2.1 Pendahuluan
Energi panasbumi adalah energi panas alami dari dalam bumi yang ditransfer ke permukaan bumi secara konduksi dan konveksi. Secara umum perubahan kenaikan temperatur terhadap kedalaman di kerak bumi adalah sekitar 30 C/km. Jika diasumsikan temperatur rata-rata permukaan bumi adalah 15 C, maka di kedalaman 3 km, temperaturnya akan mencapai 105 C. Akan tetapi temperatur tersebut kurang menguntungkan dari sisi ekonomis untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi panasbumi. Dari pandangan ini, maka menjadi jelas bahwa sumber energi panasbumi yang potensial dan bernilai ekonomis tentunya hanya berada di lokasi tertentu dengan kondisi geologi yang khas. Bagaimana cara mencari daerah yang potensial? Pengamatan yang mudah adalah dengan mencari keberadaan manifestasi panasbumi. Jika di suatu lokasi ditemukan fumarole dan mata air panas, maka sudah pasti dibawahnya ada sumber panasbumi yang membuat temperatur air tanah meningkat dan membuatnya keluar ke permukaan tanah sebagai mata air panas. Dari sudut pandang geologi, sumber energi panasbumi berasal dari magma yang berada di dalam bumi. Ia berperan seperti kompor yang menyala. Magma tersebut menghantarkan panas secara konduktif pada batuan disekitarnya. Panas tersebut juga mengakibatkan aliran konveksi uida hydrothermal1 di dalam pori-pori batuan. Kemudian uida hydrothermal ini akan bergerak ke atas namun tidak sampai ke permukaan karena tertahan oleh lapisan batuan yang bersifat impermeabel2 . Lokasi tempat terakumulasinya uida hydrothermal disebut reservoir, atau lebih tepatnya reservoir panasbumi3 . Dengan adanya lapisan impermeabel tersebut, maka hydrothermal yang terdapat pada reservoir panasbumi terpisah dengan groundwater4 yang berada lebih dangkal. Berdasarkan itu semua maka secara umum sistem panasbumi terdiri atas tiga elemen: (1) batuan reservoir, (2) uida reservoir, yang berperan menghantarkan panas ke permukaan tanah, (3) batuan panas (heat rock) atau magma sebagai sumber panas (Goff and Cathy, 2000). Bab ini akan membahas model geologi yang terdapat pada sistem panasbumi.
1 2
air tanah yang terpanaskan. Lapisan batuan yang sulit dilewati uida. 3 Karena dalam konteks yang lain ada juga reservoir minyak bumi dan gas. 4 air yang berada di dalam tanah.
15
16
Gambar 2.1: Peta sebaran daerah volkanik aktif di Indonesia dan zona tumbukan lempeng benua Eurasia dan Indo-Australia (Hochstein and Sudarman, 2008) Sistem magmatik volkanik aktif yang bertemperatur tinggi umumnya terdapat di sekitar pertemuan antara lempeng samudra dan lempeng benua. Posisi Indonesia tepat berada di batas antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia6 . Oleh karena itu, menurut catatan Volcanical Survey of Indonesia (VSI) yang dirilis tahun 1998, di Indonesia terdapat 245 daerah prospek panasbumi (Gambar 2.1).
Agak lucu ya pembagiannya, hehehe :) Penulis pernah terlibat dalam ekspedisi di laut selatan jawa dalam rangka Geophysical Investigation on The Active Convergence Zone Between East Eurasia and Indo-Australia Plates Along Indonesia bersama saintis dari Jerman menggunakan kapal riset Sonne pada Januari 1999
6 5
17
Gambar 2.2 memperlihatkan penampang vertikal model geologi daerah magmatik volkanik aktif. Akibat tumbukan antara lempeng samudra (oceanic crust) dan lempeng benua (continental crust), lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua. Temperatur tinggi di kerak bumi menyebabkan lempeng samudra meleleh. Lokasi lelehan (zone of partial melting) tersebut diperkirakan berada pada kedalaman 100 km dari permukaan bumi diantara kerak bumi dan bagian luar mantel bumi. Densitas lelehan biasanya lebih rendah dari sumber asalnya sehingga lelehan tersebut cenderung bergerak naik ke atas menjadi magma. Hampir tidak pernah ditemukan magma yang berbentuk cair (liquid) murni. Semua magma merupakan lelehan batuan panas dengan campuran yang begitu kompleks antara silikat cair dan kristal mineral ditambah gas, karbon dioksida serta senyawa beracun lainnya. Proses kristalisasi bisa jadi terbentuk dari komposisi liquid-nya atau bisa juga berasal dari mineral batuan yang terbawa oleh pergerakan lelehan magma saat naik ke permukaan. Ketika magma mendekati permukaan bumi, ia menyebabkan letusan volkanik. Magma yang sudah dimuntahkan ke permukaan bumi disebut lava. Wujud lava masih berupa lelehan batuan panas yang akhirnya menjadi dingin secara perlahan dan membentuk batuan beku volkanik dipermukaan tanah. Alternatif lainnya, magma terperangkap di dalam bumi dan perlahan menjadi dingin membentuk batuan beku yang seiring berjalannya waktu akan tersingkap oleh erosi. Oleh karena itu, komposisi magma dapat ditentukan oleh komposisi batuan beku. Akan tetapi karena proses volkanik melibatkan unsurunsur gas yang terkandung di magma mengakibatkan komposisi batuan beku tidak selalu sama dengan komposisi magma aslinya.
18
Gambar 2.3: Penampang vertikal sistem hidrotermal-volkanik di daerah zona aktif gunung api andesit. Marini(2001)
19
masing kandungan itu tergantung pada perbedaan magmatic volatile7 dan tingkat degassing8 magma. Penyerapan gas-gas tersebut ke dalam sirkulasi air tanah bagian dalam9 mendorong terbentuknya uida panasbumi yang bersifat asam dan sangat reaktif. Tingkat ke-asam-an uida panasbumi berangsur-angsur berkurang ke arah netral seiring interaksi dirinya dengan permukaan batuan dimana kation-kation ikut terbawa oleh aliran uida panasbumi. Ketika uida panasbumi terus bergerak ke atas, tekanannya makin berkurang hingga mencapai kondisi boiling, yaitu kondisi dimana uida panasbumi mendidih mengeluarkan gelembung gas-gas. Zona tempat terjadinya fenomena boiling disebut boiling zone. Disinilah terjadi pemisahan antara fase liquid dan fase gas pada uida panasbumi. Fluida fase gas akan lebih mudah menerobos menuju ke permukaan bumi menjadi fumaroles10 di sekitar puncak dan lereng gunung api. Namun fase gas yang tidak bisa menerobos ke permukaan akan bercampur dengan air tanah membentuk steam-heated acid-sulfate water. Sisa uida panasbumi yang masih berada di posisi dalam akan mengalir secara lateral dimana ia akan bercampur dengan air meteorik sampai mencapai pH netral dan keluar permukaan sebagai mata air yang kaya unsur chloride-nya.
20
belerang sangat penting untuk mempelajari komposisi gas volkanik. Sementara formasi mineral tambang dipengaruhi oleh kandungan ketiganya. Volatile components lainnya adalah He, Ar, dan B terdapat di magma dalam jumlah yang relatif sedikit. Gas-gas dari unsur-unsur mulia biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, kurang dari 1 ppm. Sebuah eksperimen laboratorium12 yang dilakukan oleh Carroll dan Holloway, 1994 memperlihatkan fakta bahwa pada tekanan lebih besar dari 0.5 kbar, tingkat kelarutan H2 O didalam magma rhyolit (850 C) lebih besar dibandingkan pada magma basalt (1200 C). Demikian halnya terjadi pada CO2 . Tingkat kelarutan CO2 di dalam magma rhyolit lebih tinggi dibanding magma basalt.
Sistem panasbumi batuan beku muda berasosiasi dengan quaternary volcanism dan intrusi magma. Hampir 95% aktivitas volkanik terjadi disepanjang zona tumbukan lempeng - sebagaimana yang terdapat dalam jumlah melimpah di Indonesia - dan di dalam hot spot. Fluida panasbumi pada sistem ini menerima panas dari intrusi magma dengan panas yang tertinggi ( 370 C) dibanding dengan empat tipe sistem panasbumi lainnya. Kedalaman reservoir umumnya berada 15 km, meskipun ada juga yang lebih dalam.
12
21
Gambar 2.4: Model konseptual panasbumi sistem batuan beku muda yang terdapat di andesitic stratovolcano. Reservoir panasbumi bertemperatur 200 Cdengan kedalaman 1,5 km, sementara kedalaman batuan intrusi (intrusive rocks)berkisar antara 2 - 10 km. Dimensi lateral dari reservoir hingga outow dapat melebihi 20 km
Gambar 2.4 menampilkan model konseptual sistem panasbumi di daerah andesitic stratovolcano aktif. Temperatur intrusi magma andesit biasanya berkisar antara 850 to 1050 C. Air meteorik turun dari ke bawah tanah dan terpanaskan oleh batuan intrusi yang menyebabkan terjadinya sirkulasi air panas. Dengan terjadinya sirkulasi, air panas tersebut menjadi kaya akan unsurunsur kimia seperti Cl, F, Br, B, SO4 , HCO3 , silika, kation, and metal yang terlarut sebagai hasil dari reaksi dengan batuan asal. Uap-uap yang terkandung di magma seperti H2 O, CO2 , senyawa sulfur, HCl, HF, Hg, and As sangat mungkin terlepas dan mengalir menjadi uida. Fluida tersebut secara umum menjadi "neutral-chloride"13 dan mencoba menerobos ke atas melalui celah-celah batuan dikarenakan densitasnya yang menurun. Alterasi mineral dan vein terbentuk di dalam batuan reservoir. Seringkali uida panas naik ke atas melalui rekahan hingga mencapai level kedalaman titik didih dimana vapor phase yang berisi steam dan gas non-condensible14 terbentuk. Gas-gas inilah yang muncul ke permukaan sebagai fumarole. Ketika steam mengalami kondensasi15 dan bercampur dengan air meteorik dangkal, H2 S mengalami oksidasi menjadi asam sulfat (H2 SO4 ) yang mana secara kimiawi mengalterasi batuan dan membentuk mata air "asam sulfat". Air neutral-chloride biasanya berada lebih dalam dibandingkan air asam sulfat, dan jika keduanya bertemu dan bercampur akan menghasilkan air asam-sulfat-chloride. Kondisi topogra dan hydrologic gradient menyebabkan uida cenderung mengalir secara lateral menjauhi puncak gunung membentuk aliran outow. Mata air neutral-chloride biasanya muncul beberapa kilometer dari sumber panas dan reservoir utama. Jika temperatur batuan intrusi telah menurun karena usia; atau karena ukurannya yang kecil; atau terletak terlalu dalam, maka kontribusi uap magma terhadap sistem panasbumi relatif kecil dan bisa jadi tidak terdeteksi. 2.5.1.2 2.5.2 2.5.3 2.5.4 2.5.5 Manifestasi permukaan Sistem tektonik Geopressured systems Hot dry rock systems Magma tap systems
13
14
neutral-chloride artinya adalah pH-nya netral, kandungan klorida-nya tinggi gas selain H2 O, misalnya: H2 S, CO2 , CH4 , NH3 15 turun temperaturnya