Anda di halaman 1dari 5

Jurnal FisTa: Fisika dan Terapannya E-ISSN 2747-1691

Vol. 3, No. 2, Oktober 2022, Hal: 39-43

STUDI SPEKTROSKOPI FTIR UNTUK KARAKTERISASI KIMIA


FISIK FLUIDA MATA AIR PANAS DI DESA TEMPANG KABUPATEN
MINAHASA
*)
Geraldy Wawondatu, Donny R. Wenas, dan Farly R. Tumimomor
Prodi Fisika FMIPA, Universitas Negeri Manado, Tondano, 95619, Indonesia
*e-mail: geraldywa@gmail.com

Diterima 3 Oktober 2022; Disetujui 17 Oktober 2022

ABSTRAK
Meningkatnya populasi penduduk di dunia mengakibatkan kebutuhan energi terus mengalami peningkatan
maka dari itu pemerintah Indonesia mengembangkan sumber-sumber energi alternatif diluar bahan bakar fosil
salah satunya adalah panas bumi. Panas bumi merupakan salah satu sumber energi alternatif yang tergolong
baru dan terbarukan dan dapat diperbaharui karena limbah produksi dalam wujud air diinjeksikan kembali dan
menghasilkan proses recycle yang memungkinkan adanya keberlanjutan. Survei geologi, survei geokimia, dan
survei geofisika merupakan karakterisasi yang perlu dilakukan dalam penggambaran potensi panas bumi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe fluida dan gugus fungsi molekul mata air panas di Desa
Tempang Kabupaten Minahasa. Dengan metode geokimia menggunakan Spektrofotometer dan spektroskopi
FTIR (Fourier Transform Infra Red), diketahui bahwa tipe fluida pada mata air panas di Desa Tempang bertipe
Bikarbonat (HCO3) dengan kandungan 69 mg/L dan gugus fungsi molekulnya adalah O-H dan C=O.
Kata kunci: Panas Bumi, Fluida, Gugus Fungsi, Geokimia.

ABSTRACT
The increasing population of the world's population results in the need for energy to continue to increase,
therefore the Indonesian government develops energy outside of fossil fuels, one of which is geothermal.
Geothermal is one of the alternative energy source that is relatively new and renewable and can be renewed
because production waste in the form of water is re-injected and produces a recycle process that allows
sustainability. Geological surveys, geochemical surveys, and geophysical surveys are characterizations that
need to be carried out in describing geothermal potential. The purpose of this study was to determine the type
of fluid and molecular functional groups of hot springs in Tempang Village, Minahasa Regency. With the
geochemical method using a spectrophotometer and FTIR (Fourier Transform Infra Red) spectroscopy, it is
known that the type of fluid in the hot springs in Tempang Village is Bicarbonate (HCO3) type with a content
of 69 mg/L and the molecular functional group is O-H and C=O.
Keywords: Geothermal, Fluids, Functional Groups, Geochemical.

1. PENDAHULUAN Indonesia adalah energi panas bumi


Meningkatnya populasi penduduk di dunia (Setyaningsih 2011).
mengakibatkan kebutuhan energi terus Panas bumi merupakan salah satu sumber
mengalami peningkatan sehingga membuat energi alternatif yang tergolong New and
dunia selalu berada dalam ancaman krisis Renewable (baru dan terbarukan) dikarenakan
energi. Ketidaksamaan cadangan energi dengan sumber energi geotermal masih relatif baru dan
peningkatan kebutuhan energi, dalam hal ini dikatakan dapat diperbaharui karena limbah
energi fosil sebagai sumber energi utama justru produksi dalam wujud air diinjeksikan kembali
semakin merosot dan lama-kelamaan akan dan menghasilkan proses recycle yang
habis. sampai saat ini untuk memenuhi memungkinkan adanya keberlanjutan.
kebutuhan energi di dunia telah banyak sumber Oleh karena itu, untuk mengetahui berapa
energi yang dimanfaatkan, akan tetapi krisis besar potensi panas bumi di suatu daerah perlu
energi masih tetap menjadi ancaman. dilakukan evaluasi pada setiap tahap kegiatan,
Untuk dapat memenuhi kebutuhan energi yaitu mulai dari tahap survei pendahuluan,
dimasa mendatang pemerintah Indonesia eksplorasi, penilaian kelayakan hingga ke tahap
mengembangkan sumber-sumber energi eksploitasi dan saat pemanfaatannya (Hidayat
alternatif diluar bahan bakar fosil dan salah satu dan Putra 2014). Survei geologi, survei
energi alternatif yang telah dikembangkan di geokimia, dan survei geofisika merupakan
karakterisasi yang perlu dilakukan dalam

39
G. Wawondatu, D. R. Wenas, dan F. R. Tumimomor, 2022

penggambaran potensi Panas bumi di suatu sedikit, maka saturasi air mungkin
daerah. sama atau hanya sedikit lebih besar dari
Metode geokimia merupakan metode saturasi air konat sehingga air
eksplorasi pendahuluan panas bumi yang terperangkap dalam pori-pori batuan
digunakan untuk mengetahui karakteristik dan tidak bergerak.
kimia bawah permukaan berdasarkan data • Sistem dominasi air (Water
kimia dari mata air panas (Widiatmoko 2019). dominated system)
Pada penelitian mengenai tipe fluida dan gugus Sistem Panas bumi di mana
fungsi molekul fluida manifestasi panas bumi sumur-sumurnya menghasilkan fluida
pada dasarnya merupakan sebuah penelitian dua fasa berupa campuran uap air.
terhadap suatu lapangan panas bumi untuk Dalam sistim dominasi air,
mengetahui prospek dari suatu lapangan panas diperkirakan air mengisi rongga-
bumi. Hasil analisis tipe fluida dan gugus fungsi rongga, saluran terbuka atau rekahan-
molekul fluida pada permukaan daerah rekahan.
manifestasi berguna untuk memperkirakan Dibandingkan dengan temperatur
sistem dan temperatur reservoir, karakterisasi reservoir minyak, temperatur reservoir panas
fluida dan sistem hidrologi di bawah bumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai
permukaan. 350°C. Menurut Hochstein (1990) yang
dituangkan dalam jurnal Saptadji (2009),
2. KAJIAN TEORI berdasarkan pada besarnya temperatur, sistem
Sistem Hidrotermal panas bumi dibagi menjadi tiga, yaitu:
Sistem hidrotermal adalah proses transfer a. Sistem panas bumi bertemperatur
panas dari sumber panas ke permukaan secara rendah, yaitu suatu sistem yang
konveksi, yang melibatkan fluida meteorik reservoirnya mengandung fluida
dengan atau tanpa jejak dari fluida magmatik. dengan temperatur lebih kecil dari
Daerah rembesan berfasa cair dilengkapi air 125°C.
meteorik yang berasal dari daerah resapan. b. Sistem atau reservoir bertemperatur
Sistem hidrotermal adalah sistem yang paling sedang, yaitu suatu sistim yang
banyak dimanfaatkan karena pada sistem reservoirnya mengandung fluida
hidrotermal, pori-pori batuan mengandung air bertemperatur antara 125°C dan
atau uap, atau keduanya, dan reservoir 225°C.
umumnya letaknya tidak terlalu dalam sehingga c. Sistem atau reservoir bertemperatur
masih ekonomis untuk diusahakan. tinggi, yaitu suatu sistim yang
Berdasarkan pada jenis fluida produksi reservoirnya mengandung fluida
dan jenis kandungan fluida utamanya, sitem bertemperatur di atas 22s5°C.
hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Sistem satu fasa Perpindahan Panas Pada Sistem
Sistem umumnya berisi air yang Hidrotermal
mempunyai temparatur 90-180oC dan Perpindahan panas (heat transfer) adalah
tidak terjadi pendidihan bahkan selama proses berpindahnya energi kalor atau panas
eksploitasi. (heat) karena adanya perbedaan temperatur.
b. Sistem dua fasa Dimana, energi kalor akan berpindah dari
• Sistem dominasi uap (Vapour temperatur media yang lebih tinggi ke
dominated system) temperatur media yang lebih rendah. Proses
Sistem Panas bumi di mana perpindahan panas akan terus berlangsung
sumur-sumurnya memproduksikan uap sampai ada kesetimbangan temperatur yang
kering atau uap basah karena rongga- terjadi pada kedua media tersebut. Proses
rongga batuan reservoirnya sebagian terjadinya perpindahan panas dapat terjadi
besar berisi uap panas. Dalam sistim secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
dominasi uap, diperkirakan uap Pada dasarnya, sistem panas bumi
mengisi rongga-rongga, saluran jenis hidrotermal terbentuk sebagai hasil
terbuka atau rekahan-rekahan, perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sedangkan air mengisi pori-pori sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan
batuan. Karena jumlah air yang secara konveksi. Perpindahan panas
terkandung di dalam pori-pori relatif secara konduksi terjadi melalui batuan,

40
G. Wawondatu, D. R. Wenas, dan F. R. Tumimomor, 2022

sedangkan perpindahan panas secara konveksi • Terbentuk di bagian paling


terjadi karena adanya kontak antara air dangkal sistem geotermal
dengan suatu sumber panas. Perpindahan • Akibat kondensasi uap air
panas secara konveksi pada dasarnya terjadi kedalam air permukaan (steam
karena gaya apung (bouyancy). Karena heated water): H2S + O2 = H2SO4
gaya gravitasi, air selalu mempunyai • Bersifat asam dan ditunjukan
kecenderungan untuk bergerak dengan kenampakan kolam
kebawah. Akan tetapi apabila air tersebut lumpur dan pelarutan batuan
kontak dengan suatu sumber panas maka akan sekitar
terjadi perpindahan panas sehingga temperatur • Tidak dapat digunakan sebagai
air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih geotermometer
ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang • Di lingkungan gunung api:
lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih airasam SO4-Cl terbentuk akibat
dingin bergerak turun ke bawah, sehingga kondensasi unsur volatil
terjadi sirkulasi air atau arus konveksi. magmatik menjadi fasa cair
c. Air Bikarbonat (HCO3)
Manifestasi Panas Bumi • Terbentuk pada daerah pinggir
Selain komponen penyusun sistem Panas dan dangkal sistem geotermal
bumi, keberadaan suatu sistem Panas bumi
• Akibat adsorbsi gas CO2 dan
ditandai oleh kehadiran manifestasi panas di kondensasi uap air kedalam air
permukaan. Sistem Panas bumi konvektif yang tanah (steam heated water)
memiliki sirkulasi fluida dari daerah recharge
• Anion utama HCO3 dan kation
masuk ke dalam reservoir kemudian keluar
utama adalah Na
menuju permukaan melalui daerah upflow dan
outflow, fluida akan beraksi dengan batuan • Rendah Cl dan SO4 bervariasi
sekitar dan kemudian keluar melalui rekahan- • Tinggi Mg
rekahan dalam batuan. Interaksi fluida dengan • pH umumnya bersifat basa
batuan sekitarnya menghasilkan mineral- • Dipermukaan dapat membentuk
mineral ubahan, sedangkanfluida yang keluar endapan sinter travertin (CaCO3)
melalui rekahan akan menghaslikan air panas Dari hasil analisis kimia, kemudian
atau uap panas. Gejala-gejala seperti itu yang menjadi parameter di dalam penentuan tipe
disebut sebagai manifestasi Panas bumi. mata air panas berdasarkan klasifikasi dari
Beberapa contoh manifestasi Panas bumi, diagram Ternary . Berikut adalah tahapan dan
antara lain: Tanah hangat, permukaan tanah formula yang digunakan dalam menghitung
beruap, mata air panas atau hangat, kolam air proporsi masing-masing ion untuk kemudian
panas, telaga air panas, fumarol, geyser, diplot pada diagram Ternary:
kubangan lumpur panas, dan silika sinter. a. Jumlahkan konsentrasi klorida
(ppm), sulfat (ppm) dan bikarbonat
Fluida Panas Bumi (ppm).
Jenis- Jenis Fluida Hidrotermal antara lain ∑ Konsentrasi = Cl + SO4 + HCO3
sebagai berikut: b. Hitung proporsi relatif dari
a. Air Klorida (Cl): masing-masing komponen jumlah
• Menunjukkan air reservoir di atas dalampersen.
• pH sekitar netral % Cl = (Cl /∑ Konsentrasi) 100
• Mengandung kation utama: Na, K % SO4 = (SO4 /∑ Konsentrasi) 100
dan Ca % HCO3 = (HCO3 /∑ Konsentrasi) 100
• Berasosiasi dengan gas CO2 dan c. Posisi masing-masing mata air
H2S pada diagram ternary plot. Diagram
• Sangat jernih, warna biru pada ini membantu menentukan sampel
mata air natural dari mata air mana yang paling
• Kaya SiO2 dan dapat membentuk sesuai untuk perhitungan
endapan permukaan sinter silika
(SiO2)
b. Air Sulfat (SO4)

41
G. Wawondatu, D. R. Wenas, dan F. R. Tumimomor, 2022

sehingga perlu dilakukan studi literatur melalui


buku dan referensi dari internet untuk
mengetahui maupun memahami informasi yang
berkaitan dengan penelitian tersebut.
Selanjutnya dilakukan survei pendahuluan di
lokasi penelitian yang meliputi pengamatan
secara visual tentang kondisi daerah yang akan
diteliti kemudian menentukan paramater-
Gambar 1 Diagram Ternary Plot parameter apa saja yang nantinya akan diukur
atau diteliti. Selanjutnya dilakukan pengukuran
Gugus Fungsi secara langsung di lapangan yang meliputi
Gugus Fungsi adalah kedudukan pengukuran pH, temparatur, koordinat dan
kereaktifan kimia dalam molekul satu pengambilan sampel fluida. Kemudian sampel
kelompok senyawa dengan gugus fungsi mata air panas yang telah diambil akan
tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. dianalisis di laboratorium. Hasilnya kemudian
Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka diolah untuk mengetahui tipe fluida dan gugus
dapat dikelompokan pada pengelompokan fungsi molekul dari fluida mata air panas
senyawa.Gugus fungsi juga merupakan gugus menggunakan spektroskopi FTIR (Wenas et al,
atom yang menjadi ciri khas suatu golongan 2018).
senyawa karbon dan menentukan sifat
kimianya. Apabila suatu senyawa karbon 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
mempunyai rumus molekul sama dapat Data yang diperoleh di lapangan
menghasilkan isomer fungsional. Senyawa- berdasarkan pengukuran dilokasi penelitian
senyawa karbon yang saling berisomer pada tanggal 16 Juli 2021 pukul 09.00 Wita
fungsional yaitu ; alkohol dengan ester, aldehid yaitu pH, temperatur untuk karakteristik fisik
dengan keton dan asam karboksilat dengan fluida mata air panas serta elevasi dan koordinat
ester. Isomer posisi terjadi jika gugus fungsi untuk mengetahui kedudukan mata air panas
yang diikat berpindah dari posisi semula. seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengukuran di lapangan


Koordinat (UTM) T(oC)
Lokasi Elevasi (mdpl) pH
X Y Udara Manifestasi
Desa
740 703717.1 129734.6 24 81 8
Tempang
Sedangkan isomer rangka atau rantai terjadi Telah dilakukan pengambilan sampel mata
jika gugus alkil yang diikat pada rantai induk air panas untuk dianalisis di Laboratorium
berpindah dari posisi semula. menggunakan Spektrofometer selama 14 hari
sehingga diperoleh data hasil pengujian
3. METODE PENELITIAN laboratorium seperti pada Tabel 2.
Lokasi yang dijadikan sebagai lokasi
penelitian terletak di Desa Tempang Kabupaten Tabel 2. Hasil pengujian laboratorium
Minahasa. Semetara itu, alat dan bahan yang menggunakan spektrofotometer dan persentase
digunakan dalam penelitian ini antara lain: kandungan Cl, SO4, HCO3
a. GPS Kandungan Kimia ∑
Lokasi
b. Termometer Fluida Kons
Desa
c. pH Meter entras
Tempang Cl SO4 HCO3
d. Botol Sampel i
e. Masker dan Sarung Tangan Komposisi
f. Gayung 23 17 69 109
(mg/L)
g. Spektroskopi FTIR Persentase
h. Spektrofotometer 21 16 63 100
(%)
Pada rancangan penelitian ini, pertama- Berdasarkan hasil laboratorium
tama dilihat adanya fenomena untuk diteliti menggunakan spektrofotometer yang

42
G. Wawondatu, D. R. Wenas, dan F. R. Tumimomor, 2022

ditunjukkan pada Tabel 2, komposisi kimia Aldehida,


fluida dari sampel mata air panas Desa Keton,
Tempang memiliki nilai kandungan tertinggi 2 1693 C=O Asam
Bikarbonat (HCO3) yang berjumlah 69 mg/L, Karbosilat,
kemudian kandungan Klorida (Cl) yang Ester
berjumlah 21 mg/L, dan kandungan terendah
yaitu Sulfat (SO4) yang berjumlah 17 mg/L. Berdasarkan hasil spektrum bilangan
Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk gelombang pada sampel fluida mata air panas
persentasi masing-masing kandungan ion dan dapat langsung dilihat pada bilangan
hasilnya seperti pada Tabel. Berdasarkan hasil gelombang 3380 cm-1 memiliki gugus fungsi O-
presentasi kandungan masing-masing ion yang H, kemudian pada bilangan gelombang 1693
diperoleh pada Tabel 2 kemudian diplot dalam cm-1 memiliki gugus fungsi C=O. Hal ini sesuai
diagram ternary seperti pada Gambar 2. dengan hasil pengukuran menggunakan
spektrofotometer, diperoleh tipe fluida
Bikarbonat (HCO3).

5. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu tipe
fluida mata air panas di Desa Tempang
Kabupaten Minahasa memiki tipe Bikarbonat
(HCO3) dengan jumlah kandungan 69 mg/L.
Hal ini sesuai dengan pengukuran
menggunakan spektroskopi FTIR diperoleh
gugus fungsi molekul mata air panas di Desa
Gambar 2. Diagram Ternary Plot Manifestasi Tempang Kabupaten Minahasa memiliki gugus
Panas Bumi Desa Tempang fungsi O-H dan C=O.

Sampel fluida mata air panas selanjutnya 6. REFERENSI


dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR. Hidayat, R., & Putra, A. (2014). Penentuan tipe
Dari hasil analisis sampel fluida mata air fluida sumber mata air panas di
panasnya didapatkan spektrum infamerah Gunung Talang, Kabupaten Solok.
seperti pada Gambar 3. Vol.06,No.02.
Saptadji, N. M. (2009). Karakteristik Reservoir
Panas Bumi. Training "Advance
Geothermal Reservoir Engineering".
Setianingsih, W. (2011). Potensi lapangan
Panas bumi Gedongsongo sebagai
sumber energi alternatif dan
penunjang daerah. Vol.08,No.01.
Wenas, D.R., Bujung, C.A.N. (2018). Analysis of
Gambar 3. Spektrum inframerah spektroskopi Mineral Composotin of Alteration Rock
FTIR in Warm Ground and Steaming Ground in
Hasil spektrum inframerah di plot dalam Lahendong North Sulawesi Using SEM-
EDX and FTIR. International Journal of
Tabel 3 untuk mengetahui gugus fungsi dan
Engineering & Technology, 7 (4.28,)
senyawa fluida mata air panas. 364-367.
Widiatmoko, F. R. (2019). Pendekatan Analisa
Tabel 3. Hasil pengujian laboratorium Geokimia dengan Multivariate
menggunakan FTIR Analysis untuk Mengetahui Tipe
Spektrum Mata Air Panas: Studi Kasus
Gugus
No Gelombang Senyawa Lapangan Panas Bumi Mapos, Nusa
-1 Fungsi
(cm ) Tenggara Timur. Jurnal IPTEK -
Asam Volume 23 Nomor 2.
1 3380 O-H
Karbosilat

43

Anda mungkin juga menyukai