Oleh :
Lamtiur Bakkara
200603004
UNIVERSITAS SAMUDRA
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan draft proposal skripsi yang berjudul "Identifikasi Aliran Panas Bawah Permukaan Di Desa
Semangat Gunung, Kec Merdeka, Kabupaten Karo,Sumatra Utara msnggunakan metode geoliatrik hambatan
jenis."
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak T.Andi Fadli S.T, M.Si selaku Dosen Mata Pelajaran
Metode Riset yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan draft proposal sekrisi ini. saya juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyelesaian penulisan draft
Saya menyadari ada kekurangan pada draft proposal skripsi ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan draft proposal skipsi ini. Saya juga berharap semoga draft proposal skripsi ini
Lamtiur Bakkara
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia terhadap energi setiap tahun mengalami peningkatan, sedangkan cadangan sumber
energi semakin berkurang. Hal ini membuat manusia berusaha untuk mencari sumber energi alternatif
yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan energi.
Panasbumi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi sangat besar untuk
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif (Minarto 2007). Energi panasbumi
(geothermal) berasal dari bahasa yunani yaitu gheo yang berarti bumi dan termal berarti panas.
Panasbumi bisa didefinisikan dengan panas yang berasal dari bumi, dimana energi tersebut bersih dan
ramah lingkungan. Sumber energi ini terkandung didalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
dan gas lainnya yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem. (Lange dan Labedeva 1991).
Panas bumi (Geothermal) sendiri pertama kali dimanfaatkan pada tahun 1904 di Italia dan pemanfaatan
energi panas bumi terus berlanjut hingga sekarang. Di Indonesia sendiri, area panas bumi yang mulai
dimanfaatkan adalah area Kamojang tahun 1972 yang menghasilkan 140 MW. Seiring berjalannya waktu
dengan Indonesia menempati posisi ke-4 dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, maka kebutuhan
akan energi juga semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan dan eksplorasi lebih
lanjut mengenai potensi energi panas bumi di Indonesia (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Menurut Minarto (2011), salah satu metode geofisika yang sering digunakan dalam eksplorasi panas
bumi adalah metode geolistrik resistivitas. Hal ini disebabkan karena metode geolistrik resistivitas dapat
mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi tahanan jenis
batuannya. Penelitian tentang sebaran panasbumi menggunakan metode geolistrik resistivitas, pernah
dilakukan oleh Wati (2015) di Desa Mapane Tambu. Pada penelitiannya sebaran panas bumi terdapat
pada lapisan yang tersusun atas batu pasir dan lempung pasiran dengan nilai hambatan jenisnya adalah 1
Ωm – 3,3 Ωm. Sementara itu Arif (2015) juga melakukan penelitian menentukan sebaran panas bumi
menggunakan metode yang sama. Pada penelitiannya sebaran panas bumi terdapat pada lapisan pasir
lempung pada kedalaman ±8 m dari atas permukaan dengan nilai hambatan jenisnya 1 Ωm – 10 Ωm.
Metode geolistrik resistivitas terus berkembang dan dimodifikasi untuk mendapatkan hasil yang
maksimum. Karous dan Pernu (1985) menggunakan metode geolistrik resistivitas dengan
mengkombinasikan data sounding dan profiling konfigurasi Head-On untuk menghasilkan gambaran
permukaan yang cukup detail terutama untuk mengidentifikasi suatu struktur di suatu daerah. Asfahani
(2010) juga menggunakan metode ini untuk mengidentifikasi zona sesar yang terjadi pada periode
Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2017, potensi panas bumi di
Indonesia termasuk yang terbesar di dunia dengan potensi sumber daya sebesar 11.073 MW dan
cadangan sebesar 17.506 MW. Potensi energi panas bumi ini muncul akibat dari posisi Indonesia yang
terletak di antara 3 lempeng besar yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Salah satu potensi yang
cukup melimpah berada di Pulau Sumatera yang memiliki 21 wilayah panas bumi yang telah
dimanfaatkan dan 49 wilayah dengan potensi panas bumi yang masih dalam tahap pengembangan.
(Geofisika, 2020)
1. Bagaimana menginterpretasi penampang geologi atau struktur bawah permukan area panas bumi di
2. Bagaimna cara untuk mengetahui penyebab adanya mata air panas di daerah penelitian.
2. Mengidentifikasi struktur bawah permukaan pada daerah sekitar manifestasi mata air panas pada
daerah penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bumi memiliki panas yang berasal dari 2 sumber, yaitu dari dalam bumi (internal heat) dan
matahari (external heat) (Lange, 1991). Panasbumi adalah sumber energi yang terkandung di dalam air
panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak
dapat dipisahkan dalam suatu sistem panasbumi. Sumber energi panasbumi (geotermal) berasal dari
aktivitas tektonik yag terjadi di dalam inti bumi, terbentuk secara alami sejak planet ini diciptakan. Energi
panasbumi, terdapat pada batuan berbentuk cair, dan berbagai jenis logam yang memiliki suhu sangat
tinggi, berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang tersimpan di dalam kerak
bumi. Panasbumi juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Bumi rata-rata
menerima 1021 kalori panas per tahun dari matahari. Energi panasbumi cukup ekonomis dan ramah
lingkungan, tetapi terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Dikatakan ramah
lingkungan karena unsur-unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak
Energi panasbumi telah banyak dipergunakan untuk memanaskan (air atau ruangan ketika
musim dingin) sejak peradaban romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi
listrik. Gejala panasbumi pada umumnya tampak di permukaan bumi berupa mata air panas, kubangan
lumpur panas, (mud pools) dan kolam air panas. Sumberdaya panasbumi pada umumnya berkaitan
dengan mekanisme pembentukan magma dan kegiatan vulkanisme. Walaupun secara umum di bawah
permukaan terdapat sumber panas, namun tidak semua lokasi menyimpan energi panas bumi. Energi
panas bumi hanya terdapat pada lokasi yang memiliki sistem panas bumi (Moedioyono, 2010).
Kondisi ideal geologi yang memenuhi persyaratan daerah panas bumi (geotermal reservoar)
yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source), adanya batuan reservoar
yang permeabilitas tinggi berisi fluida panas (ada pengisian kembali air dingin) dan air yang membawa
Pada dasarnya sistem panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber
panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi
terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air
dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung. Air
karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air
tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air
menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke
atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
Menururt Telford (1990), aliran listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu
konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik dan konduksi secara dielektrik.
Konduksi ini terjadi jika batuan dan mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik mudah
Batuan biasanya bersifat forus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan
tersebut menjadi konduktor elektrolitik, dimana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air.
Konduktivitas dan hambatan jenis batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya.
Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak.
Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran listrik, artinya batuan atau mineral
tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh
medan listrik dari luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti, seingga terjadi
polarisasi. Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik masing-masing batuan yang bersangkutan.
Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode geolistrik hambatan
jenis. Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan
memetakan formasi bawah permukaan. Metode ini dilakukan melalui pengukuran beda potensial yang
ditimbulkan akibat injeksi arus listrik ke dalam bumi. Perbedaan potensial yang terukur merefleksikan keadaan
di bawah permukaan bumi. Sifat-sifat suatu formasi dapat digambarkan oleh tiga parameter dasar yaitu
Pada dasarnya metode ini didekati dengan menggunakan konsep perambatan arus listrik di dalam medium
homogen isotropis, dimana arus listrik bergerak kesegala arah dengan nilai yang sama besar. Berdasarkan
asumsi tersebut, maka bila terdapat anomali yang membedakan jumlah rapat arus yang mengalir diasumsikan
diakibatkan oleh adanya perbedaan akibat anomali tahanan jenis. Anomali ini nantinya digunakan untuk
Dari hasil pengukuran ini akan diperoleh informasi tentang distribusi tahanan jenis bawah permukaan. Harga
tahanan jenis batuan ditentukan oleh masing-masing tahanan jenis unsur batuan. Hantaran listrik pada batuan
sebagian besar ditentukan oleh distribusi elektrolit yang ada di dalam pori-pori batuan tersebut. Untuk
mengetahui struktur bawah permukaan yang lebih dalam, maka jarak masing-masing elektroda arus dan
elektroda potensial ditambah secara bertahap. Semakin besar spasi elektroda maka efek penembusan arus ke
bawah semakin dalam, sehingga batuan yang lebih dalam akan dapat diketahui sifat-sifat fisisnya.
Interpretasi pengukuran didasari atas asumsi bahwa permukaan terdiri dari sejumlah lapisan yang berbeda
tahanan jenisnya. Tiaptiap lapisan oleh suatu bidang batas horisontal dan tiap lapisan merupakan medium
homogen isotropik. Untuk menentukan tahanan jenis lapisan dan kedalam bidang batas berdasarkan hasil
pengukuran yang berupa beda potensial dan jarak spasi elektoroda, maka harus diketahui hubungan
matematis antara parameter yang diukur dengan parameter yang mendefinisikan distribusi lapisan bawah
permukaan.
Nilai resistivitas semu tergantung pada geometri dari susunan elektroda yang digunakan, yang didefinisikan
dengan faktor geometri K. Ada tida tipe utama konfigurasi elektroda, dua diantaranya dinamai dengan nama
penggagasnya yaitu Frank Wenner dan Schlumberger. Sedangkan metode yang ketiga adalah dipole-dipole.
Pada penelitian ini digunakan konfigurasi Schlumberger, elektroda arus mempunyai jarak yang lebih besar
dibandingkan dengan elektroda potensial. Konfigurasi Schlumberger memiliki keunggulan untuk mendeteksi
adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas
semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda P1P2/2. Dipandang dari sudut pelaksanaan, konfigurasi
Pada konfigurasi ini, hanya elektroda arus saja yang dipindahkan, sedangkan elektroda pengukur tetap.
Konfigurasi Schlumberger banyak digunakan dalam survey geolistrik untuk prosedur sounding. Konfigurasi ini
bertujuan mencatat gradient potensial atau intensitas medan listrik dengan menggunakan pasangan elektroda
detektor (potensial) yang berjarak relative dekat disbanding dengan jarak elektroda arus. Elektroda potensial
ditempatkan pada pertengahan elektroda arus. Hal ini seperti pada gambar 1. Elektroda arus dipindah-pindah
sesuai jarak tertentu sampai hasil beda potensial sudah dianggap kecil.(Journal et al., 2014)
BAB III
METODE PENELITIA
Artikel 1
Judul : Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan di Area Panas Bumi Gunung Temoloyo, Kabupaten
Gunung Temoloyo merupakan gunung api Kuarter yang ketinggiannya sekitar 1.894m dpl dan diapit oleh
gunung Merbabu, gunung Andong, gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Panas bumi Gunung Telomoyo
ditandai dengan adanya mata air panas, tanah panas dan batuan ubahan. Keberadaan system panas bumi
pada umumnya berkaitan dengan magmatisme yang terbentuk disuatu daerah. Pada dasarnya system
panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas kesekelilingnya yang
terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan,
sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu
sumber panas.
Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode geolistrik hambatan jenis.
Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi dan
memetakan formasi bawah permukaan. Metode ini dilakukan melalui pengukuranbeda potensial yang
ditimbulkan akibat injeksi arus listrik kedalam bumi. Pada dasarnya metode ini didekati dengan
menggunakan konsep perambatan arus listrik didalam medium homogen isotropis, dimana arus listrik
bergerak kesegala arah dengan nilai yang sama besar. Pada penelitian ini digunakan konfigurasi
schlumberger, elektroda arus mempunyai jarak yang lebih besar disbanding dengan elektroda potensial.
Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menginterpretasi penampang geologi atau struktur bawah
permukaan area panas bumi di Gunung Telomoyo berdasarkan nilai resistivitas batuan penyusunnya.
Artikel 2
Judul : Indentifikasi Sebaran Panasbumi Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Desa Wani
System panas bumi dapat ditentukan dengan dasar estimasi parameter terbatas, untuk dibuktikan
menjadi potensi cadangan. Parameter terbatas tersebut adalah antara lain, struktur geologi vulkanis,
umur batuan, jenis batuan, sifat fluida, parameter fisis batuan, dan struktur bawah permukaan dari
system panas bumi.Ditinjau dari kondisi geologi,wilayah Sulawesi Tengah memiliki potensi adanya
sumber panas bumi.Hal ini dapat dilihat dari adanya zona Sesar Palu-Koro yang berarah Utara-barat
laut.Selain itu,tampak beberapa sesar yang mempunyai strike cukup panjang dan sejajar Sesar Palu-Koro.
Telah dilakukan beberapa penelitian terdahulu mengenai panasbumi di wilayah Sulawesi Tengah antara
lain panasbumi Bora, Pulu, dan panasbumi Masaingi. Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Bora terdapat
sumber mata air panas dengan nilai resistivitas air (ρ𝑤) sebesar 19,96 Ωm, dan suhu permukaan sebesar
55oC-75oC. Di Desa Pulu terdapat beberapa sumber air panas di sekitar lereng-lereng gunung yang
berhadapan langsung dengan sungai Pulu, dan temperatur air panas sekitar 40oC-95oC dengan pH 6,5-
8,6. Sedangkan di Desa Masaingi terdapat mata air panas yang tersingkap di permukaan, dimana suhunya
mencapai 75oC.
Pembentukan sumber panasbumi berasal dari dapur magma yang berada di bawah permukaan bumi.
Panas yang berasal dari magma ini akan mengalir ke batuan di sekitarnya melalui proses konduksi
maupun konveksi dengan bantuan air. Ketika air sampai ke sumber panas (heat source) maka temperatur
air akan meningkat. Jika temperatur yang diterima oleh air tinggi, sebagian air akan menguap sedangkan
sebagiannya lagi akan tetap menjadi air. Jika temperatur terus meningkat maka akan mengakibatkan
bertambahnya volume dan juga tekanan. Ketika tekanan di permukaan lebih rendah daripada tekanan di
bawah permukaan maka fluida akan bergerak ke atas. Ketika terdapat celah untuk sebagian fluida ke
permukaan, maka fluida tersebut akan keluar sebagai manifestasi di permukaan. Adanya manifestasi
permukaan ini dapat menjadi petunjuk adanya panasbumi di bawah permukaan di sekitar lokasi tersebut.
Artikel 3
Judul : Indetifikasi Aliran Panas Bawah Permukaan di Desa Lemba Harapan Kabupaten Tolitoli
Panasbumi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi sangat besar untuk
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif (Minarto 2007). Energi panasbumi
(geothermal) berasal dari bahasa yunani yaitu gheo yang berarti bumi dan termal berarti panas.
Panasbumi bisa didefinisikan dengan panas yang berasal dari bumi, dimana energi tersebut bersih dan
ramah lingkungan. Sumber energi ini terkandung didalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
dan gas lainnya yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu system. Indikasi keberadaan panas bumi di
Desa Lemba Harapan, tepatnya berada di dusun Tande, dapat dilihat dari adanya sumber mata air panas
yang muncul di permukaan. Terdapat tiga mata air panas yang keluar melalui celah batuan dengan jarak
Bumi memiliki panas yang berasal dari 2 sumber, yaitu dari dalam bumi (internal heat) dan matahari
(external heat). Panasbumi adalah sumber energi yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan
bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam
suatu sistem panasbumi. Sumber energi panasbumi (geotermal) berasal dari aktivitas tektonik yag terjadi
di dalam inti bumi, terbentuk secara alami sejak planet ini diciptakan. Energi panasbumi, terdapat pada
batuan berbentuk cair, dan berbagai jenis logam yang memiliki suhu sangat tinggi, berasal dari
pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang tersimpan di dalam kerak bumi. Panasbumi
juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Bumi rata-rata menerima 1021
kalori panas per tahun dari matahari. Energi panasbumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, tetapi
terbatas hanya pada dekat area perbatasan lapisan tektonik. Dikatakan ramah lingkungan karena unsur-
unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam
batas yang berlaku. Kondisi ideal geologi yang memenuhi persyaratan daerah panas bumi (geotermal
reservoar) yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source), adanya
batuan reservoar yang permeabilitas tinggi berisi fluida panas (ada pengisian kembali air dingin) dan air
pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial, dan arus yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode ini sering digunakan baik dalam
survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini disebabkan karena metode geolistrik sangat bagus untuk
mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan berdasarkan variasi hambatan jenis
batuannya. Terutama untuk daerah yang mempunyai kontras hambatan jenis yang cukup jelas terhadap
sekitarnya, misalnya untuk keperluan eksplorasi air tanah, dan panas bumi (geothermal). Prinsip dasar
metode ini adalah menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi menggunakan 2 buah elektroda arus,
kemudian mengukur beda potensial melalui 2 buah elektroda lainnya di permukaan bumi. Arus listrik
yang diinjeksikan akan mengalir melalui lapisan batuan bawah permukaan, dan menghasilkan data beda
potensial yang bergantung pada hambatan jenis (resistivity) dari batuan yang dilaluinya.
Artikel 4
Judul : Pemetaan Sebaran Air Panas di Daerah Objek Wisata Desa Pawan Menggunakan Metode Geolistrik
Geothermal merupakan salah satu penggunaan energi air dan uap panas dari sumber daya alam yang
berada pada reservoir bumi dalam pemanasan air karena pembentukan batuan padas di permukaan
bawah bumi [1]. Berdasarkan besar temperaturnya, sistem panas bumi dibagi menjadi tiga golongan
yaitu reservoir bertemperature tinggi (≥225°C), reservoir bertemperature sedang (125°C-225°C), dan
reservoir bertemperature rendah (≤125°C). Energi panas bumi memiliki beberapa kelebihan yaitu
indigeneous, renewable, ekonomis, dan ramah lingkungan sehingga menjadikan energi ini menjadi energi
alternatif yang sangat tepat [3]. Proses terjadinya energi panas bumi adalah adanya pergerakan gesekan
antara lempenglempeng pada lapisan litosfer. Gesekan tersebut mengakibatkan ujung dari setiap
lempeng hancur atau meleleh dan akibat gaya gesek tersebut menghasilkan panasdengan temperature
yang sangat tinggi. Energi panas mengalami perpindahan dari sumber panas ke sekelilingnya akibat
material. Metode resistivitas merupakan metode yang dapat menganalisis kondisi di permukaan bawah
bumi dengan memperhatikan sifat aliran listrik menurut perbedaan resistivitas material. Konsep metode
tersebut adalah melewatkan arus listrik ke permukaan bawah bumi dengan dua elektroda arus yang
diinjeksikan di tanah. Nilai resitivitas dihitung berdasarkan beda potensial yang diperoleh dari dua
elektroda potensial. Penentuan batuan dari hasil tahanan jenis dapat dilihat pada Tabel 1. Metode
resistivitas mempelajari tentang keadaan di permukaan bawah bumi dengan menaganalisa sifat arus
listrik yang dialirkan kedalam bumi melalui dua elektroda arus dan dua elektroda potensial. Metode
geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan konfigurasi Wenner memiliki keunggulan dalam ketelitian
pembacaan potensial oleh elektroda potensial daripada metode geolistrik tahanan jenis lainnya.
Artikel 5
Energi panas bumi merupakan energi panas yang disimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan
fluida yang terkandung di dalamnya. Sumber dari panas bumi itu sendiri dapat terjadi akibat beberapa
faktor, diantaranya penyerapan panas matahari yang dilakukan oleh bumi, aktivitas tektonik didalam
perut bumi, adanya efek elektromagnetik yang terjadi karena pengaruh medan magnet bumi, serta
peluruhan elemen radioaktif yang berada di bawah permukaan bumi. Di Indonesia, usaha pencarian
sumberenergi panas bumi pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang sekitar tahun 1918 oleh JB
Van Dijk. Namun kegiatan eksplorasi panas bumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada tahun
1972 oleh Direktorat Vulkanologi dan Pertamina yang dibantu oleh Pemerintah Perancis dan Selandia
Baru.Menurut Direktorat Inventarisasi Sumber DayaMineral, saat ini diperkirakan total potensi energi
panas bumi di Indonesia sebesar 29000 MWe yang setara dengan 40% cadanganGeothermal yang ada di
dunia. Suatu lapangan panas bumi mempunyai karakteristik sistem panas bumi dengan ciri khas tersendiri.
Sehingga metode Geofisika dapat digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan yang ada di bawah permukaan.
Keberadaan system panas bumi dapat diperkirakan dengan adanya anomali dari sifat fisik batuan.
Data geofisika yang dibutuhkan dalam penginterpretasian potensi panas bumi, diantaranya: keberadaan
sumber panas, keberadaan zona reservoirserta adanya zona upflow. Metode Geolistrik merupakan salah
satu metode geofisika yang dapat digunakan secara efektif untuk melakukan karakterisasi komponen
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi informasi bahwa Terdapat 5 komponen mengenai
system panas bumi, diantaranya sumber panas, reservoir, temperature, sumber air serta manifestasi
permukaan yang terdapat di daerah penelitian. Model sistem panas bumi atau biasa disebut dengan