi di daerah vulkanik, batuan
seperti batuan pada kerak bumi akan menimbulkan yang tidak dapat diubah (caprock) umumnya memberikan
gangguan pada medan gravitasi yang kemudian dikenal nilai respon resistivitas yang rendah, sedangkan batuan
dengan anomali gravitasi. yang berfungsi sebagai reservoir memberikan nilai
Pada tahap pemodelan, dilakukan inversi data gravitasi resistivitas respon yang lebih tinggi dibandingkan batuan
atau pemodelan maju untuk mendapatkan gambaran struktur penutup [5]. Pada lokasi penelitian terdapat zona alterasi
bawah permukaan berdasarkan distribusi kepadatan batuan. atau alterasi hidrotermal. Alterasi hidrotermal terjadi
Secara teknis pemodelan dilakukan dengan menggunakan karena adanya perbedaan antara mineral primer dengan
model objek 3D berbentuk prisma. Ketika massa dalam bentuk kondisi lingkungan baru. Selain perubahan mineralogi
3 dimensi apa pun terdistribusi secara kontinyu dengan massa penyusun batuan, alterasi hidrotermal juga akan
jenis, potensial gravitasi pada titik P (x, y, x) di luar distribusi mengubah sifat kimia dan fisik batuan (misalnya massa
massa jenis adalah jenis, sifat kemagnetan, dan resisitivitas batuan).
diberikan oleh [4]:

Berdasarkan hasil pemodelan 2D pada Gambar 1 dengan


----,-,--
- -
kamu x,kamu,z-K--- -X--- - - 1
D-.D-.D-
geologi regional dan panas bumi Gunung Arjuno-
2--kamu---2--z---
2 2 Welirang, maka nilai resistivitas batuan
(1) (Anderson dkk. 2000) Hasil pemodelan 2D MT dapat diartikan
sebagai berikut: lapisan batuan dengan nilai resistivitas
Komponen vertikal gravitasi akibat distribusi (kurang lebih ≤ ± 10 Ohm.m) mempunyai pola
massa jenis diperoleh dengan persamaan melengkung yang sisi-sisinya lebih tebal dibandingkan
diferensiasi (1) dengan z: bagian tengahnya. (warna oranye-merah) adalah
berasosiasi dengan lapisan batuan lava basal yang
-GzX-,kamu-,z- -
-kamu-X,kamu,z-
terdiri dari mineral lempung hasil alterasi sekunder
-z
(alterasi) akibat interaksi fluida dengan batuan yang
----,-,---z---
---

- -K- - - --- - D-.D-.D- dilewati. Mineral lempung sekunder yang membentuk


-2-2
3
0 -- -- -X
2 - -kamu--2-- -z -- lapisan penutup pada daerah penelitian ini adalah
(2) mineral montmorillonit Fulida disebabkan oleh
pengaruh panas pada daerah sekitar Bahu Gunung
berubah, sehingga lapisan ini diperkirakan
Caprock (lapisan penutup) bersifat kedap air. Daerah dan mengontrol penampakan manifestasi Sumber Air
kedap air juga dipengaruhi oleh sesar berarah Barat Panas Padusan.
Laut-Tenggara yaitu Sesar Kemiri

Utara Selatan

Air Panas Coban

Air Panas Padusan

Rho
(Ωm)
Ketinggian (m)

Ruang horizontal (m)

Gambar 1. Hasil penampang resistivitas 2D kebalikan dari data MT

Sistem panas bumi caprock mempunyai resistivitas Puncung Kemiri dan itulah pola perwujudan
yang rendah karena adanya beberapa mineral hasil keberlangsungan Sumber Air Panas Coban.
alterasi hidrotermal khususnya mineral lempung
sekunder. Batuan penutup mempunyai arti yang ANOMALI BOUGUER
sangat penting dalam sistem panas bumi batuan
penutup karena akan mencegah terjadinya
Anomali Bouguer pada dasarnya
penumpukan air panas atau uap yang terbentuk
mereduksi besarnya nilai deviasi Bouguer dari
merembes ke permukaan dengan cepat sehingga
nilai teoritis Bouguer. Nilai gravitasi anomali
batuan penutup tersebut harus kedap air. Lapisan
Bouguer lengkap yang sudah dikoreksi;
penutup merupakan zona konduktif.
pasang surut, koreksi penyimpangan, koreksi
Lapisan batuan dengan nilai resistivitas antara ±
garis lintang, koreksi udara bebas, koreksi
10-60 Ohm.m (kuning sampai hijau) kemungkinan
Bouguer dan koreksi medan.
Anomali Bouguer lengkap terhadap kepadatan
berasosiasi dengan umur batuan andesit seperempat
2,67 gr/cm3 kawasan panas bumi Gunung Arjuno
bagian bawah diperkirakan dapat menjadi reservoir
Welirang ditunjukkan pada Gambar 2. Variasi nilai
sistem panas bumi pada daerah outflow pada titik sampai
anomali Bouguer bervariasi antara 4-52 mGal dengan
MTAW MTAW-08- 25. Sebab pembentukan waduk di
skala warna ungu hingga merah. Nilai anomali
daerah ini dipengaruhi oleh manifestasi Air Panas
Bouguer (28-40 mGal) dominan pada bagian tengah ke
Padusan, yang mengandung konsentrasi Cl yang tinggi
arah Barat, sedangkan pada sisi Utara anomali relatif
dalam analisis kimia air sehingga diindikansi adanya
lebih rendah (25-28 mGal). Di bagian timur, anomali
hubungan langsung dengan waduk dan zona permeabel
rendah (<25 mGal) dan anomali tertinggi (>43 mGal)
yang dikendalikan oleh Sesar Sesar.
terletak di sebelah Selatan.
Gambar 2. Anomali Bouguer Lengkap Arjuno-Welirang bagian Utara

Sebaran relatif anomali Bouguer mencerminkan Dari model sebaran kepadatan bawah permukaan terlihat
struktur geologi permukaan batuan yang adanya pola lapisan struktur geologi bawah permukaan
didominasi oleh lava andesitik produk Gunung Api (Gambar 3) yang ditandai dengan perubahan warna antara
Arjuno-Welirang. Anomali yang relatif rendah di merah, hijau dan biru yang menunjukkan adanya lapisan
bagian utara (25-28 mGal) diduga terkait dengan batuan. Lapisan pertama (merah) yang mana
aliran piroklastik yang berasal dari kompleks mempunyai kepadatan yang tinggi, lapisan kedua (hijau) mempunyai a
Gunung Arjuno-Welirang (Qapw dan Qapaw). Di kepadatan sedang dan lapisan ketiga (biru) memiliki
Selatan dengan anomali tinggi >43 mGal Gunung kepadatan kecil dengan lapisan tipis.
Anjasmoro berkaitan dengan produk yang berada Berdasarkan Gambar 3 nilai kepadatan 1,49 gr/cm3
di sisi Barat dengan komposisi lava andesitik- Caprock - 2,4 gr/cm3 terletak pada kedalaman 900 m
basaltik dan lava tua tersebar di Welirang Arjuno sampai dengan 2100 m DBMTS dengan jenis material
bagian Barat sampai Belatan dengan komposisi yaitu lempung (clay) dan reservoir berada pada kepadatan
lava andesitik-basaltik. Anomali ketinggian tersebut 2,4 gr/ cm3 - 3,0 gr/cm3 berada pada kedalaman sekitar ≥
adalah Sumber Air Panas Coban. Untuk anomali 1,5 km DBMTS dengan jenis batuan material andesit.
28-40 mGal diduga berhubungan dengan
penyebaran Lava Welirang I ke arah tengah Utara Model potongan dibawah Sumber Air Panas Coban
dengan komposisi lava basalt. ditunjukkan pada Gambar 4. Model kepadatan rendah (biru)
berhubungan dengan keberadaan sumber air panas. Panas ini
MODEL 3D ARJUNO-WELIRANG menerobos zona lemah atau struktur patahan.

BAGIAN UTARA Berdasarkan Gambar 1, 2, 3, 4 dan analisis


Interpretasi kuantitatif pada penelitian ini dilakukan
geokimia Nidya [6] manifestasi permukaan air
dengan pemodelan inversi 3D terhadap anomali Bouguer
panas di Gunung Arjuno Welirang Utara pada
lengkap. Pemodelan 3D merupakan proses pembuatan
aliran keluar sistem panas bumi Arjuno-
model peta topografi sebaran kepadatan bawah
Welirang. Nidya [6] mengartikan seperti itu
bikarbonat cairan hidrotermal adalah air yang mengalir
permukaan dengan menunjukkan topografi permukaan,
ke arah Utara, dimana sistemnya masih dipengaruhi
sehingga model lebih mendekati keadaan sebenarnya.
oleh air permukaan yang mengembun dan terbentuk
Hasil model inversi 3D distribusi densitas bawah
di daerah marginal atau dekat permukaan. Untuk suhu
permukaan dengan tampilan harga densitas pada model
reservoir pada daerah outflow berkisar antara 145°C -
3D berdasarkan anomali Complete Bouguer ditunjukkan
175°C dengan batuan penyusunnya berasal dari
dengan kontras warna dari rendah ke tinggi yang
batuan andesit Kuarter.
ditunjukkan oleh spektrum warna merah hingga biru
(seperti terlihat pada Gambar 3).
Gambar 3. Model kepadatan 3D hasil inversi Anomali Bouguer Lengkap

Gambar 4. Model kepadatan 3D melintasi Sumber Air Panas Coban


Panas Bumi waduk sistem adalah UCAPAN TERIMA KASIH
ditandai dengan nilai resistivitas berkisar ± 10-60
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Survei
Ohm.m dan nilai densitas gr/cm3 2,4 – 3,0 gr/
Terpadu Geologi dan Geokimia PSDG yang telah
cm3. Lapisan reservoir terdapat lapisan diatas
menyusun laporan hasil survei, sehingga informasi
penutup (Caprock) yang kedap dengan nilai
data geologi dan geokimia dapat menjadi bahan
resistivitas sekitar ≤ ± 10 Ohm.m dan nilai
analisis kami dalam makalah ini.
densitas gr/cm3 sekitar 1,49 – 2,4 gr/cm3
dengan litologi batuan lava basalt dengan
mineral lempung sekunder adalah REFERENSI
montmorillonit. Daerah outflow dikendalikan [1] Tim Survei Terpadu Geologi dan Geokimia PSDG
oleh dua sesar, yaitu Sesar Puncung (utara – (2010).Laporan Akhir Survei Geologi Dan
selatan) dan Sesar Klaket (NW – SE). Untuk Geokimia Daerah Panasbumi Arjuno-Welirang
mengontrol kenampakan Sesar Puncung Air Kabupaten Mojokerto dan Malang Provinsi
Panas Padusan dan pengaruhnya terhadap Jawa Timur. Bandung
terbentuknya zona kedap air sedangkan Sesar [2] Hochstein, MP dan Browne, PRL (2000).
Klaket merupakan pola kelurusan dan Sumber Manifestasi Permukaan Sistem Panas Bumi
Air Panas Cangar dan Coban. Perubahan daerah dengan Sumber Panas Vulkanik,Dalam
tersebut berada pada manifestasi lapisan bawah Ensiklopedia Gunung Berapi, H. Sigurdsson,
fumarol yang terletak di Gunung Welirang dan BF Houghton, SR McNutt, H. Rymer dan
zona permeabel (reservoir) terletak pada litologi J. Stix (eds.), Pers Akademik.
Lava Tua Arjuno-Welirang. [3]Simpson, F dan Bahr, K. (2005).
Magnetotelurik Praktis, Pers Universitas
KESIMPULAN Cambridge.
[4] Telford, WM, Goldrat, LP dan sheriff, RP
Dari analisa sifat fisis (nilai resistivitas
(1990).Geofisika Terapan-2dan edisi.
dan densitas) pada hasil pemodelan inversi 2D
Pers Universitas Cambridge. Cambridge.
MT dan inversi gravitasi 3D menunjukkan
[5] Johnston,JM,Pellerin,L.,dan Hohmann, GW
bahwa:
(1992).Evaluasi Metode Elektromagnetik
A. Zona panas bumi Caprock ditunjukkan dengan
untuk Deteksi Reservoir Panas Bumi.
nilai resistivitas yang rendah (≤ ± 10 Ohm.m)
Transaksi Dewan Sumber Daya Panas Bumi,
dan nilai densitas sekitar 1,49 gr/cm3 - 2,4 gr/
Vol. 16. hal 241 – 245.
cm3 dengan pola sebaran Barat ke Timur. Jenis
[6] Nidya, F. (2013). Analisis Karakteristik
material tersusun atas lava basal dengan
Panasbumi Arjuno-Welirang berdasarkan
komponen mineral lempung sekunder yang
data geologi, geokimia dan geofisika,
akan dikendalikan oleh Sesar Puncung.
Skripsi S-1, Teknik Geofisika Unila.
B. Zona panas bumi reservoir ditandai dengan
resistivitas sedang (± 10-60 Ohm.m) dan nilai
densitas sekitar 2,4 gr/cm3 - 2,67 gr/cm3
dengan kedalaman sekitar ≥ 1,5 km DBMTS
dengan jenis batuan lava andesitik umur batuan
Seperempat dibawahnya .

Anda mungkin juga menyukai