Anda di halaman 1dari 2

beku plutonik dan vulkanik.

Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar


mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro,
diorit, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan
beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih
kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi
rumah), dan dacite (Wahyu, 2003).

Adapun klasifikasi batuan berdasarkan komposisi kimia.Batuan beku disusun


oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan
beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa
oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O,
K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan
beberapa lingkungan pembentukan meineral.Analisa kimia batuan dapat
dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur
pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan
lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai
pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan
akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan
dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan.
Namun begitu sebagai catatan pengelompokan yang didasarkan kepada
susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping
prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa
kimiawi.Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan
kandungan kimia oksida (Anonim, 2014).

4
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan
lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku sebagian
besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
1. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas
(tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan
adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
2. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan
vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
3. Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar
yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur
yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan(hand speciment sample)
4. Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut
menunjukkan arah yang teratur.
5. Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-
lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
6. Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh
mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
7. Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan
batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
8. Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-
struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau
rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint
(kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar) (Anonim, 2014).

Anda mungkin juga menyukai