Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

Lesson Learned
Rekayasa Reservoar Panas Bumi
Dwi Wahyu H/495408
Denisa Permata Putri/500610
Faizal Razi /495151
OUTLINE

1. Aspect Natural Heat Transfer of A Geothermal System in Moderate Terrain

2. Reinjection of Greenhouse Gases Into Geothermal Reservoir

3. Reinjection in Geothermal Fields: An Update Worldwide Review 2020


ASPECT NATURAL HEAT TRANSFER OF A GEOTHERMAL
SYSTEM IN MODERATE TERRAIN
Eylem Kaya, Manfred P. Hochstein, Angus Yeh, Michae J. O'Sullivan
Permasalahan Sistem perpindahan panas bumi, pemodelan reservoar panas bumi, aliran fluida advektif
Tujuan penelitian - Mengetahui aliran advektif yang terdapat di lapangan panas bumi Waiotapu
- Mengetahui manifestasi yang berkembang di lapangan Waiotapu terhadap aktivitas panas bumi yang bersifat
dangkal
- Mengetahui mekanisme aliran yang menyebabkan hilangnya panas secara alami
Sumber data  
Metode - Pemodelan numerik dari perpindahan panas dan masa terhadap pelepasan thermal/ panas yang mencakup area
penelitian 420
Objek penelitian Sistem panas bumi Waiotapu
Hasil Penelitian Lapangan panas bumi Waiotapu yang berada di utara Kaldera Rotorua, memiliki fitur geologi yang sangat unik
yang menyebabkan munculnya sistem panas bumi di Waiotapu dan sekitarnya. Tatanan tektonik Taupo volkanik
zone (TVZ) berada di sistem tatanan tektonik busur gunung api andesit dan magma rhyolit berada di belakang
busur (Cole 1984; Bailey & Garry 2010). Litologi yang berkembang di area Kaldera Rotorua berasosiasi dengan
batuan gunungapi dan batuan beku seperti endapan aluvium, dacite, rhyolite, ignimbrite, piroklastik, dan
greywacke, umur dari kelompok litologi ini mulai dari Kretaseus-Jurasik– Holosen (Endapan aluvium) (Bailey &
Garry 2010). Zona rifting TVZ dimana terdapat depresi berarah barat-timur dan timur laut-tenggara, zona
ekstension ini berasosiasi dengan sesar normal, episode selanjutnya aktivitas magma mengalami perubahan dan
membentuk gunung api melalui celah dimana magma rhyolite berkontribusi dalam aktivitas panas bumi Waiotapu
(Wilson dkk., 1995).
 Heat pipe transfer merupakan sistem perpindahan panas secara alami antara air meteorik dengan sumber panas yang
mengalir melalui zona permeabel. Selain itu, proses tersebut diikuti oleh proses hydrothermal altrasi yang terjadi
selama proses tersebut berlangsung. Apa bila system pepindahan panas dan masa ini gergerak melalui area/zona sesar
maka pada akhirnya akan terbentuk manifestasi di permukaan.
 Beberapa data seperti sumber panas, sumber air, topografi, permeabilitas-porositas, lapisan reservoir, dan cap rock
merupakan bagian dari model teransfer panas di dalam system panas bumi. Model ini, digunakan untuk
mensimulasikan reservoir panas bumi serta area yang menjadi zona advektif flow. Selain itu, model ini dapat
digunakan untuk menghitung seberapa besar potensi panas bumi yang bisa dimanfaatkan baik pemanfaatan secara
langsung maupun tidak langsung.
 Simulasi ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran dari transfer panas dan masa sebuah lapangan panas
bumi untuk dimanfaatkan sebagai PLTP.
 Simulasi ini pula, digunakan untuk mencari rasio production data natural heat flow (MW) dan production heat flow
(MW), heat flux (Watt/m2), electricity production (MW) dan sebagainya.
 Dinamika advektif flow cenderung berada diluar area kaldera Roporua, hal ini disebabkan oleh adanya struktur
geologi yang menjadi pengontrol, dimana proses tersebutlah yang mengakibatkan aliran masa dan panas cenderung
terkonsentrasi di area tersebut
REINJECTION OF GREENHOUSE GASES INTO GEOTHERMAL
RESERVOIR
Eylem Kaya & Sadiq J. Zarrouk
Permasalahan Reinjeksi gas yang menyebabkan efek rumah kaca seperti H2S dan CO2
Tujuan penelitian - Mengukur efektivitas injeksi gas tidak terkondensasi
- Mengetahui potensi dari penggunaan NCG dan air dalam proses injeksi serta dampaknya
Sumber data Sumber data indeks produktivitas, tekanan aliran uap maksimum, permeabilitas reservoir, residual saturasi dalam reservoir.
pemodelan
Metode penelitian Mensimulasikan reservoir
- Indeks produktivitas
- Aliran massa uap
- Permeabilitas reservoir
- Residu saturasi dalam reservoar

Objek penelitian Diterapkan pada lapisan reservoir bagian atas. Parameter yang digunakan dalam pemodelan yaitu karakter batuan dan isothermal langmuir (Kelarutan
suatu masa dalam pori batuan). Skenario injeksi dicontohkan dengan menggunakan kelajuan masa mulai dari 130 dan 215 kg/s meliputi injeksi air dan
NCG CO2 2,5 % dan H2S 0,06%.

Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa efektivitas injeksi reservoir antara NCG bersamaan dengan air sedikit mempengaruhi saturasi
dan tekanan uap di dalam reservoir
 Salah satu tujuan pengembangan energi panas bumi adalah mengurangi ketergantungan energi fosil yang berakibat pada efek
rumah kaca seperti gas CO2. Pengembangan energi panas bumi sebagai renewable energy dan sustainable energy tentunya
memiliki dampak positif tersendiri. Akan tetapi, aktivitas panas bumi juga ter indikasi melepaskan CO2 ke atmosfer dengan
jumlah yang relative kecil.
 Pada pelaksanaannya, panas bumi berpotensi menimbulkan efek rumah kaca yaitu dengan adanya non-condensable-gas
(NCG) salah satunya CO2. Upaya untuk menekan peristiwa tersebtu maka re-injeksi dengan tujuan memasukan unsur NCG
ke dalam lapisan reservoir bersamaan dengan air sebagai upaya mencegah pelepasan CO2 ke atmosfer seperti yang terjadi di
lapangan Coso
 Beberapa penelitian menunjukan bahwa proses re-injeksi dilakukan dengan mencampur NCG dan air di dalam kondensor lalu
diinjeksikan. Dengan ini, pemanfaatan NCG dapat meminimalisir efek rumah kaca sangat siginifikan. Kamila dkk (2020)
mengungkapkan bahwa jika 66% dari seluruh PLTP melakukan hal tersebut dan dilakukan secara masif maka isu global
tentang efek rumah kaca yang ditimbulkan dari kegiatan panas bumi dapat diminimalisir.
 Pemanfaatan NCG tidak lepas dari pemahaman dari data geologi, geofisika dan geokimia, dimana metode yang digunakan
untuk menghitung dan membuat simulasi adalah metode numerik pada batuan reservoir. Sehingga data yang dihasilkan dalam
konseptual model harus sistematik dan kompherensif.
 Dari hasil studi ini efek dari pencampuran NCG dengan LDS tidak terlalu signifikan dalam menaikan tekanan dalam
reservoir. Akan tetapi, isu yang ditampilkan dalam studi ini adalah isu lingkungan dengan memanfaatan air atau uap sisa dari
PLTP untuk dimanfaatkan kembali, dengan ini energi panas bumi dapat dikatakan sebagai renewable energy, sustainable
energy, dan recycle energy.
REINJECTION AIN GEOTHERMAL FIELDS: AN UPDATE
WORLDWIDE REVIEW 2020
Zahratul Kamila, Eylem Kaya, Sadiq J. Zarrouk
Permasalahan Bagaimana reinjeksi lapangan panas bumi dari berbagai lapangan yang ada di seluruh penjuru dunia

Tujuan penelitian - Menyelidiki dampak dari reinjeksi dari berbagai lapangan dan strategi yang dilakukan
- Seberapa dalam reinjeksi dilakukan
- Berapa jarak antara sumur reinjeksi terhadap sumur produksi
- Berapa temperatur fluida reinjeksi
- Berapa jumlah fluida yang diinjeksikan
Sumber data Sistem panas bumi dari berbagai tatanan tektonik
Metode penelitian Studi literatur terhadap pengembangan panas bumi di dunia

Objek penelitian Reinjeksi fluida panas bumi

Hasil Penelitian Sistem panas bumi dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori:
- Sistem satu fasa (air panas) (Sistem ini umumnya berisi air panas yang memiliki temperatur menengah
seperti lapangan di Waiwera dan Tianjin).
- Sistem dua fasa (dominasi air) (Sistem ini diperkirakan air mengisi rongga atau rekahan, serta dapat
menghasilkan dua bentuk fluida (aliran) masa air dan uap) .
- Sistem dua fasa (dominasi uap) (Sistem ini sebagain besar berisi uap panas yang mengisi rongga atau
rekahan di dalam batuan seperti lapangan panas bumi Kamojang dan Darajat)
Ukuran reinjeksi dari sistem panas bumi memiliki beberapa pendekatan untuk dilakukan:
⮚ Memilih lokasi yang tepat agar efek dari injeksi tidak menyebabkan rembesan pada saat reinjeksi dilakukan
⮚ Hubungan sumur reinjeksi dan sumur produksi harus diketahui tekanan reservoirnya
⮚ Sumur injeksi diletakan tidak berjauhan dari sumur produksi dan masih berada di dalam batas resistivitas clay cap
⮚ Reinjeksi yang diletakkan diluar batas sistem mungkin tidak langsung berhubungan dengan hidrologi dasi sistem
hidrotermal
⮚ Injeksi periferal (Sekeliling) diterapkan dalam sistem yang masih memiliki hubungan hidrologi dan sistem panas bumi
yang sama
Karakter sistem dari berbagai panas bumi yang berkembang di dunia: Injeksi sistem panas bumi
• Dua fasa dominasi fluida HE 37% di 31 lapangan kapasitas 5,4 Mwe • Rata rata injeksi 163,2 ton/jam yang diambil dari 90 lapangan dimana rasio
• Dua fasa dominasi fluida ME 16% di 24 lapangan kapasitas 2,4 Mwe pembagiannya mencakup LDS menyumbang sekitar 66%, HWS 29%, dan 5%
• Dua fase dominasi fluida LE 13% di 20 lapangan kapasitas 1,9 Mwe VDS
• Satu fasa air panas 12% di 62 lapangan kapasitas 1,8 Mwe • Rasio injeksi dan produksi yang diambil dari 78 lapangan mencakup HE-LDS
• Dua fasa dominasi uap 20% di 8 lapangan kapasitas 2,9 Mwe memiliki 57% rasio produksi masa yang diinjeksikan kembali ke dalam
reservoir, sedangkan ME-LDS dan LE-LDS rasio masing masing 68% dan
82% yang diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. HWS memiliki rasio 96%
injeksi yang diinjeksikan secara langsung.
• Hubungan antara masa yang diproduksi dengan yang diinjeksikan berbeda,
dominasi VDS cenderung memiliki aliran masa kecil dibandingkan dengan
HWS, begitu pula dengan jumlah produksi dan injeksi HWS lebih tinggi dalam
melakukan keduanya
Strategi reinjeksi diberbagai sistem panas bumi:
- VDS (sistem dominasi uap)
Reinjeksi dilakukan dengan menginjeksikan uap dari kondeser lalu didinginkan di menara pendingin kemudian diinjeksikan. Selain itu,
injeksi tambahan dapat menggunakan sumber lain seperti air danau atau air sungai. Injeksi ini diduga dapat menaikan proses
pembentukan uap pada reservoir cth: Kamojang, Matsukawa, Larderello dan lapangan lainya. Pada sistem ini masa yang diinjeksikan
berkisar 20% sedangkan 80% masa hilang pada waktu pendinginan. Hal ini tidak seimbang antara masa yang diproduksi dengan injeksi,
dengan ini untuk menyeimbangkan proses tersebut dibutuhkan sumber fluida lain.

- HE-LDS (Entalpi tinggi-sistem dominasi fluida)


Reinjeksi sistem ini dimana semua fluida diinjeksikan kembali ke dalam bumi melalui sumur injeksi. Mekanisme injeksi yang dilakukan
dimana air yang digunakan berasal dari separator dan air yang berasal dari menara pendingin lalu diinjeksikan. Fluida tambahan pula,
kerap kali diinjeksikan untuk menjaga arus konveksi di dalam reservoir tetap terjadi. Apabila injeksi tidak dilakukan maka akan terjadi
penurunan uap seperti yang terjadi di lapangan Cerro Prieto. Reinjeksi yang berasal dari separator dapat diinjeksikan di area infield,
sedangkan air hasil pendinginan dapat diinjeksikan di luar area lapangan tersebut. Sistem ini dapat dijumpai di berbagai lapangan seperti
Sarulla, Sibayak, Ulubelu, Tiwi. Selain itu, injeksi parsial (terhubung) sebagai metode yang digunakan di beberapa lapangan panas bumi,
khususnya pada area panas bumi relief atau beda tinggi cukup signifikan.

- ME-LDS (Entalpi menengah – sistem dominasi fluida)


Rasio antara masa yang diproduksi dan injeksi terjadi perbedaan seperti lapangan Ulubelu yang memiliki laju masa produksi 4200
ton/jam sedangkan injeksi 2800 ton/jam dengan rasio 67%, artinya terdapat 33% masa yang hilang ketika proses pendinginan atau pun
pelepasan steam flash ke atmosfer. Ketika injeksi diterapkan pada reservoir yang dalam maka efek pendinginan sangat kecil untuk
terjadi, dibandingkan injeksi pada reservoir yang dangkal.
- LE-LDS (Entalpi rendah-sistem dominasi fluida)
Injeksi ini bertujuan menjaga tekanan reservoir dan panas dari dalam bumi agar tetap mengalirkan fluida. Lapangan
panas bumi bertipe ini antara lain seperti Takigami, Te Mihi, Las Pailas dan lain lain. Aliran massa yang diproduksi dan
yang diinjeksikan memiliki rasio yang berbeda, kedalaman injeksi tipe ini biasanya sama dengan sumur produksi atau
lebih dalam atau keduanya sama sama dilakukan. Reinjeksi dalam akan memiliki pemulihan tekanan yang cukup baik,
begitu pula reinjeksi dangkal dapat mengatasi penurunan elevasi muka tanah seperti yang terjadi di Wairakei.
- HWS (Sistem air panas)
Seluruh sistem HWS memiliki rasio injeksi 100% antara hasil produksi dan reinjeksi, misalnya saja yang terjadi di
lapangan Altheim, Huabei, Bruchsal dan masih banyak lagi. Teknologi yang digunakan yaitu sistem biner dengan
memanfaatkan pertukaran panas secara konduktif dengan fluida organik yang memiliki titik didih rendah seperti
metana, polypropilen, dan ethana. Uap dari fluida organik inilah yang nantinya akan menggerakan turbin lalu
menghasilkan listrik.
Manfaat, masalah, dan solusi injeksi
• Manfaat dari injeksi salah satunya adalah mencegah kehilangan uap di dalam reservoir panas bumi seperti yang terjadi di
lapangan Coso dan lapangan Lembah Dixie. Selain itu, untuk meningkatkan terjadinya pendidihan dan pertukaran fluida di
dalam reservoir.
• Kendala yang terjadi di dalam proses injeksi yaitu adanya proses solubilitas silika yang dapat mengeras jika terjadi
penurunan suhu dan berpotensi terjadinya penyumbatan pipa baik pipa produksi dan injeksi. Peristiwa ini umumnya
terjadi pada sistem dominasi air.
• Silika scaling di dalam panas bumi dapat direduksi dengan cara mengontrol suhu injeksi, penggunaan kolam retensi silika,
mengontrol indeks saturasi silika paling aman berada di suhu 100-165°C, dan mengatur ph agar silika tidak mudah
mengendap. Peristiwa silika scaling sangat umum terjadi, terutama di sistem LDS (Liquid dominated system) seperti yang
terjadi di lapangan Dieng dan Sibayak.
• Kegempaan mikro dari aktivitas injeksi dapat merugikan jika WKP berada dekat dengan pemukiman penduduk.
Kegempaan mikro secara umum disebabkan oleh aktivitas eksplorasi lanjutan panas bumi atau peningkatan kapasitas.
Seperti yang terjadi di Korea Selatan, dimana getaran yang dirasakan diduga berasal dari operasi peningkatan kapasitas.
Selain itu, gempa mikro juga disebabkan oleh perubahan reinjeksi dari reinjeksi dalam diubah ke yang lebih dangkal
seperti lapangan Salton Sea.
• Deformasi permukaan pada area panas bumi dapat terjadi kapanpun. Proses ini disebabkan oleh hilangnya fluida akibat
dipompa dan terjadi dalam kurun waktu tertentu yang dapat menyebabkan penurunan muka tanah. Selain itu, reinjeksi
dapat menyebabkan pengangkatan muka tanah misalnya yang terjadi di East Mesa, Wairakei, dan Takigami.
Peristiwa yang telah terjadi dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi injeksi sangat penting untuk
dilakukan. Hal yang harus diperhatikan seperti karakteristik reservoir, jenis fluida yang diinjeksikan, kedalaman injeksi, jarak
atau lokasi injeksi, relief dareah panas bumi, kapasitas antara masa produksi dan injeksi, dan penanganan atau pemantauan.
Daftar Pustaka
Bailey, R. A., & Carr, R. G. (1994). Physical geology and eruptive history of the Matahina ignimbrite, Taupo
volcanic zone, North Island, New Zealand. New Zealand Journal of Geology and Geophysics, 37(3), 319-344.
Kaya, E., Hochstein, M. P., Yeh, A., & O'Sullivan, M. J. (2015). Aspects of Natural Heat Transfer of a Geothermal
System in Moderate Terrain: the Greater Waiotapu Geothermal System, New Zealand. Proc. World
Geotherm. Congr., 2015, 1-12.
Kamila, Z., Kaya, E., & Zarrouk, S. J. (2021). Reinjection in geothermal fields: An updated worldwide review
2020. Geothermics, 89, 101970.
Kaya, E., & Zarrouk, S. J. (2017). Reinjection of greenhouse gases into geothermal reservoirs. International
Journal of Greenhouse Gas Control, 67, 111-129.
Wilson, C. J. N., Houghton, B. F., McWilliams, M. O., Lanphere, M. A., Weaver, S. D., & Briggs, R. M. (1995).
Volcanic and structural evolution of Taupo Volcanic Zone, New Zealand: a review. Journal of volcanology and
geothermal research, 68(1-3), 1-28.

Anda mungkin juga menyukai