Anda di halaman 1dari 20

Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal.

558-577

OPTIMASI REGENERATOR 101 R-502 DENGAN ANALISA


WATER SUPPLY OPTIMUM PADA CATALYST COOLER SYSTEM
DI RESIDUAL FLUIDCATALYTIC CRACKING UNIT
PT. XX
Kartika Eka Sari Dewi, Woro Rukmi Hatiningrum
Prodi Teknik Pengolahan Migas, PEM Akamigas Cepu
E-mail : Kartikaeka101@gmail.com

ABSTRAK
Unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) di PT XXX bertugas untuk mengonversi fraksi berat
minyak bumi menjadi fraksi yang lebih ringan dan berharga dengan menggunakan proses Catalytic
Cracking . Dalam peroses, pengonversian terjadi pada reaktor 101 R-501 dengan bantuan katalis yang
memiliki struktur zeolite dan berbentuk dari susunan dasar silica alumina. Regenerator 101 R-502
berfungsi untuk mengembalikan aktivitas katalis dengan menghilangkan coke yang terbentuk pada
katalis dengan menggunakan udara panas. Pengendalian temperature pada upper dan lower
regenerator dilakukan dengan menggunakan catalyst cooler jenis flowtrough. Agar penggunaan
catalyst cooler lebih efektif maka, dengan menggunakan metode optimasi, berdasarkan hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa ∆Hremoved pada regenerator memiliki peranan yang sangat
penting dalam menentukan efisiensi regenerator sehingga dilakukan optimasi terhadap besarnya net
steam production dan water supply pada catalyst cooler regenerator untuk mengoptimalkan efisiensi
regenerator. Batasan perhitungan yang digunakan adalah temperature regenerator, serta flow dari net
steam production dan water supply pada catalyst cooler. Dari hasil perhitungan optimasi dengan
menganalisa besarnya water supply dan net steam production pada catalyst cooler didapatkan efisiensi
regenerator optimum dengan total water supply sebesar 3442.63 ton/jam dapat menghemat penggunaan
Steam sebesar 46% dari penggunaan steam pada umumnya.
Kata Kunci : Fluid Catalytic Cracking, Regenerator, Water Supply,Catalystcooler.

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di Indonesia membuat naiknya


angka kebutuhan khususnya disektor industry, rumah tangga, dan transportasi, sehingga
dibutuhkan pasokan yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia. Salah
satu penyuplai kebutuhan disektor industry adalah PT. XX dan merupakan kilang minyak
terbesar di Indonesia yang bertugas mengolah crude oil menjadi BBM untuk memenuhi
kebutuhan di Pula Jawa. Salah satu unit di PT. XX adalah Residual Fluid Catalytic Cracking
(RFCC). Unit ini berfungsi untuk mengolah feed berupa Low Sulphur Wax Residue (LSWR)
ex- CDU II secara catalytic cracking menjadi beberapa produk yaitu Overhead Vapor Main
Column (Naphta, LPG), Light Cycle Oil (LCO), Decant Oil (DCO).
Feed tersebut dikonversi pada reaktor dengan bantuan panas dan katalis sehingga
menghasilkan produk berupa uap hydrocarbon yang akan dialirkan ke kolom fraksinasi. Katalis
yang telah digunakan dan jenuh dengan coke akan dialirkan ke dalam Regenerator 101 R-502
untuk diregenerasi dengan cara membakar coke yang menempel pada permukaan katalis. Proses
regenerasi tersebut dapat mengembalikan aktivitas katalis serta menghasilkan panas yang akan
disuplai ke reaktor untuk proses cracking.
Proses pembakaran coke yang menempel pada permukaan katalis dilakukan dengan
menggunakan oksigen dari udara panas yang di-supply oleh main air blower. Katalis akan
mengalir turun dari bagian upper ke lower Regenerator, di mana pembakaran yang terjadi di
bagian upper merupakan pembakaran parsial sedangkan di bagian lower regenerator terjadi
pembakaran sempurna. Pada bagian upper regenerator, pembakaran dilakukan secara parsial
558
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

untuk menghindari tingginya temperatur regenerator akibat panas reaksi pembakaran bila
dilakukan pembakara sempurna. Suhu katalis pada bagian upper regenerator dapat diturunkan
karena pada Regenerator 101 R-502 terdapat dua buah catalyst cooler (101 E-501A/B) yang
berfungsi untuk menyerap panas hasil pembakaran coke pada katalis yang dipergunakan untuk
menghasilkan steam.
Regenerasi katalis berkaitan dengan energi panas sehingga perlu dipastikan bahwa
energi yang digunakan dapat dimanfaatkan secara optimum untuk meregenerasi katalis. Salah
satu caranya adalah dengan menjaga aliran air pada catalyst cooler agar katalis pada bagian
lower regenerator masih mendapatkan panas yang cukup.

2. METODE

Metode dalam penelitian ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan data hasil dari
suatu variabel yang diamati. Metode tersebut meliputi variabel penelitian, metode kerja, dan
metode analisis. Variabel penelitian merupakan suatu hal yang harus didefinisikan atau
ditentukan terlebih dahulu sebelum sebuah penelitian dilakukan. Variabel ini terdiri dari
variabel bebas atau independent variable (x) dan variabel terikat atau dependent variable (y),
yang keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel bebas adalah kondisi operasi temperatur upper dan lower regenerator, water supply
catalys cooler, dan net steam production. Adapun variabel terikat adalah variabel yang nilainya
tergantung atau dipengaruhi oleh nilai variabel bebas yang diproses. Variabel terikat pada
penelitian ini adalah ∆Removed, Efisiensi Regenerator.

Selanjutnya adalah metode kerja yang berisi tahapan-tahapan dari awal sampai dengan
akhir penelitian. Secara umum, metode kerja terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian. Tahap persiapan meliputi penyusunan proposal penelitian dan studi pustaka,
kemudian tahap pelaksanaan mencakup desain peralatan dan simulasi proses, serta yang
terakhir adalah tahap penyelesaian yang terdiri dari analisis hasil, keekonomian, simpulan dan
saran. Kemudian yang terakhir adalah metode analisis yang merupakan suatu cara untuk
menganalisis dan mengevaluasi hasil perhitungan optimasi suatu peralatan. Metode analisis ini
ditujukan untuk meninjau keekonomiannya.
3. PEMBAHASAN

A. Regenerator 101 R-502


Regenerator 101-R-502 merupakan bagian dari unit pengolahan di kilang RFCC PT. XX
dengan tipe double stage regenerator. Fungsi dari regenerator 101-R-502 adalah untuk
mengembalikan aktivitas katalis dan memberikan pasokan panas yang diperlukan untuk proses
perengkahan di dalam reactor. Regenerasi katalis di dalam regenerator 101-R-502 terjadi
dengan bantuan udara panas sebagai supply oksigen untuk pembakaran coke. Pada bagian
Upper Regeneration (1st stage regenerator) dikehendaki pembakaran parsial coke hal ini untuk
menghindari tingginya temperature regenerator akibat panas reaksi pembakaran bila dilakukan
pembakaran secara sempurna, di mana sekitar 70%-80% coke dapat dihilangkan pada bagian
upper regenerator ini. Dari upper regenerator, katalis mengalir turun ke bagian lower
regenerator dan sisa coke pada katalis dibakar dengan menggunakan udara panas berlebih
sehingga terjadi pembakaran sempurna. Pada bagian upper regenerator temperature katalis
mencapai 700-735°C, sedangkan di bagian lower regenerator temperature katalis yang
dihasilkan mencapai 685°C. Pada bagian upper regenerator, suhu yang dihasilkan dapat
diturunkan hal ini dikarenakan terdapat catalyst cooler (101-E-501A/B) yang berfungsi sebagai
559
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

penyerap panas hasil pembakaran coke pada katalis di upper regenerator yang digunakan untuk
menghasilkan steam. Jumlah penyerapan panas pada catalys cooler tersebut dilakukan dengan
menjaga kuantitas aliran katalis yang mengalir dari upper regenerator ke lower regenerator
lewat catalyst cooler.
Setelah katalis diregenerasi secara sempurna di bagian lower regenerator, regenerator
catalyst dialirkan ke reactor riser untuk digunakan pada proses cracking kembali. Sedangkan
untuk flue gas akan mengalir melalui 20 buah double stage cyclone pada upper regenerator
guna memisahkan flue gas dengan katalis yang terikat. Flue gas tersebut akan dialirkan ke UOP
third stage separator (101-V-509) untuk mengambil kembali partikel katalis yang terikut dan
tekanannya diturunkan dengan menggunakan orifice chambery (101-V-510). Kemudian flue
gas panas dengan tekanan rendah akan digunakan untuk membangkitkan superheat steam
dalam CO Boiler .

Tabel 1 Data Konstanta Perhitungan


Constants :
Moist cont. (C1) kg H2O /kg dry air 0,025
N2 + Ar fg % 80,36
O2 fg % 0,1
CO fg % 4,85
CO2 fg % 14,69
Molecular Weight of Water MWH2O kg/kmol 18
Molecular Weight of Carbon MWC kg/kmol 12,01
Molecular Weight of H2 MWH2 kg/kmol 2,016
Molecular Weight of Lift Gas MWLG kg/kmol
Specific Heat of Air Cpair BTU/lb°F 0,26
Cpair kJ/kg°C 1,09
Specific Heat of Water Vapor CpH2O vapor kJ/kg°C 2,03
Specific Heat of Coke CpCoke kJ/kg°C 1,67
Specific Heat of Catalyst CpCatalyst kJ/kg°C 1,15
Specific Heat of Lift Gas CpLift Gas kJ/kg°C 2,03
Constants in equation to determine the combustion heat per mole :
a1 BTU / lbmol °F 1,47
Constants in equation to determine the
a1 kJ/kmol K 6,155
combustion heat per mole of CO (h =
a1*T+b1) b1 BTU / lbmol 46216
b1 kJ/kmol K 1,074,988,782
a2 BTU / lbmol °F 0,5
Constants in equation to determine the
a2 kJ/kmol K 2,093
combustion heat per mole of CO 2 (h =
b2 BTU / lbmol 169135
a2*T+b2)
b2 kJ/kmol K 3,934,097,014
a3 BTU / lbmol °F 1,585
Constants in equation to determine the
a3 kJ/kmol K 6,636
combustion heat per mole of H 2O (h =
b3 BTU / lbmol 104546
a3*T+b3)
b3 kJ/kmol K 2,431,750,415
Enthalpy for Heat Balanced :
Enthalpy of BFW makeup to the
HBFW kJ/kg 647,222
disenganging drums
Enthalpy Steam out Cat. Cooler Hsteam kJ/kg 2798,92
Enthalpy Blowdown HBD kJ/kg 628,175
dh Loss HLoss kJ/kg coke 581,47
b3 BTU / lbmol 104546
b3 kJ/kmol K 2,431,750,415
Sumber : GOM Unit 101 Rg-Rx RFCC PT.XX

560
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

B. Data Desain Heat Exchanger 240E-127


Data kondisi operasi yang diambil merupakan data kondisi operasi selama 2 minggu di
bulan maret dari tanggal 12 maret 2021 sampai tanggal 16 maret 2021. Data ini nantinya akan
dijadikan sebagai parameter operasi yang diperlukan dalam perhitungan Heat balance di
regenerator 101-R-502. Perhitungan Heat Balance tidak terlepas dari konstanta-konstanta
perhitungan yang telah dirumuskan oleh UOP sebagai licensor. Data kondisi operasi lengkap
dari tanggal 12 maret 2021 sampai 16 maret 2021.
Tabel 1 merupakan data konstanta yang akan digunakan untuk pada perhitungan efisiensi
regenerator. Konstanta -konstanta tersebut didapatkan dari buku General Operating Manual
(GOM) Unit 101 RG-RX RFCC PT. XX
C. Analisa Efisinesi Regenerator

Hasil Perhitungan dengan data kondisi operasi dilakukan berdasarkan rumusan yang
diberikan oleh licencor UOP, seperti yang telah disebutkan di bab tiga. Efisiensi desain dari
regenerator adalah 66.8%. Hasil kalkulasi efisiensi regenerator 101-R-502 tiap hari pada bulan
maret 2021 dapat dilihat di lampiran. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa
kondisi operasi maksimum didapatkan pada tanggal 18 Maret 2021 dengan nilai efisiensi
54.27%. Adapun kondisi operasi pada tanggal 18 Maret 2021 sebagai berikut :
Tabel 2 Kondisi Operasi pada Tanggal 18 Maret 2021
Kondisi Operasi
18 Maret
Variable Unit
2021
Total Rg air (Qwet air) Nm3/hr 342607.06
Feed m3/hr 452.0627
tons/hr 417.0278
Density feed kg/m3 0.922500
Temp Flue Gas °C 654.4652
Disc. Temp MAB °C 198.00
Temp Reactor °C 537.5043
Temp. Upper RG °C 708.6672
K 981.81718
Temp RG Dense (Lower) °C 698.0
Differential Temp. °C 160.50

Tabel 2 di atas merupakan data kondisi operasi pada regenerator yang akan digunakan
sabagai data perhitungan efisiensi regenerator.
Tabel 2 Kondisi Operasi Tanggal 18 Maret 2021 pada Catalyst Cooler

Catalyst Cooler
Variable Unit
Catalyst Cooler 501 A
Temp, WBH to catcooler °C 151.23
Temp, Out Steam Catcooler °C 226.44
Pressure Steam Out Catcooler kg/cm2G 44.06
Temp, Blowdown °C 149,056
Pressure Blowdown kg/cm2G 3.8
Flow Circ, Water m3/hr 2299.16
Ton/hr 2299.16
Flow Steam Ton/hr 67.55
Flow Continuous Blowdown Ton/hr 0.42
561
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

Flow Blowdown Intermittent kg/hr 0


Variable Unit
Catalyst Cooler 501 B
Temp. WBH to catcooler °C 151.23

Temp. Out Steam Catcooler °C 226.44

Pressure Steam Out Catcooler kg/cm2G 44.03


Temp. Blowdown °C 149,056
Pressure Blowdown kg/cm2G 3.8
Flow Circ. Water m3/hr 2277,3
Ton/hr 2277,3
Flow Steam Ton/hr 67.477
Flow Continuous Blowdown Ton/hr 0.89
Flow Blowdown Intermittent kg/hr 0

Data kondisi operasi pada tabel 2 dan 3 akan digunakan untuk sebagai basis perhitungan
optimasi. Proses optimasi dilakukan agar mencapai efisiensi optimum desain dengan
menggunakan batasan batasan variabel sesuai dengan kondisi operasi maksimum tanggal 18
Maret 2021.

D. Perhitungan Neraca Massa dan Panas pada Regenerator 101-R-502


Perhitungan neraca massa dan panas regenerator dilakukan berdasarkan rumusan dari
licensor UOP yang telah dituliskan di bab tiga dengan menggunakan satuan SI hal ini
disamakan dengan satuan kondisi operasi aktual yang diambil di lapangan. Berikut Adapun
langkah-langkah perhitungan neraca panas dan massa regenerator 101-R-501 :
a. Neraca Massa Regenerator 101-R-502
1. Mass Flow Ait to Regenerator
Berdasarkan rumus dengan konstanta densitas udara sebesar 1.295 kg/m 3 maka
besar udara yang mengalir pada regenerator adalah sebagai berikut :
Wwet air = 342607.06 Nm3x 1.295 kg/m3
= 443676.1427 Kg/jam

2. Konversi Udara Basah ke Udara Kering


Dalam pengkonversian udara menjadi udara kering, membutuhkan adanya grafik
psikometrik untuk menentukan moinsture content yang terkandung dalam udara. Dengan
data berupa suhu udara sebesar 30°C dan Relative Humidity sebesar 92%, maka berdasarkan
lampiran.. nilai C1 yang didapar sebesar 0.025. Berdasarkan rumus (3.5) maka besar konversi
udara setelah dikonversi menjadi udara kering adalah sebagai berikut
443676.1427 Kg/hr
W dry air = 1+0.025
W dry air = 432854.7734 Kg/jam

3. Mengkonversi Flow Udara ke Basis Molar Flow


Berdasarkan rumus maka perhitungan molar udara kering yang didapat sebagai
berikut :
432854.7734 Kg/jam
Ndry air =
28.966 kg/kmol
Ndry air = 14943.54669 kgmol/jam
562
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

4. Mol H2O dalam Udara Basah


Berdasarkan rumus maka besarnya molar H2O dalam udara basah adalah sebagai
berikut :
14943.54669 kgmol/jam x 0.025 kgH2O/kgudara
𝑛 Water in = 18 kg/kmol

𝑛 Water in = 601.1871852 kmol/jam


5. Molar Flow of Flue Gas
Berdasarkan rumus maka besarnya molar flue gas dapat dilihat pada perhitungan
sebagai berikut :
x 79
𝑛 Flue Gas = 14943.5466980kgmol/jam
.36%
𝑛 Flue Gas = 14690.64445 kgmol/jam

6. Mol Carbon dalam Flue Gas


Berdasarkan rumus maka besarnya mol carbon dalam flue gas dapat dilihat pada
perhitungan sebagai berikut :
14690.64445 kgmol/jam x (4.85+ 14.69)
𝑛 Carbon = 100
𝑛 Carbon = 2870.551926 kgmol/jam
7. Mol O2 yang masuk Regenerator
Berdasarkan rumus maka besarnya mol O2 yang masuk ke dalam regenerator adalah
sebagai berikut :
21
𝑛 O2 to regen = 100 x 14943.54669 kgmol/jam
𝑛 O2 to regen = 3138.144804 kgmol/jam
8. Mol O2 di Flue Gas
Berdasarkan rumus maka besarnya mol O2 yang terkandung dalam flue gas adalah
sebagai berikut :
14690.64445 kgmol/jam x o.1
𝑛 O2 tin flue gas = 100
𝑛 O2 tin flue gas = 14.69064445 kgmol/jam
9. Mol O2 yang digunakan untuk membentuk CO
Berdasarkan rumus maka besarnya mol O2 yang terkandung dalam flue gas adalah
sebagai berikut :
4.85
𝑛 O2 in CO = 0.5 x 14690.64445 kgmol/jam x ( 100
)
𝑛 O2 in CO = 356.248128 kgmol/jam
10. Mol O2 yang digunakan untuk membentuk CO2

563
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

Berdasarkan rumus maka besarnya mol O2 yang bereaksi dalam pembentukan CO2
dapat dilihat sebagai berikut :
14.69
𝑛 o2 in CO2 = 14690.64445 kgmol/jam x ( 100 )
𝑛 o2 in CO2 = 2158.05567 kgmol/jam
11. Mol H2O dari Pembakaran Coke
Berdasarkan rumus maka besarnya mol H2O yang bereaksi dalam pembentukan
coke dapat dilihat pada perhitungan berikut :
𝑛 water from coke= (3138.144804 -(14.69064445 +356.248128-2158.05567)x 2))
𝑛 water from coke= 1218.300723 kgmol/jam
12. Produksi Coke
Berdasarkan rumus maka besarnya mol H2O yang bereaksi dalam pembentukan
coke dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut :
W coke = (1218.300723 kgmol/jam x 2.016) + (2870.551926 kgmol/jam x 12.01)
W coke = 36931.42289 kg coke/jam

13. Coke yang Dihasilkan Reaktor


Berdasarkan rumus maka besarnya coke yang terbentuk pada reactor dapat dilihat
pada perhitungan berikut :
36931.42289 kg coke/jam
Coke Yield = 1000 x 417.0278071 x 100%
Coke Yield = 8.855 %wt coke
14. Hydrogen (H 2) pada Coke
Berdasarkan rumus maka besarnya hydrogen yang terbentuk pada reactor dapat
dilihat pada perhitungan berikut :
1218.300723 kgmol/jam x 2.06) x 100%
H2 in coke = 36931.42289 kg coke/jam

H2 in coke = 6.650418711 %wt H2


15. Rasio Udara : Coke
Berdasarkan rumus maka besarnya rasio udara terhadap coke dapat dilihat pada
perhitungan berikut :
432854.7734 Kg/jam
Air to coke = 36931.42289 kg coke/jam

Air to coke = 11.72050085 kg udara/ kg coke


Tabel 4 Neraca Massa Regenerator 101 R-502
NO Ket Value Masuk Keluar
1 Coke Production Wcoke 37383.85692
2 Air with wet basis Wwet air 449111.4649
3 Flue Gas Wflue gas 486495.3218
TOTAL 486495.3218 486495.3218

Sumber : Data diolah


Pada tabel 4 diatas menunjukan nilai neraca panas pada regenerator 101 R- 502 dan
merupakan rangkuman hasil perhitungan neraca massa yang telah dilakukan
sebelumnya.
564
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

b. Neraca Panas Regenerator 101-R-502


1. Panas Pembakaran CO
Berdasarkan rumus maka besaranya panas yang dihasilkan pembakaran CO dapat
dilihat sebagai berikut :
𝛥𝐻𝐶omb. CO = 356.248128 kgmol/jam x 2 x(6.155 x 981.8171 x 107498.8782)
𝛥𝐻𝐶omb. CO = 80898223.479 kJ/jam

2. Panas Pembakaran CO2


Berdasarkan rumus maka besarnya panas pembakaran dapat dilihat pada perhitungan
berikut :
𝛥𝐻𝐶omb. CO2 = 2158.05567 kgmol/jam x (2.093 x 981.8171 x + 393409,7014)
𝛥𝐻𝐶omb. CO2 = 853434719.022 kJ/jam

3. Panas Pembakaran H2O


Berdasarkan rumus maka besarnya panas pembakaran H2O dapat dilihat pada perhitungan
berikut :
𝛥𝐻𝐶omb. H2O = 1218.300723 kgmol/jam x (6.636 x 981.8171 x 243175,0415)
𝛥𝐻𝐶omb. H2O = 304197970.9 kJ/jam

4. Panas Pembakaran Coke Total


Berdasarkan rumus setelah mendapat nilai pembakaran CO,CO 2 dan H2O maka panas
pembakaran yang dibutuhkan untuk total coke yang dihasilkan regenerator adalah :
80898223.479+ 853434719.022+ 304197970.9 kj/jam
𝛥𝐻𝐶ombustion = 36931.42289 kg coke/jam
𝛥𝐻𝐶ombustion = 33535.96521 kJ/jam

5. Panas Pembakaran Coke Total dengan Koreksi H2 pad Coke


Berdasarkan rumus maka nilai koreksi dan nilai panas pembakaran coke yang telah
dikoreksi adalah sebagai berikut :
Correction = 2635,358 kJ.kg coke - 313,08 kJ/kg coke x 6.650
Correction = 553,248 kJ / kgcoke
Sehingga :
𝛥𝐻𝐶𝑜𝑚𝑏. 𝑐𝑜𝑟 = 33535.96521 kJ/jam - 553,248 kJ / kgcoke
𝛥𝐻𝐶𝑜𝑚𝑏. 𝑐𝑜𝑟 = 34089.34121 kJ/kgcoke

6. Panas yang Dibutuhkan untuk Memanaskan Udara Pembakaran


Berdasarkan rumus maka panas yang dibutuhkan untuk memanaskan udara pembakaran
adalah sebagai berikut :
432854.7734 x (708.67°C −198°C )x 1.09
𝛥𝐻air = 36931.42289 kg coke/jam
𝛥𝐻air = 6523.949817 kJ/ kg coke

7. Panas yang Dibutuhkan untuk Memanaskan H2O (Uap Air)


Berdasarkan rumus maka panas yang dibutuhkan untuk memanaskan Uap Air adalah
sebagai berikut :
601.1871852 kgmol/jam x 18 kg/kgmol (708.67°C −198°C )
𝛥𝐻 𝐻2𝑂 𝑉𝑎𝑝𝑜r = 36931.42289 kg coke/jam
𝛥𝐻 𝐻2𝑂 𝑉𝑎𝑝𝑜r = 303.7527094 kJ/kg

565
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

8. Panas yang Diperlukan untuk Memanaskan Coke


Berdasarkan rumus maka panas yang dibutuhkan untuk memanaskan coke adalah sebagai
berikut :
𝛥𝐻𝐶𝑜𝑘𝑒 = 1.67 kJ/k g°C x (708.67°C – 537.50°C)
𝛥𝐻𝐶𝑜𝑘𝑒 = 285.8419997 kJ/kg coke
9. Beban Panas Catalyst Cooler
Berdasarkan rumus maka beban panas pada Catalyst cooler adalah sebagai berikut :
1. Beban Panas pada Cataltyst Cooler A
𝑄𝑐atc𝑜𝑜𝑙𝑒𝑟 A = ((67.55 x 1000 x (2798.92 kJ/kg – 647.222 kJ/kg) + (0.42 x
1000 x (628.175 – 647.222))
𝑄𝑐atc𝑜𝑜𝑙𝑒𝑟 A = 145346823.8 kJ/kg coke
2. Beban Panas pada Catalyst Cooler B
𝑄𝑐atc𝑜𝑜𝑙𝑒𝑟 A = ((67.48 x 1000 x (2798.92 kJ/kg – 647.222 kJ/kg) + (0.89 x
1000 x (628.175 – 647.222))
𝑄𝑐atc𝑜𝑜𝑙𝑒𝑟 A = 145172504.3 kJ/kg coke

10. Beban Panas Total Catalyst Cooler


Berdasarkan rumus dari hasil perhitungan diatas maka dapat dihitung beban panas pada
catalyst cooler yang digunakan untuk memanaskan steam pada catalyst cooler,
perhitungan yang digunakan sebagai berkut :
145346823.8+ 145172504.3
𝛥𝐻removed = 36931.42289 kg coke/jam
𝛥𝐻removed = 7866.453693 kJ/kg coke

11. Regenerator Heat Balance


Berdasarkan rumus dengan menggunakan rata-rata Regenerated Heat Loss sebesar 250
BTU/lb, dimana :
250 𝐵𝑇𝑈/ 𝑙𝑏 × 1,055 𝐾𝑗 / 𝐵𝑇𝑈 × 2,20462 𝑙𝑏 / 𝐾𝑔= 581,47𝐾𝑗/𝐾𝑔
Maka , panas yang digunakan untuk memanaskan catalyst :
𝛥𝐻𝑅𝑒𝑔en = 34089.34121– (6523.949817 + 303.752 + 285.8419997 + 7866.453+
581.47)
𝛥𝐻𝑅𝑒𝑔en = 18527.87299 kJ/kg coke

12. Catalyst Circulation Rate (CCR)


Berdasarkan rumus maka didapatlah nilai catalyst circulation rate dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
36931.42289 x 18527.87299
CCR = 1.15 x (708.67°C – 537.50°C)
CCR = 3390497.588 kg/jam = 56.508293 ton/menit

13. Catalyst / Oil Ratio


Berdasarkan rumus maka nilai catalyst to oil ratio dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
56.508293 ton/menit x 60
C/O = 417.02 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚
C/O = 8.130147492

566
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

14. Delta Coke %Wt


Berdasarkan rumus maka besaran nilai delta coke dengan menggunakan rumus adalah
sebagai berikut :
36931.42289 kg coke/jam
𝛥𝐶𝑜𝑘𝑒 3390497.588 kg/jam = x 100%
𝛥𝐶𝑜𝑘𝑒 = 1.079904922 %

15. Regenerator Efficiency


Berdasarkan rumus maka didapatlah efisiensi dari regenerator dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
7866.453693 𝑘𝐽/𝑘𝑔 𝑐𝑜𝑘𝑒
Regenerator Efficiency = 34089.34121 kJ/kgcoke
Regenerator Efficiency = 54.3509 %

E. Menentukan Kondisi Optimal


Tujuan utama perhitungan kondisi optimal adalah untuk mendapatkan kondisi operasi
yang sesuai agar water supply di catalyst cooler dapat optimal, oleh karena itu untuk dapat
menentukan nilai optimal dari water supply catalyst cooler harus didapatkan kondisi
operasi regenerator yang optimal, dalam hal ini harus mendekati nilai optimal efisiensi
desain regenerator.
Penentuan kondisi operasi yang optimal dilakukan dengan pemodelan stastistika dari
data yang ada. Pemodelan dilakukan menggunakan excel.

F. Korelasi antara Efficiency Regenerator dengan Variabel Operasi


Dalam hal ini dibutuhkan definisi secara matematis dari perubahan kondisi operasi
untuk menghasilkan efisiensi regenerator yang optimal sehingga dapat nilai water supply
optimum. Dalam hal ini efisiensi regenerator dijadikan variabel dependen dimana dalam
pengoperasiannya, efisiensi regenerator dipengaruhi oleh perubahan perubahan kondisi
operasi. Sejalan dengan hal tersebut variabel operasi regenerator dijadikan sebagai variabel
independent.
Hasil dari kalkulasi Regenerator 101 R-502, dapat diketahui bahwa parameter
perhitungan yang mempengaruhi efisiensi regenerator adalah Hregenerator dan Total
heat of coke combustion corrected (Hcombustion corr). Namun dalam hal ini Total heat
of coke combustion corrected (Hcombustion corr) tidak dapat diubah karena mengacu
pada jumlah coke yang masuk ke dalam regenerator, maka variabel yang dapat diubah
untuk optimasi adalah Hregenerator
G. Korelasi H regenerator dengan Hair, HH2O vapor , Hcoke, serta Hremoved.
Dengan melihat persamaan diketahui bahwa besarnya nilai dari Hregenerator
dipengaruhi oleh Hair, HH2O vapor , Hcoke, dan Hremoved., untuk dapat mengetahui variabel
yang paling berpengaruh terhadap efisiensi regenerator, maka dilakukan analisis korelasi
(R2), nilai korelasi paling tinggi dalam hal ini mendekati 1 menandalan bahwa variabel
tersebut merupakan variabel yang paling berperan penting dalam mendapat nilai efisiensi
optimum pada regenerator. Analisi ini menggunakan grafik antara nilai efisiensi dengan
berbagai H (Hair, HH2Ovapor , Hcoke, dan Hremoved).

567
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

a. Korelasi Regenerator Efficiency dengan Hair,

Gambar 1 Regenerator Efficiency Vs H Air


Berdasarkan korelasi grafik polynomial antara Regenerator efisiensi dengan H Air
didapatkan nilai korelasi R2 sebesar 0.17, nilai korelasi ini berada dibawah nilai 0.5,
sehingga HAir dianggap kurang mempu mempengaruhi nilai efisiensi regenerator.
b. Korelasi Regnerator efficiency dengan H Coke

Gambar 2 Regenerator Efficiency vs H Coke


Berdasarkan gambar 2 diatas menunjukan korelasi antara Regenerator Efficienscy
dengan ∆HCoke dengan nilai korelasi R2 adalah sebesar 0.2, nilai korelasi tersebut masih
berada jauh di bawah 0.5 sehingga dapat diketahui bahwa variabel ∆HCoke dianggap kurang
mempengaruhi nilai Effisiensi Regenerator.
c. Korelasi Regenerator efficiency dengan H Vapor

Gambar 3 Regenerator Efficiency Vs H Vapor

Berdasarkan gambar 3 diatas mengenai korelasi Regenerator efisiensi dengan ∆H


568
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

Vapordidapat nilai korelasi R2 sebesar 0.17, nilai korelasi tesebut cukup jauh dibawah 0.5,
sehingga dapat diketahui bahwa variabel ∆H Vapor dianggap kurang mempengaruhi nilai
effisiensi regenerator.
d. Korelasi Regenerator Efficiency dengan H Removed

Gambar 4 Regenerator efficiency Vs H Removed

Berdasarkan gambar 4 diatas menunjukan nilai korelasi R 2 antara efisiensi


regenerator dengan ∆H Removed sebesar 0.7, nilai ini diatas 0.5 dan hampir mendekati 1.
Sehingga dari keempat grafik polinomial diatas dapat dibuktikan jika variabel yang paling
berpengaruh terhadap efisiensi regenerator adalah variabel dari nilai ∆H Removed dimana
merupakan panas yang digunakan untuk memanaskan steam pada catalyst cooler. Maka
∆H Removed dipilih sebagai parameter yang akan dioptimasik untuk menentukan efisiensi
regenerator 101 R – 502 sehingga mencapai efisiensi desain.

H. Perhitungan Kondisi Optimal

Setelah mengetahui parameter yang berpengaruh terhadap nilai efisiensi


regenerator yang optimum. Selanjutnya dilakukan beberapa perhitungan untuk
mendapatkan HRemoved yang optimum, dalam menentukannya dapat ditinjau dari
parameter yang mempengaruhi nilai H Removed , dalam hal ini yang mempengaruhi nilai
HRemoved pada regenerator adalah temperatur regenerator bagian upper dan lower
regenerator, serta net steam production. Data dibawah ini merupakan Batasan desain
regenerator untuk temperaturr upper dan lower regenerasi, net steam production, dan
water supply pada catalyst cooler.
Tabel 5 Batasan Operasi Regenerator 101 -502
Batasan
No. Variabel Satuan
Min. Max.
Temperatur Regenerator
1 - Upper Regenerator °C 680 730
- Lower Regenerator °C 680 730
2 Water Supply Cat. Cooler Ton / hr 1000 2500
3 Net Steam Production Ton / hr 20 80
Sumber : GOM Unit 101 Rg-Rx RFCC RU IV Cilacap

Tabel 5 di atas merupakan batasan operasi dari regenerator 101 R-502 yang akan
569
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

digunakan sebagai dasar dari penentuan nilai trial and error pada perhitungan optimasi.
a. Mencari Hremoved Optimum
Hremoved merupakan besarnya panas yang digunakan untuk memanaskan steam
pada catalyst cooler didapatkan dati total Hremoved pada catalyst cooler 5001 A dan B
(Hcatcooler A dan B). ipe dan desain dari catalyst cooler 501 A dan B adalah sama
yaitu tipe flowthrough, hal ini dapat diasumsikan jika heat duty yang butuhkan oleh
catalyst cooler 501 A dan B adalah sama. Maka dari itu untuk mendapatkan nilai
Hremoved dan Hcatcooler A dan B, maka dilakukan lah trial and error. Dari nilai trial and
error ini akan dipilih nilai Hremoved yang menghasilkan efisiensi regenerator mendekati
efisiensi desain. Dan dari nilai Hremoved tersebut didapat nilai Hcatcooler A dan B dengan
membagi dua Hremoved untuk masing masing Hcatcooler A dan B.

b. Mencari Net Steam Optimum


Dengan mengetahui nilai heat duty dari catalyst cooler, maka dengan menggunakan
rumus UOP yang terdapat dipersamaan.., besarnya net steam optimum akan didapat
dengan menggunakan trial and error. Trial dianggap valid jika selisih Hremoved pada trial
and error pada net steam production dengan Hremoved optimum yang telah didapatkan
sebelumnya tidak lebih dari 1% atau 0.01.

c. Mencari Jumlah Circulation Water to Catalyst Cooler


Nilai yang didapat dari net steam production optimum pada perhitungan
sebelumnya jika dikolerasikan dengan Hremoved maka akan didapatkan nilai Hremoved
optimum berdasarkan net steam production. Selanjutnya, dengan nilai Hremoved dan net
steam production optimum akan didapatkan nilai jumlah water supply yang akan
dibutuhkan tiap catalyst cooler yaitu masing masing catalyst cooler. Untuk water to
steam ratio sendiri dapat di dapatkan dengan perbandingan antara circulation water dan
steam yang dihasilkan, maka dari itu nilai dari water to steam ratio pada masing masing
catalyst cooler sebesar 54.3.
Dengan melakukan korelasi antara total water supply dan emperatur Upper dan
Lower regenerator, korelasi tersebut akan menunjukan besarnya sirukulasi air yang
dibutuhkan untuk menurunkan tiap 1°C suhu katalis.
- Water Supply = water to steam ratio x net steam production
- Total Water Supply = Water Supply Catalyst Cooler A + Water
Supply Catalyst Cooler B
Total Water Supply
- Circulation Water per Degree = ∆emperatur Upper dan Lower
d. Mencari Total Water Supply per emperatur Optimum
Temperatur Upper dan Lower Regenerator pastinya akan berubah berubah
mengikuti proses yang ada, maka water supply untuk catalyst cooler juga harus mengikuti
kebutuhan agar dapat menghasilkan efisiensi yang optimum. Water supply to catalyst
cooler akan mempengaruhi ΔHregenerator, maka pentingnya mencari nilai water supply to
catalyst cooler optimum yang men-support emperatur regenerator.
Berikut merupakan batasan yang digunakan dalam perhitungan trial untuk
mencapai water supply optimum dengan emperatur regenerator agar nantinya dapat
mencapai efisinesi optimum mendekati desain.

570
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

Tabel 6 Perbandingan Temperatur Aktual dan Desain


Desain (°C)
Parameter Aktual (°C) Kondisi
Min. Max.
Temp. Upper 700,581 680 730 Normal
Temp. Lower 678,716 675 730 Normal

I. Perhitungan Efficincy Regenerator


Hasil perhitungan efisiensi dari regenerator pada tanggal 18 Maret 2021 yang
disajikaN dalam tabel 7
Tabel 7 Tabel Hasil Perhitungan dari Efficiency Regenerator

Parameter Simbol Unit Hasil


Neraca Massa
Total Air Flow to Regenerator Qwet air Nm3/hr 342607.06
Calculate Mass flow of Air to Regen Wwet air kg ub/hr 443676.1427
Convert air to dry basis Wdry air kg uk/hr 432854.7734
Convert air to dry molar flow basis ndry air kmol/hr 14943.54669
Calculate the moles of Water in wet air nwater in kmol/hr 601.187182
Fluegas rate (Molar Flow of Flue Gas) nflue gas kmol/hr 14690.64445
Calculate moles of carbon in Flue Gas ncarbon kmol/hr 2870.551926
Moles of O2 into Regen nO2 to Regen kmol/hr 3138.144804
Moles of O2 in Flue Gas nO2 in FG kmol/hr 14.69064445
Moles of O2 consumed to make CO nO2 in CO kmol/hr 356.248128
Moles of O2 consumed to make CO2 nO2 in CO2 kmol/hr 2158.05567
H2 Burned by O2 nwater from coke kmol/hr 1218.300723
Coke Production (sum of C and added H2 in flue gas) Wcoke kg/hr 36931.42289
Coke Yield from RCC Reactor CokeYield %wt coke 8.8558657
Hydrogen in Coke H2inCoke %wt H2 6.650418
Air to Coke Ratio kg uk/kg coke 11.72050085
Neraca Panas
Heat of Combustion for CO ∆HComb.CO kJ/hr 80898223.479
Heat of Combustion for CO2 ∆HComb.CO2 kJ/hr 853434719.022
Heat of Combustion for H2O ∆Hcomb.H2O kJ/hr 304197970.9
Total Heat of Combusion of Coke ∆HCombustion kJ/hr 33535.96521
Total Heat of Combusion per kg cokeproduction ∆HCombustion kJ/kg coke 33532,246
Correction kJ/kg coke 553.376
Heat of Coke Combustion CORRECTED ∆HComb. Corr kJ/kg coke 34089.34121
for Hydrogen
Heat to heat up air going to regenerator ∆HAir kJ/kg coke 6523.949817
Heat required to heat up water vapor ∆HH2O vapor kJ/kg coke 303.7527094
Heat required to heat up coke ∆HCoke kJ/kg coke 285.8419997
Heat consumed to Generate Steam in the CatCoolers A ∆HCatClrA kJ/kg 145346823.8
Heat consumed to Generate Steam in the CatCoolers B ∆HCatClrB kJ/kg 145172504.3
Total Heat consumed to Generate Steam inthe Cat ∆HRemoved kJ/kg coke 7866.453693
Coolers
Regenerator Heat Balance ∆HRegen kJ/kg coke 18527.87299

Catalyst Ciruclation Rate CCR kg/hr 3390497.588


ton/menit 56.508293
Catalyst to Oil Ratio Cat:Oil 8.13014749
Delta Coke Delta Coke % 1.0799049
Regenerator Efficiency ∆Regen % 54.3509

Pada tabel 7 di atas merupakan rangkuman data hail perhitungan efisiensi


571
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

regenerator pada tanggal 18 Maret 2021. Data ini akan digunakan sebagai batasan
perhitungan optimasi Regenerator 101 R-502. Jika dilihat pada tabel tersebut nilai
efisiensi yang didapat sebesar 54.35% dan nilai ini akan dinaikan hingga mendekati
efisiensi optimum yaitu mendekati efisiensi desain sebesar 66.8%

J. Hremoved Optimum
Dengan menggunakan metode trial and error maka akan didapat nilai
Hremoved Optimum yang didasarkan pada perhitungan effisiensi regenerator.
Tabel 8 Data Hasil Trial and Error Hremoved Optimum
NO ∆H removed ∆H catcooler A ∆H catcooler B efisiensi regen %
1 5000 2500 2500 62.760
2 4900 2450 2450 63.053
3 4800 2400 2400 63.346
4 4500 2250 2250 64.226
5 4000 2000 2000 65.693
6 3800 1900 1900 66.280
7 3700 1850 1850 66.573
8 3690 1845 1845 66.602
9 3500 1750 1750 67.160
10 3550 1775 1775 67.013

K. Hasil Net Steam Optimum

Pada tabel 9 dapat dilihat hasil dari trial and error antara net steam production dengan
Hremoved optimum

Tabel 9 Data Hasil Trial and Error net steam production dengan ∆Hremoved optimum

Net Steam Net Steam


∆removed
NO prod prod ∆regen ∆removed trial 2 %selisih
trial 1
cacooler A cacooler B

1 40 40 22899.28564 4660.3 3690 20.82


2 35 35 22316.6658 4077.7 3690 9.51
3 34 34 22433.18977 3961.1 3690 6.84
4 32 32 22666.23771 3728.1 3690 1.02
5 31.7 31.7 22701.1949 3693.1 3690 0.08
6 31.6 31.6 22712.84729 3681.5 3690 0.23
7 30 30 22899.28564 3495.0 3690 5.28
8 29 29 23015.80961 3378.5 3690 8.44
9 27 27 23248.85755 3145.4 3690 14.76

L. Total Water Supply per Δtemperatur Optimasi


Pada tabel 10 dapat dilihat hasil dari trial and error antara Δtemperatur, Water Supply
per degree terhadap ΔHregen, dan dengan batasan efisiensi regenerator sebesar 66.8%
Tabel 10 Hasil Perhitungan Trial and Error Water Supply per Degree

Total Water
Supply ∆Hregenerator (kJ/kgcoke ∆T Water Supply Efficiency
(ton/jam)

140 24859.22088 11.5 1610 72.94


145 24799.92659 12 1740 72.77
572
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

155 23606.33989 17 2635 69.25


160 23887.64701 15 2400 70.08
169.9 22768.25147 20 3363.1 66.8
170 22530.21685 21 3570 66.09
175 22070.29139 22.5 3937.5 64.74

M. Optimasi Regenerator 101 R- 502


Dari analisis korelasi antara nilai efisiensi regenerator dengan variabel ∆Hregenerator
dan Total heat of coke combustion corrected (Hcombustion corr.) yang didapat dari
perhitunga effisiensi terdapat pada tabel 5.8. Jika berdasarkan hasil perhitungan korelasi
dengan menggunakan garfik antara efisiensi regenerator dengan Hair, HH2O vapor , Hcoke,
serta Hremoved, hasil yang didapat mengatakan bahwa korelasi yang paling berpengaruh
terhadap efisiensi regenerator adalah Hregenerator dilihat pada gambar 5.4 . Maka data yang
dapat diubah untuk optimasi adalah Hregenerator
Pada rumus Hregenerator yang terdapat dipersamaan (3:30), Total heat of coke
combustion (Corrected) tidak dapat diubah ubah, begitu pula dengan ∆Hair, ∆H2O vapor ,dan
∆HCoke tidak dapat diubah dikarenakan berkaitan dengan Wcoke yang mengacu pada jumlah
coke yang masuk pada regenerator. Sehingga parameter atau variabel yang dapat diubah-
ubah adalah parameter ∆Hcatcooler, dan jika ditinjau dari persamaan berkaitan dengan
Hremoved,, parameter operasi yang mempengaruhi nilai dari Hremoved adalah temperatur
Upper dan Lower dari regenerator, net steam production, dan water supply pada catalyst
cooler, maka untuk dapat mengoptimasi regenerator hingga mencapai kondisi operasi
desain, menaikan angka operasi pada variabel bebas dengan menggunakan batasa batasan
yang terdapat di lapangan dan melakukan trial and error adalah metode yang akan penulis
gunakan pada penilitian ini.
N. Hasil Optimasi Hremoved
Data dari hasil trail and error korelasi antara Hremoved dengan efisiensi regenerator
pada tabel 5.9 di atas, bahwa nilai efisien optimum mendekati nilai desain didapat pada
saat Hremoved sebesar 3690 kJ/kg coke dan untuk nilai Hcat.cooler A dan B masing masing
sebesar 1845 kJ/kg coke. Dari hasil ini nilai Heat duty (Q) dari masing masing catalyst
cooler akan didapatkan dengan rumus :
Qcooler
Hcat.cooler =
Wcoke
Qcat cooler = Hcat.cooler x Wcoke
Dengan asumsi bahwa Qcooler A = Qcooler B, maka
Q cat cooler = 1845 kJ/kg coke x 36931.42289 kgcoke/ jam
Q cat cooler = 68138475.24 kJ/jam
Nilai dari heat duty ini jika dimasukan ke rumusan UOP seperti persamaan (3.21) maka
besar nilai net steam optimum dapat diketahui.
O. Hasil Optimasi Net Steam Optimum
Dari hasil trial and error yang didapat pada tabel 5.10 yang telah dilakukan dapat
dilihat bahwa net steam production untuk menghasilkan Qcooler yang hampir sama dengan
Qcooler optimum adalah sebesar 31.7 ton/jam untuk masing masing catalyst cooler A dan
B.
Nilai dari net steam production optimum hasil trial akan didapat jumlah water supply
yang dibutuhkan tiap catalyst cooler dengan mengkalikan water to steam ratio dengan net
steam production, masing masing catalyst cooler. Selain itu kolerasi antara total water
supply dengan Temperatur Upper dan Lower regenerator dapat diketahui, korelasi
tersebut akan menunjukan jumlah sirkulasi air yang dibutuhkan unutk menurunkan tiap
573
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

1°C suhu katalis. Temperatur Upper dan Lower regenerator adalah sebesar 10.67°C
(diambil dari data operasi maksimum pada tanggal 18 Maret 2021). Adapun kalkulasi dari
total water supply yang dibutuhkan serta korelasi antara total water supply dan
Temperatur Upper dan Lower regenerator.
- Water Supply = 54.3 x 31.7
- Water Supply = 1721.31 Ton/jam
Water Supply catalyst cooler A = Water Supply catalyst cooler B
Sehingga, water supply total untuk kedua catalyst cooler adalah sebesar :
- Total Water Supply = 1721.31 Ton/jam + 1721.31 Ton/jam
Total Water Supply = 3442.62 Ton/ jam
Untuk nilai sirkulasi air yang dibutuhkan untuk menurukan tiap 1°C suhu katalis :
- Circ Water Per Degre = 322.730236 Ton/ jam °C

P. Menghitung Total Water per ΔTemperatur Optimum

Dari hasil perhitungan trial and error ΔT dan Water Supply per degree terhadap ΔHregen
dan dengan batasan efisiensi regenerator sebesar 66.8% dapat dilihat di tabel 5.10,
didapatkan effisiensi optimum 66.8% dengan nilai ΔT sebesar 20°C dan Water Supply per
degree sebesar 169.9 ton/jam, serta Hregenerator yang dihasilkan sebesar 22768.25147
kJ/kgcoke. Hasil dari trial tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik sehingga lebih mudah
untuk dapat mengetahui korelasi antara kedua parameter tersebut terhadap efisiensi
regenerator yang dihasilkan, dimana titik optimum diambil saat terjadi persingggungan
antara garis Hregenerator dengan dengan ΔT. Berikut merupakan grafik hasil trial and error

Gambar 5 Grafik Hasil Trial dan Error antara ΔT dengan Efisiensi Regenerator

Dari gambar grafik 5, efisiensi regenerator yang didapat sebesar 66.8% , didapatkan
Ketika terjadi perpotongan antara garis Hregenerator dengan T penurunan suhu. Pada
perpotongan tersebut nilai Hregenerator adalah sebesar 22768 kJ/kgcoke sendangkan untuk
besarnya water supply per degree dan Tpenurunan suhu secara berurutan adalah 169.9
ton/°C dan 20 °C dan untuk nilai total optimum water supply didapatka 3363.1 ton/jam
Q. Hasil Optimasi Regenerator 101 R-502

Dari hasil kalkulasi optimasi dengan metode trial and error, maka hasil optimasi akan
sajikan dalam bentuk tabel sebagai hasil rangjuman dari optimasi yang telah dilakukan :

574
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

Tabel 11 Hasil Optimasi Regeneraator 101 R-502


Trial 2 dengan Mencari titik Optimum antara ∆Hregeneartor ∆𝑇

Total Water Water %


∆H regen ∆T
Supply (Ton/jam) Supply Efficiency

22768.25147 3363.1 20 169.9 66.8

Trial 1 dengan mencari ∆H removed yang sesuai

Total Water Supply Water %


∆Hregen ∆T
(Ton/jam) Supply Efficiency

22702.52286 3442 21 163 66.8

Dari tabel 11 diatas, dapat dilihat terdapat perbedaan nilai dari Hregenerator trial 1 dan
2, untuk mengetahui apakah optimal berhasil atau tidak dapat dilihat berdasarkan %selisih
anatara trial 1 dan trial 2 dan tidak boleh lebih dari 1 %
Maka :
deltaHregenerator trial 1− deltaHregenerator trial 2
- %Selisih = deltaHregenerator trial 1
%Selisih = 0.28%
Hasil dari selisih Hregenerator trial 1 dan 2 tidak lebih dari satu%, dan dapat simpulkan
optimasi yang dilakukan berhasil.

R. Analisis Keekonomian
Analisis keekonomian bisa dilakukan dengan menghitungan jumlah penghematan
steam yang dilakukan dengan menambahkan water supply pada catalyst cooler.
Tipe boiler yang digunakan adalah (THW – I NT E 100/90), dengan data desain
sebagai berikut :

Ket :
Efisiensi : 92.3 – 92.8 %
Flow Boiler : 145 m3/jam
575
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

Daya (P) : 10.000 Kw


Density Steam :0.59 kg/m3
Flow Boiler : 0.59 kg/m3 x 145 m3/jam = 85.55 kg/jam

Penghematan untuk steam dari hasil pengoptimalan water supply sebesar


Penghematan steam = Steam yang digunakan – Steam yang digunakan setelah water
supply dioptimalkan
Penghematan steam = 67.55 -31.7 = 35.85
%penghematan Steam = 46.92%
Jika nilai penghematan ini di convert kedalam satuan Kwh dan dihitung besar energi
yang digunakan maka didapatlah
35.85
Waktu Produksi = 85.55 = 419.05 jam
Penghematan Energi =Pxt
= 10.000 x 419.05 jam
= 4190531.853 Kwh
Harga Listrik 1 Kwh = Rp. 996.74,-
Harga Penghematan = 4190531.853 Kwh x Rp. 996.74,-
= Rp. 4.176.870.718,878,-
4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan optimasi dan analisis kinerja Regenerator 101 R-502 yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Nilai hasil efisiensi dari regenerator 101 R-502 menunjukan untuk mendapatkan nilai
efisiensi yang optimal dalam hal ini mendekati nilai efisiensi desain yaitu 66.8, maka
parameter atau variabel yang perlu di ditinjau adalah DHregenerasi dan DHcombustion corr dan
dengan menentukan nilai efisiensi optimal dari regenerator maka dapat ditentukan pula
nilai optimal dari water supply optimum yang diperlukan untuk catalyst cooler.
2. Jenis Dalam menghitung efisiensi dari regenerator hasil korelasi menggunakan grafik
didapatkan parameter yang paling mempengaruhi adalah DHremoved pada catalyst coolerer,
DHremoved sendiri merupakan beban panas yang dibutuhkan untuk memanaskan steam pada
catalyst cooler, hal tersebut dibuktikan dengan korelasi dari nilai R 2 antara efisiensi
regenerator dengan DHremoved sebesar 0.71 dan hal ini diperkuat dengan teori yang
menyebutkan bahwa penambahan cat cooler digunakan untuk mengontrol dan
memvariasiakan kondisi operasi sehingga feedstock dengan kualitas rendah dapat
meningkat yang dijelaskan dalam buku Fluid Catalytic Cracking Handbook 3rd by Reza
Sadeghbeigi.
3. Berdasarkan perhitungan optimasi yang dilakukan, diperoleh kondisi operasi optimum dari
ΔHregenerator pada pengoperasian Regenerator 101 R-502 agar efisiensi regenerator dapat
ditingkatkan hingga efisiensi desain. Hasil optimasi tersebut antara lain :
- ΔHregenerator = 22701.1949 kJ / kgcoke
- ΔHremoved = 3690 kJ/kgcoke
- Total water supply = 3442 ton / jam
- ΔT Lower dan upper Regenerator = 21°C
- Water supply per degree = 160 ton / jam. °C
4. Dari pengoptimalan water supply yang dilakuka dengan menaikan efisiensi dari
regenerator dapat mengurangi pemasokan steam dari semula 67.55 menjadi 31.7 ton/jam
dan jika hal ini dikaitkan dengan penghematan energi, dapat menghemat energi sebanyak
46% dari pengunaan steam pada umumnya.

576
Kartika_Eka, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 558-577

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Meyers, Robert A.,…., “Handbook of Petroleum Refining Processes”, 3rd Edition, The
McGraw-Hill Companies, Inc., USA.
[2] Sadeghbeigi, Reza, 2012, “Fluid Catalytic Cracking Handbook”, 3rd Edition, Elsevier
Inc., USA.
[3] “Pocket Book RFCC - GCU”, PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap.
[4] Kern, Donald Q., 1983, “Process Heat Transfer”, The McGraw-Hill Companies, Inc.,
USA.
[5] --------, “Operating Manual Unit 101 – RFCC RX-REG”, PT. PERTAMINA (Persero)
RU IV Cilacap.

577

Anda mungkin juga menyukai