Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG

Artikel 1

Judul : Interpretasi Lapisan Bawah Permukaan di Area Panas Bumi Gunung Temoloyo,
Kabupaten Semarang Menggunakan Metode Geolistrik Resistivity Konfigurasi Schlumberger

Gunung Temoloyo merupakan gunung api Kuarter yang ketinggiannya sekitar 1.894m dpl dan
diapit oleh gunung Merbabu, gunung Andong, gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Panas
bumi Gunung Telomoyo ditandai dengan adanya mata air panas, tanah panas dan batuan ubahan.
Keberadaan system panas bumi pada umumnya berkaitan dengan magmatisme yang terbentuk
disuatu daerah. Pada dasarnya system panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari
suatu sumber panas kesekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan
panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi
terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.

Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode geolistrik
hambatan jenis. Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan untuk
mendeteksi dan memetakan formasi bawah permukaan. Metode ini dilakukan melalui
pengukuranbeda potensial yang ditimbulkan akibat injeksi arus listrik kedalam bumi. Pada
dasarnya metode ini didekati dengan menggunakan konsep perambatan arus listrik didalam
medium homogen isotropis, dimana arus listrik bergerak kesegala arah dengan nilai yang sama
besar. Pada penelitian ini digunakan konfigurasi schlumberger, elektroda arus mempunyai jarak
yang lebih besar disbanding dengan elektroda potensial.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana menginterpretasi penampang geologi atau struktur
bawah permukaan area panas bumi di Gunung Telomoyo berdasarkan nilai resistivitas batuan
penyusunnya.

Artikel 2

Judul : Indentifikasi Sebaran Panasbumi Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di


Desa Wani Tiga, Kabupaten Donggala

System panas bumi dapat ditentukan dengan dasar estimasi parameter terbatas, untuk dibuktikan
menjadi potensi cadangan. Parameter terbatas tersebut adalah antara lain, struktur geologi
vulkanis, umur batuan, jenis batuan, sifat fluida, parameter fisis batuan, dan struktur bawah
permukaan dari system panas bumi.Ditinjau dari kondisi geologi,wilayah Sulawesi Tengah
memiliki potensi adanya sumber panas bumi.Hal ini dapat dilihat dari adanya zona Sesar Palu-
Koro yang berarah Utara-barat laut.Selain itu,tampak beberapa sesar yang mempunyai strike
cukup panjang dan sejajar Sesar Palu-Koro. Telah dilakukan beberapa penelitian terdahulu
mengenai panasbumi di wilayah Sulawesi Tengah antara lain panasbumi Bora, Pulu, dan
panasbumi Masaingi. Berdasarkan hasil penelitian, di Desa Bora terdapat sumber mata air panas
dengan nilai resistivitas air (ρ𝑤) sebesar 19,96 Ωm, dan suhu permukaan sebesar 55oC-75oC. Di
Desa Pulu terdapat beberapa sumber air panas di sekitar lereng-lereng gunung yang berhadapan
langsung dengan sungai Pulu, dan temperatur air panas sekitar 40oC-95oC dengan pH 6,5-8,6.
Sedangkan di Desa Masaingi terdapat mata air panas yang tersingkap di permukaan, dimana
suhunya mencapai 75oC.

Pembentukan sumber panasbumi berasal dari dapur magma yang berada di bawah permukaan
bumi. Panas yang berasal dari magma ini akan mengalir ke batuan di sekitarnya melalui proses
konduksi maupun konveksi dengan bantuan air. Ketika air sampai ke sumber panas (heat source)
maka temperatur air akan meningkat. Jika temperatur yang diterima oleh air tinggi, sebagian air
akan menguap sedangkan sebagiannya lagi akan tetap menjadi air. Jika temperatur terus
meningkat maka akan mengakibatkan bertambahnya volume dan juga tekanan. Ketika tekanan di
permukaan lebih rendah daripada tekanan di bawah permukaan maka fluida akan bergerak ke
atas. Ketika terdapat celah untuk sebagian fluida ke permukaan, maka fluida tersebut akan keluar
sebagai manifestasi di permukaan. Adanya manifestasi permukaan ini dapat menjadi petunjuk
adanya panasbumi di bawah permukaan di sekitar lokasi tersebut.

Artikel 3

Judul : Indetifikasi Aliran Panas Bawah Permukaan di Desa Lemba Harapan Kabupaten Tolitoli
Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis

Panasbumi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi sangat besar untuk
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif (Minarto 2007). Energi panasbumi
(geothermal) berasal dari bahasa yunani yaitu gheo yang berarti bumi dan termal berarti panas.
Panasbumi bisa didefinisikan dengan panas yang berasal dari bumi, dimana energi tersebut
bersih dan ramah lingkungan. Sumber energi ini terkandung didalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral dan gas lainnya yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu system.
Indikasi keberadaan panas bumi di Desa Lemba Harapan, tepatnya berada di dusun Tande, dapat
dilihat dari adanya sumber mata air panas yang muncul di permukaan. Terdapat tiga mata air
panas yang keluar melalui celah batuan dengan jarak yang saling berdekatan satu sama lain.

Bumi memiliki panas yang berasal dari 2 sumber, yaitu dari dalam bumi (internal heat) dan
matahari (external heat). Panasbumi adalah sumber energi yang terkandung di dalam air panas,
uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak
dapat dipisahkan dalam suatu sistem panasbumi. Sumber energi panasbumi (geotermal) berasal
dari aktivitas tektonik yag terjadi di dalam inti bumi, terbentuk secara alami sejak planet ini
diciptakan. Energi panasbumi, terdapat pada batuan berbentuk cair, dan berbagai jenis logam
yang memiliki suhu sangat tinggi, berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur
lain yang tersimpan di dalam kerak bumi. Panasbumi juga berasal dari panas matahari yang
diserap oleh permukaan bumi. Bumi rata-rata menerima 1021 kalori panas per tahun dari
matahari. Energi panasbumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, tetapi terbatas hanya pada
dekat area perbatasan lapisan tektonik. Dikatakan ramah lingkungan karena unsur-unsur yang
berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak lingkungan atau berada dalam batas
yang berlaku. Kondisi ideal geologi yang memenuhi persyaratan daerah panas bumi (geotermal
reservoar) yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source),
adanya batuan reservoar yang permeabilitas tinggi berisi fluida panas (ada pengisian kembali air
dingin) dan air yang membawa panas dari reservoar ke permukaan bumi.

Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi. pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial, dan arus
yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode ini
sering digunakan baik dalam survey geologi maupun eksplorasi. Hal ini disebabkan karena
metode geolistrik sangat bagus untuk mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah
permukaan berdasarkan variasi hambatan jenis batuannya. Terutama untuk daerah yang
mempunyai kontras hambatan jenis yang cukup jelas terhadap sekitarnya, misalnya untuk
keperluan eksplorasi air tanah, dan panas bumi (geothermal). Prinsip dasar metode ini adalah
menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi menggunakan 2 buah elektroda arus, kemudian
mengukur beda potensial melalui 2 buah elektroda lainnya di permukaan bumi. Arus listrik yang
diinjeksikan akan mengalir melalui lapisan batuan bawah permukaan, dan menghasilkan data
beda potensial yang bergantung pada hambatan jenis (resistivity) dari batuan yang dilaluinya.

Artikel 4

Judul : Pemetaan Sebaran Air Panas di Daerah Objek Wisata Desa Pawan Menggunakan Metode
Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner

Geothermal merupakan salah satu penggunaan energi air dan uap panas dari sumber daya alam
yang berada pada reservoir bumi dalam pemanasan air karena pembentukan batuan padas di
permukaan bawah bumi [1]. Berdasarkan besar temperaturnya, sistem panas bumi dibagi
menjadi tiga golongan yaitu reservoir bertemperature tinggi (≥225°C), reservoir bertemperature
sedang (125°C-225°C), dan reservoir bertemperature rendah (≤125°C). Energi panas bumi
memiliki beberapa kelebihan yaitu indigeneous, renewable, ekonomis, dan ramah lingkungan
sehingga menjadikan energi ini menjadi energi alternatif yang sangat tepat [3]. Proses terjadinya
energi panas bumi adalah adanya pergerakan gesekan antara lempenglempeng pada lapisan
litosfer. Gesekan tersebut mengakibatkan ujung dari setiap lempeng hancur atau meleleh dan
akibat gaya gesek tersebut menghasilkan panasdengan temperature yang sangat tinggi. Energi
panas mengalami perpindahan dari sumber panas ke sekelilingnya akibat adanya gaya gravitasi
yang terjadi secara konveksi atau konduksi.

Resistivitas adalah besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya resistansi bagi arus listrik
dari suatu material. Metode resistivitas merupakan metode yang dapat menganalisis kondisi di
permukaan bawah bumi dengan memperhatikan sifat aliran listrik menurut perbedaan resistivitas
material. Konsep metode tersebut adalah melewatkan arus listrik ke permukaan bawah bumi
dengan dua elektroda arus yang diinjeksikan di tanah. Nilai resitivitas dihitung berdasarkan beda
potensial yang diperoleh dari dua elektroda potensial [5]. Penentuan batuan dari hasil tahanan
jenis dapat dilihat pada Tabel 1. Metode resistivitas mempelajari tentang keadaan di permukaan
bawah bumi dengan menaganalisa sifat arus listrik yang dialirkan kedalam bumi melalui dua
elektroda arus dan dua elektroda potensial. Metode geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan
konfigurasi Wenner memiliki keunggulan dalam ketelitian pembacaan potensial oleh elektroda
potensial daripada metode geolistrik tahanan jenis lainnya.

Artikel 5

Judul : Ekspolarasi Panas Bumi dengan Metode Geolistrik

Energi panas bumi merupakan energi panas yang disimpan dalam batuan di bawah permukaan
bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya. Sumber dari panas bumi itu sendiri dapat terjadi
akibat beberapa faktor, diantaranya penyerapan panas matahari yang dilakukan oleh bumi,
aktivitas tektonik didalam perut bumi, adanya efek elektromagnetik yang terjadi karena pengaruh
medan magnet bumi, serta peluruhan elemen radioaktif yang berada di bawah permukaan bumi.
Di Indonesia, usaha pencarian sumberenergi panas bumi pertama kali dilakukan di daerah
Kawah Kamojang sekitar tahun 1918 oleh JB Van Dijk. Namun kegiatan eksplorasi panas bumi
di Indonesia baru dilakukan secara luas pada tahun 1972 oleh Direktorat Vulkanologi dan
Pertamina yang dibantu oleh Pemerintah Perancis dan Selandia Baru.Menurut Direktorat
Inventarisasi Sumber DayaMineral, saat ini diperkirakan total potensi energi panas bumi di
Indonesia sebesar 29000 MWe yang setara dengan 40% cadanganGeothermal yang ada di dunia.
Suatu lapangan panas bumi mempunyai karakteristik sistem panas bumi dengan ciri khas
tersendiri. Sehingga metode Geofisika dapat digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan yang
ada di bawah permukaan. Keberadaan system panas bumi dapat diperkirakan dengan adanya
anomali dari sifat fisik batuan. Data geofisika yang dibutuhkan dalam penginterpretasian potensi
panas bumi, diantaranya: keberadaan sumber panas, keberadaan zona reservoirserta adanya zona
upflow. Metode Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan secara
efektif untuk melakukan karakterisasi komponen sistem panasbumi daerah prospek Geothermal.

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi informasi bahwa Terdapat 5 komponen
mengenai system panas bumi, diantaranya sumber panas, reservoir, temperature, sumber air serta
manifestasi permukaan yang terdapat di daerah penelitian. Model sistem panas bumi atau biasa
disebut dengan conceptual model dibuat berdasarkan data geologi, geofisika, dan geokimia.

Anda mungkin juga menyukai