Nenny Saptadji
SARI
Sangatlah mungkin bila aktivitas termal yang Gambar 3. Tahapan pengelolaan reservoir
ada di lapangan geotermal berubah dengan
berubahnya skenario produksi dan skenario
injeksi. Salah satu contohnya adalah di lapangan Pengelolaan reservoir geotermal dapat
Wairakei, di mana selama 35 tahun reservoir dikategorikan sebagai dilakukan dengan tepat
diproduksikan tanpa injeksi. Di Wairakei, pada apabila penyusunan target, strategi dan rencana
mulanya aktivitas termal di permukaan terdiri pengembangan PLTP dan lapangan uap
mata air panas, geyser dan fumarol. Produksi dilakukan dengan mempertimbangkan respon
menyebabkan penurunan tekanan pada reservoir terhadap produksi, serta kegiatan
kedalaman dangkal dangkal mengakibatkan pemantauan (monitoring) dan evaluasi dilakukan
terjadinya boiling penurunan ketinggian muka air; secara berkala untuk mengetahui perubahan
menyebabkan terbentuknya zona uap pada kondisi reservoir dari waktu ke waktu, agar dapat
Perencanaan Lapangan Uap (Steam Field). kondisi hutan, di samping reinjeksi, ada upaya
Salah satu hal yang dipertimbangkan dalam lain yang perlu dilakukan untuk menjaga
membuat rencana pengembangan lapangan kelangsungan produksi, antara lain adalah
uap adalah berkurangnya daerah kawasan melakukan pengelolaan air hujan sebagai
hutan. Untuk menghemat pemakaian lahan dan sumber imbuhan air utama (water recharge)
efisiensi waktu untuk pemindahan rig, dalam reservoir hidrotermal dengan membuat sumur-
satu lokasi sumur (well pad) umumnya di bor sumur resapan dangkal. Hasil kajian Yudha Artika
lebih dari satu sumur. Umumnya satu sumur bersama penulis (2011), menunjukkan bahwa
tegak, 3-4 sumur lainnya merupakan sumur pada musim hujan run-off dari air hujan di sekitar
berarah (directional well). Penempatan 4-5 area suatu lapangan panas bumi, volumenya
sumur dalam satu lokasi (pad) juga akan cukup besar.
mengefektifkan biaya karena fluida produksi
dapat dialirkan melalui pipa yang sama. Di Indonesia beberapa tahun terakhir ini run-off
Pemboran sumur berdiameter besar (bigholes), dari air hujan banyak menimbulkan
yang produksinya bisa 2-3 kali sumur standar permasalahan, yaitu banjir dan longsor di
umum dilakukan karena dapat mengurangi beberapa tempat dan pengembang seringkali
jumlah sumur yang dibor sehingga dapat dituduh sebagai penyebab permasalah tersebut.
mengurangi biaya dan juga mengurangi Untuk itu disarankan dalam perencanaan
pemakaian lahan hutan. sebaiknya dibuat juga rencana pengelolaan air
hujan. dengan membuat sumur-sumur resapan
Dilihat dari sudut pengembang (industri), dangkal. Mengingat masalah banjir yang timbul
sangatlah penting untuk menjaga kondisi hutan akibat dari run-off dari air hujan ini semakin sering
karena hutan berfungsi menahan air hujan terjadi di Indonesia, pengelolaan air hujan dengan
sehingga tidak menjadi run-off water yang akan membuat sumur-sumur resapan juga sebaiknya
mengalir ke sungai atau ke tempat lainnya. Air dijadikan program nasional.
hujan diharapkan masuk, meresap ke bawah
permukaan dan kemudian masuk ke dalam 4.2. Monitoring (Pemantauan)
reservoir sebagai recharge water. Pengalihan
fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian di Kegiatan pemantauan atau monitoring
sekitar area geotermal, tidak dikehendaki oleh merupakan bagian penting dari pengelolaan
para pengembang (industri). reservoir. Tujuan dari pemantauan adalah
mengetahui bagaimana keadaan reservoir
Mengingat kelangsungan pemanfaatan sekarang dan mengetahui perubahan yang dapat
geotermal sangat bergantung pada terjaganya terjadi. Pemantauan pada prinsipnya dilakukan
untuk menjaga agar sumber energi sustainable mengambil sampel air, (2) Melakukan survey
atau berkelanjutan. Pemantauan ini antara lain suhu permukaan tanah dan survei aliran panas.
terdiri dari pemantauan sumur produksi dan Dilaksanakan dengan pengukuran suhu
injeksi, pemantauan aktivitas termal, permukaan tanah, pengukuran aliran dan
pemantauan aktivitas termal. perkiraan aliran panas dari manifestasi
permukaan, dan (3) Mengambil foto udara untuk
Untuk mengetahui perubahan maka harus mengidentifikasi perubahan aktivitas termal yang
dilakukan berbagai pengukuran untuk besar/signifikan
mengetahui (1) kondisi awal (base line) dan (2)
kondisi saat reservoir dieksploitasi (produksi dan Pemantauan manifestasi permukaan, seperti
injeksi). Kondisi awal meliputi: (1) tekanan dan geyser, mata air panas, kolam air panas dll.
temperatur di reservoir, (2) kandungan fluida Parameter yang perlu dimonitor dari geyser
dalam reservoir, (3) tekanan dan temperatur adalah ketinggian erupsi, interval antar erupsi
didalam sumur, (4) kemampuan produksi sumur, serta lamanya erupsi. Sedangkan dari mata air
(5) kandungan kimia dalam fluida, (6) sifat batuan panas yang perlu dimonitor adalah laju alir masa
disekitar lubang sumur. air, temperatur dan kandungan kimia.