Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6 1

Analisa Pengaruh Penambahan Regenerator


Pada Sistem Turbin Gas Siklus Terbuka
Sederhana (Studi Kasus PT. Indonesia Power
UBP Pemaron Singaraja Bali)
Ahmed Sofan Dhana dan Ir. Kadarisman
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: kadarisman@me.its.ac.id

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui produksi industri – industri tersebut memerlukan energi listrik.
keandalan dari pembangkit listrik adalah effisiensi thermal Sejalan dengan tuntutan keadaan maka kapasitas produksi
pembangkit. Pada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Pemaron akan meningkat dan mengakibatkan bertambahnya permintaan
Singaraja menggunakan siklus terbuka sederhana. Siklus terbuka
sederhana memiliki kelemahan dalam effisiensi pembangkit yaitu energi. Tambahan suplai energi ini belum termasuk dari
effisiensinya yang rendah. Hal ini disebabkan karena temperatur gas semakin bertambahnya jumlah rumah penduduk dan industri
buang yang bertemperatur tinggi tidak lagi dimanfaatkan. Jika kecil. Tidak dapat dipungkiri energi listrik menjadi salah satu
energi yang terkandung pada gas buang ini dimanfaatkan maka kebutuhan saat ini. Oleh karena itu, keandalan serta effisiensi
dapat meningkatkan effisiensi pembangkit dan kerja dari pembangkit dari pembangkit listrik harus dapat ditingkatkan agar tetap
akan lebih optimal. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu jenis
meningkatkan effisiensi dan mengoptimalkan kinerja pembangkit
listrik melalui pemanfaatan gas buang yaitu dengan menggunakan pembangkit listrik yang ada di Indonesia adalah pembangkit
komponen penukar panas. Komponen ini biasa disebut dengan listrik tenaga gas (PLTG).
regenerator. Dalam artikel ini, regenerator akan digunakan untuk Komponen utama penyusun PLTG adalah kompresor, ruang
mengetahui pengaruhnya terhadap effisiensi pembangkit, konsumsi bakar dan turbin. Fluida kerjanya merupakan udara bebas dari
bahan bakar, kalor masuk ruang bakar dan temperatur masuk ruang lingkungan sekitar. Bahan bakar yang digunakan pada PLTG
bakar. Dalam artikel ini tidak akan melakukan perancangan Pemaron adalah high speed diesel (HSD). Udara terkompresi
regenerator. Parameter utama pada regenerator adalah effektifitas
regenerator dalam memanfaatkan gas buang atau memindahkan dan bahan bakar ini tercampur didalam ruang bakar kemudian
panas. Regenerator yang umum digunakan pada turbin gas memiliki gas hasil pembakaran ini akan menggerakkan turbin. Dari
nilai effektivitas antara 60% sampai 80%. Berdasarkan nilai ini putaran turbin akan memutar generator sehingga akan
kemudian akan dilakukan analisa mengenai data – data yang sudah dihasilkan tenaga listrik. Prinsip kerja turbin gas adalah
disebutkan sebelumnya. Setelah penambahan regenerator beberapa mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik yang akan
nilai temperatur masuk dan keluar di setiap komponen utama akan menggerakkan generator. Keuntungan penggunaan turbin gas
mengalami perubahan kecuali pada kompresor dan turbin. Dari
tugas akhir ini didapatkan nilai effisiensi meningkat dari rata – rata sebagai pembangkit tenaga listrik adalah mudah diinstal,
awal sebesar 24,29% sedangkan setelah penambahan regenerator proses kerja tidak rumit, dimensi relatif kecil dan yang utama
menjadi 52,23% untuk nilai effektivitas regenerator terendah yaitu turbin gas cocok untuk mengatasi beban puncak.
50% dan pada nilai effektivitas regenerator tertinggi yaitu 80% Turbin gas siklus terbuka dimana gas panas yang telah
effisiensi thermal bernilai 60,27%. Untuk tingkat konsumsi bahan diekspansikan dari turbin akan dibiarkan keluar melalui
bakar mengalami perubahan dari rata – rata awal 0,39 ltr/kwh, cerobong asap. Sedangkan siklus tertutup adalah dimana gas
setelah penambahan regenerator menjadi 0,1768 ltr/kwh untuk nilai bekas tersebut digunakan untuk memanaskan fluida kerja yang
effektivitas regenerator terendah 50% dan pada nilai effektivitas
lain misalnya air sehingga akan terjadi sistem pembangkit
regenerator tertinggi 80% konsumsi bahan bakar menjadi 0,1532
ltr/kwh. Nilai – nilai tersebut juga dapat diketahui dalam bentuk listrik tenaga gas-uap, sistem ini biasa disebut combine cycle.
grafik. Alternatif lain pemanfaaatan gas buang adalah digunakan
untuk memanaskan udara hasil kompresi sebelum masuk ke
Kata Kunci — effektivitas regenerator, effisiensi thermal, ruang bakar, sistem ini biasa disebut dengan siklus regenerasi
konsumsi bahan bakar, PLTG, regenerator. dengan komponennya disebut regenerator.
Adapun permasalahan pada saat ini adalah bagaimana
memanfaatkan gas buang yang masih memiliki temperatur
I. PENDAHULUAN
tinggi sehingga tidak akan terjadi kerugian pada proses

S aat ini Indonesia dapat dikatakan merupakan salah satu


negara berkembang, dimana banyak industri yang
pembangkitan listrik tersebut. Dari data logsheet operasional
pembangkit diketahui bahwa temperatur keluar turbin yang
melakukan proses produksinya di Indonesia. Semua proses dibuang ke atmosfer berkisar pada 400OC – 500OC. jika
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2

Gambar 2 Sistem turbin gas sederhana

Siklus turbin gas ini ada 2 macam yaitu siklus ideal dan
Gambar. 1. Ilustrasi sederhana pembangkit listrik tenaga gas aktual. Siklus ideal pada sistem tersebut tidak terdapat
menurut data commissioning perusahaan pada tahun 2004 kebocoran maupun penurunan tekanan pada regenerator.
temperatur rata – rata gas buang pembangkit ini adalah 469,37 Siklus regeneratif ideal mempunyai nilai effectiveness sama
O
C. Temperatur outlet ini sangat tinggi jika harus dibuang dengan 1 dan akan menaikkan temperatur keluar kompresor
begitu saja ke atmosfer. Usaha untuk memanfaatkan sama dengan temperatur gas buang keluar heat exchanger
temperatur ini adalah dengan menambahkan heat recovery yang menuju ke cerobong serta temperatur keluar heat
steam regenerator (HRSG) atau regenerator pada pembangkit exchanger yang menuju ke ruang bakar sama dengan
yang sudah ada. Berdasarkan pengamatan dilokasi pembangkit temperatur outlet turbin. Sedangkan siklus aktual banyak
listrik karena keterbatasan lahan dan pembangkit listrik tidak pertimbangan yang tidak dapat diabaikan[10] yaitu nilai
bekerja selama 24 jam penuh maka dipilihlah penggunaan effectiveness kurang dari 1, terjadi kebocoran pada seal aliran
regenerator. Dengan penambahan regenerator diharapkan fluida yang melintasi heat exchanger dan terjadi penurunan
mampu meningkatkan effisiensi siklus pembangkit. tekanan pada setiap laluan pada regenerator.
Regenerator digunakan untuk memanaskan gas hasil kompresi B. Regenerator
sebelum masuk ruang bakar maka diharapkan juga mampu
Merupakan jenis heat exchanger yang terdiri dari matrik –
mengurangi konsumsi bahan bakar.
matrik dimana aliran panas dan dingin mengalir secara
Analisa yang akan dilakukan nantinya berupa perhitungan
berkala. Pertama kali aliran panas akan memberikan panas
temperatur masuk dan keluar pada masing – masing
komponen, effisiensi thermal pembangkit listrik setelah pada regenerator. Kemudian aliran fluida dingin akan
dilakukan penambahan regenerator, laju alir massa bahan melintasi pada saluran yang sama untuk menyerap panas yang
bakar, kalor masuk ruang bakar, temperatur masuk ruang terdapat pada regenerator. Tipe regenerator yang digunakan
bakar, nilai effektivitas dari regenerator dan specific fuel pada artikel ini adalah rotary regenerator, regenerator ini
consumption (SFC). dapat dilihat pada Gambar 3 (a) dan (b). Rotary regenerator
atau dapat disebut sebagai hot wheel atau air preheater
merupakan sebuah disk berongga yang berukuran cukup besar,
II. URAIAN PENELITIAN dibuat dari material yang mempunyai kapasitas panas tinggi
A. Dasar Teori dan berputar antara sisi panas dan dingin secara bergantian
Turbin siklus regeneratif adalah modifikasi dari siklus (satu sisi fluida panas dan sisi lainnya fluida dingin). Alat ini
turbin gas terbuka sederhana dengan menambahkan heat dapat digunakan untuk batas temperatur yang tinggi pada
exchanger untuk manfaat panas gas buang. Panas gas buang temperatur gas buang.
akan digunakan untuk meningkatkan temperatur gas yang
akan masuk ke ruang bakar sehingga akan diperoleh
temperatur pembakaran yang maksimal karena temperatur
inlet ruang bakar sudah tinggi maka akan terjadi penghematan
bahan bakar untuk meningkatkan temperatur outlet ruang
bakar sesuai dengan yang diinginkan. Heat exchanger yang
digunakan adalah tipe regenerator. Penambahan regenerator
pada turbin gas atau pembangkit listrik tenaga gas akan
meningkatkan performa dari sistem pembangkit. Gambar 2
menunjukkan sistem pembangkit listrik dengan regenerator.
(a)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3

material regenerator dengan fluida yang mengalir. Penurunan


tekanan ini dapat terjadi disetiap saluran yang menjadi laluan
dari fluida tersebut yaitu pada saluran udara terkompresi, pada
ruang bakar, pada saluran gas buang dan pada regenerator itu
sendiri.

4. Konsumsi Daya Regenerator


Regenerator pada dasarnya membutuhkan daya untuk
memutar inti (core) regenerator dari satu aliran ke aliran
lainnya. Jika dibandingkan dengan daya output turbin maka
(b) daya ini cukup kecil karena regenerator pada umumnya
Gambar 3. Rotary heat exchanger atau heat wheel berputar dengan kecepatan ± 0,5 rpm – 3 rpm[9].

Rotary regenerator secara khusus digunakan pada


perpindahan panas antara fluida gas dengan gas dan utamanya
pada aplikasi sistem heat recovery. Peralatan ini terdiri dari III. PERHITUNGAN
rotor yang biasanya terbuat dari material yang bergelombang. Persamaan yang digunakan pada pembahasan artikel ini
Rotor ini berputar lambat. Sedangkan pada permukaan sebagai berikut :
perpindahan panas yang dilalui aliran fluida biasanya terbuat
dari material baja yang tersusun secara sel-sel (struktur 1. Perhitungan pada Kompresor
matriks). Ketika gas panas mengalir pada saluran regenerator, Ẇcomp = ṁudara * (h 2 – h 1 ) (kW) .......…….… 1
energi thermal disimpan pada dinding – dinding matriks.
Selama gas dingin mengalir pada laluan yang lain maka energi dimana : h 1 = entalpi masuk kompresor (kJ/kg)
h 2 = entalpi keluar kompresor (kJ/kg)
panas akan dipindahkan ke fluida dingin. Fluida panas dapat
ṁudara = laju alir massa udara (kg/s)
berada pada laluan fluida dingin karena perputaran rotor
regenerator. Hal ini berlangsung secara terus menerus[7].
2. Perhitungan Pada Ruang Bakar
2.1 Perhitungan Temperatur Masuk Ruang Bakar
C. Parameter Performa Regenerator[3]
T3 = T2 + ε ( T5 - T2 ) (K) ………............. 2
Parameter pada regenerator diantaranya yaitu :
1. Heat Transfer
dimana : T 2 = temperatur keluar kompresor (K)
Heat transfer merupakan indikator untuk mengetahui
T 5 = temperatur keluar turbin (K)
seberapa effektif regenerator dalam memindahkan panas. ε = effectiveness regenerator, bernilai 0,50 ; 0,60
Semakin besar perpindahan panas menandakan bahwa ; 0,70 ; 0,80
regenerator bekerja dengan baik. Dengan semakin baiknya
kerja regenerator maka akan menghasilkan nilai effisiensi 2.2 Perhitungan Kalor Masuk Ruang Bakar
siklus turbin gas regeneratif yang lebih tinggi. Pada
regenerator dikenal istilah regenerator effectiveness.
in = [(ṁfuel + ṁudara )*h4] – (h3 * ṁudara ) (kW) ………..
Effectiveness merupakan parameter kemampuan dari 3
regenerator untuk memindahkan panas dari fluida panas ke = ṁfuel * LHV (kW) …..…………………...... 4
in
fluida dingin. Nilai effektivitas ini berkisar antara 0 – 1. Nilai
effektivitas 0 menunjukkan bahwa tidak terjadi perpindahan dimana : h 3 = entalpi masuk ruang bakar (kJ/kg)
panas pada regenerator. Sedangkan jika bernilai 1 merupakan h4 = entalpi keluar ruang bakar (kJ/kg)
suatu keadaan yang sempurna dari regenerator karena mampu ṁfuel = laju alir massa bahan bakar (kg/s)
memindahkan seluruh energi panas, namun keadaan ini tidak LHV = low heating value, nilai kalor bawah bahan
mungkin tercapai dalam kondisi nyata karena banyaknya bakar didapat dari data perusahaan yaitu
faktor yang mempengaruhi dari kerja regenerator. 10.900 kcal/kg = 45636 kJ/kg.

2. Kebocoran Fluida 2.3 Perhitungan Air Fuel Ratio (AFR) [11]


Gas turbin regeneratif harus mempunyai tingkat kebocoran
fluida yang rendah pada saat terjadi perpindahan panas untuk AFR = ………………………….…… 5
mencapai perpindahan panas yang maksimum. Oleh sebab itu
perlu dipasang segel untuk mencegah kebocoran ini.
dimana : ṁudara = laju alir massa udara (kg/s)
Kebocoran ini terjadi pada bagian inti (core) regenerator.
ṁfuel = laju alir massa bahan bakar (kg/s)
3. Penurunan Tekanan 2.4 Perhitungan Laju Alir Massa Bahan Bakar
Penurunan tekanan terjadi karena adanya gesekan antara
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4

ṁfuel = kg/s dimana : Ẇturbin = kerja turbin (kW)


Ẇcomp= kerja kompresor (kW)
……………...…. 6
7. Effisiensi Thermal Sistem
3. Perhitungan pada Turbin

Ẇturbin / ṁfg = h 4 – h 5 (kJ/kg) …….... 7 η thermal = % ………………………….. 14


Ẇturbin = ṁfg * (h 4 – h 5 ) (kW) ………… 8
dimana : Ẇnett = kerja netto sistem (kW)
dimana : Ẇt = kerja turbin (kW)
h 4 = entalpi masuk turbin (kJ/kg) = kalor masuk ruang bakar (kW)
h 5 = entalpi keluar turbin (kJ/kg)
ṁfg = laju alir massa flue gas (kg/s) 8. Konsumsi Spesifik Bahan Bakar
Untuk nilai entalpi masuk dan keluar turbin didapat dari
perhitungan standar ASME PTC22 – 2005[1] SFC = kg/kwh ……..…….… 15

4. Perhitungan pada Regenerator


4.1 Kalor Yang Mampu Dipindahkan Regenerator[8] SFC = x Ltr/kwh …….….… 16
regen / ṁfg = cp fg * (T 5 – T 6 ) (kJ/kg) ….. 9
regen = ṁfg * cp fg * (T 5 – T 6 ) (kw) …… dimana : SG adalah specific gravity bahan bakar yang
10 bernilai 0,8498 kg/ltr

dimana : Q regen = kalor yang dipindahkan IV. ANALISA GRAFIK


T5 = temperatur masuk regenerator
(Kelvin) Dari hasil perhitungan diperoleh nilai – nilai yang
T6 = temperatur keluar regenerator menunjukkan indikator yang dibutuhkan dalam analisa
(Kelvin) penambahan regenerator. Data – data tersebut ditampilkan
cp fg = kalor jenis flue gas (kJ/kg.K) dalam bentuk grafik sebagai berikut :

4.2 Perhitungan Temperatur Fluida Panas Keluar


Regenerator[8]

T6 = T5 - (K) ..………………...…..
11

dimana : T 6 = temperatur fluida panas keluar regenerator (K)


T 5 = temperatur fluida panas masuk regenerator (K)
C cold = kalor jenis fluida dingin (kW)
C hot = kalor jenis fluida panas (kW)
Gambar 4. Grafik perbandingan effisiensi thermal siklus
5. Perhitungan Cerobong Asap[4]
Tren grafik Gambar 4 dari hari ke hari fluktuatif hampir
T7 = (Kelvin) ………. 12 tidak ada yang konstan hal ini disebabkan salah satunya
karena daya output yang selalu berubah setiap harinya. Selain
itu dapat diketahui bahwa semakin besar nilai effektivitas
dimana : T 7 = temperatur keluar cerobong asap (K) regenerator akan dihasilkan nilai effisiensi thermal sistem
yang semakin besar. Sebaliknya saat menggunakan nilai
P atm = tekanan udara bebas (atm) effektivitas regenerator yang rendah nilai effisiensi thermal
ρ air-ins = densitas udara didalam stack (kg/m3) sistem rendah.
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
T 6 = temperatur flue gas masuk stack (K)
H 2 = tinggi cerobong asap (meter)
H 1 = tinggi saluran masuk flue gaspada stack
(meter)

6. Perhitungan Kerja Netto Sistem

Ẇnett = Ẇturbin - Ẇcomp (kW) ………………... 13


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa


temperatur masuk ruang bakar mengalami peningkatan, hal
ini akan mengakibatkan kalor masuk ruang bakar juga akan
mengalami penurunan seperti terlihat pada Gambar 8.

Gambar 5. Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar

Pengaruh lain dari penambahan regenerator adalah


semakin rendahnya nilai specific fuel consumption (SFC).
Hal ini disebabkan karena ruang bakar membutuhkan lebih
sedikit bahan bakar untuk memanaskan fluida kerja hingga Gambar 8. Grafik perbandingan kalor masuk ruang bakar
mencapai temperatur kerja turbin yang diharapkan. Hal ini
dapat diketahui dari Gambar 5 diatas. Berkurangnya suplai Penggunaan regenerator disebabkan karena temperatur
bahan bakar yang masuk ruang bakar dapat diketahui dari gas buang yang dilepas ke atmosfer masih terlalu tinggi dan
Gambar 6. Pada grafik tersebut diketahui bahwa terjadi masih dapat dimanfaatkan. Dengan adanya regenerator
perbedaan yang signifikan saat dilakukan penambahan maka temperatur keluar cerobong asap akan jauh berkurang.
regenerator. Tren grafik yang masih berfluktuasi juga masih Grafik pada Gambar 9 menunjukkan perbandingan
disebabkan karena perubahan daya output dari hari ke hari. temperatur keluar cerobong asap sebelum dan sesudah
Semakin besar daya output maka bahan bakar yang penambahan regenerator. Dengan semakin meningkatnya
dibutuhkan semakin banyak. Pada Gambar 7, terlihat bahwa effektivitas regenerator maka temperatur gas buang akan
dengan penambahan regenerator dihasilkan temperatur semakin rendah karena sebagian besar panas sudah
masuk ruang bakar yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan dipindahkan ke udara terkompresi melalui regenerator.
karena udara terkompresi telah mengalami pemanasan Temperatur keluar cerobong asap memiliki standar tidak
dengan memanfaatkan temperatur flue gas. Meningkatnya boleh kurang dari 150OC karena jika kurang dari temperatur
temperatur masuk ruang bakar merupakan awal dari tersebut maka dikhawatirkan akan ada polutan yang
peningkatan effisiensi thermal sistem. tertinggal pada saluran gas buang dan dinding cerobong
asap. Polutan ini tidak terbawa keluar karena pada
temperatur dibawah 150OC, polutan seperti sulfur berubah
fase dari gas menjadi cair dan akan menempel pada saluran
gas buang. Jika polutan ini dibiarkan maka akan
menimbulkan kerusakan pada saluran gas buang salah
satunya dapat berupa korosi.

Gambar 6. Grafik perbandingan mass flow rate bahan bakar

Gambar 9. Grafik perbandingan temperatur keluar cerobong asap

Penambahan regenerator mampu memberikan


penghematan sebesar Rp. 33.688.142,- sampai dengan Rp.
42.856.254,- untuk pembelian bahan bakar HSD. Selain itu
penambahan regenerator tentu membutuhkan biaya investasi
Gambar 7. Grafik perbandingan temperatur masuk ruang bakar
yang tidak sedikit maka dengan penghematan tersebut
dibutuhkan 7 tahun untuk mencapai break even point jika
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6

digunakan regenerator dengan effectiveness 50% dan 9 tahun [6] Dietzel, Fritz, 1980, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Jakarta :Penerbit
Erlangga.
jika effectiveness regenerator 80%. Gambar 10 merupakan [7] Ghodsipour, N & Sadrameli, M, 2002, “Experimental and Sensitivity
perbandingan yang dikeluarkan untuk biaya bahan bakar. Analysis of a Rotary Air Preheater for The Flue Gas Heat Recovery”,
Postgraduate School of Engineering, Tarbiat Modarres Unversity, Iran.
[8] Incropera Frank P. & Dewitt David P, “Fundamentals of Heat and Mass
Transfer Fifth Edition”, John Wiley and Sons.
[9] Kuppan, T, 2000, “Heat Exchanger Design Handbook”, Marcel
Dekker,Inc.
[10] Makapuan, Rocky Samuel Yulianto, 2002, “Analisa Teknis dan
Ekonomis Terhadap Kemungkinan Penambahan Regeneratif Cycle pada
Sistem Turbin Gas Siklus Terbuka Sederhana di Cinta Natomas Barge
Milik Repsol YPF. Maxus SES”, Surabaya : Teknik Sistem Perkapalan
FTK – ITS.
[11] M.M Rahman dkk, 2010, “Thermal Analysis of Open-Cycle Regenerator
Gas Turbine Power-Plant”, World Academy of Science, Engineering
and Technology.
[12] Moran, Michael. J & Howard N. Shapiro, 2004 “Termodinamika Teknik
Jilid 2”, Jakarta : Erlangga.
[13] P. Boyce, Meherwan, 2006, “Gas Turbine Engineering Handbook 3rd
Edition”, Gulf Professional Publishing.
Gambar 10. Grafik perbandingan biaya pembelian bahan bakar [14] Raja, A.K, Amit Prakash Srivastava & Manish Dwivedi, 2006, “Power
Plant Engineering” , New Delhi : New Age International (P) Ltd.
Publisher.

V. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan analisa grafik yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
regenerator bermanfaat untuk operasional pembangkit listrik.
Dari sisi engineering penggunaan regenerator dapat
meningkatkan effisiensi thermal dan mampu menghemat
sejumlah bahan bakar. Sedangkan dari sisi ekonomi juga
menguntungkan karena mampu menghemat biaya untuk
pembelian bahan bakar. Pemasangan regenerator dengan nilai
effektivitas yang lebih tinggi memerlukan biaya manufaktur
yang lebih besar maka hal ini yang harus dijadikan
pertimbangan utama dari pihak perusahaan. Selain itu, analisa
dalam artikel ini masih kurang mendalam karena tidak
menyertakan analisa perancangan regenerator oleh sebab itu
akan lebih baik pada penelitian selanjutnya disertakan analisa
mengenai perancangan regenerator

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir.
Kadarisman karena telah membimbing dan memberikan
banyak masukkan kepada penulis dalam penyelesaian artikel
ilmiah ini. Tidak lupa juga kepada Bapak Bambang
Sudarmanta, Bapak Ary Bachtiar dan Bapak Is bunyamin
selaku dosen pembahas. Kepada teman – teman laboraturium
Perpindahan Panas dan Massa dan semua pihak yang berkenan
meluangkan waktu untuk diskusi bersama. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

[1] American Society of Mechanical Engineers, 2005, “Gas Turbine


Performance Test Code ASME PTC – 22”, New York.
[2] Bathie, Willian W., 1996, “Fundamental of Gas Turbines 2nd Edition”,
Iowa : John Wiley and Sons.inc.
[3] Beck, Douglas Stephen & David Gordon Wilson, 1996, “Gas-Turbine
Regenerators”, New York : International Thompson Publishing.
[4] CIBSE guide Applications Manual AM10 Natural Ventilation in Non-
Domestic Buildings (1997)
[5] Cohen, H., Rogers &GFC. Saravanmutto, 1991, “Gas Turbine
Theory3rd Edition”, Singapore : Longman Scientific & Technical.

Anda mungkin juga menyukai