Anda di halaman 1dari 40

SISTEM PANASBUMI (GEOTHERMAL SYSTEM)

1. PANAS BUMI (GEOTHERMAL)


Geothermal berasal dari 2 kata yaitu geo berarti Bumi dan thermal berarti
panas. Dimanfaatkan yaitu uap panas yang kering digunakan untuk
menggerakkan turbin dan secara umum dapat dipakai untuk pemandian,
pengeringan teh, dsb.

UU RI No 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi, Bab I Pasal 1, “Panas Bumi


adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak
dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi.”

Panas dalam panas bumi bisa berupa air panas, uap air serta batuan dan
mineral yang ikutan dan gas lainnya. Gas pada panasbumi berbahaya
contohnya saat eksplorasi sumur dieng 1 ditemukan gas sianida yang tidak
berbau sehingga menyebabkan banyak memakan korban yang menyebabkan
dipasangnya gas monitoring pada menara dan dipasang pada pinggang
pegawainya.

Proses tektonik lempeng. Lempeng samudera (oceanic plate), lempeng benua


(continental plate). adanya tumbukan antar lempeng berupa gerakan
konvergen. Diantara tumbukan tumbukan antara lempeng benua dan lempeng
samudera terdapat zona subduksi (subduction zone). Dalam lempeng benua
terdapat gunung api yang menjadi potensi adanya panas bumi. Spreading
Center merupakan titik pemekaran samudera.

Awalnya hanya terdapat satu benua, yaitu Pangea. Karena adanya pergerakan
lempeng, sehingga terpecah menjadi beberapa benua seperti yang kita kenal
seperti sekarang ini. Indonesia termasuk kedalam Ring of Fire yang
seharusnya membuat Indonesia tinggi budaya sadar bencana yang bertujuan
untuk mengurangi adanya korban jiwa saat terjadi bencana.

Energi panas bumi adalah sumberdaya alam berupa air panas atau uap yang
terbentuk dalam reservoir di dalam bumi melalui pemanasan air bawah
permukaan oleh batuan beku panas (pembekuan magma). Energi panas yang
dimiliki oleh air panas/uap pada dasarnya berasal dari magma di dalam perut
bumi yang bersuhu 1200ºC yang merambatkan panasnya secara konduksi (ada
penghantarnya) memanaskan air bawah permukaan membentuk sistem
konveksi yang menghasilkan air panas ataupun uap kondisi ini memberi
jecenderungan air panas bergerak kepermukaan bumi dan terperangkap di
bawah batuan impermeable yang berfungsi sebagai lapisan penudung.

Terdapat dua sistem panasbumi yaitu satu fase dan dua fase atau sistem
dominasi uap dan dominasi air. Menurut Hochstein (1990) berdasarkan
enthalpy nya dibagi menjadi rendah yang memiliki suhu dibawah 125ºC,
sedang yang bersuhu berkisar 125ºC hingga 225ºC, dan tinggi yang memiliki
suhu diatas 225ºC.

Energi panasbumi adalah energi yang ramah lingkungan dan terbarukan.


Emisi dan pembangkit listrik panas bumi sanga rendah dibandingkan minyak
dan batu bara. Ramah lingkungan berarti tidak memiliki gas emisi dan
terbarukan berarti tertutup: uap panas yang digunakan untuk menggerakan
turbin diinjeksikan kembali ke injector masuk ke dalam cooling tower utk
didinginkan dan diinjeksikan kembali ke bawah permukaan melalui sumur
injeksi.

Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan suat keharusan untuk menjaga


keseimbangan massa, memperlambat terjadinya penurunan tekanan dan
temperature reservoir serta mencegah terjadinya subsidence atau penurunan.
Bila dibawah ada rongga, akan ada beban berat diatasnya dan akan terjadi
subsidence (penurunan). Adanya proses penginjeksian menjadi energi panas
bumi sebagai energi yang berkelanjutan.

Air panas/uap yang berada di reservoir dapat dialirkan ke permuukaan melalui


sumur-sumur produksi yang dibor sampai menembus reservoir. Adanya sistem
rekahan batuan memungkinkan pergerakan air panas/uap tersebut
kepermukaan bumi yang muncul sebagai manifestasi panas permukaan.

Keberadaan energi geothermal ditandai oleh beberapa manifestasi panas


permukaan berupa mata air panas, lumpur panas, fumarole, solfatara dan
batuan ubahan /alterasi.

Energi panasbumi dapat dimanfaatkan secara tidak langsung sebagai


penggerak turbin pembangkit listrik ataupun secara lagsung untuk agro
industry, pemanas ruangan dan sebagai obyek wisata.

Sumber daya panas alamiah dibawah permukaan bumi melalui sumur panas
bumi dengan temperature dan tekanan tinggi dari pemanasan (magmatis)
aquifer (reservoir) dalam siklus hidrologi yang berkesinambungan. Limbah
(cair&gas) dari pemisahan fluida produksi yang digunakan untuk pemanfaatan
energi listrik di-reinjeksikan kembali ke dalam bumi melalui sumur injeksi
untuk merawat reservoir panas bumi dan meminimalkan resiko dampak
lingkungan.

Potensi panas bumi Indonesia sebagai negara cincin api terbesar di Pasifiik.
Terdapat 29.543,5 MW potensi panas bumi di 342 titik potensi panas bumi
yang tersebar di Indonesia. Sudah terdapat 251 lokasi persebaran sumber
energi panas bumi di Indonesia. Pemerintah juga sudah menyiapkan rencana
wilayah eksplorasi panas bumi dari tahun 2020 hingga tahun 2024.
Pengusahaan geothermal adalah pengusahaan padat modal (sekitar US$3–
3.5Juta/Mw: 52% steamfield/hulu, 48% powerplant/hilir) dan beresikotinggi.
Pengusahaan hulu (eksplorasi dan eksploitasi lapangan) untuk konfirmasi
cadangan & suplai energi (uap) berkesinambungan, serta pengusahaan hilir
(konstruksi, operasi PLTP dan distribusi energi listrik).

2. KEJADIAN, ASAL, DAN MANIFESTASI SISTEM PANAS BUMI

Distribusi Sistem Panasbumi di Dunia berasosiasi dengan zona kegempaan.

Penyebaran panas bumi berasosiasi dengan penyebaran gunung api. Indonesia


terletak di dalam Ring of Fire.
Penyebaran panas bumi berasosiasi dengan batas lempeng.

Penyebaran panas bumi berasosiasi dengan aliran panas.

Lempeng yang lebih muda, mempunyai aliran panas yang tinggi, dan pada
perbatasan lempeng benua menunjukkan proses sebagai plutonisme (semua
batu-batuan adalah akibat dari kegiatan panas perut bumi), vulkanisme (segala
peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar menuju permukaan
bumi melalui rekahan dalam kerak bumi), uplift (pengangkatan), subsidence
(penurunan), folding (kelipatan), dsb., mempunyai variable yang beragam
pada umur yang sama.
Karakteristik umum dari magma:
 Batuan beku yang mengalami peluluhan dan menjadi padat
 Sifat umum dari magma:
- Material dari batuan beku
- Terbentuk dari peleburan sebagian batuan
- Magma yang mencapai permukaan disebut lava
- Inti batuan dari lava adalah extrusive atau batuan vulkanik
- Inti batuan dari magma adalah intrusive atau batuan plutonik
 Magma secara alam terdiri dari 3 komponen,
- Cairan yang melebur
- Padatan yang berbentuk mineral silika
- Uap yang larut dalam gas, tergdapat H2O(g), CO2(g), dan SO2(g)

Semakin dalam, temperature semakin tinggi.

Bagaimana batuan melebur? Karena dia mempunyai panas yang terdapat


gradien geothermal.
Untuk magma silika, temperaturnya antara 600-800ºC. Terdapat pada dasar
dari kulit bumi.
Untuk magma mafic, temperaturnya antara 1100-1200ºC. Terdapat pada diatas
mantel bumi.
Lapangan sistem panas bumi berlokasi berasosiasi dengan batas lempeng,
berhubungan dengan kegempaan atau zona seismic, gunung api, dan wilayah
yang memiliki aliran panas yang tinggi.
Perpindahan Panas Dari Bumi
Bumi itu ibarat telur. Ada kuning telur (inner core dan outer core), putih telur
(mantle), dan kulit telur (crust)
Litosfer < 200 km, kerak (crust) dan bagian atas dari mantel (bersifat padat,
mudah retak)
Astenosfer 200-300 km, mantel bawah (bersifat lebih plastis).

Temperatur bumi. Semakin ke dalam, semakin tinggi temperaturnya.

Karena perbedaan temperature diberbagai tempat pada astenosfer, maka


terjadi perpindahan panas
 Mekanisme perpindahaan panas dapat terjadi secara konduksi atau
konveksi.
 Proses perpindahan panas konveksi dapat melibatkan perpindahan fluida
termal, yaitu batuan yang meleleh dan gas-gas panas (pada kasus sistem
volkanik), air panas, hot brines, uap, dan gas-gas lain (pada kasus sistem
hidrotermal)
 Pada masing-masing kasus, partikel-partikel fluida bergerak dengan
kekuatan buoyancy (mengambang) dan perpindahan panas dari suatu
daerah di dekat suatu suumber panas menuju permukaan (discharge area).
 Dalam perjalannya, fluida termal ini dapat tersimpan di suatu reservoir
yang berada diantara sumber panas dan daerah tampungan panas untuk
beberapa waktu lamanya.
Evolusi Magma

Evolusi adalah perubahan secara perlahan-lahan.


 Perbedaan magmatic
- Melalui pemisahan melalui pembekuannya menjadi bentuk kristal
 Asimilasi
- Perubahan komposisi magma oleh adanya pengaruh sekitar induk
batuan
 Pencampuran magma (magma mixing)
- 2 sifat kimia (basalt dan rhyolite) menghasilkan komposisi yang
bebeda dengan magma aslinya

Setting dari lempeng tektonik untuk batua beku


 Batas lempeng divergen
- Melebur sebagian, menghasilkan magma basaltic
 Batas lempeng konvergen
- Hasilkan zona subduksi yang melebur sebagian, menghasilkan basalat,
sedimen,dan sebagian mantel
- Magma andesitic dan rhyolitic
- Berformasi paling bawah di material kerak bumi
 Mantle plumes
- Peleburan sebagian dari material magma basaltic
- Menimbulkan:
a. Rantai kepulauan
b. Flood basalt
Deret Bowen

Kesimpulan dari Karakteristik Magma


Basaltic
 Sangat Panas (1000ºC)
 Sangat mudah mengalir (viskositas rendah)
 Densitas tinggi
 Kaya Ca, Fe, Mg
 Berwarna gelap

Andesitic
Antara Basaltic dan Granitic

Granitic
 Relatif dingin (700ºC)
 Kental, seperti pasta (viskositas tinggi)
 Densitas rendah
 Kaya Si, Al, Na, K
 Berwarna cerah

Perpindahan panas dari mantel dan kerak bumi, dapat muuncul ke permukaan dan
dapat dilihat manifestasinya. Manifestasi yang tampak di permukaan ini kemudian
dipakai untuk mengindikasikan adanya sistem panas bumi di sekitar kemunculan
manifestasi tersebut.
MANIFESTASI GUNUNG API DAN PANAS BUMI
Tipe gunung api
Berdasarkan aktifitas:
 Aktif, cth Gunung Etna
Sering erupsi (lava, batuan, gas, debu), menunjukan adanya aktifitas
seismik (kegempaan). Seismograf : menunjukkan aktifitas kegempaan
 Dormant Volcanoes, cth Gunung St. Helen
Tidak erupsi dalam jangka waktu yang lama (< 1 juta tahun), namun dapat
erupsi lagi. Normalnya gunung api purba
 Extinct Volcano, cth: Slieve Gullion
Tidak akan erupsi. Gunung api yang baru

Produk dari gunung api:


- Lava
- Pyroclastic
- Gas beracun
- Debu, pumice, abu
- Uap air
- Lahars (alihar lumpur)
-
Tipe Lava
 Acidic (asam): menghancurkan lempeng. Mengandung lebih dari 70% Si
(bahan dasar kaca, memiliki kristal yang tajam). Kristial Si tidak baik
untuk Kesehatan. Erupsinya merusak
 Basic (basa): Menyusun batas lempeng, bersifat konstruktif, dan
menimbulkan titik panas cthnya di Hawaii. Mengandung kurang dari 55%
Si. Erupsinya tidak merusak

Komposisi Magma Dilihat secara mineralnya


 Basaltic Fissure Eruption (tinggi fluida)
 Andesitic (Composite) Cone
 Rhyolitic Dome (viskositas tinggi)

Material Volkanik
 Pyroclastic
- Ash and dust (abu): halus, mengandung fragment kaca
- Pumice: udara yang mengandung lava
- Cinders: berukuan seperti pea (kacang polong)
- Lapili: berukuran sebesar kacang walnut
- Block: lava yang keras
- Bomb: yang kelempar dengan lava panas

Manifestasi Permukaan
- Menggambarkan adanya fluida yang keluar (discharge) biasanya fluida 1
fasa, cth: hot springs, hot lakes and pools, fumaroles
- Menggambarkan dari bentuk fluida atau batuan yang berinteraksi dan
hydrothermal mineral pada permukaan.
Volcanism atau kegunungapian, juga merupakan manifestasi permukaan yang
dapat menjadi indikasi adanya anomali termal dibawah permukaan. Sistem panas
bumi yang bersosiasi dengan gunung api dan produk letusannya akan memiliki
karakteristik tertentu

Sistem Panas Bumi dan Manifestasinya


 Manifestasi permukaan dihasilkan oleh interaksi antara fluida thermal
(liquid/vapour) dengan batuan sekitarnya
 Sistem panas bumi non-convective tidak memiliki manifestasi permukaan
 Dengan demikian intensif dan tidaknya manifestasi serta tipe manifestasi
dipengaruhi oleh kondisi
– Hidrologi,
– Kimia air dan batuan sekitarnya
– Temperatur (Kondisi sumber panas)

Klasifikasi manifestasi berdasarkan tipe keluaran panasnya


(mode of heat transfer)
 Keluaran langsung = direct discharge transfer panas mode konvektif dalam
waktu yang berkelanjutan, paling banyak ditemui pada sistem panas bumi
(mata air panas, fumarol, dll).
 Keluaran terdifusi = diffuse discharge perpindahan panas dengan mode
konduktif (tanah beruap, tanah hangat, dll).
 Keluaran intermiten = intermitten discharge keluaran panas konvektif yang
bersifat periodic (geyser).
 Keluaran katastropik = catastrophic discharge keluaran panas konvektif yang
terjadinya hanya pada waktu-waktu tertentu, jumlah energi panas yang
dikeluarkan sangat besar dalam satu kejadian (erupsi hidrotermal).
 Keluaran tersembunyi = concealed discharge transfer panas konvektif yang
bersifat menerus tetapi kehadirannya tersembunyi sehingga sulit diidentifikasi
atau diukur (seepage/rembesansungai).

Proses-proses yang menghasilkan berbagai jenis


manifestasi permukaan.
 Perpindahan panas konduktif melalui batuan & tanah.
 Perpindahan panas konvektif melalui air, uap dan gas.
 Boiling (Mendidih dan perubahan fasa dari air menjadi uap).
 Mixing atau Dilution (Percampuran/pengenceran berbagai fluida panas bumi
dengan air tanah bersuhu lebih dingin).
 Kondensasi (reaksi pendinginan uap-gas oleh air tanah).
 Water-rock interaction (reaksi air termal dengan media/batuan yang
dilewatinya).
3. GUNUNG API (VOLCANOES)
Volcano is a vent or fissure (rekahan) in the Earth's crust through which
molten magma, hot gases, and other fluids escape to the surface of the land or
the botton of the sea (tempat keluarnya magma, gas yang berada di darat
maupun didasar laut)

Secara besar dibagi 2:


1. Central types : keluarnya magma dari 1 titik
2. fissure types : keluarnya tidak dari 1 titik dan memanjang
terdapat pula side eruption (keluarnya dari samping)

Central Types
Fissure types

EARTH'S GEOTHERM:
geotherm: increase in temperature with depth in the earth
geothermal gradient (makin turun ke bawah)
setiap 100 km turun, temperaturnya naik 30 C/km
berasal dari peluruhan radioaktif

COMPOSITION OF MAGMA
variation in magma properties include:
a. silica (45%-75%)
b. volatiles (gas content) (CO2, SO2, H2S)
c. temperature of erupted magma (800 C-1200 C)
Variasi magma dipengerahui oleh viskositasnya (makin tinggi gas nya, maka
letusannya semakin dahsyat)
VISCOSITY mengarah ke ketebalan or fluidity liquid
a. HIGH, tebal dan sticky
b. LOW, "cair"
Effect of various properties on magma viscosity:
A. temperature : HIGH temp = LOW viscosity
B. Silica content : HIGH silica = high viscosity
C. Volatile content : HIGH volatile = LOW viscosity
(HIGH gas contents = MORE EXPLOSIVE)

di Indonesia, rata-rata gunung apinya berupa stratovolcano

SHIELD VOLCANOES
a. lavanya sangat cair
b. umurnya ditentukan oleh warnanya (semakin cerah = semakin tua)
c. contoh : Mauna Loa, Hawai
d. erupted at HIGH temp (1200 C)
e, LOW silica content
f. HIGH volatile content
g. semburannya seperti air pancur
h. rekahannya seperti suatu tameng
i. slopenya tidak terlalu jurang (5-10 drg)
j. jika arah dari rekahan semakin ke seletan, maka akan semakin muda gunung
api tsb

CINDER CONE
a. karena sangat cair lava yang keluar seperti air pancur
b. lava tersebut membeku sebelum mencapai tanah

STRATOVOLCANOES
a. besar, simetrik, berbentuk "cone", yang keluarin berupa debu dan lava
b. central eruption. (perkiraan side eruption, dulunya adanya central eruption
yang pada sampingnya terjadi longsor sehingga lava menjadi jalur pintas untu
keluar)
c. strato = berlapis
d. LOW temp (800 C)
e. HIGH silica content (60%)
f. HIGH volatile content (very explosice)
g. HIGH viscos

LAVA DOME
a. bentuknya runcing (ada spine)

CALDERA
a. dapur magmanya dangkal
b. terdapat ruang kosong yang merupakan penyusun dari puncak" gunung api

ERUPTION TYPES
a. hawaiian
cair, permukaan membeku namun dalamnya masih panas
b. strombolian
cth: anak krakatau
c. pelean
d. vulcanian
cth: merapi, surtseyan, papandayan, gamalama
e. plinian
cth: st hellents, pinatubo, tambora

tambora : perubahan suhu yang ekstrim, merupakan masa kegelapan,


memakan banyak korban jiwa
GLOBAL DISTRIBUTION
a. jalur gunung api merupakan batas lempeng tektoniknya
b. di Indonesia, jawa, sumetara, nusa tenggara, filipina, jepang (merupakan
jalur RING OF FIRE)

VOLCANISM AND PLATE TECTONICS


a. volcanism in continential
b. volcanism in islands arc
c. volcanism in mid oceanic ridge
d. hot spot volcanism

CLASSIFICATION OF VOLCANIC ENVIRONMENT


a. "continental"
b. "island-arc"
c. "oceanic"
TYPES AND ZONES OF VOLCANISM
a. spread center volcanism
b. subduction zone volcanism
c. intraplate volcanism

jika gunung api sudah padam maka akan membentuk volcanic neck atau
columnar joints (rekahan karena pergerakan magma)

4. PEMETAAN DAERAH VULKANIK


GUNUNG API
 Tempat/bukaan dari mana magma (material kental pijar atau gas) dan
umumnya keduanya, keluar dari dalam bumi ke permukaan, dan bahan
batuan yang terakumulasi di sekeliling bukaan itu membentuk
bukit/gunung (Macdonald, 1972)
 Volcano is an opening, or rupture, in a planet’s surface or crust which
allows hot magma, ash and gases to escapes from below the surface
(Google-Volcano)
 Setiap magma yang muncul kepermukaan bumi(solar system) adalah
gunung api (Bronto, 2006)
Pemikiran Dasar Geologi Gunung Api
- Ada kesinambungan proses magmatisme, volkanisme, dan sedimentasi
- Batuan intrusi co-magmatic (sekerabat) dengan batuan ekstrusi

Central Facies
Fasies Pusat
Proximal Facies
Fasies Dekat Fasies Dekat
Medial Facies
Fasies Tengah Fasies Tengah

Distal Facies
Fasies Jauh

Pembagian batuan berdasarkan Litofasies


Pembelajaran Gunung Api Aktif (A), Tua (B), dan Purba (C)
Klasifikasi Genetika Dari Pengendapan Gunung Api
- Autoclastic
- Pyroclastic
- Resedimented syn-eruptive volcanic clastic
- Volcanogenic sedimentary

Tephra
Yun. Abu, Istilah umum untuk setiap akumulasi piroklastik di udara
Pyroclasts (fire fragments) are individual eruptive fragments
Klasifikasi berdasarkan ukurannya:
1. Ash (Abu)
- Sangat halus (< 2 mm)
- Didominasi oleh pecahan kaca
2. Lapilli
- Berukuran 2-64 mm (pea to walnut size)
- Terkadang mirip cinders
3. Blocks and Bombs
- Berukuran > 64 mm
- Blocks memiliki bentuk yang angular

Special types of tephra


 Pele’s tears: berukuran seperti lapilli dari lava basaltic yang terdinginkan
secara cepat di udara dan berbentuk seperti air
 Pele’s hair: karena angin kuat, terbentuk fragment tipis seperti rambut
 Spatter: berukuran antara lapilli dan bomb, yang terbentuk dari non-
explosive Hawaiian type eruption

5. BATUAN BEKU
 Merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik dibawah permukaan
sebagai batuan intrusive (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik).

 Terbentuk dari kristalisasi dari material batuan cair


- Material batu yang meleleh dibawah permukaan bumi disebut
magma
- Material batu yang meleleh diatas permukaan bumi disebut lava

 Proses pelelehan dapat terjadi dari salah satu proses berikut:


- Kenaikan temperatur
- Penurunan tekanan
- Perubahan komposisi kimia

 Klasifikasi batuan beku


1. Berdasarkan tempat terbentuknya
a. Batuan beku plutonik
b. Batuan beku hypabisal
c. batuan beku vulkanik
2. Berdasarkan warnanya
a. Leucocratic rock, mineral mafic < 30%
b. Mesocratic rock, mineral mafic 30% - 60%
c. Melanocratic rock, mineral mafic 60% - 90%
d. Hypermalanic rock, mineral mafic > 90%
Mineral pembentuk batuan beku ada dua
a) Mineral mafic (olivine, piroksen, amphibol, dan biotit)
b) Mineral felsic (feldspar, muskovit, kuarsa, dan feldspatoid)
3. Berdasarkan kandungan kimianya (SiO2)
a. Asam, SiO2 > 65% (granit, ryolit)
b. Menengah, SiO2 65% - 52% (diorite, andesit)
c. Basa, SiO2 52% - 45% (gabro, basalt)
d. Ultra basa, SiO2 < 30% (peridotit)
e.
 DIFERENSIASI MAGMA adalah proses penurunan temperature magma
yang terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral”
seperti yang ditunjukan dalam deret Bowen.

 ASIMILASI MAGMA adalah proses meleburnya batuan samping


(migling) akibat naiknya magma kearah permukaan dapat menyebabkan
perubahan sifat magma dari basa menjadi asam karena komposisi batuan
samping yang lebih bersifat asam.

 Mineral pembentuk batuan


1. Mineral temperature tinggi ( > 1200)
a. Olivine
i. Strukturnya tetrahedra
ii. Kandungannya besi, magnesium, silicon, oksigen
iii. Dalam deret bowen discontinuous
b. Augnite
i. Strukturnya seperti Pyroxene (rantai tunggal)
ii. Kandungannya besi, magnesium, kalsium, silicon, aluminium,
oksigen
iii. Dalam deret bowen discontinuous
c. Calcium feldspar
i. Strukturnya seperti plagioclase (kerangka silikat)
ii. Kandungannya kalsium, silicon, aluminium, oxygen
iii. Dalam deret bowen continuous
2. Mineral temperature menengah (600 – 1200)
a. Hornblende
i. Strukturnya seperti amphibole (rantai ganda)
ii. Kandungannya besi, magnesium, kalsium, silicon, aluminium,
oxygen
iii. Dalam deret bowen discontinuous
b. Biotite
i. Strukturnya seperti mica (lembaran silika)
ii. Kandungannya besi, magnesium, potassium, silicon, aluminium,
oxygen
iii. Dalam deret bowen discontinuous
c. Sodium feldspar
i. Strukturnya seperti plagioclase (kerangka silikat)
ii. Kandungannya kalsium, silicon, aluminium, oxygen
iii. Dalam deret bowen continuous
3. Mineral temperature rendah ( < 600)
a. Muscovite
i. Strukturnya seperti mica (lembaran silika)
ii. Kandungannya kalsium, potassium, silicon, aluminium, oxygen
iii. Dalam deret bowen discontinuous
b. Potassium feldspar
i. Strukutur seperti orthoclase (kerangka silikat)
ii. Kandungannya potassium, silicon, aluminium, oxygen
iii. Dalam deret bowen continuous
c. Quartz
i. Strukturnya kerangka silikat
ii. Kandungannya silicon, oxygen
iii. Yang terakhir mengkristal dari magma

 Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pendinginannya


a. Extremely fast cooling (volcanic roks)
- Bentuknya kaca bukan kristal
- Terjadi di atas permukaan bumi di bawah air atau es
- Contohnya yield obsidian, volcanic glass
b. Fast cooling (hypabyssal rocks)
- Bentuknya kristal yang tidak terlihat karena sangat kecil
- Mengkristal sangat lambat
- Pergerakan magma yang cepat
- Terjadi dekat dengan permukaan bumi
c. Slow cooling (plutonic rocks)
- Bentuknya kristal yang dapat terlihat karena besar
- Semakin lambat pendinginannya, semakin besar kristal yang
terbentuk
- Terjadi di bawah permukaan bumi

 Bentuk utama batuan beku

 Struktur batuan beku


Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku terbagi menjadi dua
1. Batuan beku ekstrusif (batuan beku luar)
a. Strukturnya
i. Masif
ii. Sheeting joint
iii. Columnar joint
iv. Pillow lava
v. Vesicular
vi. Amygdaloidal
vii. Aliran

2. Batuan beku intrusif


a. Strukturnya
i. Konkordan, tubuh batuan beku yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya
1. Sill
2. Laccolith
3. Lopolith
4. Paccolith

ii. Diskordan, tubuh batuan beku yang memotong perlapisan


batuan disekitarnya
1. Dike
2. Batolith
3. Stock
 Tekstur batuan beku
Tekstur yang berbeda pada batuan beku terjadi akibat penurunan
temperature, perubahan tekanan, dan perubahan dalam komposisi.
 Temperature tinggi, tekanan tinggi, terjadi di bawah permukaan, dan
pendinginan lama menyebabkan ukuran kristalisasi yang besar” (kasar)
 Temperature tinggi, tekanan rendah, terjadi di permukaan, dan
pendinginan cepat menyebabkan kritalisasi tidak terjadi melainkan
terbentuknya gelas (obsidian)
 Tingkat kristalisasi
a. Holokristalin, seluruhnya tersusun krital
b. Hipokristalin, tersusun oleh kristal dan gelas
c. Holohyalin, seluruhnya tersusun gelas
 Ukuran butir
a. Phaneritic, mineral” berukuran kasar
b. Porphyritic, mineral” berukuran halus dan kasar
c. Aphanitic, mineral” berukuran halus
 Bentuk kristal
a. Euhedral, bentuk kristal sempurna
b. Subhedral, bentuk kristal kurang sempurna
c. Anhedral, bentuk kristal tidak sempurna
 Berdasarkan kombinasi bentuk kristal
a. Unidiomorf (automorf), sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bentuk
kristal euhedral (sempurna)
b. Hypidiomorf (hypautomorf) ,sebagian besar kristalnya berbentuk
euhedral dan subhedral
c. Allotriomorf (xenomorf), sebagian besar pernyusunnya merupakan
kristal yang berbentuk anhedral
 Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a. Equigranular, ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b. Inequigranular, ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

 Tekstur batuan beku


1. Phaneritic tekstur
a. Terdiri dari butiran yang dapat terlihat
b. Pendingannya sangat lambat dibawah permukaan bumi
c. Karakteristik dari batuan beku dalam ini seperti gabbro, diabase,
diorite, granite
2. Porhyritic tekstur
a. Terdiri dari butiran yang sama seperti phaneritic di dalam aphanitic
matrix (apnitic kristal terbentuk dengan pendinginan yang sangat
cepat dibawah permukaan bumi)
b. Karakteristik nya sama dengan lava seperti basalt, andesit, rhyolite
c. Terbentuk ketika lava meletus sebagai bubur kristal
3. Aphanitic tekstur
a. Terdiri dari butiran yang tidak terlihat yang terbentuk dengan
pendinginan yang cepat
b. Karakteristik nya sama dengan lava seperti basalt, andesit, rhyolite
4. Glassy tektur
a. Terdiri dari batuan yang terlihat
b. Tidak berbentuk kristal, terbentuk dengan pendinginan yang sangat
cepat
c. Karakteristik dari obsidian
5. Vesicular tekstur
a. Bentuknya yang bergelembung, terbentuk dari gelembung gas yang
terperangkap
b. Karakteristik dari scoria (vesicular basalt) dan pumice (vesicular
rhyolite)

 Penamaan batuan beku


Penamaan didasarkan atas tekstur batuan dan komposisi mineral

6. Hidrokimia Panas Bumi


Perpindahan panas dari mantel dan kerak bumi, dapat muncul ke permukaan
dan dapat dilihat manifestasinya. Manifestasi dipakai untuk mengindikasikan
adanya sistem pabum di sekitar kemunculan manifestasi tersebut.
Karena adanya perbedaan temperature diberbagai tempat pada atmosfer, maka
terjadilah perpindahan panas. Mekanisme perpindahan panas sendiri dapat terjadi
secara konduksi atau konveksi.

 Sistem panas bumi dan manifestasinya


- Manifestasi permukaan hasil dari interaksi antara fluida thermal
(liquid/vapor) dengan batuan sekitarnya
- Sistem panas bumi non-konvektif tidak memiliki manifestasi
permukaan
- Intensif, tidak intensif, dan tipe manifestasi dipengaruhi oleh kondisi:
a. Hidrologi
b. Kimia air dan batuan sekitarnya
c. Temperature (kondisi sumber panas)

 Manifestasi Permukaan
- Gambaran yang ada di permukaan tanah tempat keluarnya fluida,
terutama pada fluida yang satu fase (single phase). Contohnya hot
springs, hot lakes and pools, fumaroles)
- Gambaran hasil dari interaksi fluida/batuan dan endapan mineral
hydrothermal di permukaan tanah

Vulkanism atau kegunungapian, merupakan manifestasi permukaan yang


dapat menjadi indikasi adanya anomaly termal dibawah permukaan.

 Klasifikasi manifestasi berdasarkan tipe keluaran panasnya (mode of heat


transfer)
- Keluaran langsung (direct discharge)
a. Transfer panas pada mode konvektif dalam waktu yang
berkelanjutan
b. Paling banyak ditemui pada sistem panasbumi seperti mata air
panas, fumarol, dll
- Keluaran terdisfusi (diffuse discharge)
a. Perpindahan panas dengan mode konduktif
b. Contohnya tanah beruap, tanah hangat, dll
- Keluaran intermiten (intermitten discharge)
a. Keluaran panas konvektif yang bersifat periodic
b. Contohnya geyser
- Keluaran katastropik (catastrophic discharge)
a. Keluaran panas konvektif yang terjadinya hanya pada waktu tertentu s
b. Dalam satu kejadian, jumlah energi yang dikeluarkan sangat besar
c. Contohnya erupsi hidrothermal
- Keluaran tersembunyi (concealed discharge)
a. Transfer panas konvektif yang bersifat menerus tetapi kehadirannya
tersembunyi sehingga sulit diidentifikasi atau diukur
b. Contohnya seepage/rembesan sungai
 Proses” yang menghasilkan berbagai jenis manifestasi permukaan
- Perpindahan panas konduktif (melalui batuan & tanah)
- Perpindahan panas konvektif (melalui air, uap, & gas)
- Boiling (mendidih dan perubahan fasa dari air menjadi uap)
- Mixing atau silution (percampuran / pengenceran berbagai fluida
pabum dengan air tanah bersuhu lebih dingin)
- Kondensasi (reaksi pendinginan uap-gas oleh air tanah)
- Water-rock interaction (reaksi air termal dengan media/batuan
yang dilewatinya)
 Tipe” fluida panas bumi
- Air klorida (Cl)
a. Menunjukkan air reservoir
b. Kaya SiO2 dan sering terbentuk endapan permukaan sinter silika
c. pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa tergantung CO2
terlarut
d. Sangat jernih dan berwarna biru pada mataair natural
- Air asam sulfat (SO4)
a. Terbentuk di bagian paling dangkal
b. Terbentuk akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan
(steam heated water)
c. SO4 tinggi akibat oksidasi H2S
d. pH rendah dan bersifat asam
e. terlihat dengan kenampakan kolam lumpur dan pelarutan batuan
sekitar
f. Kadang membentuk collapse ground
- Air bikarbonat (HCO3)
a. Terbentuk sebagai akibat adsorbs gas CO2 dan kondensasi uap air
ke dalam air tanah (steam hated water)
b. Berada di daerah tepi sistem dan dangkal
c. Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na
d. Cl rendah dengan SO4 bervariasi
e. Apabila dibawah permukaan terdapat batugamping maka dapat
terbentuk endapan sinter travertine (CaCO3) di permukaan
 Berbagai macam manifestasi permukaan
- Acid crater lake (danau kawah asam)
 Danau yang berada di dalam kawah gunung berapi
 Manifestasi pada sistem panas bumi vulkanik hydrothermal
 Memiliki suhu yang tinggi
 pH air rendah (asam)
 air dalam kawah berasal dari air meteoric yan gbercampur dengan
air hasil kondensasi uap dan gas”magmatic dari dalam gunung api
 contohnya Kawah Ijen, Jawa Timur

- Fumarols (fumarol)
 Uap panas (vapour) yang kadang bercampur dengan gas”, yang
keluar melalui celah” dalam batuan dan kemudian berubah menjadi
uap air (steam)
 Awalnya istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan manifestasi
yang mengeluarkan volcanic gas
 Fumarol yang berasosiasi dengan volkanik-hidrothermal sistem
dapat mengeluarkan uap dengan kecepatan >150 m/s
 Umumnya mengandung magmatic gas yang sangat agresif seperti
HF, HCl dan SO2, dan sublimasi S
 Apabila kandungan SO2 dominan, suhu dapat mencapai > 130 ºC
 Dapat mengandung asam borik (soffioni)
 Kebasahan dan temperaturnya:
 Fumarole basah bertemperatur < 100 ºC dan terbentuk di
sistem dominasi air
 Fumarole kering bertemperatur 110 hingga 150 ºC pada sistem
dominasi uap

- Solfatara (sofaltara)
 Istilah ini diambil dari nama volkanik-hidrothermal sistem aktif di
Italia; phlegrean fieds
 Merupakan rekahan dalam batuan yang menyemburkan uap air
(steam) yang bercampur dengan CO2 dan H2S (kadang-kadang
SO2)
 Pada sekitar lubah rekahan tersebut dapat diendapkan sulfur dalam
jumlah yang banyak
 Endapan sulfurnya dapat ditambang seperti yang terdapat di
Kawah Ijen, Jawa Timur

- Streaming ground (tanah beruap)


 Apabila uap air (steam) yang keluar sedikit jumlahnya dan keluar
melalui pori dalam tanah atau batuan, maka terbentuklah steaming
ground, bukan lagi fumarole
 Uap berasal dari evaporasi air panas di dekat permukaan atau
keluar dari bawah permukaan
 Wujudnya hanya berupa uap putih dan hangat, tidak terdengar
bunyi dari tekanan uap yang tinggi seperti pada fumarol
 Terdapat anomaly vegetasi
 Dapat dideteksi dengan pengukuran infra-red
 Diklasifikasi berdasarkan heatflux: intensif (500-5000 J/m2s), kuat
(50-500 J/m2s) dan lemah (< 50 J/m2s)
 Steaming ground dapat menjadi berbahaya sehingga perlu berhati –
hati bila memasuki area ini

- Warm ground (tanah hangat)


 Gas” dan uap yang naik ke permukaan akan menaikkan suhu
disekitar daerah thermal area sehingga suhu disekitar daerah ini
akan lebih tinggi dari sekitarnya dan juga lebih tinggi dari suhu
udara di dekat permukaan bumi ( dapat mencapai 30-40 ºC)
 Tidak terdapat manifestasi permukaan secara langsung yang dapat
diamati
 Kondisi vegetasi di sekitar daerah thermal dapat mengalami
kelainan (stressed vegetation) yang dapat dijadikan acuan
terdapatnya anomaly panas di daerah ini
 Ciri” stressed vegetation: tumbuh”an tidak lagi berwarna hijau
tetapi kemerahan atau coklat, adanya tumbuhan tertentu yang
mendominasi daerah thermal dll
- Boiling springs (T>90 ºC), Hot springs (T 60-90 ºC), Warm springs (T
30-60 ºC), Cool springs (T<30 ºC atau T udara)
- Neutral hot springs (mata air panas pH netral)
 Merupakan mata air panas, dengan pH netral atau mendekati netral
 Diasosiasikan sebagai “direct discharge” fluida dari reservoir ke
permukaan bumi
 Memiliki suhu yang tinggi (>75 ºC). terkadang mendekati titik
didih (98 ºC)
 Wujudnya seringkali terdapat uap putih yang menandakan adanya
uap air panas yang disebabkan tingginya suhu air
 Pada lokasi mata air ini, sering didapatkan endapan silika sinter
dan mineral” sulfida, seperti galena, pyrite dll

- Acid hot springs (mata air panas pH asam < 4) yang berasosiasi
dengan (mudpools/mudpots, ground collapse)
 Merupakan mata air panas dengan pH asam (pH < 6)
 Terbentuk dari hasil kondensasi gas” magmatic dan uap panas
(vapour) di dekat permukaan bumi kemudian melarut dan
bercampur dengan air meteoric yang keluar menjadi mata air ber-
pH asam
 Fluida asam ini melarutkan batuan sekitar mata air menjadi
pertikel” kecil terdiri dari silika dan lempung
 Apabila partikel tersebut bercampur dengan air, akan menghasilkan
mudpools/mudpots. Apabila tidak bercampur dengan air, hanya
berupa uap asam, akan menghasilkan ground collapse / lubah
besar.

- Kolam air panas; calm, boiling, or ebullient


 Merupakan suatu kolam yang dibentuk oleh discharge dari mata air
panas netral yang terkonsentrasi di suatu lokasi luahan
 Panas umumnya hilang melalui evaporasi pada permukaan air
 Dibedakkan menjadi: calm (T < 100ºC), boiling, dan ebullient
pools (flashing of steam atau gas)
 Berasal dari air netral (Cl) atau asam (steam heated)
 Samper diambil pada outflow kolam
- Geyser
 Uap dan air keluar dengan selang waktu tertentu
 Model: lubang dibawah permukaan terisi oleh air dan saat t > titik
didih air, uap dan air akan didorong keluar
 Disekitar geyser dapat diendapkan geyserite, yaitu endapan silika
bertekstur seperti buah anggur, yang terendapkan melalui proses
‘cipratan’ air dari geyser
- Erupsi hydrothermal
 Tidak ada magma yang terlibat
 Umumnya berbentuk lingkaran berdiameter 1 hingga beberapa
ratus meter
 Keluaran panas dapat terbentuk di sekitarnya
 Berguna untuk mitgasi hazard
- Batuan terubah (altered rock)
 Hasil reaksi fluida dengan batuan sampingnya.
 Contohnya silisifikasi, clau alteraation
- Kolas air panas asam
 Memiliki pH dibawah 3
 Berwarna keruh dan mengandung lumpur
 Keluarannya bisa calm, boiling, ebullient
 Temperature berkisar antara hangat hingga mendekati boiling
 Komposisi utama dalah air sulfat hasil kondensasi gas H2S
 Sering terdapat keluaran gas CO2
- Steam Vent, Soffioni, Moffete dan Kaipohan
 Merupakan suatu istilah umum untuk mendeskripsikan manifestasi
yang mengeluarkan uap atau gas atau campuran keduanya
 Steam vents untuk lubah keluaran gas yang mengandung banyak
asam borik disebut soffioni
 Steam vent atau lubang keluaran gas yang hanya mengeluarkan gas
CO2 dan memiliki temperature rendah atau dingin disebut moffete
 Steam vent atau lubang keluaran gas yang mengeluarkan campuran
gas CO2 dan H2S disebut kaipohan (berasal dari bahasa Filipina)

7. Pengenalan Reservoar Geothermal


Beberapa keadaan yang membedakan reservoar geothermal dengan
reservoar air / reservoar hidrokarbon:
1. Permeabilitas batuan yang utama adalah di dalam rekahan batuan
(fractured rock) -> ini untuk pabum
2. Dimensi reservoar dalam arah vertical sangat besar
3. Banyak resercoar geothermal tanpa tudung penyekal (sifatnya
aliran permukaan bebas)
4. Batas reservoar secara lateral dan vertical tidak diketahui
5. Perpindahan panas sama pentingnya dengan pemindahan masa
Persoalan yang perlu dipecahkan dalam teknik reservoar:
1. Aliran fluida (air, uap air, atau gas) melalui batuan
2. Rekahan batuan dan berada di dasar sumur
Geothermal field (lapangan geothermal) adalah daerah aktivitas
geothermal yang terpisah dari daerah lain yang lebih bersifat geografis
System geothermal (geothermal system) adlh sistem hidrologi bawah
permukaan yang berasosiasi dengan lapangan-lapangan geothermal
Geothermal region adalah daerah geothermal di permukaan yang terdiri
dari beberapa lapangan geothermal
Geothermal reservoar adalah geothermal system yang secara langsung di
eksploitasi massa dan energinya

KONSEP MODEL LAPANGAN GEOTHERMAL


Konsep model adalah model atau bagian dari suatu sistem yang sesuai
dengan keadaan fisik sistem tersebut dan dapat memberikan gambaran
kelakuan dan sifat” sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Model reservoar geothermal dikembakan berdasar:
o Data bawah permukaan
o Pengalaman lapangan
o Studi secara theoritis
Berdasar cara perambatannya, sistem geothermal dapat terbagi menjadi:
o Conduktif sistem (ada penghantarnya)
 Perpindahan panas terjadi secara konduktif (flux panas dari
kerak bumi merambat ke permukaan)
 Perambatan menimbulkan gradien temperature
 Perambatan panas menimbulkan aktifitas geothermal, yaitu:
 Warm groundwater basin
 Warm spring
 Geopressured system
 Hot dry rocks
o Convektif sistem (dapat melalui udara)
 Terjadi konveksi hydrothermal sehingga terjadi distribusi
fluida dan temperature di dalam reservoar
 Pada temperature relatif rendah, reservoar berisi cairan/air
 Pada temperature relatif tinggi, reservoar berisi Liquid
Dominated dan Vapor Dominated
8. Potensi Panasbumi di Indonesia
1. Sebaran sumberdaya panas bumi mengikuti jalur gunung api di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali-NTB-NTT, Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara.
2. Sumber panasbumi juga terdapat di daerah non vulkanik seperti Kalimantan,
Bangka Belitung, Sulawesi Tengah dan Papua
3. Menurut catatan terbaru Badan Geologi, potensi panas bumi di
Indonesia sebesar 23,9 Giga Watt (GW) hingga Desember 2019. Berdasar
data Direktorat Panas Bumi, potensi ini baru dimanfaatkan sebesar 8,9% atau
2.130,6 MW

4. Sistem Panasbumi di Indonesia


 Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas bumi di
Indonesia dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) tipe utama, yaitu:
a) Vulkanik.
a) Gunung api strato tunggal
o Pembentukan panasbumi gunung api strato biasanya tersusun
oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis)
o Sistem panasbumi ini umumnya memiliki
karakteristik kedalaman reservoir 1,5 km dengan temperatur
250C.
o Potensi panasbumi pada lapangan gunung api strato umumnya
50MW-100MW. Contohnya terdapat di : G. Talang, G.
Tampomas, G. Ungaran.

b) Kompleks Gunung Api


o Pada umumnya lapangan panasbumi pada sistem ini
memiliki temperatur atau entalpi tinggi dengan suhu reservoir
>250C.
o Potensi panasbumi pada lapangan komplek gunung api
bisa menghasilkan 100MW.
o Contoh beberapa daerahnya adalah di Jaboi, Aceh, sedangkan
yang telah beroperasi sebagai PLTP adalah di G. Salak dan G.
Wayang - Windu, Jawa Barat.

c) Kaldera
o Pada umumnya lapangan panasbumi pada sistem ini memiliki
temperatur atau entalpi tinggi dengan suhu reservoir >250C.
Potensi panasbumi pada lapangan komplek gunung api bisa
menghasilkan 100MW.
o Contoh beberapa sistem panasbumi kaldera: Kamojang,
Darajat, Lahendong, dan Gunung Sibayak.

b) Graben (vulkano-tektonik).
 Sistem Graben – kerucut vulkanik
o Model sistem panasbumi ini banyak ditemukan di daerah
Sumatera pada jalur sesar Semangko yang berperan dalam
pembentukan cekungan di Sumatera dengan pola pull apart
basin atau cekungan akibat gaya-gaya tarikan.
o Sistem ini mampu membentuk temperatur reservoir atau entalpi
sedang hingga tinggi yaitu pada 200-250C dengan kedalaman ≥
1,5 km. Memiliki potensi sedang hingga besar yaitu diantara
50MW hingga di atas 100 MW.
o Contoh daerah sistem ini: Sarulla, Bonjol dan Danau Ranau.

c) Non-vulkanik.
o Di wilayah Indonesia bagian timur lingkungan non-vulkanik
berada di daerah lengan dan kaki Sulawesi serta daerah Kep-
Maluku hingga Papua. Selain itu juga terdapat di P.Kalimantan
termasuk diperbatasan Kaltim dengan Serawak (Malaysia).
o Pada daerah ini pembentukan sistem panasbumi umumnya di
dominasi oleh munculnya batuan intrusif yang telah mengalami
pendinginan, tapi masih menyimpan panas.
o Sistem ini umumnya membentuk temperatur reservoir atau
entalpi rendah sekitar 200C dengan kedalaman bervariasi.
Potensi panasbumi pada sistem ini ≤ 50 MW.

5. Potensi panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2 (dua) kelas, yaitu :
 Kriteria sumber daya terdiri dari :
a) Spekulatif, dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif
dimana luas reservoir dihitung dari data geologi yang tersedia dan
rapat dayanya berdasarkan asumsi.
b) Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data
dasar hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas
daerah prospek ditentukan berdasarkan penyebaran manifestasi dan
batasan geologi, sementara penentuan suhu berdasarkan
geotermometer.
 Kriteria cadangan terdiri dari :
a) Terduga, dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana
estimasi luas dan ketebalan reservoir serta parameter fisika batuan dan
fluida dilakukan berdasarkan data ilmu kebumian terpadu, yang
digambarkan dalam bentuk model tentatif.
b) Mungkin, dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil
dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan pada data
sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter
batuan, fluida dan suhu reservoir diperoleh dari pengukuran langsung
dalam sumur.
c) Terbukti, dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang
berhasil mengeluarkan uap/air panas, dimana estimasi luas dan
ketebalan reservoir didasarkan kepada data sumur dan hasil
penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan dan
fluida serta suhu reservoir didapatkan dari data pengukuran langsung
dalam sumur dan atau laboratorium.
6. Ada beberapa metode untuk memperkirakan besarnya cadangan panasbumi,
antara lain adalah :
 Metode perbandingan
 Metode volumetrik
 Metoda yang umum digunakan untuk perhitungan sumberdaya
panasbumi (resources), banyaknya energi panas bumi yang dapat
dimanfaatkan pada kenyataannya (cadangan) dan besarnya energi
listrik yang dapat dihasilkannya (potensi listrik tenaga panas bumi)
telah diuraikan oleh O’Sullivan (1986). Perhitungan dilakukan
berdasarkan kandungan energi panas didalam batuan dan didalam
fluida (uap dan air) sebagai berikut:
 Panas yang terkandung didalam reservoir = Panas yang tersimpan
dalam batuan + Panas yang tersimpan dalam fluida
 Metode Monte Carlo
 Metode P/Z
 Metode Falling Liquid Level
 Metode Constant Liquid Level

H C = A × h × [ ( 1−ɸ ) ρr c r T + ɸ ( S L ρ L u L +S v ρv uv ) ]

Dimana :
Hc = Kandungan energi panas (kJ)
A = Luas daerah panas bumi (m2)
H = Tebal reservoir (m)
T = Temperatur reservoir (°C)
SL = Saturasi air (fraksi)
Sv = Saturasi uap (fraksi)
UL = Energi dalam air (kJ/kg)
Uv = Energi dalam uap (kJ/kg)
ɸ = Porositas batuan reservoir (fraksi)
cr = Kapasitas panas batuan (kJ/kg°C)
ρr = Density batuan (kg/m3)
ρL = Density air (kg/m3)
ρv = Density uap (kg/m3)

Anda mungkin juga menyukai