Anda di halaman 1dari 12

Tugas Individu Sistem Utilitas II

DISUSUN OLEH :
NAMA : YOGI PRATAMA
NIM : 03031181320024
KELAS : B

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
1. Perbedaan Reheat dan Regenerasi

SUPERHEAT DAN REHEAT


Superheat adalah proses dimana uap air sebelum memasuki turbin berada pada kondisi panas
lanjut (superheat).
Untuk mendapatkan kondisi ini biasanya uap dipanaskan dengan alat yang bernama
superheater.
Kombinasi boiler dengan superheater disebut steam generator.
Efisiensi termal dengan uap superheat lebih tinggi dari yang tanpa superheat karena
temperatur rata-rata kalor yang masuk lebih tinggi.
Reheat merupakan modifikasi sistem superheat dimana uap tidak berkespansi pada turbin
ke tekanan kondenser melainkan pertama-tama uap berekspansi pada turbin pertama ke
tekanan antara steam generator dan tekanan kondenser, kemudian uap dipanaskan, setelah
itu uap berekspansi pada turbin tingkat kedua sampai tekanan kondenser.
Tujuan reheat adalah meningkatkan kwalitas uap pada sisi keluar turbin.

Siklus reheat ideal superktritis diperlihatkan pada gambar berikut dimana tidak ada
perubahan fasa yang terjadi selama pemberian kalor dari 6 ke 1.
 SIKLUS DAYA UAP REGENERATIF
Tujuan siklus ini adalah meningkatkan temperatur rata-rata air yang masukkedalam boiler.
Pemanas/heater Air Umpan Terbuka

Regenerasi dilakukan dengan menggunakan heater air umpan, yaitu sebuah penukar kalor
(heat exchanger) jenis kontak dimana aliran dari suhu yang berbeda bercampur sehingga
menghasilkan aliran dengan temperatur menengah.
Uap masuk ke turbin tingkat pertama pada kondisi 1 dan berekspansi ke kondisi 2 dimana
sejumlah aliran diambil dan dimasukkan ke heater air umpan terbuka pada tekanan p2.
Sisa uap akan memasuki turbin tingkat kedua menuju ke tingkat 3. Uap yang berupa
cairan jenuh ini kemudian dipompa dari kondisi 4 ke heater air umpan pada kondisi 5. Dari
heater keluar aliran yang sudah bercampur untuk kemudian dipompa ke boiler.
Pada siklus ini energi diberikan pada dari kondisi 7 ke kondisi 1 dan bukan dari kondisi a
ke 1 sehingga jumlah energi untuk memanaskan air bisa dikurangi.

2. Perbedaan Package Boiler dengan HRSG


a. Package Boiler
Package boiler adalah jenis boiler yang menggunakan bahan bakar langsung
dari gas. Package boiler juga memiliki banyak variabel penting beberapa diantaranya
adalah suhu dan laju aliran.

Ciri -ciri dari packaged boilers adalah:


o Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
o Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
o Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.
o Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
lebih baik.
o Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
lainnya.

Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya – yaitu berapa


kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang
paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire-
tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

b. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)


Steam Generator (HRSG) merupakan pembangkit uap yang digunakan untuk
mensuplai kebutuhan steam turbine. Ada dua tipe combined cycle yang dibedakan
dari jenis HRSG, yaitu: CC plant dengan pembakaran terbatas dan CC plant dengan
pembakaran maksimum. CC plant dengan pembakaran terbatas bertujuan untuk
menaikkan temperatur exhaust gas turbine hingga 800o hingga 900 oC. Hal ini
menaikkan kondisi uap dan mengakibatkan peningkatan efisiensi steam cycle. Pada
CC plant pembakaran maksimum, dilakukan pembakaran bahan bakar semaksimum
mungkin tergantung availibilitas kandungan oksigen pada keluaran gas turbine.
Steam cycle biasanya menggunakan tipe konvensional dengan reheat dan
regeneration. Keluaran gas turbine yang panas digunakan sebagai udara
pembakaran dan air preheater tidak diperlukan, namun fresh air fan juga disediakan
apabila GT tidak beroperasi sehingga meningkatkan availibitas unit. Namun,
pembakaran yang terlalu besar pada CC plant akan menaikkan temperatur inlet GT
yang dapat mengakibatkan penurunan efisiensi. Oleh karena itu aplikasinya sangat
tebatas dan lebih disukai menggunakan CC plant yang ringkas seperti pada tipe
pembakaran terbatas.

3. Perbedaan Kogenerasi dan Combined Cycle


Kogenerasi
Sistim kogenerasi adalah serangkaian atau pembangkitan secara bersamaan
beberapa bentuk energi yang berguna (biasanya mekanikan dan termal) dalam satu
sis tim yang terintegrasi. Sistim CHP terdiri dari sejumlah komponen individu – mesin
penggerak (mesin panas), generator, pemanfaatan kembali panas, dan sambungan
listrik – tergabung menjadi suatu integrasi. Jenis peralatan yang menggerakkan
seluruh sistim (mesin penggerak) mengidentifikasi secara khusus sistim CHPnya.
Mesin penggerak untuk sistim CHP terdiri dari mesin reciprocating, pembakaran atau
turbin gas, turbin uap, turbin mikro dan sel bahan bakar. Mesin penggerak ini dapat
membakar berbagai bahan bakar, yaitu gas alam, batubara, minyak bakar, dan bahan
bakar alternatif untuk memproduksi daya poros atau energy mekanis. Meskipun
umumnya energi mekanis dari mesin penggerak digunakan untuk menggerakkan
generator untuk membangkitkan listrik, tetapi dapat juga digunakan untuk
menggerakkan peralatan yang bergerak seperti kompresor, pompa, dan fan. Energi
termal dari sistim dapat digunakan untuk penerapan langsung dalam proses atau
tidak langsung untuk memproduksi steam, air panas, udara panas untuk
pengeringan, atau air dingin/ chilled water untuk proses pendinginanan.
Jenis-Jenis Sistim Kogenerasi:
a) Sistim Kogenerasi Turbin Uap
- Turbin Steam Tekanan Balik
- Ekstraksi Kondensasi Turbin Uap
b) Turbin Gas Sistim Kogenerasi
- Turbin gas siklus terbuka sistim kogenerasi
- Sistim kogenerasi turbin gas siklus tertutup
c) Sistim Kogenerasi Mesin Reciprocating

Keuntungan Kogenerasi
Seperti sudah digambarkan diatas, keuntungan penggunaan sistim kogenerasi
adalah sebagai berikut:
o Meningkatkan efisiensi konversi energi dan penggunaannya.
o Emisi lebih rendah terhadap lingkungan, khususnya CO2, gas rumah kaca
utama.
o Dalam beberapa kasus, digunakan bahan bakar biomas dan beberapa limbah
seperti limbah pengolahan minyak bumi, limbah proses dan limbah pertanian
(dengan digester anaerobik atau gasifikasi). Bahan ini akan menjadi bahan
bakar pada sistim kogenerasi, meningkatkan efektivitas biaya dan mengurangi
tempat pembuangan limbah.
o Penghematan biaya yang besar menjadikan industri atau sektor komersial lebih
kompetitif dan juga dapat memberikan tambahan panas untuk pengguna
domestik.
o Memberikan kesempatan lebih lanjut untuk membangkitkan listrik lokal yang
didesain sesuai kebutuhan konsumen local dengan efisiensi tinggi, menghindari
kehilangan transmisi dan meningkatkan fleksibilitas pada sistim penggunaan.
Hal ini khususnya untuk penggunaan baha n bakar gas alam.
o Suatu kesempatan untuk meningkatkan diversifikasi plant pembangkit, dan
menjadikan persaingan pembangkitan. Kogenerasi menyediakan sesuatu
kendaraan terpenting untuk promosi pasar energi yang liberal.

Combined Cycle
Pada keadaan combined cycle pada umumnya terdiri dari beberapa turbin
gas dimana energi sisa pada gas buangnya akan dimanfaatkan kembali untuk
pemanasan air di Heat Recovery Steam Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap
yang akan digunakan untuk pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin Generator
(STG). Penggunaan sistem combined cycle ini lebih efesien dan mampu menghasilkan
daya yang lebih besar dengan cost yang rendah.
Tujuan utama dari pembangkit kombinasi yaitu untuk meningkatkan efisiensi
termal yang cukup tinggi mencapai 50 %. Hal ini dikarenakan pertumbuhan akan
energi listrik yang meningkat pesat. Sedangkan penggunaan turbin gas sebagai
pembangkit energi listrik (PLTG) mempunyai efisiensi termal rendah yaitu 30 % dan
pembangkit tenaga uap (PLTU) memiliki efisiensi termal 35 %. Sehingga dibutuhkan
suatu pembangkit listrik dengan siklus kombinasi yang menghasilkan energi lebih
besar.
Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang berdiri sendiri
(simple cycle) atau bergandengan dengan turbin uap (combined cycle) pada sisi suhu
tingginya. Turbin uap (combined cycle) memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai
sumber panasnya. Turbin uap dianggap sebagai mesin pembakaran luar (external
combustion), dimana pembakaran terjadi diluar mesin. Energi termal dipindah ke
uap sebagai panas.

Dengan menggabungkan siklus tunggal PLTG menjadi unit pembangkit siklus


kombinasi (PLTGU) maka dapat diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya:
o Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biayaoperasi (Rp/kWh) lebih rendah
dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
o Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) lebih rendah
o Pembangunannya relatif cepat
o Kapasitas dayanya bervariasi dari kecil hingga besar
o Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan
o Fleksibilitasnya tinggi
o Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi lahan
lebih sedikit.
o Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan
pengoperasian.
o Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1 blok
PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
o Prosedur pemeiliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya
fasilitas sistem diagnosa.

Skema siklus PLTGU dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

4. Perbedaan Top Cycle dan Bottoming Cycle

Terdapat dua konsep cogeneration : topping cycle (daur atas) dan bottoming cycle
(daur bawah).
Instalasi daur atas memanfaatkan peralatan konversi energi untuk pertama-
tama membangkitkan tenaga listrik dan kemudian memanfaatkan energi panas
untuk pembuatan uap. Sistem konversi energi yang dimanfaatkan sistem daur atas, an
tara lain mesin disel, turbin gas, tenaga uap dan lain-lain.
Suatu instalasi daur bawah tidak menggunakan peralatan energi, tetapi
memanfaatkan panas terbuang untuk pembangkit tenaga listrik. Sistem konversi
energi yang menggunakan daur bawah adalah pembangkit tenaga uap dan mesin
organik Rankine.
Setiap pasar energi dengan sistem cogeneration mempunyai rasio yang unik
antarakebutuhan listrik dan kebutuhan uap, Untuk industri yang intensif, rasio yang
umumadalah 50:1 (50 kW listrik untuk setiap seribu pon-pound uap). Banyak dari
sistemkonversi yang sebelumnya disebut mampu memberikan rasio yang lebih tinggi
(misalnyamemproduksi listrik yang berlebihan bila semua kebutuhan uap dapat
dipenuhi darisistem cogeneration). Hal ini merupakan pembanding yang penting
dalam
memilih peralatan cogeneration, karena setiap kelebihan tenaga listrik hendaknya dap
at dijualkepada konsumen lokal, agar dihasilkan suatu skala ekonomi yang baik.
Bilamanana haltersebut tidak mungkin, proyek dapat menemui kesulitan ekonomi.
Berbagai jenis sistemkonversi energi, hubungannya dengan cogeneration, rasio listrik-
uap, dan bahan bakar yang digunakan.
Siklus bottoming adalah pemanfaatan gas buang melalui heat recovery
sehingga menghasilkan panas/uap proses. Proses/uap itu selanjutnya digunakan
untuk menggerakan turbin uap sehingga dihasilkanlah energi listrik. Untuk itu
berarti gas buangnya harus mempunyai suhu yang tinggi. Bila gas buang mempunyai
suhu rendah maka untuk memanfaatkan harus menggunakan fluida kerja dengan
titik didih yang rendah. Cogenerator bottoming cycle biasanya menggunakan gas
buang dengan suhu 400 - 600 0C berarti suhu fluida kerjanya rendah sehingga
efisiensinya rendah. Dengan demikian cogenerator ini cocok digunakan pada PLTG
yang umumnya terdapat pada industri berat seperti industri besi-baja dan industri
semen, tapi sulit bersaing dengan secara ekonomis dengan teknologi konvensional.
Bila PLTG itu menggunakan bahan bakar bermutu tinggi seperti bahan bakar
sulfur rendah, maka gas buang yang dihasilkannya bersih sehingga bisa digunakan
langsung untuk panas proses. Bila pada pengolahan gas buang ditambah bahan
bakar, maka akan diproleh uap dengan suhu dan tekanan yang lebih tinggi.
Sementara bila kapasitas terpasang PLTG turun maka efisiensinya juga turun dengan
demikian volume gas buang meningkatkan hal ini berarti banyak gas buang yang
tidak terpakai. Untuk itu cogenerator pada PLTG lebih cocok dioperasikan pada
beban dasar. Bila kapasitasnya tetap maka keseimbangan antara produksi uap dan
produksi listrik bisa dipertahankan.

5. TELAAH JURNAL TENTANG PENAIKKAN


EFISIENSI DENGAN INTERCOOLING
Judul Jurnal : PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN
INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

Penggunaan turbocharger dengan intercooler adalah untuk memperbesar daya


motor (30 – 80%) , mesin diesel dengan turbocharger dapat bekerja lebih effisien,
apabila mesin harus bekerja pada ketinggian lebih dari 1500 meter diatas permukaan
laut, turbocharger mempunyai arti penting dalam usaha mengatasi kerugian daya yang
disebabkan oleh berkurangnya kepadatan udara atmosfer di tempat tersebut. Daya
akan meningkat sebesar 66,1 % dengan memakai turbocharger dan intercooler pada
putaran 2500 rpm dengan jumlah silinder dan ukuran / dimensi mesin yang sama.
Tekanan efektif rata – rata meningkat sebesar 66,4 % pada putaran 2300 rpm dengan
dimensi mesin yang sama.Torsi untuk motor bakar diesel ini juga meningkat sebesar
60,8% pada putaran 2100 rpm dengan dimensi mesin juga sama.Konsumsi bahan
bakar spesifik menurun sebesar 5,20 % pada putaran 2100 rpm untuk motor bakar
dengan turbocharger dan intercooler ini. Daya indikator pada motor bakar diesel ini
meningkat sebesar 62,6%. Dengan hasil ini boleh dikatakan bahwa penggunaan
turbocharger dan intercooler sangat efisien dan sangat berpengaruh terhadap
performansi motor bakar diesel tersebut.
Keuntungan memakai turbocharger pada metode tekanan konstan ialah :1).
Fluktuasi pada turbin tidak ada. 2). Sangat efisien dan konsumsi bahan bakar yang
ekonomis pada perbandingan tekanan kompresor dan turbin yang tinggi. 3).Kecepatan
mesin tidak terbatas oleh gelombang tekanan pada saluran gas buang .4). Penentuan
titik operasional dari turbin dapat lebih mudah.
Kerugian memakai turbocharger pada metode tekanan konstan adalah : 1).Tidak
seluruh Energi gas buang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin. 2).Ada
sebagian energi yang hilang pada common large chamber 3). Membutuhkan saluran
gas yang besar. 4). Kurang responsif pada beban.
Dalam menganalisa pengaruh penggunaan turbocarjer dengan interkuler ini,
beberapa parameter harus dipilih atau diambil berdasarkan literatur. Oleh karena itu
parameter yang harus dipilih adalah temperatur gas buang dan tekanan masuk turbin.
Temperatur masuk turbocarjer adalah 500 – 600 0C, dalam hal ini dipilih sebesar
789,16 0K. Sedangkan tekanan udara yang disuplai oleh kompresor sebesar Psup= 1,4
– 2,5 atm. Pada kajian studi ini dipilih Psup sebesar 1,94 atm. Tekanan masuk turbin
sebesar Pt = (0,8 – 0,9) Psup. Besarnya tekanan masuk turbin diperoleh sebesar Pt =
0,84 (1,94 x 105 Pa) = 1,63 x 105 Pa, parameter :

Dapat disimpulkan bahwa dengan intercooler dapat menaikkan efisiensi motor.


Mekanisme kerja sederhana Turbocharger dengan intercooler diatas adalah ketika
piston melakukan langkah buang, dimana gas buang yang masih bertemperatur tinggi
dan juga mempunyai tekanan yang tinggi pula diekspansikan keluar kesaluran buang
(exhaust manifold) dan gas yang keluar dari saluran buang mempunyai laju aliran
yang tinggi yang kemudian masuk ke turbin turbocarjer dan akan memutar turbin,
dengan berputarnya turbin maka kompresor juga akan ikut berputar, ini dikarenakan
turbin dan kompresor dihubungkan seporos (dikopel langsung).

Daftar Pustaka

Alsensalo. 2011. Efisiensi Termal. (Online).


http://alsensalo.blogspot.com/2011/10/termodinamika-efisiensi-termal-
superhit.html?m=1 . Diakses pada tanggal 24 April 2015.

Anonim. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Termal. (Online).


http://www.academia.edu/4776654/40_BAB_IV_PEMBANGKIT_LISTRIK_TEN
AGA_THERMAL_4.1_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_PLTG_ .
Diakses pada tanggal 24 April 2015.

Rakhman, Alief. 2013. Prinsip Kerja PLTGU. (online). http://rakhman.net/2013/01/prinsip-


kerja-pltgu.html. Diakses pada tanggal 24 April 2015.
Ruhiyana, Iwan. 2012. Teori Dasar Turbin Gas. (online). https://www.scribd.com/doc/35705
414/Teori-Dasar-Turbin-Gas. Diakses pada tanggal 24 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai