Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

• PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. jadi disini
sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan dengan turbin gas dan
pembangkitan dengan turbin uap.
• Turbin gas lebih dikenal dengan istilah GTG (Gas Turbin Generator) sedangkan turbin
uap dikenal dengan STG (Steam Turbin Generator), tidak hanya itu saja, terdapat juga
bagian yang namanya HRSG (Heat Recovery Steam Generator).

• Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas alam , melainkan gas hasil pembakaran
bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO) sehingga menghasilkan
emisi sisa pembakaran.
• Emisi ini diolah sedemikian rupa sehingga kadar zat berbahayanya tidak melebihi standar
yang ditetapkan pemerintah. Bahan bakar ini disuplai ke tangki-tangki penampungan
bahan bakar melalui pipa bawah laut.
• Prinsip pokok dari semua jenis pembangkit listrik bertenaga gas & uap
berdasarkan siklus Brayton, adalah siklus termodinamika yang dinamai
George Brayton yang menggambarkan cara kerja mesin kalor bertekanan
konstan.
• Mesin Brayton asli menggunakan kompresor piston dan ekspander piston,
tetapi mesin turbin gas yang lebih modern dan mesin jet pernapasan udara
juga mengikuti siklus Brayton
Proses 1-2: Kompresi adiabatik yang dapat
dibalik atau udara ambien kompresi Isentropik
ditarik ke dalam kompresor

Proses 2-3: Penambahan panas Tekanan


Konstan, panas ditambahkan ke udara
terkompresi saat dialirkan melalui ruang bakar

Proses 3-4: Ekspansi Adiabatik yang dapat


dibalik atau ekspansi Isentropik; Udara tekan
yang dipanaskan dilewatkan melalui turbin

Proses 4-1: Penolakan panas Tekanan Konstan,


panas dibuang ke udara ambien
Open cycle pada PLTG :
• Pada open cycle dimulai dari pemompaan bahan bakar dan pemasukan udara
dari intake air filter menuju combuster. Di combustercampuran bahan bakar
dan udara disemprotkan oleh nozzle sehingga di ruang bakar terjadi
pembakaran.
• Pembakaran tadi akan memutar turbin gas yang selanjutnya akan memutar
generator yang akan menghasilkan energi listrik. Gas buang dari turbin gas
akan langsung dibuang melalui bypass stack.
• Sedangkan untuk PLTGU menggunakan combined cycle dimana gas buang dari turbin
gas akan dimanfaatkan kembali untuk mengoperasikan turbin uap.
• Dibutuhkan HRSG (Heat Recovery Steam Generator) yang prinsip kerjanya sama
dengan boiler. Gas buang dari turbin gas tidak langsung dibuang melalui bypass stack
akan tetapi masuk ke HRSG.
• Setelah masuk ke HRSG maka gas tadi akan berubah menjadi uap bertekanan tinggi
yang kemudian digunakan untuk memutar High Pressure Steam Turbine (HPST),
kemudian HPST memutar Low Pressure Steam Turbine (LPST) yng akhirnya akan
membangkitkan generator.

• Hasil pembuangan LPST akan


dikondensasi dan dialirkan
ke pompa.
• Dari pompa kemudian
dilairkan kembali ke HRSG.
Begitu seterusnya sehingga
terbentuk siklus tertutup.
HRSG (Heat Recovery Steam Generator)

• HRSG merupakan heat exchanger dari gas ke air dengan memanfaatkan


energi sisa gas turbin untuk menghasilkan uap dengan tekanan dan
temparatur yang tinggi.
• Dalam setiap aplikasi combined cycle, uap dihasilkan dengan beberapa
macam tekanan dan temperatur sehingga tidak tidak banya gas sisa yang
terbuang.

Selain itu ada yang dipanaskan kembali


sehingga nantinya menjadi main steam yang
akan dikirim ke STG (Steam Turbin Generator)
Pada umunnya terdiri dari tiga lapisan yaitu
superheater, evaporator dan economizer. Hasi
dari pemanasan ini akan menghasilkan uap
bertekanan tinggi yang akan ditampung di
drum High Pressure (HP) dan Low Pressure
(LP).
Keuntungan PLTGU, diantaranya adalah:
• Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih rendah
dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
• Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih rendah.
• Proses pembangunan PLTGU relatif lebih cepat.
• Kapasitas daya PLTGU bervariasi dari kecil hingga besar.
• Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan.
• Fleksibilitas PLTGU tinggi.
• Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi lahan
lebih sedikit.
• Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan
pengoperasian.
• Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1 blok
PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit.
• Prosedur pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya fasilitas
sistem diagnosa.

Anda mungkin juga menyukai