Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan manusia. Ditinjau
dari sudut penyediaannya, sumber energi dari bumi dapat dikelompokkan dalam 2
jenis yaitu energi terbarukan atau energi non fosil dan energi tak terbarukan atau energi
fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Energi terbarukan adalah sumber
energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alammiah tidak akan habis
dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain: energi panas bumi, energi
matahari, biofuel, aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut dan
suhu kedalaman laut.
Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama Negara .
Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya
pengembangan energi terbarukan. Yang dimaksud dengan energi terbarukan di sini
adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui. Bila dikelola
dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis.
Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori.
Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti
biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah
dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin. Dan
yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap
penelitian, misalnya energi pasang surut.
Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola
dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-
negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar
sepanjang tahun. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua macam teknologi
yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik dan energi surya fototermik.
Memasak menjadi suatu kegiatan rutin dalam kehidupan manusia. Kompor tenaga
surya dapat menjadi alat memasak alternatif yang dapat digunakan oleh penduduk yang
mengalami kesulitan akses terhadap kompor gas, listrik, minyak tanah dan kayu bakar.
Demikian juga dalam bidang pertanian. Salah satu keberhasilan hasil panen adalah
pada proses pengeringan. Pengeringan yang tidak maksimal akan mempengaruhi hasil
panen tersebut. Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih

1
dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi
surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Karena jika
memakai mesin pengering maka akan memakan biaya yang mahal.

B. Rumusan Masalah
. Adapun perumusan permasalahan dari penelitian ini, diantaranya :
1. Belum dimanfaatkannya konsep pergerakan astronomis matahari pada koordinat
ekuatorial bola langit untuk meningkatkan efektivitas sel surya.
2. Belum diketahui desain sel surya yang memanfaatkan analisis pergerakan astronomis
matahari untuk meningkatkan efektivitas sel surya.
3. Belum diketahui perbandingan efektivitas Celestial Solar Tracker dengan sel surya
statisdalam menyerap energi matahari.
Dari perumusan masalah tersebut, terdapat pertanyaan penelitian, diantaranya :
1. Bagaimanaa n a l i s i s pergerakan astronomis matahari pada bola langit untuk
meningkatkan efektivitas sel surya?
2. Bagaimana desain Celestial Solar Tracker yang memanfaatkan pergerakan astronomis
matahari untuk meningkatkan efektivitas sel surya?
3. Bagaimana efektivitas Celestial Solar Tracker dibanding sel surya statis?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Sel Surya
Sel surya adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah energi matahari
menjadi energi listrik. Konversi yang bekerja di dalam sel surya didasarkan efek
fotovoltaik. Yaitu ketika sinar matahari yang mengandung foton menyentuh
permukaan bahan fotovoltaik (semikonduktor) diserap lalu menyebabkan adanya
semburan elektron sehingga dapat menghasilkan generasi listrik.
Sel surya terdiri dari banyak panel sel surya dimana setiap panel sel surya
terdiri dari beberapa sel fotovoltaik yang terbuat dari suatu jenis silikon
(semikonduktor). Setiap sel mampu menghsilkan muatan listrik kecil bila terkena
sinar matahari. Karena sel-sel fotovoltaik masing-masing hanya mengasilkan
energi listrik yang kecil, maka mereka harus digunakan secara bersama-sama.
(Kusnadi, 2014)
Secara teori, sel surya dapat mengkonversi sekitar 30 persen dari energi
radiasi matahari menjadi listrik insiden. Komersial sel hari, tergantung pada
teknologi, biasanya memiliki efisiensi 5 -12 persen untuk film tipis dan 13 21
persen untuk sel berbasis silikon kristal.
2. Bola Langit
Bola langit adalah bolakhayal yang memproyeksi seluruh bidang langit pada
permukaan bola. Bola langit digunakan untuk menentukan posisi benda-benda
langit sehingga memudahkan dalam pengamatan. Dalam penggambaran bola
langit ditemukan berbagai istilah guna membantu manusia agar dapat dengan
mudah menentukan benda-benda langit dalam menggambar bola langit.

3
Z

Gambar 2.1. Bola Langit

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam penggambaran bola langit:


1. Zenith (Z) yaitu titik pada bola langit yang terletak tepat di atas pengamat.
2. Nadir (N) yaitu titik pada bola langit yang terletak tepat di bawah pengamat.
3. Horison yaitu bidang datar (lingkaran) yang dibuat melalui pengamat yang tegak
lurus garis zenith dan nadir.
4. Kutub Utara Langit ( KLU ) merupakan perpanjangan dari kutub utara bumi
pada bola langit dan Kutub Langit Selatan (KLS) merupakan perpanjangan dari
kutub selatan bumi pada bola langit.
5. Lingkaran Ekuator merupakan lingkaran besar yang tegak lurus sumbu putar
langit (KLU-KLS) dan membagi bola langit menjadi 2 bagian yang sama besar.
Lingkaran ekuator biasa dilambangkan dengan titik E dan Q pada ujung
lingkaran.
6. Asensiorecta ( ) adalah

7. Deklinasi ( ) adalah jarak anguler bintang ke arah utara atau selatan (kutub

bumi) dari ekuator langit.


8. HA (Hour Angle) adalah besar sudut jam bintang yang diukur dari titik
kulminasi bintang tersebut dengan satuan jam.

4
Untuk menetukan posisi benda-benda langit dalam bola langit terdapat beberapa
sistem koordinat, antara lain :
a) Tata Koordinat Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan oleh dua koordinat yaitu
tinggi ( t ) dan azimuth (Az). Tata koordinat horizon tidak dapat
menggambarkan lintasan peredaran semu bintang dan koordinat letak bintang
selalu berubah sejalan dengan waktu seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tata Koordinat Horizon

Ordinat-ordiat dalam tata koordinat horizon adalah :


1. Bujur suatu bintang dinyajtakan dengan azimuth (Az). Azimut secara
umum diukur dari utara kearah timur sampai pada proyeksi bintang itu di
horizon. Terdapat pula azimut yang diukur dari arah utara ke arah timur.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (t), yang diukur
dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju zenit. Tinggi
bintang diukur 0 sampai 90 untuk arah menuju atas (menuju zenith) dan
0 sampai -90 untuk arah menuju bawah. Letak Bintang dituliskan ( Az,
t ).

b) Tata Koordinat Ekuator


Pada tata koordinat ekuator, lintasan bintang di langit ditentukan oleh
lintang geografis pengamat, sudut jam bintang, dan deklinasi bintang.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah :

5
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA).
Sudut jam yang menunjukkan letak bintang dari titik kulminasinya diukur
dengan satuan jam. Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang ke
arah barat (positif) ataupun ke arah timur (negatif).
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi, yang diukur dari
proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub bumi.
Tata koordinat ekuatorial dapat juga dihitung menggunakan asensiorekta.
Besar asensiorecta adalah jarak anguler dari titik aries ke arah timur hingga ke
kaki bintang di ekuator langit. Tata koordinat ekuatorial dapatcenderung
tetap/konstan karena Asensiorekta ( ) diukur dari suatu titik di langit yang
relatif tetap terhadap bintang, yaitu titik musim semi (Vernal Equinox = ),
satuannya adalah jam Koordinat (,) bintang relatif tetap, hanya berubah
sedikit dalam beberapa tahun.

Gambar 2.3. Tata Koordinaat Ekuatorial

c.) Tata Koordinat Ekliptika

6
Gambar 2.4. Tata Koordinat Ekliptika
Pada tata koordinat ekliptika, lingkaran ekliptika turut diperhitungkan
dan merupakan lintang 0. Ekliptika merupakan bidang edar Bumi
mengelilingi Matahari. Bidang edar planet planet lain hampir sebidang
dengan ekliptika. Oleh karena itu, tata koordinat ekliptika tepat untuk
menggambarkan letak Matahari dan planet planet di tata surya.

Garis ekliptika merupakan lingkaran besar pada bola langit yang


berpotongan dengan lingkaran ekuator langit yang membentuk sudut sebesar
23,5. Titik potong antara lingkaran ekuator langit dan lingkaran ekliptika
merupakan titik vernal equinox dan auntumnal equinox. Tidak seperti
ekuator, kedudukan ekliptika berubah ubah dengan deklinasi maksimal
+23.5 dan deklinasi minimal -23.5. Kedudukan ekliptika berubah-ubah
dengan deklinasi maksimal +23,5 dan minimal -23,5 seperti yang terdapat
pada gambar 2.4.

Ordinat ordinat dalam tata koordinat ekliptika adalah :


1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan bujur astronomis () , diukur dari
titik Aries berlawanan arah peredarahan semu harian sampai pada
proyeksi bintang pada ekliptika dengan besar dari 0 - 360.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan lintang astronomis () , yang
diukur dari proyeksi bintang di ekliptka ke arah bintang tersebut menuju
ke kutub ekliptika.

3.Segitiga Bola

7
Gambar 2.5. Segitiga Bola

Sudut bola adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan 2 lingkaran besar.
Jika 3 buah lingkaran besar saling berpotongan satu dengan yang lainnya sehingga
membentuk suatu bagian dengan 3 sudut, maka terbentuklah segitiga bola, yang
mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari sudut ke-3

2. Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar dari 180

3. Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180

Gambar 2.6. Segitiga Bola ABC

Sifat-sifat segitiga bola :

8
Sudut A, B, dan C adalah sudut bola; dan a, b, dan c adalah sisi-sisi
segitiga bola ABC.

a. 0 < (a + b + c) < 360


b. 180 < (A + B + C) < 540
c. a + b > c, a + c > b, b + c > a
d. a >b A>B; a=bA=B

Ekses sudut bola, yaitu selisih antara jumlah sudut-sudut A, B, dan C sebuah
segitiga bola dengan radians (180) adalah: E = A + B + C

Empat buah formula yang biasadigunakan adalah:

1. Formula cosinus
cos a cos b cos c sin b sin c cos A
cos b cos c cos a sin c sin a cos B

2. Formula sinus
sin A sin B sin C

sin a sin b sin c

3. Formula analog untuk cosinus


sin a cos B cos b sin c sin b cos c cos A
4. Formula empat bagian
cos a cos C sin a cot b sin C cot B
4. Gerak Semu Matahari
Gerak semu matahari dapat diartikan sebagai gerak relative matahari jika
dilihat dari bumi.
a) Gerak Semu Tahunan Matahari
Gerak semu tahunan matahari adalah kedudukan semu matahari setiap
terbit seakan-akan bergeser dari timur ke utara sebesar 23,5 , kembali ke
timur, dan bergeser ke barat sebesar 23,5.

9
Gambar 2.7. Gerak Semu Tahunan Matahari
Dalam setahun, posisi semu tahunan matahari memiliki variasi
deklinasi antara +23.5 sampai -23.5. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan
intensitas matahari yang di terima oleh belahan bumi bagian utara dan selatan.
Pergerakan bumi mengelilingi matahari dapat kita lihat pada gambar 2.4. Pada
tanggal 21-22 Desember, intensitas matahari paling besar dirasakan oleh bumi
bagian selatan, sedangkan pada tanggal 20-22 Juni intensitas matahari paling
besar dirasakan oleh bumi bagian utara. Itulah yang menyebabkan panjang
siang dan malam di belahan bumi utara dan selatan berbeda.
Tabel 2.1 Tabel hubungan antara sudut deklinasi dengan tanggal istimewa gerak
tahunan matahari
NO TANGGAL SUDUT DEKLINASI
21 Juni
+23,5
1. 21 MARET 0
2. 21 JUNI 23,5 LU
3. 23 SEPTEMBER 0
4. 22 DESEMBER 23,5 LS
Dapat dilihat pada tabel 2.1 merupakan data hubungan antara sudut
0 dengan tanggal istimewa gerak tahunan matahari. Pada tanggal 21
deklinasi
Maret dan 23 September 21 Maret
2123 September posisi
Maret matahari berada tepat di deklinasi 0 atau tepat
di atas daerah khatulistiwa, sedangkan pada tanggal 21 Juni posisi matahari
10

-23,5
22 Desember
berada tepat di deklinasi +23,5 sehingga belahan bumi utara akan menerima
sinar matahari lebih lama dan pada tanggal 22 Desember posisi matahari
berada pada deklinasi -23.5 sehingga belahan bumi selatan akan menerima
sinar matahari lebih lama.

21 Juni
+23,5

0
23 September 21 Maret
21 Maret

-23,5
22 Desember

Gambar 2.8. Grafik hubungan antara gerak tahunan matahari dengan


deklinasi matahari

Pada gambar 2.8. dapat dilihat Grafik hubungan antara gerak tahunan
matahari dengan deklinasi matahari yang berbentuk seperti kurva sinus.
Dengan begitu deklinasi dapat di hitung dengan konsep sinus. Grafik sinus
akan mencapai puncak pada sudut 90, dimana sin 90 = 1, maka satu hari
melambangkan 1 pada sumbu x. Sumbu y melambangkan koordinat lintang.
Karena titik puncak grafik sinus berada pada 23.5 maka rumus awal grafik
sinusnya y = sin x akan berubah menjadi y = 23.5 . sin x. Akhirnya akan
ditemukan rumus delta 23,5 sin (h x 360/365 hari) dengan h adalah jumlah
hari sesudah 21 Maret.

b) Gerak Semu Harian Matahari

11
Gerak semu harian matahari adalah gerak relatif matahari yang seakan-
akan bergerak dari timur ke barat jika dilihat dari bumi. Gerak semu harian
matahari terjadi karena bumi berputar pada porosnya atau berotasi.
Z,E 23,5

Lingkaran Harian
Matahari

U, KLU S,KLS
KLS

N,Q
Gambar 2.9. Gerak harian matahari di ekuator saat deklinasi matahari +23,5
Saat pengamat berada di ekuator panjang siang dan malam selalu sama
yaitu 12 jam. Pada tanggal 21 maret atau 23 September, titik kulminasi atas
matahari akan tepat berada di titik Zenith (tepat di atas kepala). Pada tanggal
21 Juni, titik kulminasi atas matahari akan bergeser dari zenith sejauh 23,5 ke
utara dan pada tanggal 22 Desember, titik kulminasi atas akan bergeser dari
zenith sejauh 23,5 ke selatan.
23,5 Z
Ekuator E

KLS

U S

KLU

Q
N 12
Gambar 2.10. Gerak harian matahari saat pengamat di lintang utara
Saat pengamat berada di daerah lintang utara, panjang siang hari dan
malam hari tidak selalu sama. Hal ini dapat di lihat pada gambar 2.7 panjang
lingkaran yang berada dia atas horizon pada saat deklinasi matahari berada
pada +23.5 atau -23.5 tidak sama. Jadi, waktu yang ditempuh maatahari
saat berada di atas horizon berbeda dengan saat di bawah horizon. Begitu juga
pada pengamat yang berada di daerah lintang selatan.
5. Air Mass

2.11 Gambar Berbagai kondisi Air Mass yang )bergantung pada sudut elevasi matahari
(Gambar : LaserFocusWorld)
Air Mass (AM) adalah jarak tempuh cahaya matahari dalam atmosfer
bumi sebagai fungsi dari sudut elevasi matahari terhadap permukaan bumi.
Gambar 2.11 menggambarkan berbagai kondisi air mass sesuai sudut
elevasi matahari. Air Mass 0 (AM0) menggambarkan kondisi cahaya matahari
tepat diluar atmosfer bumi, sehingga relevan untuk panel surya yang
digunakan pada satelit-satelit bumi. Untuk AM1, jarak tempuh cahaya
matahari sama dengan tebal dari atmosfer ketika kondisi matahari tepat berada
diatas. Namun apabila tidak tepat berada diatas, jarak tempuhnya semakin
bertambah sesuai fungsi inverse dari cosinus sudut elevasi matahari. Sebagai
contoh, ketika sudut elevasinya 60o maka jarak tempuhnya menjadi dua kali

13
lipat (AM2). Besar radiasi cahaya matahari yang diterima dipermukaan bumi
bervariasi tiap area, dan sangat bergantung kepada musim dan posisi matahari
terhadap bumi.

Air Mass dapat dihitung menggunakan rumus


Am : Air Mass

Z : jarak zenit

6. Worm Gear
Worm gear atau roda gigi cacing berfungsi untuk mentransmisikan daya pada
rasio kecepatan yang tinggi antar poros yang secara umum tidak saling memotong.
Rasio kecepatan worm gears mencapai 300 : 1 atau lebih tetapi mempunyai
efisiensi yang rendah. Worm gear banyak digunakan untuk penurun kecepatan
(putaran) yang terdiri dari worm dan roda worm (gear). Worm (sebagai
penggerak) berbentuk silindris yang berulir. Ulir dari worm dapat berputar ke kiri
atau ke kanan. Worm biasanya dibuat dari baja, sementara worm gear dibuat dari
perunggu atau besi cor. Gambar dari worm gear dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.12. Worm gear (roda gigi cacing)


Ketika worm mentransmisikan daya, gaya aksi pada worm adalah sama
dengan sebuah daya ulir. Gaya pada worm gear adalah sama dengan besarnya
gaya pada worm, tetapi arahnya berlawanan.
7. Power Window
Sistem power window merupakan rangkaian elektrikyang berfungsi untuk
membuka dan menutup kaca pintu dengan mengunakan saklar. Saklar power
window terpasang pada sisi bagian dalam pintu. (Meydianto, 2012)
Mekanisme pengangkat (regulator power window) merupakan komponen
terpenting pada sistem power window. Sebuah motor listrik kecil yang melekat

14
pada regulator dengan menggunakan rasio gigi yang memberikan tenaga putar
yang cukup untuk mengangkat jendela kaca mobil, sekaligus menjaga agar kaca
jendela mampu naik ataupun turun dengan lancar. Adapun gambar rangkaian dari
sistem power window dapat dilihat pada Gambar 2.13.

.
Gambar 2.13. Rangkaian Power Window
(Toyota electrical wiring diagram work book)
8. Reduction Gear

Gambar 2.14. Gambar desain reduction gear


Reduction gear adalah suatu pengaturan dimana kecepatan input dapat diturunkan untuk
kebutuhan output yang membutuhkan kecepatan yang lebih lambat dengan torsi output
sama besar atau lebih besar dari torsi input (Adhe, 2010). Cara kerja dari reduction gear
menggunakan konsep persaman gerak melingkar. Energi awal dari sumber energi

15
ditransmisikan ke gear pertama lalu energi tesebut akan ditransmisikan lagi hingga ke
gear terakhir dan akhirnya mendapatkan kecepatan putar gear yang diinginkan.

9. Energi Surya
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya
(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Untuk
memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada dua macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu teknologi energi fototermik dan energi surya fotovoltaik. Energi surya
fototermik atau energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor
surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman
pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin1.
10. Energi Surya non-photovoltaic (Energi surya termal)
Surya termal adalah teknologi yang mengubah radiasi matahari menjadi energi
panas dengan menggunakan alat pengumpul panas atau yang biasa disebut Kolektor
surya.
1. Kolektor Surya
Kolektor surya merupakan piranti utama dalam system surya termal yang
berfungsi mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari dan mengkonversinya
menjadi energi panas. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor
surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan
sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas
tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk
kemudian dimanfaatkan pada berbagai aplikasi yang membutuhkan panas. Kolektor
surya yang pada umumnya memiliki komponen-komponen utama2, yaitu
a) Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju
lingkungan
b) Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari.
c) Kanal, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja.
d) Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari
absorber menuju lingkungan
e) Frame, berfungsi sebagai struktur pembentuk dan penahan beban kolektor
2. Tipe Kolektor Surya

1
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2010. Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. Ditjen
LPE-ESDM.
2
Duffie, John A. dan Beckman, William A, 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, John
Willey dan Sons, Inc New York.

16
Kolektor surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada
aplikasi yang dibutuhkan.
a) Kolektor Surya Plat Datar
Kolektor surya plat datar merupakan jenis kolektor yang saat ini sudah banyak
dipasaran. Kolektor ini umumnya digunakan untuk memanaskan air atau udara
dengan suhu operasi yang cukup rendah yaitu dibawah 80oC. Ciri khas kolektor
pelat datar adalah berupa kotak logam/baja terisolasi yang memiliki pelat
penyerap (absorber) berwarna hitam dan ditutupi oleh laisan kaca/plastic
transparan dan kemudian mentransfernya ke fluida cair atau udara. Keuntungan
kolektor surya jenis ini adalah tidak membutuhkan biaya yang tinggi dan dapat
menerima radiasi surya langsung maupun radiasi sebaran.

Gambar 1 Bentuk umum pemanas air dengan kolektor plat datar


Cara kerjanya Kolektor plat datar untuk pemas air adalah ketika pagi hari air
dipompa dari sumur ke tangki penyimpan hingga penuh. Kemudian saat
matahari bersinar, pompa dibawah kolektor dihidupkan untuk menggerakkan
fluida kerja. Fluida kerja yang bersirkulasi tersebut akan mentransfer kalor dari
kolektor ke tangki penyimpan air. Setelah sore hari maka air hangat dari tangki
penyimpan dapat digunakan untuk mandi atau keperluan yang lain3.

Gambar 2 Kolektor Surya Plat Datar untuk Pemanas Udara


Dari gambar 1, prinsip kerja kolektor surya pemanas udara tenaga matahari
dapat dijelaskan sebagai berikut. Berkas radiasi matahari yang menimpa
3
Matilda M. Gati dkk. 2006. Desain Kolektor Plat Datar untuk Pemanas Air. Makalah Energi Surya.

17
kolektor pertama akan menembus penutup transparan kemudian menimpa pelat.
Sebaguian radiasi akan dipantulkan kembali menuju penutup transparan dan
sebagian lagi akan diserap oleh pelat penyerap. Radiasi yang dipantulkan ke
penutup beberapa akan dipantulkan kembali ke pelat penyerap, sehingga terjadi
pemantulan berulang. Radiasi yang diserap olep pelat penyerap, akan dirubah
menjadi energi panas dan ditransmisikan ke fluida kerja yang mengalir di bawah
pelat penyerap4.
b) Kolektor Tabung Hampa
5
Penemuan yang paling kontemporer di abad 21 adalah pemanas air dengan
kolektor penyerap panas Sistem Tabung Vacuum yang sangat sensitif (cepat)
menyerap panas dan sangat efisien menyimpan panas. Tabung vacuum terdiri
dari dua tabung kaca yang membentuk lapisan. Tabung lapisan dalam dilapisi
dengan lapisan penyerap terbaik yang menyerap energi surya dengan sempurna
dan menahan pembuangan panas. Antara dua lapisan tersebut terbentuk suatu
ruang vacuum (hampa udara), yang dapat meminimalisasi pembuangan panas.
Tabung-tabung ini bekerja sangat baik dalam segala kondisi cuaca bahkan pada
saat mendung dan temperatur rendah (bersalju). Tabung ini terbuat dari 100%
kaca borosilicate (pyrex). Penyerapan panas pada sistem tabung vacuum
diterima secara radiasi. Sehingga, persentase kehilangan panas sangat kecil.

Gambar 3 Kolektor Surya Tabung Hampa


c) Kolektor Parabola / Konsentrator
Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada
temperatur tinggi > 100oC. Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan energi
radiasi cahaya matahari pada suatu receiver sehingga dapat meningkatkan
kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber. Komponen konsentrator
harus terbuat dari material dengan transmisivitas tinggi.

4
Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa. 2010. Analisis Performa Kolektor Surya Pelat
Bersirip dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
5
Intisolar.com. 2010. Tipe Kolektor Pemanas Air.
http://www.intisolar.com/pemanas_air/tipe_kolektor_pemanas_air_tenaga_matahari.html (Diakses
07102012 pukul 12.33 PM)

18
Gambar 4 Kolektor Parabola/Konsentrator
11. Pentingnya Manfaat Energi Surya Termal untuk Pemasak dan Pengering Hasil
Pertanian
1. Untuk Pemasak
Kompor surya sangat menguntungkan bagi keluarga yang setiap hari memasak
dengan menggunakan kompor. Dengan menggunakan kompor surya ini maka
kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.
2. Untuk Pengering Hasil Penelitian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur hasil
panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi para
petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil
panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim yang harus
mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven
yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik6.
12. Mekanisme Kerja Alat Pemasak dan Pengering Hasil Pertanian dengan Energi
Surya Termal
1. Kompor Surya
Ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap kebutuhan bahan bakar seperti
minyak tanah, gas dan dan kayu bakar untuk memasak dapat diatasi dengan
memanfaatkan kompor/oven surya. Kompor surya adalah salah satu bentuk kolektor
surya yang digunakan sebagai perangkat memasak.
Secara umum kompor surya dibedakan atas beberapa tipe, yaitu
a) Kompor Surya Tipe Kotak
Kompor surya tipe ini berbentuk kotak kedap udara dengan interior berwarna
gelap dan penutup bagian atas yang terbuat dari kaca/cermin untuk menjebak
panas matahari didalam kotak. Prinsip kerjanya sama dengan kolektor surya
pelat datar. Kompor tipe ini disebut juga oven surya karena bentuknya
menyerupai oven.

6
Mhharismansur. 2012. Berbagai Aplikasi Energi Matahari.
http://tanjungsyam.blogspot.com/2012/07/berbagai-aplikasi-energi-matahari.html (Diakses
07102012 pukul 01.33 PM)

19
Gambar 5 Kompor Surya Tipe Kotak
Pengoperasian oven surya sangat simple dan mudah, tetapi waktu yang
diperlukan untuk memasak nasi sekitar 3-5 jam. Meskipun suhu didalam oven
surya tidak sepanas oven konvensional, hanya bisa mencapai 150C tetapi
masih dapat mematangkan makanan dalam waktu yang lebih lama. Makanan
yang mengandung air tidak akan dapat mencapai panas lebih dari 100C.
Kompor juga dapat digunakan untuk menghangatkan makanan dan minuman
serta untuk mempasturisasi air dan susu. Karena tidak dapat mencapai
temperatur yang tinggi, makanan dapat dimasak sepanjang hari tanpa khawatir
menjadi hangus. Kelebihan oven surya7 : tidak menghasilkan asap sehingga
pemakaian kompornya sama sekali tidak membahayakan kesehatan orang yang
sedang memasak, apalagi kecelakaan seperti kebakaran atau ledakan gas dan
sebagainya, bisa memasak beberapa makanan sekaligus, ringan dan portable,
mudah pengoperasian dan perawatannya, bisa menyimpan makanan hangat
hingga malam, mudah dibuat dan bahan untuk membuatnya terjangkau.
Kelemahan oven surya : proses memasak dibutuhkan 2 sampai 3 kali lebih lama
daripada kompor minyak, lamanya tergantung pada awan dan penyinaran
matahari, tidak bisa digunakan untuk menggoreng dan memanggang.
b) Kompor Surya Tipe Parabola

Gambar 6 Kompor Surya Tipe Parabola


Prinsip kerja kompor parabola ini mirip dengan kolektor parabola/konsentrator.
Kompor parabola terdiri atas sekumpulan cermin pemantul yang disusun
berbentuk para bola dan dilengkapi dengan tempat panci di titik focus parabola
yang berfungsi sebagai receiver. Cermin parabola akan memfokuskan sinar

7
Petra Widmer. 2006. Pangan, Papan dan Kebun berguna. Yogyakarta : Kanisius

20
radiasi surya ke arah panic untuk memasak makanan yang ada di dalam panic.
Kompor jenis ini biasanya digunakan untuk memasak dalam skala besar.
Kolektor parabola berukuran 1.25 m2 dapat memasak 1 liter air selama lebih
kurang 15 menit. Energi yang dihasilkan setara dengan daya 350 W pada hari
cerah. Kelebihan kompor surya parabola antara lain proses memasak cepat, bisa
memasak hampir semua jenis makanan dan bisa untuk memanggang.
c) Efisiensi Kompor Surya
Energi panas yang digunakan untuk menaikkan temperature dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut8 :
Qu = m x Cp x t
Dengan Qu adalah besar energi panas yang dimanfaatkan oleh kolektor surya
(J), m adalah massa zat yang masuk ke kolektor (kg/s), Cp merupakan kalor

jenis zat (J.Kg/oC) dan t adalah perubahan temperatur (oC).


Energi radiasi matahari yang diterima kolektor dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
Qradiasi = I x Akolektor
Dengan I adalah intensitas radiasi matahari (W/m 2) dan A merupakan luas
permukaan kolektor (m2).
Dari kedua persamaan di atas maka efisiensi kompor surya tipe kotak dapat di
hitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Dengan adalah efisiensi kompor surya (%)


2. Pengering Tenaga Surya
Energi surya dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan hasil-hasil pertanian. Pada
dasarnya, prinsip kerja pengering tenaga surya terbagi menjadi dua yaitu;
1) Pengeringan secara langsung
Pengeringan dengan cara langsung dimana produk yang akan dikeringkan
langsung menerima paparan sinar matahari. Contoh teknologi ini antara lain :
a. Rak terbuka (penjemuran tradisional)
b. Rak tertutup (efek rumah kaca)
c. Boks yang diisolasi dan dilengkapi dengan bahan penyerap (menggunakan
prinsip kolektor surya plat datar)

8
Marwani. 2011. Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga.
Palembang : Prosiding Seminar Nasional ke 3

21
Gambar 7 Sistem Pengering Surya secara Langsung
2) Pengeringan secara tidak langsung
Pada pengeringan secara tidak langsung, udara dipanaskan terpisah kemudian
baru dialirkan ke produk yang akan dikeringkan. Jadi produk tidak langsung
terpapar sinar matahari. Rancangan konstruksi untuk sistem pengering ini dapat
bervariasi, diantaranya dengan menambahkan komponen kipas/ blower dan
cerobong guna meningkatkan sirkulasi udara dan efisiensi.

Gambar 8 Sistem Pengering Surya secara Tidak Langsung


3) Efisiensi Pengering Surya
Efisiensi pengeringan pada hasil pertanian (diambil dari hasil penelitian oleh
Ismail Thamrin dan Anton Kharisandi) dinyatakan sebagai perbandingan kalor
yang digunakan untuk pengupan kandungan air dari ubi kayu terhadap energi
radiasi surya yang tiba di alat pengering9. Kalor yang digunakan untuk
pengeringan kandungan air dari ubi kayu dinyatakan :
Qe = (mb mk) hfg
Dimana :
mb = massa ubi kayu yang akan dikeringkan (kg)
mk = massa ubi kayu yang sudah dikeringkan (kg)
hfg = entalpi penguapan pada temperatur rata-rata (KJ/Kg)
Energi radiasi yang tiba di alat pengering dinyatakan dalam persamaan :
Qrs = A . Ir . t
Dimana :
A = luas pelat kolektor (m2)
Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m2)
t = selisih antara waktu akhir pengeringan dengan waktu awal pengeringan (s)
sehingga persamaan efisiensi pengeringan dapat ditulis sebagai berikut :
p = (Qe/Qrs) x 100%
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Ismail Thamrin dan Anton
Kharisandi adalah sebagai berikut :

9
Ismail Thamrin, Anton Kharisandi. 2011. Rancang bangun alat pengering ubi kayu tipe rak dengan
memanfaatkan energi surya. Palembang : Prosiding Seminar Nasional

22
a) Alat pengering ini dalam segi penangkapan sinar matahari dapat dikatakan
cukup baik.
b) Efisiensi pengeringan tertinggi terjadi pada rak I yaitu sebesar 17,33 % dan
yang terendah sebesar 9,46 % yang terjadi pada rak V, dengan efisiensi
keseluruhan alat pengering ini yaitu sebesar 61,47 %
c) laju pengeringan akan lebih cepat pada terjadi pada rak I yaitu sebesar 1,89
gram/menit dibandingkan dengan rak lainnya dan yang terendah pada rak V
sebesar 0,73 gram/menit
13. Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya Termal dibandingkan dengan Energi
Sel Surya (Photovoltaic)
1. Keunggulan
a) Aplikasi teknologi energi surya termal mudah ditemukan di pasaran
dibandingkan energi sel surya yang masih impor.
b) Harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan energi sel surya
c) Bisa dibuat sederhana oleh masyarakat (cth : Kompor surya)
d) Bahan dan material yang dibutuhkan cukup murah dan mudah ditemukan
2. Kekurangan
a) Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil
pertanian masih sangat terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas air, energi surya
termal sudah mencapai tahap komersial. Teknologi surya termal masih belum
berkembang karena sosialisasi ke masyarakat luas masih sangat rendah
b) Belum terdapat teknologi yang pernah digunakan untuk menyimpan panas pada
alat kompor surya dan pengering hasil pertanian sehingga tidak bisa digunakan
pada malam hari.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ditinjau dari sudut penyediaannya, energi dapat dikelompokkan menjadi energi
terbarukan dan energi tak terbarukan (fosil) seperti minyak, gas dan batu bara. Energi
terbarukan adalah sumber energi yang secara alamiah tidak akan habis dan berkelanjutan
jika dikelola dengan baik seperti energi surya, energi angin, aliran air sungai, ombak laut,
panas bumi dan suhu kedalaman laut. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua
macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik (PV) dan energi
surya fototermik (surya termal).
Energi surya termal merupakan salah satu energi terbarukan yang diperlukan bagi
masyarakat karena memiliki keunggulan-keunggulan dan dapat mengurangi pemakaian
energi fosil yang saat ini semakin berkurang. Energi surya termal berfungsi menyerap
panas dari radiasi matahari melalui kolektor surya. Energi surya termal sangat berguna
bagi kebutuhan rumah tangga seperti memasak dan juga bagi pertanian yang salah satu
teknologinya dapat membantu mengeringkan hasil-hasil pertanian. Energi surya termal
dapat dijangkau daripada energi sel surya karna harganya yang ekonomis dan juga salah
satu teknologinya bisa dibuat sendiri di rumah yaitu kompor surya tipe kotak.
Teknologinya bertahan lama sampai 25 tahun dan cara merawat teknologi tersebut juga
mudah.
B. Saran dari Penulis
Pemanfaatan energi surya melalui teknologi surya termal untuk pemasak dan
pengering hasil-hasil pertanian masih belum optimal karna masih belum bisa digunakan
pada malam hari yaitu pada saat matahari tenggelam ataupun saat cuaca berawan. Saat
ini telah ditemukan teknologi untuk menyimpan panas yang disebut Solar Pond. Solar
Pond merupakan tempat berkumpulnya air garam yang berfungsi untuk menangkap
dan menyimpan energi panas sinar matahari. Namun teknologi ini belum diterapkan
pada alat kompor surya dan pengering hasil pertanian. Selanjutnya peneliti ingin
mengembangkan penelitian lebih lanjut lagi agar bisa ditambahkan teknologi untuk
menyimpan panas pada kompor surya dan juga alat pengering hasil pertanian supaya
aplikasi teknologi tersebut tidak hanya digunakan pada siang hari tetapi juga dapat
digunakan pada saat cuaca berawan atau pada malam hari.

24
Kebutuhan akan energi dalam tahun kedepan akan semakin meningkat untuk itu
energi alternatif diperlukan sebagai cadangan energi mengingat energi fosil misalnya
minyak bumi yang semakin berkurang, bisa jadi energi fosil dalam tahun-tahun kedepan
tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dunia. Sebaiknya, teknologi energi terbarukan
ini disosialisasikan secara global agar masyarakat mengetahui bahwa masih ada energi
lain yang dapat menggantikan energi fosil.
C. Saran dari Juri tingkat propinsi
1. Meneliti tentang efisiensi pengering surya hasil pertanian atau mengambil hasil
penelitian yang telah diteliti sebelumnya tentang efisiensi pengering surya hasil
pertanian.
2. Mencari teknologi untuk menyimpan panas agar kompor surya dan pengering surya
dapat digunakan pada malam hari atau cuaca berawan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Duffie, John A. dan Beckman, William A, 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, John
Willey dan Sons, Inc New York

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2010. Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. Ditjen
LPE-ESDM.

Ismail Thamrin, Anton Kharisandi. 2011. Rancang bangun alat pengering ubi kayu tipe rak
dengan memanfaatkan energi surya. Palembang : Prosiding Seminar Nasional

Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa. 2010. Analisis Performa Kolektor Surya Pelat
Bersirip dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Matilda M. Gati dkk. 2006. Desain Kolektor Plat Datar untuk Pemanas Air. Makalah Energi Surya

Marwani. 2011. Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga.
Palembang : Prosiding Seminar Nasional ke 3

Petra Widmer. 2006. Pangan, Papan dan Kebun berguna. Yogyakarta : Kanisius

Dari Internet :
Intisolar.com. 2010. Tipe Kolektor Pemanas Air.
http://www.intisolar.com/pemanas_air/tipe_kolektor_pemanas_air_tenaga_matahari.html
(Diakses 07102012 pukul 12.33 PM)

Mhharismansur. 2012. Berbagai Aplikasi Energi Matahari.


http://tanjungsyam.blogspot.com/2012/07/berbagai-aplikasi-energi-matahari.html (Diakses
07102012 pukul 01.33 PM)

26

Anda mungkin juga menyukai