Lesson Learned
Rekayasa Reservoar Panas Bumi
Dwi Wahyu H/495408
Denisa Permata Putri/500610
Faizal Razi /495151
OUTLINE
Objek penelitian Diterapkan pada lapisan reservoir bagian atas. Parameter yang digunakan dalam pemodelan yaitu karakter batuan dan isothermal langmuir (Kelarutan
suatu masa dalam pori batuan). Skenario injeksi dicontohkan dengan menggunakan kelajuan masa mulai dari 130 dan 215 kg/s meliputi injeksi air dan
NCG CO2 2,5 % dan H2S 0,06%.
Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa efektivitas injeksi reservoir antara NCG bersamaan dengan air sedikit mempengaruhi saturasi
dan tekanan uap di dalam reservoir
Salah satu tujuan pengembangan energi panas bumi adalah mengurangi ketergantungan energi fosil yang berakibat pada efek
rumah kaca seperti gas CO2. Pengembangan energi panas bumi sebagai renewable energy dan sustainable energy tentunya
memiliki dampak positif tersendiri. Akan tetapi, aktivitas panas bumi juga ter indikasi melepaskan CO2 ke atmosfer dengan
jumlah yang relative kecil.
Pada pelaksanaannya, panas bumi berpotensi menimbulkan efek rumah kaca yaitu dengan adanya non-condensable-gas
(NCG) salah satunya CO2. Upaya untuk menekan peristiwa tersebtu maka re-injeksi dengan tujuan memasukan unsur NCG
ke dalam lapisan reservoir bersamaan dengan air sebagai upaya mencegah pelepasan CO2 ke atmosfer seperti yang terjadi di
lapangan Coso
Beberapa penelitian menunjukan bahwa proses re-injeksi dilakukan dengan mencampur NCG dan air di dalam kondensor lalu
diinjeksikan. Dengan ini, pemanfaatan NCG dapat meminimalisir efek rumah kaca sangat siginifikan. Kamila dkk (2020)
mengungkapkan bahwa jika 66% dari seluruh PLTP melakukan hal tersebut dan dilakukan secara masif maka isu global
tentang efek rumah kaca yang ditimbulkan dari kegiatan panas bumi dapat diminimalisir.
Pemanfaatan NCG tidak lepas dari pemahaman dari data geologi, geofisika dan geokimia, dimana metode yang digunakan
untuk menghitung dan membuat simulasi adalah metode numerik pada batuan reservoir. Sehingga data yang dihasilkan dalam
konseptual model harus sistematik dan kompherensif.
Dari hasil studi ini efek dari pencampuran NCG dengan LDS tidak terlalu signifikan dalam menaikan tekanan dalam
reservoir. Akan tetapi, isu yang ditampilkan dalam studi ini adalah isu lingkungan dengan memanfaatan air atau uap sisa dari
PLTP untuk dimanfaatkan kembali, dengan ini energi panas bumi dapat dikatakan sebagai renewable energy, sustainable
energy, dan recycle energy.
REINJECTION AIN GEOTHERMAL FIELDS: AN UPDATE
WORLDWIDE REVIEW 2020
Zahratul Kamila, Eylem Kaya, Sadiq J. Zarrouk
Permasalahan Bagaimana reinjeksi lapangan panas bumi dari berbagai lapangan yang ada di seluruh penjuru dunia
Tujuan penelitian - Menyelidiki dampak dari reinjeksi dari berbagai lapangan dan strategi yang dilakukan
- Seberapa dalam reinjeksi dilakukan
- Berapa jarak antara sumur reinjeksi terhadap sumur produksi
- Berapa temperatur fluida reinjeksi
- Berapa jumlah fluida yang diinjeksikan
Sumber data Sistem panas bumi dari berbagai tatanan tektonik
Metode penelitian Studi literatur terhadap pengembangan panas bumi di dunia
Hasil Penelitian Sistem panas bumi dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori:
- Sistem satu fasa (air panas) (Sistem ini umumnya berisi air panas yang memiliki temperatur menengah
seperti lapangan di Waiwera dan Tianjin).
- Sistem dua fasa (dominasi air) (Sistem ini diperkirakan air mengisi rongga atau rekahan, serta dapat
menghasilkan dua bentuk fluida (aliran) masa air dan uap) .
- Sistem dua fasa (dominasi uap) (Sistem ini sebagain besar berisi uap panas yang mengisi rongga atau
rekahan di dalam batuan seperti lapangan panas bumi Kamojang dan Darajat)
Ukuran reinjeksi dari sistem panas bumi memiliki beberapa pendekatan untuk dilakukan:
⮚ Memilih lokasi yang tepat agar efek dari injeksi tidak menyebabkan rembesan pada saat reinjeksi dilakukan
⮚ Hubungan sumur reinjeksi dan sumur produksi harus diketahui tekanan reservoirnya
⮚ Sumur injeksi diletakan tidak berjauhan dari sumur produksi dan masih berada di dalam batas resistivitas clay cap
⮚ Reinjeksi yang diletakkan diluar batas sistem mungkin tidak langsung berhubungan dengan hidrologi dasi sistem
hidrotermal
⮚ Injeksi periferal (Sekeliling) diterapkan dalam sistem yang masih memiliki hubungan hidrologi dan sistem panas bumi
yang sama
Karakter sistem dari berbagai panas bumi yang berkembang di dunia: Injeksi sistem panas bumi
• Dua fasa dominasi fluida HE 37% di 31 lapangan kapasitas 5,4 Mwe • Rata rata injeksi 163,2 ton/jam yang diambil dari 90 lapangan dimana rasio
• Dua fasa dominasi fluida ME 16% di 24 lapangan kapasitas 2,4 Mwe pembagiannya mencakup LDS menyumbang sekitar 66%, HWS 29%, dan 5%
• Dua fase dominasi fluida LE 13% di 20 lapangan kapasitas 1,9 Mwe VDS
• Satu fasa air panas 12% di 62 lapangan kapasitas 1,8 Mwe • Rasio injeksi dan produksi yang diambil dari 78 lapangan mencakup HE-LDS
• Dua fasa dominasi uap 20% di 8 lapangan kapasitas 2,9 Mwe memiliki 57% rasio produksi masa yang diinjeksikan kembali ke dalam
reservoir, sedangkan ME-LDS dan LE-LDS rasio masing masing 68% dan
82% yang diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. HWS memiliki rasio 96%
injeksi yang diinjeksikan secara langsung.
• Hubungan antara masa yang diproduksi dengan yang diinjeksikan berbeda,
dominasi VDS cenderung memiliki aliran masa kecil dibandingkan dengan
HWS, begitu pula dengan jumlah produksi dan injeksi HWS lebih tinggi dalam
melakukan keduanya
Strategi reinjeksi diberbagai sistem panas bumi:
- VDS (sistem dominasi uap)
Reinjeksi dilakukan dengan menginjeksikan uap dari kondeser lalu didinginkan di menara pendingin kemudian diinjeksikan. Selain itu,
injeksi tambahan dapat menggunakan sumber lain seperti air danau atau air sungai. Injeksi ini diduga dapat menaikan proses
pembentukan uap pada reservoir cth: Kamojang, Matsukawa, Larderello dan lapangan lainya. Pada sistem ini masa yang diinjeksikan
berkisar 20% sedangkan 80% masa hilang pada waktu pendinginan. Hal ini tidak seimbang antara masa yang diproduksi dengan injeksi,
dengan ini untuk menyeimbangkan proses tersebut dibutuhkan sumber fluida lain.