Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SKRIPSI

IDENTIFIKASI ALIRANPANAS BAWAH PERMUKAAN DI DESA SEMANGAT


GUNUNG,KEC.MERDEKA,KABUPATEN KARP,SUMATRAUATARA MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

Oleh :

Lamtiur Bakkara

200603004

UNIVERSITAS SAMUDRA

FAKULTAS TEKNIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat

menyelesaikan draft proposal skripsi yang berjudul "Identifikasi Aliran Panas Bawah Permukaan Di Desa
Semangat Gunung, Kec Merdeka, Kabupaten Karo,Sumatra Utara msnggunakan metode geoliatrik hambatan

jenis."

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak T.Andi Fadli S.T, M.Si selaku Dosen Mata Pelajaran

Metode Riset yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan draft proposal sekrisi ini. saya juga

mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyelesaian penulisan draft

proposal skripsi ini.

Saya menyadari ada kekurangan pada draft proposal skripsi ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa

diharapkan demi perbaikan draft proposal skipsi ini. Saya juga berharap semoga draft proposal skripsi ini

mampu memberikan pengetahuan tentang keadaan panas bawah permukaan bumi.

Langsa, 22 oktober 2022

Lamtiur Bakkara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan manusia terhadap energi setiap tahun mengalami peningkatan, sedangkan cadangan sumber

energi semakin berkurang. Hal ini membuat manusia berusaha untuk mencari sumber energi alternatif

yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan energi.

Panasbumi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi sangat besar untuk

dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif (Minarto 2007). Energi panasbumi

(geothermal) berasal dari bahasa yunani yaitu gheo yang berarti bumi dan termal berarti panas.

Panasbumi bisa didefinisikan dengan panas yang berasal dari bumi, dimana energi tersebut bersih dan

ramah lingkungan. Sumber energi ini terkandung didalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral

dan gas lainnya yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem. (Lange dan Labedeva 1991).

Panas bumi (Geothermal) sendiri pertama kali dimanfaatkan pada tahun 1904 di Italia dan pemanfaatan

energi panas bumi terus berlanjut hingga sekarang. Di Indonesia sendiri, area panas bumi yang mulai

dimanfaatkan adalah area Kamojang tahun 1972 yang menghasilkan 140 MW. Seiring berjalannya waktu

dengan Indonesia menempati posisi ke-4 dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, maka kebutuhan

akan energi juga semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan dan eksplorasi lebih

lanjut mengenai potensi energi panas bumi di Indonesia (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,

Menurut Minarto (2011), salah satu metode geofisika yang sering digunakan dalam eksplorasi panas

bumi adalah metode geolistrik resistivitas. Hal ini disebabkan karena metode geolistrik resistivitas dapat

mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis

batuannya. Penelitian tentang sebaran panasbumi menggunakan metode geolistrik resistivitas, pernah

dilakukan oleh Wati (2015) di Desa Mapane Tambu. Pada penelitiannya sebaran panas bumi terdapat

pada lapisan yang tersusun atas batu pasir dan lempung pasiran dengan nilai hambatan jenisnya adalah 1

Ωm – 3,3 Ωm. Sementara itu Arif (2015) juga melakukan penelitian menentukan sebaran panas bumi

menggunakan metode yang sama. Pada penelitiannya sebaran panas bumi terdapat pada lapisan pasir

lempung pada kedalaman ±8 m dari atas permukaan dengan nilai hambatan jenisnya 1 Ωm – 10 Ωm.
Metode geolistrik resistivitas terus berkembang dan dimodifikasi untuk mendapatkan hasil yang

maksimum. Karous dan Pernu (1985) menggunakan metode geolistrik resistivitas dengan

mengkombinasikan data sounding dan profiling konfigurasi Head-On untuk menghasilkan gambaran

permukaan yang cukup detail terutama untuk mengidentifikasi suatu struktur di suatu daerah. Asfahani

(2010) juga menggunakan metode ini untuk mengidentifikasi zona sesar yang terjadi pada periode

Kuarter-Resen di daerah Suriah.

Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2017, potensi panas bumi di

Indonesia termasuk yang terbesar di dunia dengan potensi sumber daya sebesar 11.073 MW dan

cadangan sebesar 17.506 MW. Potensi energi panas bumi ini muncul akibat dari posisi Indonesia yang

terletak di antara 3 lempeng besar yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Salah satu potensi yang

cukup melimpah berada di Pulau Sumatera yang memiliki 21 wilayah panas bumi yang telah

dimanfaatkan dan 49 wilayah dengan potensi panas bumi yang masih dalam tahap pengembangan.

(Geofisika, 2020)

I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitin ini adalah :

1. Bagaimana menginterpretasi penampang geologi atau struktur bawah permukan area panas bumi di

derah penelitian berdasarkan nilai resistivitas batuan penyusunnya.

2. Bagaimna cara untuk mengetahui penyebab adanya mata air panas di daerah penelitian.

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi sebaran panas bumi di daerah penelitian menggunakan metode geolistrik

2. Mengidentifikasi struktur bawah permukaan pada daerah sekitar manifestasi mata air panas pada

daerah penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Panas Bumi

Bumi memiliki panas yang berasal dari 2 sumber, yaitu dari dalam bumi (internal heat) dan

matahari (external heat) (Lange, 1991). Panasbumi adalah sumber energi yang terkandung di dalam air

panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak

dapat dipisahkan dalam suatu sistem panasbumi. Sumber energi panasbumi (geotermal) berasal dari

aktivitas tektonik yag terjadi di dalam inti bumi, terbentuk secara alami sejak planet ini diciptakan. Energi

panasbumi, terdapat pada batuan berbentuk cair, dan berbagai jenis logam yang memiliki suhu sangat

tinggi, berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang tersimpan di dalam kerak

bumi. Panasbumi juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Bumi rata-rata

menerima 1021 kalori panas per tahun dari matahari. Energi panasbumi cukup ekonomis dan ramah

lingkungan, tetapi terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Dikatakan ramah

lingkungan karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak

lingkungan atau berada dalam batas yang berlaku (Ilyas, 2012).

Energi panasbumi telah banyak dipergunakan untuk memanaskan (air atau ruangan ketika

musim dingin) sejak peradaban romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi

listrik. Gejala panasbumi pada umumnya tampak di permukaan bumi berupa mata air panas, kubangan

lumpur panas, (mud pools) dan kolam air panas. Sumberdaya panasbumi pada umumnya berkaitan

dengan mekanisme pembentukan magma dan kegiatan vulkanisme. Walaupun secara umum di bawah

permukaan terdapat sumber panas, namun tidak semua lokasi menyimpan energi panas bumi. Energi

panas bumi hanya terdapat pada lokasi yang memiliki sistem panas bumi (Moedioyono, 2010).

Kondisi ideal geologi yang memenuhi persyaratan daerah panas bumi (geotermal reservoar)

yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source), adanya batuan reservoar

yang permeabilitas tinggi berisi fluida panas (ada pengisian kembali air dingin) dan air yang membawa

panas dari reservoar ke permukaan bumi(Armada et al., 2019).


II.2 Sistem Panas Bumi

Pada dasarnya sistem panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber

panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi

terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air

dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung. Air

karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air

tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air

menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke

atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

Menururt Telford (1990), aliran listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu

konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik.

a. konduksi secara elektronik

Konduksi ini terjadi jika batuan dan mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik mudah

dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut.

b. konduksi secara elektrolitik

Batuan biasanya bersifat forus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan

tersebut menjadi konduktor elektrolitik, dimana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air.

Konduktivitas dan hambatan jenis batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya.

Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak.

c. konduksi secara dielektrik

Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran listrik, artinya batuan atau mineral

tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh

medan listrik dari luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti, seingga terjadi

polarisasi. Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik masing-masing batuan yang bersangkutan.

(Armada et al., 2019)


II.3 Metode Geolistrik

Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode geolistrik hambatan

jenis. Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan

memetakan formasi bawah permukaan. Metode ini dilakukan melalui pengukuran beda potensial yang

ditimbulkan akibat injeksi arus listrik ke dalam bumi. Perbedaan potensial yang terukur merefleksikan keadaan

di bawah permukaan bumi. Sifat-sifat suatu formasi dapat digambarkan oleh tiga parameter dasar yaitu

konduktivitas listrik, permeabilitas magnet, dan permitifitas dielektrik.

Pada dasarnya metode ini didekati dengan menggunakan konsep perambatan arus listrik di dalam medium

homogen isotropis, dimana arus listrik bergerak kesegala arah dengan nilai yang sama besar. Berdasarkan

asumsi tersebut, maka bila terdapat anomali yang membedakan jumlah rapat arus yang mengalir diasumsikan

diakibatkan oleh adanya perbedaan akibat anomali tahanan jenis. Anomali ini nantinya digunakan untuk

merekonstruksi keadaan geologi di bawah permukaan.

Dari hasil pengukuran ini akan diperoleh informasi tentang distribusi tahanan jenis bawah permukaan. Harga

tahanan jenis batuan ditentukan oleh masing-masing tahanan jenis unsur batuan. Hantaran listrik pada batuan

sebagian besar ditentukan oleh distribusi elektrolit yang ada di dalam pori-pori batuan tersebut. Untuk

mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka jarak masing-masing elektroda arus dan

elektroda potensial ditambah secara bertahap. Semakin besar spasi elektroda maka efek penembusan arus ke

bawah semakin dalam, sehingga batuan yang lebih dalam akan dapat diketahui sifat-sifat fisisnya.

Interpretasi pengukuran didasari atas asumsi bahwa permukaan terdiri dari sejumlah lapisan yang berbeda

tahanan jenisnya. Tiaptiap lapisan oleh suatu bidang batas horisontal dan tiap lapisan merupakan medium

homogen isotropik. Untuk menentukan tahanan jenis lapisan dan kedalam bidang batas berdasarkan hasil

pengukuran yang berupa beda potensial dan jarak spasi elektoroda, maka harus diketahui hubungan

matematis antara parameter yang diukur dengan parameter yang mendefinisikan distribusi lapisan bawah

permukaan.

Nilai resistivitas semu tergantung pada geometri dari susunan elektroda yang digunakan, yang didefinisikan

dengan faktor geometri K. Ada tida tipe utama konfigurasi elektroda, dua diantaranya dinamai dengan nama

penggagasnya yaitu Frank Wenner dan Schlumberger. Sedangkan metode yang ketiga adalah dipole-dipole.
Pada penelitian ini digunakan konfigurasi Schlumberger, elektroda arus mempunyai jarak yang lebih besar

dibandingkan dengan elektroda potensial. Konfigurasi Schlumberger memiliki keunggulan untuk mendeteksi

adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas

semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda P1P2/2. Dipandang dari sudut pelaksanaan, konfigurasi

schlumberger lebih mudah dilakukan.

Pada konfigurasi ini, hanya elektroda arus saja yang dipindahkan, sedangkan elektroda pengukur tetap.

Konfigurasi Schlumberger banyak digunakan dalam survey geolistrik untuk prosedur sounding. Konfigurasi ini

bertujuan mencatat gradient potensial atau intensitas medan listrik dengan menggunakan pasangan elektroda

detektor (potensial) yang berjarak relative dekat disbanding dengan jarak elektroda arus. Elektroda potensial

ditempatkan pada pertengahan elektroda arus. Hal ini seperti pada gambar 1. Elektroda arus dipindah-pindah

sesuai jarak tertentu sampai hasil beda potensial sudah dianggap kecil.(Journal et al., 2014)
BAB III
METODE PENELITIA

Artikel 1

Judul : Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan di Area Panas Bumi Gunung Temoloyo, Kabupaten

Semarang Menggunakan Metode Geolistrik Resistivity Konfigurasi Schlumberger

Gunung Temoloyo merupakan gunung api Kuarter yang ketinggiannya sekitar 1.894m dpl dan diapit oleh

gunung Merbabu, gunung Andong, gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Panas bumi Gunung Telomoyo

ditandai dengan adanya mata air panas, tanah panas dan batuan ubahan. Keberadaan system panas bumi

pada umumnya berkaitan dengan magmatisme yang terbentuk disuatu daerah. Pada dasarnya system

panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas kesekelilingnya yang

terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan,

sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu

sumber panas.

Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode geolistrik hambatan jenis.

Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan

memetakan formasi bawah permukaan. Metode ini dilakukan melalui pengukuranbeda potensial yang

ditimbulkan akibat injeksi arus listrik kedalam bumi. Pada dasarnya metode ini didekati dengan

menggunakan konsep perambatan arus listrik didalam medium homogen isotropis, dimana arus listrik

bergerak kesegala arah dengan nilai yang sama besar. Pada penelitian ini digunakan konfigurasi

schlumberger, elektroda arus mempunyai jarak yang lebih besar disbanding dengan elektroda potensial.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menginterpretasi penampang geologi atau struktur bawah

permukaan area panas bumi di Gunung Telomoyo berdasarkan nilai resistivitas batuan penyusunnya.
Artikel 2

Judul : Indentifikasi Sebaran Panasbumi Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Desa Wani

Tiga, Kabupaten Donggala

System panas bumi dapat ditentukan dengan dasar estimasi parameter terbatas, untuk dibuktikan

menjadi potensi cadangan. Parameter terbatas tersebut adalah antara lain, struktur geologi vulkanis,

umur batuan, jenis batuan, sifat fluida, parameter fisis batuan, dan struktur bawah permukaan dari

system panas bumi.Ditinjau dari kondisi geologi,wilayah Sulawesi Tengah memiliki potensi adanya

sumber panas bumi.Hal ini dapat dilihat dari adanya zona Sesar Palu-Koro yang berarah Utara-barat

laut.Selain itu,tampak beberapa sesar yang mempunyai strike cukup panjang dan sejajar Sesar Palu-Koro.

Telah dilakukan beberapa penelitian terdahulu mengenai panasbumi di wilayah Sulawesi Tengah antara

lain panasbumi Bora, Pulu, dan panasbumi Masaingi. Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Bora terdapat

sumber mata air panas dengan nilai resistivitas air (ρ𝑤) sebesar 19,96 Ωm, dan suhu permukaan sebesar

55oC-75oC. Di Desa Pulu terdapat beberapa sumber air panas di sekitar lereng-lereng gunung yang

berhadapan langsung dengan sungai Pulu, dan temperatur air panas sekitar 40oC-95oC dengan pH 6,5-

8,6. Sedangkan di Desa Masaingi terdapat mata air panas yang tersingkap di permukaan, dimana suhunya

mencapai 75oC.

Pembentukan sumber panasbumi berasal dari dapur magma yang berada di bawah permukaan bumi.

Panas yang berasal dari magma ini akan mengalir ke batuan di sekitarnya melalui proses konduksi

maupun konveksi dengan bantuan air. Ketika air sampai ke sumber panas (heat source) maka temperatur

air akan meningkat. Jika temperatur yang diterima oleh air tinggi, sebagian air akan menguap sedangkan

sebagiannya lagi akan tetap menjadi air. Jika temperatur terus meningkat maka akan mengakibatkan

bertambahnya volume dan juga tekanan. Ketika tekanan di permukaan lebih rendah daripada tekanan di

bawah permukaan maka fluida akan bergerak ke atas. Ketika terdapat celah untuk sebagian fluida ke

permukaan, maka fluida tersebut akan keluar sebagai manifestasi di permukaan. Adanya manifestasi

permukaan ini dapat menjadi petunjuk adanya panasbumi di bawah permukaan di sekitar lokasi tersebut.
Artikel 3

Judul : Indetifikasi Aliran Panas Bawah Permukaan di Desa Lemba Harapan Kabupaten Tolitoli

Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis

Panasbumi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi sangat besar untuk

dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif (Minarto 2007). Energi panasbumi

(geothermal) berasal dari bahasa yunani yaitu gheo yang berarti bumi dan termal berarti panas.

Panasbumi bisa didefinisikan dengan panas yang berasal dari bumi, dimana energi tersebut bersih dan

ramah lingkungan. Sumber energi ini terkandung didalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral

dan gas lainnya yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu system. Indikasi keberadaan panas bumi di

Desa Lemba Harapan, tepatnya berada di dusun Tande, dapat dilihat dari adanya sumber mata air panas

yang muncul di permukaan. Terdapat tiga mata air panas yang keluar melalui celah batuan dengan jarak

yang saling berdekatan satu sama lain.

Bumi memiliki panas yang berasal dari 2 sumber, yaitu dari dalam bumi (internal heat) dan matahari

(external heat). Panasbumi adalah sumber energi yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan

bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam

suatu sistem panasbumi. Sumber energi panasbumi (geotermal) berasal dari aktivitas tektonik yag terjadi

di dalam inti bumi, terbentuk secara alami sejak planet ini diciptakan. Energi panasbumi, terdapat pada

batuan berbentuk cair, dan berbagai jenis logam yang memiliki suhu sangat tinggi, berasal dari

pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang tersimpan di dalam kerak bumi. Panasbumi

juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Bumi rata-rata menerima 1021

kalori panas per tahun dari matahari. Energi panasbumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, tetapi

terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Dikatakan ramah lingkungan karena unsur-

unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam

batas yang berlaku. Kondisi ideal geologi yang memenuhi persyaratan daerah panas bumi (geotermal

reservoar) yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source), adanya

batuan reservoar yang permeabilitas tinggi berisi fluida panas (ada pengisian kembali air dingin) dan air

yang membawa panas dari reservoar ke permukaan bumi.


Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi.

pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial, dan arus yang terjadi baik secara

alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode ini sering digunakan baik dalam

survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini disebabkan karena metode geolistrik sangat bagus untuk

mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi hambatan jenis

batuannya. Terutama untuk daerah yang mempunyai kontras hambatan jenis yang cukup jelas terhadap

sekitarnya, misalnya untuk keperluan eksplorasi air tanah, dan panas bumi (geothermal). Prinsip dasar

metode ini adalah menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi menggunakan 2 buah elektroda arus,

kemudian mengukur beda potensial melalui 2 buah elektroda lainnya di permukaan bumi. Arus listrik

yang diinjeksikan akan mengalir melalui lapisan batuan bawah permukaan, dan menghasilkan data beda

potensial yang bergantung pada hambatan jenis (resistivity) dari batuan yang dilaluinya.

Artikel 4

Judul : Pemetaan Sebaran Air Panas di Daerah Objek Wisata Desa Pawan Menggunakan Metode Geolistrik

Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner

Geothermal merupakan salah satu penggunaan energi air dan uap panas dari sumber daya alam yang

berada pada reservoir bumi dalam pemanasan air karena pembentukan batuan padas di permukaan

bawah bumi [1]. Berdasarkan besar temperaturnya, sistem panas bumi dibagi menjadi tiga golongan

yaitu reservoir bertemperature tinggi (≥225°C), reservoir bertemperature sedang (125°C-225°C), dan

reservoir bertemperature rendah (≤125°C). Energi panas bumi memiliki beberapa kelebihan yaitu

indigeneous, renewable, ekonomis, dan ramah lingkungan sehingga menjadikan energi ini menjadi energi

alternatif yang sangat tepat [3]. Proses terjadinya energi panas bumi adalah adanya pergerakan gesekan

antara lempenglempeng pada lapisan litosfer. Gesekan tersebut mengakibatkan ujung dari setiap

lempeng hancur atau meleleh dan akibat gaya gesek tersebut menghasilkan panasdengan temperature

yang sangat tinggi. Energi panas mengalami perpindahan dari sumber panas ke sekelilingnya akibat

adanya gaya gravitasi yang terjadi secara konveksi atau konduksi.


Resistivitas adalah besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya resistansi bagi arus listrik dari suatu

material. Metode resistivitas merupakan metode yang dapat menganalisis kondisi di permukaan bawah

bumi dengan memperhatikan sifat aliran listrik menurut perbedaan resistivitas material. Konsep metode

tersebut adalah melewatkan arus listrik ke permukaan bawah bumi dengan dua elektroda arus yang

diinjeksikan di tanah. Nilai resitivitas dihitung berdasarkan beda potensial yang diperoleh dari dua

elektroda potensial. Penentuan batuan dari hasil tahanan jenis dapat dilihat pada Tabel 1. Metode

resistivitas mempelajari tentang keadaan di permukaan bawah bumi dengan menaganalisa sifat arus

listrik yang dialirkan kedalam bumi melalui dua elektroda arus dan dua elektroda potensial. Metode

geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan konfigurasi Wenner memiliki keunggulan dalam ketelitian

pembacaan potensial oleh elektroda potensial daripada metode geolistrik tahanan jenis lainnya.

Artikel 5

Judul : Ekspolarasi Panas Bumi dengan Metode Geolistrik

Energi panas bumi merupakan energi panas yang disimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan

fluida yang terkandung di dalamnya. Sumber dari panas bumi itu sendiri dapat terjadi akibat beberapa

faktor, diantaranya penyerapan panas matahari yang dilakukan oleh bumi, aktivitas tektonik didalam

perut bumi, adanya efek elektromagnetik yang terjadi karena pengaruh medan magnet bumi, serta

peluruhan elemen radioaktif yang berada di bawah permukaan bumi. Di Indonesia, usaha pencarian

sumberenergi panas bumi pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang sekitar tahun 1918 oleh JB

Van Dijk. Namun kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada tahun

1972 oleh Direktorat Vulkanologi dan Pertamina yang dibantu oleh Pemerintah Perancis dan Selandia

Baru.Menurut Direktorat Inventarisasi Sumber DayaMineral, saat ini diperkirakan total potensi energi

panas bumi di Indonesia sebesar 29000 MWe yang setara dengan 40% cadanganGeothermal yang ada di

dunia. Suatu lapangan panas bumi mempunyai karakteristik sistem panas bumi dengan ciri khas tersendiri.

Sehingga metode Geofisika dapat digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan yang ada di bawah permukaan.

Keberadaan system panas bumi dapat diperkirakan dengan adanya anomali dari sifat fisik batuan.
Data geofisika yang dibutuhkan dalam penginterpretasian potensi panas bumi, diantaranya: keberadaan

sumber panas, keberadaan zona reservoirserta adanya zona upflow. Metode Geolistrik merupakan salah

satu metode geofisika yang dapat digunakan secara efektif untuk melakukan karakterisasi komponen

sistem panasbumi daerah prospek Geothermal.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi informasi bahwa Terdapat 5 komponen mengenai

system panas bumi, diantaranya sumber panas, reservoir, temperature, sumber air serta manifestasi

permukaan yang terdapat di daerah penelitian. Model sistem panas bumi atau biasa disebut dengan

conceptual model dibuat berdasarkan data geologi, geofisika, dan geokimia.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai