Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

Lesson’s Learning
Rekayasa Reservoar Panas Bumi
Dwi Wahyu H/495408
Denisa Permata Putri/500610
Faizal Razi /495151
OUTLINE

1. Aspect Natural Heat Transfer of A Geothermal System in Moderate Terrain

2. Reinjection of Greenhouse Gases Into Geothermal Reservoir

3. Reinjection in Geothermal Fields: An Update Worldwide Review 2020


ASPECT NATURAL HEAT TRANSFER OF A GEOTHERMAL
SYSTEM IN MODERATE TERRAIN
Eylem Kaya, Manfred P. Hochstein, Angus Yeh, Michae J. O'Sullivan
Permasalahan Sistem perpindahan panas bumi, pemodelan reservoar panas bumi, aliran fluida adfektif
Tujuan penelitian - Mengetagui aliran adfektif bersifat dangkal dari dua kubah lava dacite
- Mengetahui aliran adfektif pada area Waiotapu dan Rotorua
- Mengetahui manifestasi yang berkembang di lapangan Waiotapu terhadap aktivitas panas bumi yang bersifat dangkal
- Mengetahui mekanisme aliran yang menyebabkan hilangnya panas secara alami

Sumber data  
Metode penelitian - Pemodelan numerik

Objek penelitian Sistem panas bumi Waiotapu

Hasil Penelitian Pemodelan ini menyelidiki bagaimana pergerakan dari aliran panas dan air bawah permukaan. Selain itu, nilai permeabilitas harus
diketahui untuk mengetahui tekanan dan suhu yang terjadi di lapangan panas bumi. Lapangan Waiotapu di bagian timur dimana
zona titik didih berada di kedalaman 50 m rata rata hasil pengamatan menunjukan aliran panas yang dilepaskan berkisar 540 MW,
sedangkan hasil modeling berkisar 480 MW. Sistem lapangan Waiotapu mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan panas,
hal ini menyebabkan transfer panas (Uap) cenderung naik membentuk kondensasi dimana pada fase ini terjadi kehilangan panas.
Akan tetapi, setelah kondensasi terjadi proses pendidihan kembali membentuk uap, dimana fase ini terjadi proses kenaikan
temperatur.
 Dalam menentukan sebuah lapangan panas bumi dengan prospek yang baik salah satunya dengan melihat manifestasi
pada permukaan sebab itu adalah representasi dari sebuah sistem panas bumi terutama pada sistem hidrothermal
dimana semua proses yang menghasilkan manifestasi berjalan dengan baik dimana terjadinya perpindahan panas
secara konveksi antara air meteorik dengan sumber panas yang mengalir melalui zona permeabilitas yang juga disebut
heat pipe transfer kemudian terjadi proses hydrothermal dengan beberapa proses yang terjadi di dalamnya dan pada
akhirnya terbentuk manifestasi pada permukaan.
 Data konseptual model seperti sumber panas, sumber air, topographi, permeabilitas-porositas, lapisan reservoir, cap
rock yang dibuat pada saat eksplorasi sangat penting dalam membuat simulasi dalam reservoir panas bumi hal ini
dibutuhkan untuk menghitung seberapa besar potensi panas bumi yang bisa dimanfaatkan baik pemanfaatan secara
langsung maupun tidak langsung dan nantinya dibuat simulasi.
 Simulasi dibuat dalam rangka memberi gambaran tentang seberapa Panjang umur PLTP yang bias dimanfaatkan
dengan dalah satunya dengan metode numerik pada Teknik reservoir panas bumi, data yang dicatat sampai estimasi
umur adalah mulai dari data pemanfaatan area yang digunakan menyangkut buffer zone dsb, data ratio production
dengan mencari data natural heat flow (MW) dan production heat flow (MW), heat flux (Watt/m2), electricity
production (MW) dan sebagainya.
REINJECTION OF GREENHOUSE GASES INTO GEOTHERMAL
RESERVOIR
Eylem Kaya & Sadiq J. Zarrouk
Permasalahan Reinjeksi gas yang tidak terkondensasi seperti H2S dan CO2
Tujuan penelitian - Mengukur efektivitas injeksi gas tidak terkondensasi
- Mengetahui potensi dari penggunaan NCG dan air terhadap sumur pemboran serta dampaknya
Sumber data Sumber data indeks produktivitas, tekanan aliran uap maksimum, permeabilitas reservoir, residual saturasi dalam reservoir.
pemodelan
Metode penelitian Model numerik (Mensimulasikan reservoir)
- Indeks produktivitas
- Aliran massa uap
- Permeabilitas reservoir
- Residu saturasi dalam reservoar
Objek penelitian Dilakukan di 5 sumur dan diterapkan pada lapisan reservoir bagian atas. Parameter yang digunakan dalam pemodelan yaitu karakter batuan dan
isothermal langmuir (Kelarutan suatu masa dalam pori batuan). Skenario injeksi dicontohkan dengan menggunakan kelajuan masa mulai dari 130 dan 215
kg/s meliputi injeksi air dan NCG CO2 2,5 % dan H2S 0,06%.

NCG CO2 dari percobaan yang telah dilakukan menunjukan bahwa efektivitas injeksi NCg ke dalam reservoir
 Salah satu tujuan pengembangan energi panas bumi adalah mengurangi ketergantungan energi fosil karena pemakaian
kendaraan bermotor atau pemanfataan lainnya untuk menghindari efek rumah kaca oleh gas CO2 yang dihasilkan dari energi
ini sesuai dengan sustainable development goal (SDG) terutama pada point tentang energi bersih. Geothermal adalah
renewable energy dan sustainable energy dimana energinya dapat dihasilkan dengan terus menerus artinya kecenderungan
habis akan sangat kecil dan dapat digunakan dalam waktu yang sangat panjang dengan catatan dilakukan dengan pengelolaan
yang baik.
 Pada pelaksanaannya panas bumi mempunyai unsur yang berpotensi menimbulkan efek rumah kaca yaitu non-condensable-
gas (NCG) salah satunya CO2 sehingga pada pelaksanaanya energi panas bumi bisa melakukan re-injeksi dengan memasukan
unsur NCG kedalam lapisan reservoir dan hal ini sudah dilakukan oleh beberapa lapangan panas bumi yang ada di dunia.
 Beberapa penelitian menunjukan proses re-injeksi dilakukan dengan mencampur dengan fase liquid dominated system (LDS),
sehingga secara data pemanfaatan NCG ini dapat meminimalisir efek rumah kaca sangat siginifikan, pemanfaatan LDS
didunia menurut Kamila, dkk (2020) berkisar 66% dan jika proses dilakukan secara masif maka isu global tentang efek rumah
kaca pada energi panas bumi menjadi hal yang kecil dan pengelolaan limbah berbahaya akan dapat dikelola dengan baik
untuk mencapai “zero emition”.
 Pemanfaatan NCG tidak lepas dari pemahaman dari data geologi, geofisika dan geokimia (3G), dimana metode yang
digunakan untuk menghitung dan membuat simulasi adalah metode numerik pada batuan reservoir sehingga data yang
dihasilkan dalam konseptual model harus sistematik dan kompherensif.
 Dari hasil penelitian efek dari pencampuran NCG dengan LDS tidak terlalu signifikan dalam menaikan tekanan dalam
reservoir tetapi isu yang ditampikan dalam pekerjaan ini adalah kembali isu lingkungan dengan memanfaatan limbah
berbahaya dari PLTP untuk dimanfaatkan kembali sehingga tagline dari energi geothermal adalah renewable energy-
sustainable energy-recycle energy.
REINJECTION AIN GEOTHERMAL FIELDS: AN UPDATE
WORLDWIDE REVIEW 2020
Zahratul Kamila, Eylem Kaya, Sadiq J. Zarrouk
Permasalahan Bagaimana reinjeksi lapangan panas bumi dari berbagai lapangan yang ada di seluruh penjuru dunia

Tujuan penelitian - Menyelidiki dampak dari reinjeksi dari berbagai lapangan dan strategi yang dilakukan
- Seberapa dalam reinjeksi dilakukan
- Berapa jarak antara sumur reinjeksi terhadap sumur produksi
- Berapa temperatur fluida reinjeksi
- Berapa jumlah fluida yang diinjeksikan

Sumber data Sistem panas bumi dari berbagai tatanan tektonik


Metode penelitian Survei studi literatur terhadap pengembangan panas bumi di dunia

Objek penelitian Reinjeksi fluida panas bumi

Hasil Penelitian Sistem panas bumi dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori:
- Sistem air panas (Sistem dominasi air panas di dalam).
- Sistem dominasi fluida (Terjadi proses pendidihan di dalam reservoir yang berisi fluida). Terdapat subklasifikasi:
entalaphy rendah (permeabilitas reservoir relatif alami), enthalpy sedang (permeabilitas reservoir rendah dan terdapat
pendidihan lokal dekat sumur produksi, enthalpy tinggi (memiliki permeabilitas rendah dan berasosiasi dengan batuan
intrusi sebagai sumber panas utama)).
- Sistem dominasi uap (sistem dimana permeabilitas rendah terjadi penurunan tekanan sehingga membuat fase cair tidak
bergerak dan berubah menjadi uap)
 Re-injeksi secara umum merupakan tahapan yang penting dalam proses eksploitasi dalam hal ini pada PLTP sehingga
pemahaman konseptual panas bumi sangat penting, sebab perbedaan sistem panas bumi (VDS, LDS, HWS) akan memberikan
penanganan yang berbeda ketika re-injeksi walaupun belum ada ketentuan yang pasti berapa standard kedalaman dan jarak pada
re-injeksi karena semua kembali kepengetahuan dan kondisi geologi pada setiap lapangan panas bumi.
 Sumber air re-injeksi dapat diambil bukan hanya dari pemisahan air dan uap pada separator atau ketika pada cooling tower di
PLTP tapi dapat juga berasal dari air yang ada disekitar dari lapangan panas bumi. Seperti pada lapangan panas bumi Kamojang
menggunakan air tanah dan air danau, Matsukawa menggunakan air sungai dan sebagainya.
 Ukuran reinjeksi dari sistem panas bumi memiliki beberapa pendekatan untuk dilakukan:
- Memilih lokasi yang tepat agar efek dari injeksi tidak menyebabkan rembesan pada saat reinjeksi.
- Karakter sumur reinjeksi dan sumur produksi harus diketahui tekanan reservoirnya
- Sumur injeksi diletakan tidak berjauhan dari sumur produksi dan masih berada di dalam batas resistivitas clay cap
 Sebagaimana yang diketahui bahwa umumnya renewable energi khususnya energi panas bumi juga memiliki kelebihan dan
kekurangan, re-injeksi disamping memiliki kelebihan pada pemanfaatan limbah untuk digunakan lagi juga memiliki kekurangan
yang bersifat makro seperti terjadinya subsidence atau amblesan tanah jika tahap injkesi pengambilan air limbah terlalu banyak
juga mengalami uplift jika diinjeksikan terlalu berlebihan pada lapisan reservoir, aktivitas gempa yang bersifat local ketika
proses re-injeksi
Strategi reinjeksi diberbagai sistem panas bumi:
- VDS (sistem dominasi uap)
Reinjeksi dilakukan dengan kondensasi uap dan tambahan dari air permukaan karena kurangnya fluida dari sistem secara
alami serta upaya untuk menaikan proses pembentukan uap pada reservoir cth: Kamojang, Matsukawa, Larderello dan
lapangan lainya. Pada sistem ini, masa yang diinjeksikan berkisar 20% sedangkan 80% masa hilang pada waktu
pendinginan, hal ini tidak seimbang antara masa yang diproduksi, kehilangan masa dari pendinginan, dan injeksi. Sehingga
untuk menyeimbangkan itu dibutuhkan sumber fluida lain.

Pendinginan dari sistem ini yang sering terjadi yaitu tumpang tindih antara reinjeksi dengan zona imbuhan alami, sehingga
injeksi dengan tipe periferal (Tambahan) menjadi pilihan bagi sistem berelief tinggi, sedangkan relief sedang hingga rendah
injeksi dilakukan diluar lapangan atau jauh dari sumur produksi
 HE-LDS (Entalpi tinggi-sistem dominasi fluida)
Reinjeksi sistem ini hampir semua fluida diinjeksikan kembali setelah dari separator, fluida tambahan kerap kali diinjeksikan untuk menjaga arus
konveksi tetap terjadi. Injeksi parsial dimana air sisa atau limbah diinjeksikan pila, apabila injeksi tidak dilakukan maka akan terjadi penurunan uap
seperti di lapangan Cerro Prieto. Namun injeksi infield menyebabkan kontaminasi kimia, upaya mitigasi dengan memindahkan sumur injeksi diluar
batas lapangan panas bumi seperti yang terjadi di G. Salak.
Injeksi fluida dingin dalam sistem ini dapat menghasilkan pendinginan di dalam sistem lapangan panas bumi. Injeksi dalam akan memberikan
perpindahan yang baik. Injeksi dangkal dapat menyebabkan gangguan berupa kimiawi dan suhu
 ME-LDS (Entalpi menengah – sistem dominasi fluida)
Sistem ini dapat dijumpai di berbagai lapangan seperti Sarulla, Sibayak, Ulubelu, Tiwi. Injeksi parsial (terhubung) sebagai metode yang digunakan di
beberapa lapangan panas bumi. Selain itu, strategi injeksi diterapkan untuk meningkatkan pemulihan suhu dan tekanan reservoir.
Rasio antara masa yang diproduksi dan reinjeksi memiliki rasio tidak seperti kondisi awal, seperti lapangan Ulubelu memiliki laju masa produksi 4200
ton/jam sedangkan injeksi 2800 ton./jam dengan rasio 67%. Tetapi lapangan Pico alto walaupun masa produksi dan injeksi 150 ton/jam rasio100%
artinya hampir semua fluida diinjeksikan kembali dengan sempurna.
 LE-LDS (Entalpi rendah-sistem dominasi fluida)
Lapangan panas bumi bertipe ini antara lain seperti Takigami, Te Mihi, Las Pailas. Injeksi ini bertujuan menjaga tekanan reservoir, menstabilkan panas
dari dalam bumi agar tetap berproduksi. Aliran massa yang diproduksi dan yang diinjeksikan memiliki rasio yang berbeda cenderung lebih kecil, yang
dapat diartikan injeksi tidak sepenuhnya kembali ke dalam reservoir.
 HWS (Sistem air panas)
Hampir seluruh sistem HWS memiliki strategi injeksi 100%, seperti lapangan Altheim, Huabei, Bruchsal. Teknologi yang digunakan yaitu sistem biner
dengan sistem tertutup. Lokasi sumur produksi dan injeksi relatif berdekatan, di beberapa lokasi sumur injeksi diletakan berjauhan. Pendinginan dapat
terjadi saat menerapkan injeksi bersifat dangkal, sedangkan injeksi dalam dapat meningkatkan pemanasan fluida dikarenakan dekat dengan sumber
panas.
Daftar Pustaka
• Bailey, R. A., & Carr, R. G. (1994). Physical geology and eruptive history of the Matahina ignimbrite, Taupo
volcanic zone, North Island, New Zealand. New Zealand Journal of Geology and Geophysics, 37(3), 319-
344.
• Kaya, E., Hochstein, M. P., Yeh, A., & O'Sullivan, M. J. (2015). Aspects of Natural Heat Transfer of a
Geothermal System in Moderate Terrain: the Greater Waiotapu Geothermal System, New Zealand. Proc.
World Geotherm. Congr., 2015, 1-12.
• Wilson, C. J. N., Houghton, B. F., McWilliams, M. O., Lanphere, M. A., Weaver, S. D., & Briggs, R. M.
(1995). Volcanic and structural evolution of Taupo Volcanic Zone, New Zealand: a review. Journal of
volcanology and geothermal research, 68(1-3), 1-28.

Anda mungkin juga menyukai