Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS EFISIENSI BOILER SEBELUM DAN SESUDAH OVERHAUL

DENGAN METODE HEATLOSS


DI PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN 2 X 315 MW

MUGABE GOMOS
NIM. 1517124016

D4 Teknologi Pembangkit TenagaListrik


Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung
Konten
Presentasi
1.Latar Belakang
2. Tujuan
3. Fungsi utama Boiler
4. Prinsip kerja Boiler
5. Efisensi Boiler
6. Kondisiaktual
7. Analisis dan
Pembahasan
8. Kesimpulan dan
Rekomendasi/Saran
1. Latar Belakang
Bio and
PanasBumi Pembangkit Listrik Waste
4,80% 0,10%

Hidro;
7%
Kapasitas pembangkit listrik terpasang:
51,348 GW Minyak;
(RUPTL, 2016-2025) 16,70%
Batubara;49%

Gas;23,20%

Perbandingan:
US1068 GW, 33,1%coal
China 1505 GW, 61% coal
India 307,28 GW, 69,2% coal
Proyeksi Kapasitas Pembangkit Listrik
(Outlook Energi Indonesia 2016)
PLTUBatu bara yang sudah adadan
22.000 MW yang direncanakan akan
menyebabkan:

28.300
Kematian prematur / tahun
Disebabkan terutama oleh emisiparticular
karena kehandalan boiler yang kurang
optimal
2. Tujuan Umum

Memahami Mengetahui
Memahami cara kondisi Boiler di
fungsi dan cara
kerja sistem PLTU PLTU 1 Pacitan
kerja boiler di
1 Pacitan sesuai dengan
PLTU 1 Pacitan
kondisi aktual

Memberikan rekomendasi agar Boiler


bekerja secara optimal dengan
mengutamakan kehandalan boiler
Tujuan Khusus

1. Menghitung Efisiensii Boiler Unit 2 di PLTU 1 Jawa


Timur Pacitan dengan Metode Heat Loss Secara Aktual.
2. Menghitung Efisiensi Boiler Sebelum dan Sesudah
Overhaul di PLTU 1 Jawa Timur Pacitan dengan Metode
Heat Loss Secara Aktual.
3. Mengetahui Faktor – Faktor yang mempengaruhi
Efisiensi Boiler.
RUMUSAN MASALAH
1. BAGAIMANA EFISIENSI BOILER UNIT 2 DI PLTU 1 JAWA
TIMUR PACITAN
2. BAGAIAMANA EFISIENSI BOILER SEBELUM DAN SESUDAH
OVERHAUL UNIT 2 Di PLTU 1 JAWATIMUR PACITAN
3. BAGAIAMANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFISIENSI TERSEBUT
3. Fungsi Utama Boiler

Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan


energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Komponen
utama boiler adalah dapur yang berfungsi untuk mengubah energi kimia
menjadi panas, dan evaporator yang berfungsi untuk mengubah energi
panas hasil pembakaran menjadi energi potensial uap.
4. Prinsip kerja Boiler
Komponen Utama Boiler

1. Ruang Bakar (Furnace)


2. Coal Burner
3. Economizer
4. Steam Drum
5. Down Comer
6. Header
7. Wall Tube
8. Superheater
9. Reheater
Prinsip Kerja Boiler
Prinsip Kerja Boiler
Boiler di PLTU 1 Jawa Timur Pacitan
Boiler di PLTU 1 Jawa Timur Pacitan
Deskripsi Satuan B - MCR BRL
Aliran Superheater t/h 1025 959
Tekanan out Superheater (gauge) Mpa.g 17,4 17,23
Suhu out Superheater oC 541 541
Aliran Reheater t/h 841 786
Tekanan Reheater in/out (gauge) Mpa.g 3,8/3,63 3,54/3,38
Suhu Reheater in/out oC 330/541 322/541
Suhu air umpan oC 280 275
Tekanan Drum (gauge) Mpa.g 18,58 18,36
Aliran Spray Air Superheater 1 t/h 12,88 20,02
Aliran Spray Air Superheater 2 t/h 3,63 5,00
Aliran Spray Air Reheater t/h 4,16 1,51
Suhu Gas out Ruang bakar oC 985 977
Suhu gas out Final Reheater oC 804 798
Suhu gas out Final Superheater oC 730 725
Suhu gas out Primer Superheater oC 437 436
Suhu gas out Ekonomiser oC 388 385
Suhu gas keluaran.(diluted) oC 134 134
Suhu Udara Masuk Airheater oC 30 30

Suhu Udara Keluar Airheater (PA/SA) oC 363/355 361/354


Konsumsi Batubara t/h 159,95 152,15
5. Efisiensi Boiler Sebelum dan Sesudah Overhaul
ASME PTC 4.1 Power Tes Code Steam Generating Units
ASME PTC 4.1 Power Test Code Steam Generating Units
merupakan cara untuk menghitung efisiensi dari pembangkit
dengan cara :

1. Metode Langsung (input-output method)


2. Metode Tidak Langsung (Heat Loss method)

Metode Langsung :
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘
= 𝑥 100
𝑃𝑎𝑛𝑎 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑀𝑠 . ( ℎ𝑔−ℎ𝑓 ሻ
= 𝑥 100
𝑀𝑏𝑏 . 𝐺𝐶𝐷

Dimana :
• hg- Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
• Hf- Entalpi air umpan dalam kkal/kg air
METODE TIDAK LANGSUNG (HEAT LOSS METHODE)
Efisiensi boiler (η) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas
yang diakibatkan oleh:
I. Gas cerobong yang kering.
II. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar.
III. Penguapan kadar air dalam bahan bakar.
IV. Adanya kadar air dalam udara pembakaran.
V. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung.
VI. Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu terbang/ fly ash.
VII.Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu bawah/ bottom ash.
METODE TIDAK LANGSUNG (HEAT LOSS METHODE)
Efisiensi boiler (η) = 100 - (i + ii + iii + iv + v + vi + vii)
Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler secara tidak langsung
adalah:
1. Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu).
2. Persentase O2 atau CO2 dalam gas buang.
3. Suhu gas buang dalam OC (Tf).
4. Suhu ambien (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara kering.
5. GCV bahan bakar dalam kkal/kg.
6. Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar padat).
7. GCV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat).
6. Kondsi Aktual Boiler di PLTU1 Jawa Timur
Pacitan
KONDISI AKTUAL (DATA STEAM GENERATOR SEBELUM OVERHAUL)
Before Overhaul
Parameter Nilai Satuan
Fuel Firing Rate 176290 kg/jam
Steam Generation Rate 968560 kg/jam
Steam Pressure 15,79 Mpa
Steam Temperature 540,98 ºC
Feed water Temperatur 273,85 ºC
%CO2 in Flue Gas 17,37 %
%CO in Flue Gas 0 %
Average Flue Gas Temperature 169,16 ºC
Ambient Temperature 26,42 ºC
%of Bottom Ash 0,16 %
% of Fly Ash 0,15 %
Ratio of Bottom Ash and Fly Ash ( 10 : 90 )
Fuel Analysis ( in % ) Nilai Satuan
Ash Content in Fuel 4,62 %
Moisture in Coal 27,86 %
Carbon Content 51,46 %
Hydrogen Content 3,96 %
Nitrogen Content 0,79 %
Oxygen Content 11 %
KONDISI AKTUAL (DATA HASIL STEAM GENERATOR SEBELUM OVERHAUL)
Tabel Hasil Perhitungan Tahap 5 Sebelum Overhaul

No Tahapan Nilai Satuan

Persentase Kehilangan panas yang diakibatkan gas


1 5,945447689 %
buang yang kering

Persentase kehilangan panas karena penguapan air


2 yang terbentuk karena adanya H2 dalam bahan 4,663509108 %
bakar

Persentase kehilangan panas karena penguapan


EFISIENSI= 100 – (I+II+III+IV+V+VI+VII)
3
kadar air dalam bahan bakar
3,717738727 %
= 100 – 14,73809338
Persentase kehilangan panas karena kadar air = 85,26190662 %
4 0,2009965653 %
dalam udara

5 Persentase kehilangan panas karena radiasi 0,2 %

6 Persentase kehilangan panas akibat Fly Ash 0,000693 %

7 Persentase kehilangan panas akibat Bottom ash 0,0007392 %

Jumlah 14,73809338 %
KONDISI AKTUAL (DATA STEAM GENERATOR SETELAH OVERHAUL)
After Overhaul
Parameter Nilai Satuan
Fuel Firing Rate 166950 kg/jam
Steam Generation Rate 976230 kg/jam
Steam Pressure 16,23 Mpa
Steam Temperature 541,6 ºC
Feed water Temperatur 277,33 ºC
%CO2 in Flue Gas 17,43 %
%CO in Flue Gas 0 %
Average Flue Gas Temperature 168,87 ºC
Ambient Temperature 32,11 ºC
%of Bottom Ash 0,66
% of Fly Ash 0,89
Ratio of Bottom Ash and Fly Ash ( 10 : 90 )
Fuel Analysis ( in % ) Nilai Satuan
Ash Content in Fuel 4,95 %
Moisture in Coal 27,94 %
Carbon Content 50,35 %
Hydrogen Content 3,94 %
Nitrogen Content 0,75 %
Oxygen Content 11,65 %
KONDISI AKTUAL (DATA HASIL STEAM GENERATOR SETELAH OVERHAUL)
Tabel Hasil Perhitungan Tahap 5 Sesudah Overhaul
No Tahapan Nilai Satuan

Persentase Kehilangan panas yang


1 5,289890638 %
diakibatkan gas buang yang kering

Persentase kehilangan panas karena


2 penguapan air yang terbentuk karena adanya 4,660203445 %
H2 dalam bahan bakar

Persentase kehilangan panas karena EFISIENSI= 100 – (I+II+III+IV+V+VI+VII)


3 3,741925932 %
penguapan kadar air dalam bahan bakar = 100 – 14,10625635
Persentase kehilangan panas karena kadar air
= 85,89374365 %
4 0,206563833 %
dalam udara

0,2
5 Persentase kehilangan panas karena radiasi %

6 Persentase kehilangan panas akibat Fly Ash 0,0044055 %

Persentase kehilangan panas akibat Bottom


7 0,003267 %
ash
7. Analisis dan Pembahasan
Hasil perhitungan sebelum dan sesudah Overhaul

Sesudah
No Tahapan Sebelum Overhaul Satuan
Overhaul

Persentase kehilangan panas yang diakibatkan gas buang


1 5,945447689 5,289890638 %
yang kering

Persentase kehilangan panas karena penguapan air yang


2 4,663509108 4,660203445 %
terbentuk karena adanya H2 dalam bahan bakar

Persentase kehilangan panas karena penguapan kadar air


3 3,717738727 3,741925932 %
dalam bahan bakar

Persentase kehilangan panas karena kadar air dalam


4 0,2009965653 0,206563833 %
udara

5 Persentase kehilangan panas karena radiasi 0,2 0,2 %

6 Persentase kehilangan panas akibat Fly Ash 0,000693 0,0044055 %

7 Persentase kehilangan panas akibat Bottom ash 0,0007392 0,003267 %

Jumlah 14,73809338 14,10625635 %

Efisiensi Boiler 85,26190662 85,89374365 %

Kenaikan Efisiensi 0,631837029 %


Analisis

Berdasarkan Tabel didapatkan bahwa terdapat perbedaan Efisiensi Boiler sebelum dan sesudah
Overhaul yaitu untuk efisiensi sebelum overhaul adalah sebesar 85,26190662 % dan untuk efisiensi
setelah Overhaul sebesar 85,89374365 %, hal tersebut dikarenakan banyak sekali peralatan yang
diperbaiki ketika Overhaul, yang menyebabkan performa peralatan Auxiliary dari Boiler bekerja
dengan baik sehingga menyebabkan losses kehilangan panas yang lebih sedikit.banyak sekali
peralatan yang diperbaiki yang menyebabkan efisiensi boiler naik diantaranya adalah sootblower
dimana jika performa dari sootblower ini bekerja dengan baik maka debu yang menempel pada
tube – tube boiler dapat dihilangkan dengn baik sehingga slaging yang terjadi akan semakin sedikit
dan menyebabkan kehilangan panas pada tube – tube tersebut menjadi sedikit. Kemudian ID FAN
juga berpengaruh dimana jika performa ID FAN sangat baik maka fly Ash akan semakin cepat
terbuang ke cimey dan menyebabkan losses akibat fly Ash akan berkurang. Dan juga peralatan yang
lain seperti FD FAN, ID FAN, Pulverizer, dan APH sangat berpengaruh dimana jika performa
peralatan tersebut bekerja dengan baik maka proses pembakaran akan semakin baik dan juga losses
kehilangan panas akan semakin berkurang.
Analisis

Apabila dibandingkan dengan efisiensi saat comissioning yaitu efisiensinya sebesar 86,82 % maka
efisiensinya mengalami penurunan, hal ini diakibatkan adanya kehilangan panas tersebut.
Kehilangan panas terbesar terjadi akibat penguapan air karena pengaruh H2 di batubara yaitu
4,663509108 % dan 4,660203445 %. Selain itu kehilangan panas terbesar yaitu akibat gas buang
kering yaitu 5,945447689 % dan 5,289890638 %. Hal ini karena proses pembakaran yang terganggu,
kemudian banyaknya juga slagging pada tube – tube itu sendiri dan juga excess air nya tinggi
dimana komposisi udara dan bahan bakar tinggi sehingga gas sisa hasil pembakaran banyak
dihasilkan
Kenaikan efisiensi sebelum dan sesudah overhaul adalah sebesar 0,631837029 % kenaikan tersebut
sangat menguntungkan sekali bagi prusahaan dimana keuntunganya adalah dalam pemakaian
batubaranya itu sendiri dimana pemakaian batubara akan semakin sedikit yang akan menyebabkan
pengeluaran biaya untuk batubara akan semakin sedikit. Jika dihitung keuntunganya dimana bahan
bakar yang dipakai sebanyak 167 ton/jam dikalikan dengan 24 jam dikalikan 365 hari dikalikan 1000
menghasilkan 1.462.920.000 kg/tahun, jika dikalikan dengan harga batubara Rp.400 Rupiah maka
pengeluaran yang harus di kelurkan dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 585.168.000.000 per
tahun dengan kenaikan efisiensi sebesar 0,631837029 % maka keuntunganya perusahaan dapat
menghemat pengeluaran sebesar Rp 3.697.308.106 per tahun.
Diskusi,
8. Kesimpulan dan Rekomendasi/Saran
Kesimpulan
Boiler merupakan kompoen utama yang sangat penting dari suatu pembangkit,
terutama pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Jawa Timur Pacitan.
Kinerja dari suatu boiler atau efisiensi daru suatu boiler akan mempengaruhi
efisiensi dari pembangkit secara umum, Analisis efisiensi boiler yang paling baik
dengan kekurangan yang sedikit adalah dengan menggunakan metode tidak
langsung atau metode Heat Loss (kehilangan panas).
Untuk menghitung efisiensi boiler dengan metode tidak langsung dibutuhkan
beberapa data diantaranya adalah data ultimate analisis batubara, nilai gas
buang, temperatur ambient dan data lainya sesuai dengn tabel proses Overhaul
sangat berpengaruh terhadap efisiensi boiler itu sendiri dimana jika performa
semua alat baik itu auxiliary ataupun komponen utama akan sangat berpengaruh
terhadap efisiensi boiler seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Dengan kenaikan efisiensi boiler tersebut maka akan menguntungkan bagi
perusahaan itu sendiri.
Kesimpulan
Hasil perhitungan efisiensi boiler sebelum dan sesudah Overhaul dengan metode
Heat Loss didapat hasil sebesar 85,26190662 % efisiensi sebelum Overhaul dan
untuk efisiensi setelah Overhaul sebesar 85,89374365 %. Jika dibandingkan
dengan efisiensi saat comissioning (87 %) memiliki penurunan efisiensi. Nilai
efisiensi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor kehilangan panas (losses).
Kehilangan panas tersebut disebabkan oleh udara pembakaran, kandungan
batubara dan akibat perancangan boiler itu sendiri. Untuk udara pembakaran
dipengaruhi oleh kehilangan panas akibat gas buang yaitu sebesar 5,945447689 %
dan 5,289890638 %, serta kehilangan panas akibat kadar air (moisture) dalam
udara yaitu sebesar 0,209965653% dan 0,206563833 %. Sementara untuk bahan
bakar dipengaruhi oleh kehilangan panas akibat penguapan air karena H2 di
batubara yaitu sebesar 4,663509108 % dan 4,660203445 %, kehilangan panas
akibat kadar air(moisture) dalam batubara yaitu sebesar 3,717738727 % dan
3,741925932 %.
Kesimpulan
Sementara untuk perancangan boiler itu sendiri dapat menyebabkan kehilangan
panas akibat radiasi yaitu sebesar 0,2 %, kehilangan panas akibat fly ash yaitu
sebesar 0,000693 % dan 0,0044055, dan kehilangan panas akibat bottom ash yaitu
sebesar 0,00007392 % dan 0,003267 %. Sehingga total kehilangan panas yang di
alami oleh boiler ketika Sebelum dan Sesudah Overhaul 14,73809338 % dan
14,10625635 %.
Dengan kenaikan efisiensi boiler sebesar 0,631837029 % itu sangat
menguntungkan bagi perusahaan dimana dengan kenaikan efisiensi tersebut
dapat menghemat pengeluaran untuk batubara sebesar Rp 3.697.308.106
milyar/tahun.
Rekomendasi/Saran
1. Preventive maintenance yang harus selalu dilakukan setiap hari untuk menjaga
performa dan keadaan setiap bagian pada boiler tersebut supaya tetap terjaga dengan
baik.
2. Proses overhaul berkala juga sangat penting untuk memoperbaiki setiap peralatan yang
akan menyebabkan peralatan sangat baik.
3. Menggunakan batubara yang baik, dengan menggunakan batu bara yang memiliki
kualitas tinggi sesuai dengan kemampuan boiler.
4. Pengendalian udara berlebih, dengan mengendalikan udara pembakaran maka akan
menjamin pembakaran pada ruang pembakaran terjadi dengan sempurna sehingga
kehilangan panas akibat gas buang akan berkurang. Udara pembakaran disini diatur oleh
FD Fan dan PA Fan
5. Menambahkan isolasi pada boiler, hal ini dapat mengurangi kehilangan panas akibat
radiasi
6. Pengendalian suhu cerobong, hal ini untuk mengurangi kerugian pada gas buang dan
mengurangi pemakaian bahan bakar unuk membentuk uap pada kondisi tertentu.
Pengendalian suhu cerobong dilakukan dengan membatasi suhu keluaran yang menuju
stack, dimana suhu gas buang dimanfaatkan untuk pemanas di airpreheater dan
economizer
“LIVE AS IF YOU WERE TO DIE TOMMOROW
LEARN AS IF YOU WERE TO LIVE FOREVER”

SEKIAN DAN TERIMAKASIH


DO THE BEST FOR GOD

D4 Teknologi Pembangkit TenagaListrik


Jurusan Teknik Konversi Energi
Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai