07200200021
Teknik Eksplorasi Panas Bumi
Manifestasi atau “Pemanfaatan Langsung” panas bumi adalah kegiatan usaha pemanfaatan
energi dan/atau fluida panas bumi untuk keperluan non-listrik, baik untuk kepentingan umum
maupun untuk kepentingan sendiri(1). Atau secara ringkasnya memanfaatkan energi panas
bumi untuk keperluan selain pembangkitan listrik yang disesuaikan dengan temperatur yang
dibutuhkan. Potensi pemanfaatan langsung sangat bergantung kepada karakteristik sumber
reservoir dan kondisi alam di sekitarnya.
Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses
penambangan(3).
Energi panas bumi bersifat ramah lingkungan bila dibandingkan dengan jenis energi lainnya
sehingga dikatakan sebagai energi bersih yang bila dikembangkan secara masif akan
mengurangi bahaya efek rumah kaca yang saat ini menyebabkan pemanasan global.
Sumber energi panas bumi bersifat terbarukan (renewable) karena cenderung tidak akan
habis, dimana proses pembentukannya yang terus menerus selama kondisi lingkungannya
(geologi dan hidrologi) dapat terjaga keseimbangannya.
Potensi energi panas bumi yang besar tersebut disebabkan oleh posisi kepulauan Indonesia
yang terletak pada pertemuan antara tiga lempeng besar yaitu Eurasia, Hindia Australia dan
Pasifik. Hal ini menjadikannya memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Subduksi antar
lempeng benua dan samudra menghasilkan suatu proses peleburan magma dalam
bentuk partial melting batuan mantel dan magma mengalami diferensiasi pada saat
perjalanan ke permukaan proses tersebut membentuk kantong – kantong magma yang
berperan dalam pembentukan jalur gunung api yang dikenal sebagai lingkaran api(ring of
fire). Munculnya rentetan gunung api Pasifik di sebagian wilayah Indonesia beserta aktivitas
tektoniknya dijadikan sebagai model konseptual pembentukan sistem panas bumi Indonesia.
2. vulkano – tektonik
3. Non-vulkanik
Sistem panas bumi vulkanik adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunung api
api Kuarter yang umumnya terletak pada busur Vulkanik Kuarter yang memanjang dari
Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi Utara.
Sistem panas bumi yang ada di Banten termasuk ke dalam tipe vulkanik (gunung api) atau
memiliki sumber panas yang berasal dari magma di bawah gunung api. Dengan demikian,
daerah panas bumi di Banten termasuk ke dalam wilayah pegunungan dan berbukit-bukit.
Pembentukan sistem panas bumi ini biasanya tersusun oleh batuan vulkanik menengah
(andesit-basaltik) hingga asam dan umumnya memiliki karakteristik reservoir pada
kedalaman 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi ekivalen 250° hingga 370°C.
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya, sistim panas
bumi dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa.
Sistim dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistim
dominasi uap merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas
buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa
airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan pori‐pori batuan masih menyimpan air.
Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir dominasi
uapnya. Sistim dominasi air merupakan sistim panas bumi yang umum terdapat di dunia
dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan walaupun “boiling”
sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan penudung uap yang
mempunyai temperatur dan tekanan tinggi. Dibandingkan dengan temperatur reservoir
minyak, temperatur reservoir panas bumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 3500°C.
Berdasarkan pada besarnya temperatur(5), membedakan sistem panas bumi menjadi tiga,
yaitu:
1. Sistim panas bumi bertemperatur rendah
Sistim panas bumi seringkali juga diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistim
entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada
kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalphi, akan tetapi berdasarkan pada
temperatur mengingat entalphi adalah fungsi dari temperatur. Pada Tabel dibawah ini
ditunjukkan klasifikasi sistim panas bumi yang biasa digunakan.
Mata air panas klorida adalah mata air panas, dengan pH netral atau mendekati netral
(pH 6-7). Mata air ini di asosiasikan sebagai fluida yang keluar langsung dari reservoir
bersistem temperatur tinggi dan kemunculannya mengandung gas terlarut utama ada
CO2 dan H2S. Mata air mineral alami ini kaya klorida ini memiliki jumlah klorida antara
0,5-3%.
2. Mata Air Panas Asam Bikarbonat
Mata air panas jenis ini mengandung banyak CO 2 yang merupakan produk dari hasil
kondensasi uap dan gas dengan air bawah tanah yang dingin. Fluida ini mempunyai pH
mendekati netral karena CO2dari HCO3 hilang karena proses pelarutan.
Mata air panas asam sulfat terbentuk dari hasil kondensasi gas H 2S dekat permukaan
yang kehilangan oksigen/teroksidasi dengan air tanah di zona bawah permukaan di atas
muka air tanah pada kedalaman < 100 m. Fluida jenis ini akan muncul pada jenis
manifestasi kolam lumpur dan mata air panas lumpur..
Hubungan Antara Sesar/Faulting, Permeabilitas dan Aktivitas
Geothermal Serta Berikan Contohnya.
Secara umum medan panasbumi di Indonesia berasosiasi dengan daerah magmatik dan
vulkanik. Karena pada daerah tersebut tersedia sumber panas bumi. Negara Indonesia yang
berada di jalur ring of fire atau jalur gunungapi merupakan suatu wilayah yang memiliki
potensi panas bumi.Jalur gunungapi sepanjang pantai barat Pulau Sumatera menerus ke
daerah selatan Pulau Jawa, memanjang hingga ke Pulau Bali dan Nusa Tenggara,
kemudian berbelok ke arah utara ke Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Kepulauan
Filipina. Pembentukan busur vulkanik menjadi landasan terhadap besarnya potensi panas
bumi, sekaligus peluang untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di
Indonesia (Iim dkk, 2006). Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 251 lokasi prospek
panasbumi yang tersebar di berbagai daerah (Ditjen GSDM, 2004).
Sampai saat ini di Indonesia terdapat 7 (tujuh) lapangan panasbumi yang telah berproduksi
yaitu Kamojang, Gunung Salak, Derajat, Wayang Windu (Jawa Barat), Dieng (Jawa
Tengah), Lohendong (Sulut), serta Sibayak (Sumut) (Dwikorianto, 2006).
Proses-proses yang terjadi pada daerah panasbumi Indonesia yang terletak disekitar
jalur ring of fire sangat berhubungan erat dengan sistem tektonik lempeng. Dan biasanya
pada daerah yang sangat terpengaruh dengan tektonik lempeng akan mempunyai struktur
geologi yang sangat kompleks.
Oleh sebab itu pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai struktur geologi pada
medan panas bumi serta kenampakan dan pengaruhnya terhadap sistem panasbumi yang
telah ada. Sedangkan ruang lingkup spasial pembahasan akan terbatas pada medan panas
bumi di wilayah Indonesia.
Energi panas bumi merupakan energi yang tersimpan dalam bentuk air panas atau uap
pada kondisi geologi tertentu pada kedalaman beberapa kilometar di dalam kerak bumi
(Santoso, 2004).
Daerah panasbumi (geothermal area) atau medan panasbumi (geothermal field) ialah
daerah dipermukaan bumi dalam batas tertentu dimana terdapat energi panas bumi dalam
suatu kondisi hidrologi-batuan tertentu (Santoso, 2004).
Sistem panasbumi ialah terminologi yang digunakan untuk berbagai hal tentang sistem air-
batuan dalam temperatur tinggi di laboratorium atau lapangan (Santoso, 2004).
Sebagian besar reservoir panasbumi terdapat pada batuan vulkanik dengan aliran utama
melalui rekahan. Seperti halnya diperminyakan, sifat batuan yang penting menerangkan sifat
batuan reservoir panasbumi adalah porositas, permeabilitas dan densitas batuan. Beberapa
parameter lain yang penting untuk menerangkan sifat batuan reservoir panasbumi adalah
panas spesifik dan konduktivitas panas (Saptadji, 2002).
Permeabilitas (k)
Tabel 1. Sifat batuan Reservoir di Beberapa Lapangan Panasbumi (Sember: Bjornsson &
Bodvarsson, 1988)
(Darcy
m)
Kebanyakan medan panasbumi terjadi pada struktur yang kompleks meskipun dengan usia
batuan reservoir yang masih muda. Selama pemetaan, kedudukan batuan (jurus dan
kemiringan) dari unit lithologi harus dicatat sehingga struktur deformasinya adapata dikenali
(Santoso, 2004).
Meskipun demikian, pada sebagian medan panasbumi, sesar adalah hal yang lebih umum
dibanding dengan lipatan, dan hal ini lebih penting dalam pemahaman hidrologi panasbumi
(Santoso, 2004).
Sesar-sesar dapat diinterpretasikan melalui photogeologi yang didukung oleh hasil geologi
lapangan. Sesar adalah media yang dapat merupakan jalan keluarnya panas ke permukaan
(Santoso, 2004).
Pendefinisian Sesar
Sesar adalah rekahan dimana terjadi pergeseran masa batuan secara relatif satu bagian
terhadap yang lainnya. Letaknya yang dahulu telah mengalami dislokasi atau
perpindahan. Sesar terdiri dari berbagai macam bergantung dari penyebabnya, seperti
kompresi, tarikan atau torsi. Sesar biasanya terbatas namun dapat berukuran dari bebrapa
milimeter sampai ratusan kilometer. Pergeseran biasanya terbesar terjadi di bagian tengah
sesar. Jika sesar dijumpai permukaan, akan dihasilkan garis sesar atau jejak sesar yang
dapat dipetakan. Masalah penting adalah dislokasi yang sering kali berulang pada posisi
yang sama. Pengenalan sesar pada saat pemetaan panasbumi tidak selalu mudah
meskipun terdapat beberapa kriteria yang bermanfaat yaitu:
Kenampakan sesar pada medan panasbumi biasanya terlihat secara baik dan jelas dengan
foto udara. Bukti itu berupa: