Anda di halaman 1dari 6

Nama: Muhammad Rais

Nim: 111.160.162

Kelas: A

Jawaban Soal UAS Geothermal

1. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik,


lempeng India‐Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara
ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat
penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia Tumbukan
antara lempeng India‐ Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di
sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 ‐
210 km di bawah Pulau Jawa ‐Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km
(Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses
magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di
bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis
magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis
magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan
kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi
gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan endapan
vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir
panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan
volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam
batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.

2. Lapangan Panasbumi Kamojang.


 Manifestasi panas bumi di lapangan Kamojang terdiri dari pemunculan
mata air panas, fumarol, lumpur panas dan tanah panas terdapat di Kawah
Manuk, Kawah Berecek, Kawah Kamojang dan Kawah Saat. Temperatur
fumarol tertinggi adalah 141°C terdapat di Kawah Cibereum kira-kira 700
m sebelah utara-timurlaut (NNE) dari daerah manifestasi yang di sebut
sebelumnya. Hampir seluruh manifestasi di daerah ini mempunyai debit
dan pH yang rendah. Terdapat 5 sumur bor dengan kedalaman maksimum
128 meter dibor 16 pada zaman Belanda (Stehn, 1929) dan salah satu
diantara sumur itu adalah sumur KMJ-3 masih mengeluarkan uap dengan
temperatur 140°C.
 Reservoir Kamojang dikontrol oleh kontak formasi dan struktur geologi.
Kontak formasi dan ketidakselarasan secara lateral lebih dominan
mengontrol reservoir bagian tengah (Central Block) walaupun tidak dapat
dikesampingkan pengaruh setting rim structures yang stepnya
memisahkan Block tengah dengan Block Barat Kamojang. Sementara
struktur geologi 15 berupa rangkaian patahan (step of fault) lebih
dominan mengontrol di Blok Timur Kamojang (Kamah, 2003).

3. Alterasi dan mineralisasi adalah suatu bentuk perubahan komposisi pada


batuan baik itu kimia, fisika ataupun mineralogi sebagai akibat pengaruh
cairan hidrotermal pada batuan, perubahan yang terjadi dapat berupa
rekristalisasi, penambahan mineral baru, larutnya mineral yang telah ada,
penyusunan kembali komponen kimia-nya atau perubahan sifat fisik seperti
permeabilitas dan porositas batuan ( Pirajno, 1992).
Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks yang melibatkan
perubahan mineralogi, kimiawi, tekstur, dan hasil interaksi fluida dengan
batuan yang dilewatinya. Perubahan–perubahan tersebut akan bergantung
pada karakter batuan dinding, karakter fluida (Eh dan pH), kondisi tekanan
maupun temperatur pada saat reaksi berlangsung, konsentrasi, serta lama
aktifitas hidrotermal. Walaupun faktor–faktor di atas saling terkait, tetapi
temperatur dan kimia fluida kemungkinan merupakan faktor yang paling
berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal (Creasy, 1966).

4. Survei Pendahuluan merupakan kegiatan yang meliputi pengumpulan,


analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi geologi,
geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya
Panas Bumi serta Wilayah Kerja. Tahap eksplorasi merupakan kegiatan
penyelidikan geologi, geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan letak
dan adanya sumber daya Panas Bumi serta Wilayah Kerja.
 Seismologi telah memainkan peran penting dalam industri minyak dan
gas dan sekarang sedang diadaptasi untuk eksplorasi panas bumi.
Gelombang seismik merambat dan berinteraksi dengan komponen bawah
tanah dan merespons sesuai dengannya. Ada dua sub kategori yang
relevan dengan sumber sinyal seismik. Seismologi aktif bergantung pada
penggunaan getaran buatan / buatan pada atau dekat permukaan.
Seismologi pasif menggunakan gempa bumi, letusan gunung berapi atau
aktivitas tektonik lainnya sebagai sumber.
 Pengukuran Magnetotellurics (MT) memungkinkan deteksi anomali
resistivitas yang terkait dengan struktur panas bumi yang produktif,
termasuk sesar dan keberadaan batuan penutup , dan memungkinkan
untuk memperkirakan suhu reservoir panas bumi di berbagai kedalaman.
 Geokimia digunakan dalam eksplorasi panas bumi. Para ilmuwan dalam
bidang ini mengaitkan sifat-sifat fluida permukaan dan data geologis
dengan benda-benda panas bumi. Rasio suhu, isotop, rasio unsur,
konsentrasi merkuri & CO2 semua titik data yang sedang diteliti.
Geotermometer dan instrumentasi lainnya ditempatkan di sekitar lokasi
lapangan untuk perkiraan suhu bawah permukaan.

5. Kriteria sampel mata air yang dapat dipakai geotermometer air:


1.Mata air harus memiliki kecepatan (V) tinggi >2 L/s
2.Temperatur mata air mendekati boiling
3. pH mendekati netral
Dengan asumsi pada geotermometer air, sebagai berikut:
1.Jumlah elemen berlimpah
2.Reaksi mencapai kesetimbangan dalam reservoar
3.Tidak terjadi re-equilibration dalam perjalanan menuju permukaan
4.Tidak terjadi Mixing dan dilution

6.

Gambar 1. Conceptual model of Geothermal system hosted by an andesitic stratovolcano


(Goff & Janik, 2000)
Sistem panas bumi terdiri dari tiga elemen utama: 1) Sumber panas, 2) reservoir
batuan permeabel dan 3) Air untuk membawa panas dari reservoir ke permukaan bumi
(Gambar 2) atau dapat disebut sebagai alami proses di mana panas ditransfer dari dalam
volume terbatas kerak bumi (sumber panas) ke permukaan (heat sink) (Goff & Janik
2000; Hochstein & Browne 2000).
Model geothermal pada daerah vulkanik memiliki jenis fluida termal yang ada,
dan distribusinya relatif terhadap saluran magmatik aktif dan sistem panas bumi periferal;
pola umum ini juga berlaku untuk kubah relief tinggi dan sistem gunung berapi komposit.
Air meteorik meresap jauh ke dalam gunung berapi di sepanjang zona permeabel seperti
patahan, patahan, dan saluran vulkanik yang dipanaskan oleh benda-benda intrusif.
Ketika air panas bersirkulasi, air menjadi lebih kaya dalam silika, kation dan anion utama,
dan logam yang larut dengan mencampurkan dengan jenis cairan lain dan bereaksi
dengan batuan pedesaan.
Volatile magmatik seperti H2O, CO2, senyawa belerang, HCl, HF, Hg, B, dan As
dapat ditransfer ke fluida yang sedang berkembang dengan memperlambat perdarahan
gas atau pengusiran cairan magmatik episodik. Cairan magmatik diyakini sebagai sumber
utama Cl, F, dan S dalam sistem terkait intrusi, meskipun unsur-unsur ini juga dapat
berasal dari pencucian batuan sedimen dan vulkanik tertentu.

7.
Lapangan A memiliki jenis fluida berupa Klorida (Cl) yang diinterpretasikan
berasal langsung dari sumber panas pada bawah permukaan, sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa sampel di ambil pada bagian tengah dari sistem panasbumi,
sehingga wilayah tersebut dapat di teliti lebih lanjut apakah berpotensi untuk sistem
panasbumi.
Lapangan B memiliki jenis fluida berupa Klorida (Cl) – Bicarbonate (HCO3)
yang diinterpretasikan berasal langsung dari sumber panas pada bawah permukaan namun
akibat terdapatnya Bicarbonate (NHO) menandakan bahwa terdapat beberapa fluida
klorida yang sudah tertransportasi menjadi zona outflow, sehingga dapat diinterpretasikan
bahwa sampel di ambil pada bagian tengah dari sistem panasbumi kemudian menuju ke
tepian (margin), sehingga wilayah tersebut dapat di teliti lebih lanjut untuk menentukan
pusat dari panasbumi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai